Miss Telat Nggak Telat Lagi

Kalina

Moderator
Oleh Lana Wulandari

SETIAP pagi Dira turun dari bus dan berlari-lari masuk ke gerbang sekolah. Hari itu menunjukkan pukul 07.02, tiba-tiba dia sudah dihadang seorang guru.

''Telat lagi, telat lagi!'' sindir guru itu.

''Pak, kan baru telat 2 menit,'' bantah Dira.

''Ini hari apa? Ayo ke ruang piket, upacara sendiri di depan sana!''

Dengan wajah sebel, Dira menggerutu menuju ruang piket. Yang lebih membuat Dira bete adalah ceramah dari guru-guru karena kebiasaan telatnya. Parahnya lagi, karena ulahnya itu, dalam seminggu Dira diwajibkan menghadap kepala sekolah setiap pagi dan pulang sekolah.

***

''Dir, udah mau selesai nih pelajarannya!'' sindir Bety , teman sekelasnya.

''Kamu tuh setiap hari telat. Kalau belum jam 8 belum masuk kelas,'' tambah Oki.

Hari itu kebetulan guru yang paling menyebalkan dan paling tidak disukainya tidak hadir. Alangkah senangnya Dira. Dia pun mentraktir teman-temannya sebagai tanda berterima kasih atas tidak dimarahinya dirinya hari ini.

Namun, itu bukanlah tanda bahwa penyakit telatnya sembuh. Makin lama telatnya makin menjadi. Kebiasaan tidur larut malam karena bermain gitar bersama teman-temannya membuat Dira tak bisa bangun pagi. Orang tuanya sudah menyerah dengan kebiasaan Dira karena mereka sibuk bekerja.

Jumat, pukul 05.30, Dira tiba-tiba terbangun. Dia kaget karena ada janji dengan Doni untuk membahas Festival Band. Pukul 06.30 Dira berlari-lari menuju jalan raya untuk menunggu bus.

''Aduh mimpi aku apa aku semalam! Pagi-pagi harus bangun,'' Dira menggerutu sendiri.

''Ongkos!'' Dira tidak sadar bahwa cowok itu kernet bus, dari ?*gayanya bukan seorang kernet.

Dengan kaget Dira merogoh sakunya dan menyerahkan selembar uang. Kernet itu terus memandang Dira yang bergaya lusuh dengan membawa gitar, sepatu belel, baju yang dikeluarkan.

***

Entah mengapa, hari-hari terakhir ini Dira bisa bangun pagi. Mungkin karena penasaran dengan cowok kernet bus yang tiap pagi dia naiki. Cowok itu membuat Dira kagum.

''Aneh ya! Ada cowok keren tapi cuma jadi kernet bus!'' Dira terheran-heran. Setiap hari Dira harus bangun pagi agar tidak ketinggalan bus yang kernetnya cowok keren. Saat dia menaiki bus itu, sang kenek menatap dia. Dengan cuek aja, Dira masuk dan duduk santai. Dia bermain games di HP-nya, sesaat kemudian sang kernet mendekatinya.

''Apa anak sekolah boleh bawa HP ke sekolah?'' tanya kernet itu.

Dengan ekspresi kaget Dira menjawab, ''Sebenarnya nggak boleh, tapi

nekat.''

Dalam hati Dira sangat senang karena bisa berbicara langsung dengan kernet keren itu. Tanpa disadari Dira memendam rasa pada sang kernet. Dia bertekad untuk selalu bertemu meski harus berkorban bangun pagi.

''Tumben Dir nggak telat!'' tanya Bety, sesampai Dira di sekolah.

''Iya dong! Kan ada penyemangat hidup.''

''Wah kayaknya ada yang lagi jatuh cinta nih!'' sindir Bety.

''Gitu deh!'' Dira berlalu begitu saja.

***

Saat Dira berangkat sekolah dan seperti biasa dia membayar ongkos bus pada kernet keren itu. Entah disengaja atau tidak, uang kembalian yang diterima Dira tertulis kata-kata perkenalan dari sang kernet.

''Boleh kenalan?'' kalimat dalam uang kertas ribuan itu. Keesokannya, pertanyaan itu pun dijawabnya.

''Dira.''

''Nico."

Ternyata perkenalan itu cukup singkat. Hanya dengan mengetahui nama masing-masing, mereka sudah langsung akrab.

''Nic, kok cowok sekeren kamu cuma jadi kernet?''

''Yang penting halal Dir dan bisa buat makan.''

''Kapan-kapan aku boleh ikut kamu ya? Jadi kernet,'' pinta Dira. Nico hanya mengangguk.

***

Lama, akhirnya kedekatan antara Dira dan Nico semakin terjalin. Mereka rupanya saling suka satu sama lain. Nico sering membayangkan Dira tiap malam, sedangkan Dira mendambakan sosok Nico sejak lama.

Akhirnya, ''deklarasi" itu pun dilakukan. Nico dengan malu-malu menyatakan perasaannya saat sedang bertemu dengan Dira di bus. Mulanya, Nico mengira dirinya ditolak Dira, namun kekhawatirannya terbantah. Beberapa hari setelah ungkapan cinta itu diucapkan, Dira menyambutnya dengan senyuman paling manis dalam hidupnya.

''Sebenarnya aku juga suka kamu, Nic. Dari dulu, malah. Kenapa kita nggak pacaran aja sekalian?" ucap Dira.

''Hah, beneran?? Asyik... Eh, tapi ada syaratnya."

''Apa?"

''Aku tahu kamu dulu sering telat sekolah, tapi sejak ketemu aku di bus ini kamu jadi datang tepat waktu."

''Iya, trus syaratnya apa?"

''Datangnya lebih awal lagi, ya biar aku lebih lama lihat wajahmu lagi."

Sejak saat itu, Dira tak pernah telat lagi datang ke sekolahnya. Berkat pangeran kernetnya.***

Penulis adalah pelajar SMAN 3 Sukoharjo
 
Back
Top