KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

Jakarta, [matanews.com]



Di Palembang, Sumatera Selatan, akibat perolehan suara yang rendah, keponakan salah satu caleg Kota Palembang berinisial FR dari Partai Demokrat mengambil kembali alat musik jenis organ yang telah diberikan kepada Kelompok Rebana Nurul Huda. Padahal saat pemberian alat musik itu, caleg tersebut mengatakan telah memberikan dengan ikhlas untuk membantu kelompok rebana ini.

(*BO/ant)

ya daerah gue juga ada
 
Caleg Nunggak Utang Ratusan Juta Rupiah

Radar Kudus
[ Jum'at, 17 April 2009 ]

Usaha Sablon Minta Agunan BPKB dan Sertifikat Tanah

GROBOGAN - Masa kampanye memang mendatangkan rezeki yang tak sedikit bagi banyak orang. Salah satuya bagi pengusaha sablon. Namun, setelah hingar bingar pesta demokrasi usai, banyak caleg yang kemudian masih meninggalkan tunggakan utang hingga ratusan juta rupiah. Usaha mereka pun terancam bangkrut.

Salah satu pemilik usaha sablon besar di Purwodadi, Sutarlan membenarkan perihal tunggakan utang para caleg itu. Bahkan, di usaha sablon berlabel UFO miliknya, tunggakan utang para Caleg mencapai Rp 200 juta.

Meski demikian, pemilik usaha sablon di Kampung Jengglong Kelurahan/Kecamatan Purwodadi itu mengaku tak memusingkan hal itu. "Sebab pada awalnya para caleg telah memberi jaminan berupa BPKB maupun sertifikat tanah," terangnya.

Jaminan tersebut telah dia minta pada awal perjanjian pemesanan barang seperti kaos, banner, stiker maupun spanduk. "Jadi jika nanti ada yang tak bisa membayar, tinggal barangnya kita lego untuk diuangkan," kata suami Budi Suyanti ini.

Dimintanya jaminan berupa sertifikat tanah maupun BPKB kendaran roda empat ini bukanlah tanpa alasan. Hal ini ditempuhnya setelah berkaca pada pengalaman pahit Sutarlan ketika menyanggupi permintaan caleg pada Pemilu sebelumnya. "Dulu kami tak meminta jaminan apapun, jadi ketika mereka nunggak, kami yang kelabakan karena terancam bangkrut," ujarnya.

Ditanya caleg dari partai mana saja yang menunggak pembayaran tersebut, ayah tiga anak ini mengatakan para caleg tersebut justru berasal dari partai-partai besar di Kabupaten Grobogan, maupun dari luar daerah. "Jadi perjanjiannya, ketika mereka jadi, jaminan diambil. Namun ketika mereka gagal, jaminan kita uangkan alias dijual," jelasnya.

Bahkan, untuk tunggakan para caleg yang mencapai Rp 200 juta itu, pihaknya kini masih memegang BPKB mobil berbagai jenis, seperti Toyota LGX, Isuzu Panther, Daihatsu Espass, hingga Suzuki Carry. Beberapa sertifikat tanah, sambung Sutarlan, juga masih dipegangnya "Jika dihitung-hitung, nilai agunan tersebut bahkan melebihi jumlah utang para caleg," ujar pria yang membawahi pekerja hingga 50 orang ini. (ans/rus)
 
politik sudah berubah menjadi bisnis. investasi, kalau berhasil meraup untung. kalau gagal, stres.

Saatnya kembalikan perpartaian kepada idealisme. Menang atau kalah bukan sebagai ukuran, tetapi langkah memperjuangkan idealisme yang penting.

Dan rakyat Indonesia sudah seharusnya bertanya kepada caleg-caleg tentang idealisme mereka sehingga idealisme kembali berharga.

So, mari kita mulai mewujudkan politik yang jauh dari bisnis di Indonesia. Berilah empati dan penghargaan kepada politisi-politisi yang memang memiliki idealisme, sekecil apapun idealisme mereka.
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

wah tukang sablon nya pasti pengemar ufo
label merek sablon nya aja ufo
wkwkwkwkwkkwkwkw
bagus mang bila perlu bpkb atau surat jaminan nya
di jual aja ke bank biar tambah stressssssss tuh para caleg
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

Dikibuli Caleg, Pengusaha Percetakan Merana

SEMARANG - Perhelatan Pemilu Legislatif menyisakan kepedihan bagi para pengusaha percetakan. Di awal masa kampanye mereka seolah-olah akan meraup keuntungan besar. Tapi, ternyata semua tak lebih dari sekedar impian.

