Kerajaan Yang Hidup Dalam Kepekaan

common

New member
Kisah Para Rasul 17:16-28

Tahun 2007 adalah tahun sukses dan tahun keberhasilan. Tetapi seseorang bisa sukses dan berhasil kalau dia menyadari bahwa dia adalah warga Kerajaan Sorga.

Dalam ayat 16 dikatakan : PAULUS SEDIH HATINYA. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Paulus sedih hatinya. Namun, dalam Alkitab King James Version katanya bukanlah ?sad? (sedih) tetapi lebih detail lagi dijelaskan ?HIS SPIRIT WAS STIRRED? artinya rohnya bergejolak. Jadi sangat jauh berbeda artinya. Pertanyaannya, mengapa?

1. Paulus sedih bukan karena doanya tidak terkabul.
Paulus adalah orang yang diurapi sehingga apa yang dia doakan pasti dijawab Tuhan.

2. Paulus sedih bukan karena hidupnya tidak diberkati.
Paulus pasti sangat diberkati Tuhan sehingga kemanapun melayani, Paulus tidak kekurangan.

3. Paulus sedih bukan karena ia tidak mengalami mujizat.
Paulus adalah salah satu Rasul yang sangat dipercaya Tuhan dalam menyampaikan kabar baik keselamatan sehingga mujizat pasti menyertai pelayanannya.

4. Paulus sedih bukan karena ia gagal dalam hidupnya.
Paulus adalah orang yang berhasil dalam hidupnya.


Jadi Paulus sedih bukan sedih yang biasa tetapi ia sedih dalam roh. Ini adalah hal yang berbeda. Ada orang yang merasa ?jengkel? jika melihat orang yang belum bertobat atau orang yang murtad tetapi ada juga orang yang merasa sedih (rohnya bergejolak) melihat orang yang belum bertobat atau orang yang murtad tersebut. Inilah yang disebut kepekaan.

Doa saya, agar setiap kita mempunyai kepekaan sehingga di saat-saat tertentu, roh kita bergejolak. Karena kalau roh kita bergejolak, disatu sisi kita takut berbuat dosa tetapi disisi lain, kita tidak takut menghadapi apapun di dunia ini.
KEPEKAAN

Paulus sedih dalam roh karena kepekaannya akan hati Tuhan (Ia dapat merasakan apa yang ada di hati Tuhan). Yesus juga pernah merasakan kesedihan (RohNya bergejolak) waktu memandang Yerusalem. Yesus belum ditolak di Yerusalem, Yesus tidak menangis ketika dicambuk dan disalib, tetapi Yesus menangis ketika RohNya bergejolak melihat Yerusalem. Orang yang rohnya bergejolak, akan melayani dengan sungguh-sungguh karena melihat jiwa-jiwa.

Kepekaan meliputi :

1. Peka dalam mendengar suara Tuhan (Yes. 50:4, Yoh. 10:3).
Hal ini sangat penting karena orang yang mau melayani Tuhan bukannya masalah bisa atau tidak, tetapi harus dimulai dari dasarnya. Oleh sebab itu orang yang baru bertobat belum boleh melayani. Orang yang mau melayani harus mulai dari dasarnya yaitu harus bertobat, kemudian mengenal Firman dan hidup di dalamnya setelah itu dia bisa hidup di dalam roh sehingga dia mempunyai kepekaan. Dan kepekaan inilah yang akan mendorongnya untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan.

Menurut Yoh. 10:3 dikatakan bahwa domba mendengar suara gembala. Di dalam pelayanan, Yesus adalah tetap Gembala Agung kita.

