rahwana
New member
Dalam minggu ke-4 masa prapaskah ini, dalam sebuah renungan doa bersama, gereja memberikan edaran yang meminta umatnya melakukan sebuah kegiatan yang merupakan perwujudan aksi peduli sosial kita kepada sesama.
Kemudian dalam pertemuan itu, seorang umat mengusulkan agar dibuat paket sembako yang akan diberikan kepada masing2 keluarga untuk diberikan kepada orang yang dipandang 'pantas' untuk diberikan.
Setelah itu terbayang dalam benak saya, siapakah orang yang pantas itu? Apakah pengemis dipinggir jalan? Ataukah pembantu sebelah yang sudah tua itu? Atau pemulung tua yang lewat didepan rumah? Ataukah sopir kantor yang aku kenal? Ataukah opisboy yang dipecat walaupun istrinya baru melahirkan?
Ataukah si anu si itu si dia dan lain-lain.
Kemudian saya menjadi tersadar, bahwa sebenarnya masih banyak sekali orang yang hidupnya lebih sengsara dari saya. Dan masih sangat layak bagi kita untuk bersyukur bahwa kita masih lebih mampu dibanding mereka. Dan kini, satu bingkisan aksi puasa rasanya tidak mampu untuk memilih kepada siapa dia layak untuk diberikan....
Kemudian dalam pertemuan itu, seorang umat mengusulkan agar dibuat paket sembako yang akan diberikan kepada masing2 keluarga untuk diberikan kepada orang yang dipandang 'pantas' untuk diberikan.
Setelah itu terbayang dalam benak saya, siapakah orang yang pantas itu? Apakah pengemis dipinggir jalan? Ataukah pembantu sebelah yang sudah tua itu? Atau pemulung tua yang lewat didepan rumah? Ataukah sopir kantor yang aku kenal? Ataukah opisboy yang dipecat walaupun istrinya baru melahirkan?
Ataukah si anu si itu si dia dan lain-lain.
Kemudian saya menjadi tersadar, bahwa sebenarnya masih banyak sekali orang yang hidupnya lebih sengsara dari saya. Dan masih sangat layak bagi kita untuk bersyukur bahwa kita masih lebih mampu dibanding mereka. Dan kini, satu bingkisan aksi puasa rasanya tidak mampu untuk memilih kepada siapa dia layak untuk diberikan....