Yah, banyak caleg yang ternyata menunggak pembayaran spanduk, stiker, selebaran, dan atribut kampanye lainnya. Saat ditagih, mereka selalu berkelit dengan berbagai macam alasan.

"Alasannya macam-macam. Mereka mengaku belum punya dana," ungkap Suyono, Kepala Operasional Percetakan Agra Ina Jaya di Jalan Veteran Semarang, Jawa Tengah.

Suyono mengatakan kini perusahaannya terancam bangkrut karena merugi puluhan juta rupiah. Bahkan dia mengaku terpaksa menjual sepeda motor untuk menutup biaya operasional yang menumpuk.

Keluhan serupa juga dilontarkan Puji Handoko. Pengelola usaha percetakan Rajawali Sablon, di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 8, Kelurahan Bangetayu, Semarang Timur itu juga mengalami nasib serupa.

Caleg dan parpol yang tak membayar biaya percetakan sangat banyak jumlahnya. Kini tunggakannya mencapai sekira Rp50 juta. "Awalnya sih lancar karena pakai sistem ambil bayar. Tapi lama-lama kalau ditagih selalu menghindar," jelas Puji Handoko.pemilu.okezone.com

Di perusahaannya paling tidak terdapat 200 spanduk berukuran 5 meter yang belum dibayar. Diluar itu masih ada 600 bendera dari berbagai ukuran yang nasibnya sama. Puji mengatakan perusahannya sekarang kesulitan menutup biaya operasional dan gaji karyawan. (ful)
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

wah bukan caleg aja yang kena imbas nya
pengusaha sablon juga kena getah nya
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

Caleg Nunggak, Percetakan Rugi

INILAH.COM, Semarang - Masa kampanye yang lalu jasa percetakan atribut parpol mengalami kebanjiran order. Tetapi bagaimana jika caleg atau pengurus parpolnya hutang dalam pembayaran. Ternyata banyak usaha percetakan di Kota Semarang, mengalami kerugian.



Politik
18/04/2009 - 03:17
Caleg Nunggak, Percetakan Rugi

INILAH.COM, Semarang - Masa kampanye yang lalu jasa percetakan atribut parpol mengalami kebanjiran order. Tetapi bagaimana jika caleg atau pengurus parpolnya hutang dalam pembayaran. Ternyata banyak usaha percetakan di Kota Semarang, mengalami kerugian.

"Ketika masa kampanye tiba banyak tim sukses caleg dan pengurus parpol yang memesan berbagai macam atribut parpol ke usaha kami. Namun, saat ditagih pembayarannya selalu mengelak," kata Kepala Operasional Percetakan Agra Ina Jaya, Suyono, di Semarang, Jumat (17/4).

Akibatnya, usaha percetakan yang terletak di Jl Veteran Semarang ini menderita kerugian hingga puluhan juta rupiah. Untuk menutup biaya operasional setiap harinya, pemilik percetakan terpaksa menjual sepeda motor agar usahanya bisa tetap berjalan.

Kerugian serupa juga menimpa Rajawali Sablon, di Jl Wolter Monginsidi No. 8 Kelurahan Bangetayu, Semarang Timur. Pengelola usaha, Puji Handoko, mengatakan kerugian yang diderita tempat usahanya akibat banyak pengurus parpol yang tidak membayar pesanan atribut pada masa kampanye mencapai Rp50 juta.

Ia menjelaskan, pada awalnya pembayaran berbagai pesanan atribut parpol terbilang lancar dengan sistem ambil-bayar, tetapi lama kelamaan tim sukses dari berbagai parpol tersebut menghindar saat akan ditagih pembayarannya.

"Jumlah spanduk yang belum dibayar sebanyak 200 lembar dengan panjang 5 meter, sedangkan bendera parpol berjumlah 600 buah dengan berbagai ukuran," katanya.

Percetakan tempat dirinya bekerja tersebut saat ini kesulitan untuk menutup biaya operasional dan membayar gaji para karyawannya karena mengalami kerugian yang cukup besar.

"Pimpinan saya sempat stres dengan keadaan seperti ini," tandasnya. [*/bar]
 
23 Fakta Tentang Caleg Stress

stress.jpg


1. Caleg SK di Dapil I Kabupaten Sumbawa menarik kembali bantuan sebuah mesin genset yang di sumbangkannya ke mesjid. Selain itu, ia juga menarik bantuan dana sebesar Rp 1 juta yang disumbangkannya ke dua mushallah.

