Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Bentrok dengan Para Siren

Iason dan kru kapalnya mengarungi pesisir pantai hingga mereka sampai di sebuah pulau karang kecil. Di sana terdapat tiga orang gadis cantik duduk di atas karang. Tiba-tiba terdengarlah sebuah nyanyian merdu yang menawan hati. Para Argonaut tanpa sadar mendayung ke arah pulau karang itu.

Tapi Iason sadar, inilah para Siren yang diperingatkan oleh gurunya, Khiron, bahwa mereka tidak akan selamat jika mereka tidak mengajak Orfeus turut serta. Menyadari bahaya dari nyanyian Siren yang tak tertahankan itu, Orfeus langsung bernyanyi dan memainkan liranya. Suaranya yang sangat merdu ternyata lebih indah dan mengalahkan suara para Siren. Akhirnya para Argonaut berhasil menjauh. Hanya satu orang yang tidak dapat menahan diri, namanya adalah Botes, ia langsung melompat turun dari kapal begitu mendengar suara nyanyian Siren. Afrodit, yang menyukai pemuda itu, langsung menyelamatkannya dan menjadikannya kekasih.

Siren yang gagal menarik para Argonaut menuju kematian pun langsung terjun ke laut, karena mereka ditakdirkan untuk mati jika gagal menarik orang dengan lagunya.

Demikianlah para Argonaut selamat karena keindahan suara Orfeus.


Raksasa di Kreta

Para Argonaut sangat senang ketika akhirnya berhasil mencapai laut lepas. Mereka terus berlayar ke arah Iolkus. Angin yang mendorong layar kapal Argo berhenti, dan sekali lagi mereka semua bersama-sama mendayung kapal. Semalaman mereka mendayung. Ketika pagi menjelang, Theseus berteriak, "Pulau Kreta!!"

Para Argonaut, yang kelelahan setelah mendayung semalaman, merasa sangat senang melihat daratan. Mereka berharap dapat mengisi perbekalan dan istirahat. Tapi di pulau ini ternyata ada seorang penjaga, namanya adalah Talos, prajurit raksasa yang tubuhnya terbuat dari perunggu. Talos memiliki sebuah pembuluh yang tersambung dari leher sampai ke kakinya. Di epmbuluh itu mengalir timbal hitam yang merupakan darah Talos. Pembuluh itu disumbat dengan sebuah paku.

Talos ini diciptakan oleh Hefaistos dan diberikan oleh Zeus untuk melindungi Europa, kekasih Zeus di Kreta. Talos setiap hari selalu mengelilingi pulau Kreta tiga kali. Dia akan melemparkan batu besar kepada kapal yang mendekati Kreta. Hal itulah yang dilakukannya kepada kapal Argo. Batu-batu besar ia lemparkan ketika kapal para pahlawan itu mendekat. Para Argonaut panik dan langsung menjauh hingga di luar jarak lempar Talos.

Majulah Medeia ke anjungan kapal. Ia membacakan mantra dan mengutuk Talos sampai dia jadi mengamuk sendiri. Talos yang mengamuk akhirnya tanpa sengaja tersandung batu tajam dan paku yang menyegel pembuluh darahnya terlepas. Maka keluarlah cairan hitam dari mata kakinya terus-menerus. Talos akhirnya mati karena kehabisan darah dan tenggelam.

Setelah itu. Para Argonaut bisa mendarat dengan mudah, beristirahat dan mengumpulkan perbekalan.

Lalu mereka kembali berlayar dan setelah beberapa lama, nampaklah Gunung Pelion, tempat Iason dibesarkan. Ini berarti Iolkus sudah dekat. Iason dan Medeia segera menuju Iolkus sementara para awak kapal Argo saling berpisah karena misi mendapatkan domba emas telah berhasil.


Pembunuhan Pelias

Di Iolkus, Iason mendapat kabar buruk. Ayahnya dikabarkan telah mati karena dipaksa minum racun oleh Pelias, Ibunya juga menyusul bunuh diri karena kesedihannya ditinggal suaminya. Iason yang marah akhirnya meminta Medeia untuk membalaskan dendam orang tuanya

Medeia langsung menyusun rencana untuk membunuh Pelias. Malam harinya, Medeia duduk sendiri di dalam kamar, menyanyikan mantra tiada henti sepanjang malam dan di kala pagi, Medeia melihat hasil dari mantra yang dirapalnya.

Sebuah kereta yang ditarik oleh naga langsung tersedia di luar rumahnya. Mantra pemanggilannya berhasil dan dengan menaiki kereta itu ia meluncur terbang. Medeia pergi ke berbagai tempat tanaman-tanaman sihir tumbuh. Gunung Ossa, Pelion, Thris, Pindus dan Olimpus semua didatangi. Sungai Apidanos, Enipius dan Pinius juga didatanginya untuk mengumpulkan bahan-bahan sihirnya. Lalu ia kembali dan memulai memasak ramuan.

Iason melihat Medeia yang pucat dan menyeramkan ketika kekuatan sihir mengelilingi gadis itu. Ia hendak masuk ke kamar Medeia namun gadis itu melarangnya masuk dengan kasar, agar Iason tidak mengganggu proses pemasakan ramuan yang akan segera dimulai.