2. Peka ketika Tuhan menghendaki/melarang sesuatu (Kis. 20:19-20, Kis. 16:6-7).
Di dalam pelayanan, kita kadangkala mempunyai ide atau orang lain mempunyai ide yang lain. Ada saatnya Tuhan menghendaki dan kalau Tuhan menghendaki, maka kita harus maju terus. Tetapi ada saatnya Tuhan melarang, pada saat tersebut, kita harus segera berhenti dan berbalik. Di dalam Kis. 20:19-20, menceritakan mengenai pengalaman Paulus yang dalam pelayanannya banyak mengalami tantangan dan pencobaan, tetapi Paulus tetap maju karena Tuhan menghendaki. Tetapi berbeda dengan kejadian di dalam Kis. 16:6-7 dimana Roh Kudus melarang mereka. Jadi di satu sisi, Tuhan menghendaki pelayanan dilakukan sehingga walaupun ada banyak tantangan, harus tetap maju, namun, disisi yang lain, Roh Kudus melarang sehingga pelayanan tidak boleh dilakukan. Setiap pelayanan harus ada masalah dan tantangan, tetapi kita harus peka akan suara Tuhan sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat.

3. Peka akan kebutuhan orang lain (Mat. 25:35-40).
Janganlah kita menjadi orang yang masa bodoh dan bebal akan kebutuhan orang lain. Kita harus menolong orang lain dengan tulus karena kita mempunyai kepekaan. Jangan menolong dengan mengharapkan imbalan.

4. Peka akan apa yang menyakiti hati Tuhan (Yoh. 2:13-17).
Menyenangkan hati Tuhan bukan hanya melakukan apa yang Tuhan suka tetapi juga tidak melakukan apa yang tidak disukai Tuhan.

Dunia hari-hari ini memerlukan orang yang peka akan suara Tuhan.

Dari mana kepekaan datang?

1. Kepekaan datang dari kedekatan hubungan dengan Tuhan (Yak. 4:8-10). (Band. Maz. 73:28, Maz. 85:10, Maz. 62:2-3)
Mempunyai kepekaan bukanlah dengan mendatangi seminar-seminar, tetapi kita bisa menjadi peka jika hubungan kita dekat dengan Tuhan. Menurut Maz. 73:27-28, menjelaskan bahwa orang yang dekat dengan Tuhan akan menjadi peka sehingga dapat menceritakan pekerjaan Allah bagi orang lain.

2. Kepekaan datang dari bersihnya hati (Yeh. 18:31-32).
Di dalam Yeh. 18:31 dijelaskan, ?Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu!?. Jika dalam hati kita masih ada hal-hal yang kotor, kita harus membuangnya sehingga hati kita bersih. Ketika hati bersih, maka hati kita bisa menjadi peka akan suara Tuhan.

3. Kepekaan datang dari penyerahan diri total (Rom. 12:1-3).
Kalau kita menyerahkan diri secara total, kita akan tahu mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. Itulah kepekaan. Untuk membedakan mana yang baik dan mana yang bukan adalah hal yang mudah, tetapi untuk mengetahui kehendak Allah diantara yang ?baik?, itu membutuhkan kepekaan.

4. Kepekaan datang dari kesiapan untuk berkorban (2 Kor. 12:15).
Orang yang suka berkorban, semakin lama ia akan semakin peka akan suara Tuhan.

Dunia makin memerlukan orang-orang yang peka untuk membawa damai, memberi pertolongan dan mewarnai hidup ini dengan kasih dan terang Tuhan.

Refleksi :

Mencintai Tuhan itu luar biasa, tetapi kadangkala kita hanya kurang peka akan suara Tuhan sehingga kita mudah terpengaruh dan mudah sekali jatuh bangun. Ketika setan tidak bisa menghambat kita untuk mencintai Tuhan, maka ia akan membuat kita menjadi orang-orang yang bingung sehingga kita berpikir bahwa kita mengerjakan kehendak Tuhan, padahal pekerjaan kita jauh dari kehendak Tuhan. Itulah sebabnya kita membutuhkan kepekaan akan suara Tuhan.

Doa :

Tuhan biarlah aku peka akan suara-Mu sehingga aku hanya melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan aku akan tahu apabila Tuhan tidak menghendaki.
 
Back
Top