2. Caleg AH di Dapil I Kabupaten Sumbawa, sebelumnya ia menyumbang 100 buah kursi plastik dan 25 zak semen ke sebuah MTS di Kecamatan Labangka, Namun karena kecewa tidak meraih suara yang diharapkan, AH menarik kembali kursi dan semen tersebut.

3. Oknum caleg di Kota Sumbawa Besar yang tidak disebut nama dan parpolnya, meminta kembali uang sebesar Rp 20 ribu per orang yang diberikan dengan target 50 hingga 60 suara. Namun di pemilu, perolehan yang ada hanya ada saksi dan keluarga tim sukses.

4. Caleg nomor urut 9 dari Partai Golkar dari Kota Bogor,Yuniar, melalui tim suksesnya berinisial SB, menarik kembali ratusan buku tabungan masing-masing senilai Rp50.000 bertuliskan Karya Nyata Sejahtera yang dibagikan saat kampanye di Kampung Muara, RW 11/14, Kelurahan Pasirjaya,Kecamatan Bogor Barat.Namun saat hasil suara dihitung, dari jumlah DPT yang jumlahnya sekitar 900 suara,nama Yuniar hanya memperoleh di bawah 10 suara di RW 11 dan 14.

5. Caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan I Dumai Timur Aswin memalui tim suksesnya mencabut kembali lima tiang listrik yang telah dipasang untuk menyalurkan listrik kewarga setempat.

6. Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banjar, Jawa Barat, Srihayati, 23, ditemukan tewas gantung diri sekitar pukul 07.30 WIB Selasa (14/4).Ibu muda yang mencalonkan diri untuk daerah pemilihan (dapil) I Kota Banjar dengan nomor urut 8 itu ditemukan tewas di sebuah saung bambu di Dusun Limusnunggal RT01/01, Desa Bangunjaya,Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis.

7. Seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pahala Sianipar ditemukan tewas di kediamannya, Senin (19/04) malam. Ia tewas bunuh diri akibat menenggak obat pembasmi serangga di dalam kamarnya. Di kediamannya Jalan Pintu Air, Kecamatan Medan Kota.

8. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah. Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, Jumat (10/4). Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan istrinya.

9. Lazuardi, seorang caleg DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal Senin (13/4) malam lalu. Ia meninggal beberapa jam setelah mengikuti penghitungan suara pemilu. Diduga caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini meninggal karena terlalu lelah dan stres mengikuti rangkaian proses pemilu. Ditambah perolehan suara tak cukup untuk menjadikannya legislator.

10. Sri Sumini, caleg dari Partai Demokrat di Solo, Jawa Tengah, meninggal akibat serangan jantung dan lever pada hari Minggu (12/4). Menurut keluarga, sejak masa kampanye hingga usai pencontrengan sang caleg lebih pendiam dan terkesan menyimpan beban pikiran.

11. Di Cirebon, sebanyak 15 orang caleg mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.

12. Seorang calon legislator daerah pemilihan Tangerang, di perumahan elit Alam Sutera Kunciran, stres dan marah-marah karena kalah dalam pemilu legislatif 9 April lalu.Sekitar pukul 17.00 WIB (9/4) saat penghitungan suara dilakukan, seorang pria (40) yang merupakan caleg dari partai tertentu, terlihat frustasi saat mengatahui kalah dalam perolehan suara. Dia merangkak di pinggir jalan dengan membawa-bawa cangkir sambil meminta-minta uang kepada orang yang berlalu lalang, katanya kembalikan uang saya, kata caleg itu.

13. Salah seorang caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dari Bulukumba; Andi Langade Karaeng Mappangille Minggu (12/4) bersama tim suksesnya nekat melakukan penutupan jalan sepanjang 3 km. Tindakan tersebut diduga akibat perolehan suaranya yang tidak mencukupi menjadi caleg terpilih.

14. Di Ternate, Maluku Utara, seorang caleg berinisial HT meminta kembali televisi yang sudah disumbangkan ke warga. Ini dilakukan karena perolehan suara sang caleg sangat rendah. Kejadian ini terjadi di RT 02 Kelurahan Falawaja II, Kota Ternate Selatan.

15. Seorang caleg di Cirebon, Jawa Barat, kini sering melamun dan mengurung diri. Nasib ini menimpa Iwan Setiawan, caleg Partai Patriot asal Kabupaten Kuningan. Apa yang dialami Iwan ini bisa jadi hanya satu dari banyak kasus yang bakal terjadi. Setelah mengetahui hasil penghitungan suara tidak sesuai harapan, pria berusia 29 tahun ini mendadak menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar. Keluarganya menduga, perilaku Iwan Setiawan terjadi karena kekalahannya dalam pemilu 9 April lalu. Iwan Setiawan memang telah menghabiskan uang yang banyak untuk kampanye. Setidaknya Rp 300 juta ludes dibuyurkan.

