jmw01
New member
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rencana pembangunan lantai rekreasi di gedung baru DPR tak sepenuhnya diterima calon penghuninya. Kendati menyepakati pentingnya gedung baru, PKS dan PAN menolak pembangunan kolam renang juga spa di sana.
Gedung lama DPR
Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, menilai lantai rekreasi sebaiknya diubah menjadi ruang untuk lobi. Katanya, dalam tradisi politik modern, penyelesaian lewat lobi sangat diperlukan. Karena itu ketimbang membangun lantai rekreasi, ia mengusulkan pembangunan ruang untuk lobi. ‘’Di DPR itu untuk bekerja, bukan untuk hiburan,’’ katanya, Selasa (31/8), usai paripurna membahas APBN di DPR.
Jika alasan pembangunan lantai rekreasi adalah untuk menjaga kesehatan, Mustafa kemudian menyarankan dewan memberi jaminan kesehatan berupa klinik yang buka 24 jam serta fasilitas bagi kesehatan yang sifatnya darurat. ‘’Itu saja yang diutamakan,’’ ucapnya.
Kolam renang hingga spa dipandang Mustafa sebagai bagian dari urusan pribadi dewan, bukan bagi dari pekerjaan. Seandainya pun sarana rekreasi ada, Mustafa mengatakan bentuk yang paling cocok adalah kantin atau restoran.
Sementara Ketua Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edi, turut menolak dibangunnya kolam renang. Katanya, di gedung baru sebaiknya dibangun fasilitas olah raga yang lebih merakyat seperti bulu tangkis atau voli. ‘’Spa? Tidak usah lah,’’ ujarnya.
Fasilitas olah raga diakuinya memang penting. Tjatur merasakan banyak anggota dewan yang butuh memerhatikan kesehatannya lewat olah raga. Penyakit macam diabetes, stroke, dan jantung dikatakannya rentan diidap anggota dewan sebab profesinya yang membuat mereka tidak banyak bergerak. ‘’Tetapi, yang berlebihan, jangan,'' tegasnya.
Gedung lama DPR
Ketua Fraksi PKS, Mustafa Kamal, menilai lantai rekreasi sebaiknya diubah menjadi ruang untuk lobi. Katanya, dalam tradisi politik modern, penyelesaian lewat lobi sangat diperlukan. Karena itu ketimbang membangun lantai rekreasi, ia mengusulkan pembangunan ruang untuk lobi. ‘’Di DPR itu untuk bekerja, bukan untuk hiburan,’’ katanya, Selasa (31/8), usai paripurna membahas APBN di DPR.
Jika alasan pembangunan lantai rekreasi adalah untuk menjaga kesehatan, Mustafa kemudian menyarankan dewan memberi jaminan kesehatan berupa klinik yang buka 24 jam serta fasilitas bagi kesehatan yang sifatnya darurat. ‘’Itu saja yang diutamakan,’’ ucapnya.
Kolam renang hingga spa dipandang Mustafa sebagai bagian dari urusan pribadi dewan, bukan bagi dari pekerjaan. Seandainya pun sarana rekreasi ada, Mustafa mengatakan bentuk yang paling cocok adalah kantin atau restoran.
Sementara Ketua Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edi, turut menolak dibangunnya kolam renang. Katanya, di gedung baru sebaiknya dibangun fasilitas olah raga yang lebih merakyat seperti bulu tangkis atau voli. ‘’Spa? Tidak usah lah,’’ ujarnya.
Fasilitas olah raga diakuinya memang penting. Tjatur merasakan banyak anggota dewan yang butuh memerhatikan kesehatannya lewat olah raga. Penyakit macam diabetes, stroke, dan jantung dikatakannya rentan diidap anggota dewan sebab profesinya yang membuat mereka tidak banyak bergerak. ‘’Tetapi, yang berlebihan, jangan,'' tegasnya.