16. Ni Putu Lilik Heliawati (45), caleg nomor tiga Partai Hanura untuk DPRD Buleleng, meninggal dunia secara mendadak di rumahnya Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.Musibah terjadi Kamis (9/4) malam sekitar pukul 23.30 Wita itu. Heliawati diduga meninggal akibat serangan jantung setelah menerima telepon dari tim suksesnya bahwa perolehan suara yang bersangkutan tidak memenuhi harapan.

17. Caleg nomor urut 15 Daerah Pemilihan (Dapil) berinisial S Sirimau untuk DPRD Kota Ambon, hendak menarik kembali karpet yang telah disumbangkan kepada ibu-ibu pengajian setempat.

18. Caleg DPRD Kulon Progo menarik kembali sejumlah hadiah dan sumbangan yang pernah ia berikan kepada warga Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Caleg yang menarik kembali sumbangan kampanyenya itu, S, caleg perempuan.Saat masa kampanye, S cukup sering memberikan sumbangan dan hadiah kepada warga. Di Dusun Kamal, Karangsari, misalnya, ia memberikan 14 zak semen untuk pembuatan jalan konblok. Menurut warga, S juga memberikan bantuan alat musik drumband dan uang tunai Rp 2,5 juta.

19. Di Kalimantan Tengah muncul dua caleg dan tiga simpatisan partai yang mengalami tekanan psikis. Dua dari lima orang itu mengalami gangguan jiwa ringan atau stres, seorang gangguan jiwa sedang atau depresi. Dua lainnya mengalami gangguan jiwa berat: terus mengoceh, murung, serta tak mau makan serta Minum. Kelimanya kini dirawat di Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei, Kalteng.

20. Dahlan, caleg DPRD Bulukumba dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Caleg nomor urut tiga yang bertarung di Dapil I Kecamatan Herlang, Bonto Tiro dan Kajang ini, melakukan aksi penyegelan gedung SDN 225 Kajang-Kajang, Desa Borong, Kecamatan Herlang.Dahlan mulai menyegel sekolah ini sejak Sabtu (11/4) malam lalu dengan cara mengikat pintu gerbang sekolah menggunakan tali. Ia menyatakan, lahan yang ditempati gedung sekolah itu adalah miliknya.

21. Caleg EP dari partai RepublikaN menggusur 42 KK dari lahan tempat mereka tinggal di kawasan Daeo, desa Gura, kecamatan Tobelo, kabupaten Halmahera Utara (Halut). Tergusurnya warga itu dikarenakan ada pengusiran dari pemilik lahan yang beralasan bahwa tempat tinggal warga "menumpang" itu akan dibangun tempat usaha. EP yang merupakan caleg dari partai RepublikaN tak memperoleh satupun suara dari TPS para warga berdomisili, yang menjadi pemicu dari penggusuran tersebut.

22. Tim sukses salah satu caleg dari partai Golkar di Dapil I Ternate (Ternate Selatan-Moti) yang menarik televisi yang diberikan di pangkalan ojek Falajawa II, Kelurahan Kayu Merah, termasuk merusak pangkalan tersebut hanya beberapa jam setelah penghitungan suara berakhir.

23. Tim sukses Caleg berinisial MG di Kelurahan Jati Ternate melakukanpenarikan televisi dan bantuan semen. Hal ini dilakukan karena suara yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapan.

Arif Hidayat,maubaca.com

Dari berbagai Sumber.

Photo: http://pikatan.files.wordpress.com
 
Bls: 23 Fakta Tentang Caleg Stress

makanya ga usah jd caleg, klw modalnya rendah, ma ga punya tmn2, klw mnrt sya mw sukses jadi caleg tu hrus punya bnyk teman bukan musuh,..

insya allah sukses.

tp klw dah jdi anggota dewan jgn lpa ma yang contreng dlu
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

walah walah...

makin ketauan niii passs maju jadi CALEG merekaa pada dasarnya

B O N E K (Bondho/ Modal nekatt doank....)

buktiee seperti yang ditulis ayam, ada 23 pulaaaa
1_smiliez.de_2125.gif
 
Bls: KUMPULAN CALEG KORBAN PEMILU*merged and update*

ini yang gue takuti selama masa kampanye
pura pura baik untuk mengambil simpati masyarakat
teryata ada mau nya.
 
Back
Top