Sementara itu. Medeia mencapai tahap akhir ramuannya. Ia mengaduk kuali ramuannya dengan kayu dari pohon apel. ketika diangkat dari dalam ramuan, kayu pengaduk itu telah berubah, ditumbuhi daun apel, dan di ujungnya tiba-tiba tumbuhlah satu buah apel segar. Beberapa tetes ramuannya juga tumpah ke tanah, dan disana langsung tumbuh rumput hijau dan bunga yang indah. Yang Medeia buat adalah sebuah ramuan yang dipenuhi kekuatan kehidupan.

Setelah selesai, ia menyimpan ramuan itu ke dalam botol, dan sisanya, ia tebarkan ke taman istana. kemudian bersama naganya, ia berangkat menemui putri-putri Pelias.

Medeia menipu mereka dengan mangatakan bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuat ayah mereka kembali muda. Medeia menunjukkan triknya pada seekor domba. Medeia menyembelih seekor domba yang sudah tua, memotong-motong tubuh domba itu, dan memasukannya ke dalam kuali berisi air mendidih denagn dicam[ur ramuan buatannya. Medeia lalu membacakan mantra. Setelah selesai, Medeia mengangkat domba itu, yang kini telah hidup dan bahkan kembali muda. Domba itu menjadi sangat sehat, tanduknya kuat, bulunya tumbuh lebat dan hewan itu mengembik gembira

Putri-putri Pelias merasa takjub dan ingin memudakan kembali ayah mereka. Medea mengajarkan cara melakukan ritual itu, tapi tidak memberikan cairan yang benar kemudian Medea lamhsumh pergi meninggalkan istana.

Ketika Pelias sedang tidur, putri-putrinya membunuh Pelias, memotong-motong tubuhnya, dan memasukkannya ke dalam kuali yang berisi air mendidih itu. Mereka Membacakan mantra dan menunggu. Namun setelah beberapa jam, ayah mereka tidak kunjung keluar, dan ketika air kuali itu kering, nampaklah sosok ayah mereka yang sudah menjadi mayat.

Setelah Pelias mati, Hera menjadi puas karena bisa membalas perbuaatn Pelias yang telah melakukan pembunuhan di kuil Hera. Demikianlah, petualangan luar biasa yang dilakukan Iason dan para Argonaut sesungguhnya hanyalah bagian dari rencana Hera untuk membunuh Pelias.

Sementara Medeia memanggil naganya dan menemui Iason. Sedangkan putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.

Kabar Kematian Pelias tersebar, dan kota pun jadi kacau. sementara putri-putri Pelias hanya bisa meringkuk ketakutan di dekat jenazah ayah mereka.

Akastos, putra Pelias, marah pada Iason dan Medeia. Akastos akhirnya mengusir Iason dan Medeia dari Iolkus. Iason dan Medeia lalu mengungsi di Korintus.


Akhir Petualangan Iason

Iason dan Medeia akhirnya tinggal di Korintus. Di sana Iason menikahi Glauke, putri Kreon, raja Korintus. Melihat ini Medeia mengamuk, ia mengungkit apa saja yang telah ia lakukan untuk Iason namun Iason malah berkata bahwa yang pantas menerima terima kasih adalah Afrodit yang telah membuat Medeia jatuh cinta pada Iason. Karena dendam, Medeia memberikan hadiah kepada Glauke, yaitu sebuah gaun yang telah dikutuk. Ketika Glauke memakainya, tubuhnya terbakar dan Glauke pun tewas. Ayah Glauke ikut terbakar bersama putrinya ketika ia hendak menolong.

Medeia juga membunuh dua orang putra hasil pernikahannya bersama Iason. Setelah itu Medeia kabur ke kota Athena dengan menaiki kereta naganya.

Rakyat Korintus marah atas pembunuhan raja dan putrinya. Karena Medeia telah kabur, mereka akhirnya menumpahkan kemarahan pada Iason dan mengusir Iason dari Korintus.

Iason, bersama Peleus, kemudian merebut kembali kota Iolkus. Putra Iason yang bernama Thessalos didaulat menjadi raja Iolkus.

Karena pengkhianatan Iason pada Medeia, para dewa murka. Hera tidak lagi mendukungnya. Iason ikut serta dalam Perburuan Babi Kalidon tapi hanya berhasil membunuh seekor anjng. Di masa tuanya, Iason berjalan sendiri di pantai dan bersandar di bagian depan kapal Argo, mengenang petualangan masa mudanya.

Tiba-tiba kayu depan Argo runtuh menimpa Iason dan langsung membunuhnya seketika.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Perburuan Babi Kalidon


Setiap tahun Raja Oineus dari Kalidon selalu menggelar persembahan untuk para dewa di bukit suci. Suatu ketika, dia lupa memberikan persembahan untuk dewi Artemis. Artemis pun marah dan mengirimkan seekor babi hutan raksasa untuk merusak daerah Kalidonoia, menghancurkan pertanian, dan membunuh penduduk. Orang-orang bersembunyi di dalam benteng kota dan mulai kelaparan.

Oineus lalu mengirim berita bahwa dia mencari pemburu terbaik di Yunani. Dia menawarkan kulit dan taring babi itu sebagai hadiah.

Banyak orang yang datang dam berniat memburu babi itu, di anatranya adalah putra Oineus sendiri, Meleagros, dan seorang perempuan bernama Atalanta, yang dibesarkan oleh Artemis. Pada awalnya, para pria, dipicu oleh Kefeos dan Ankaios, menolak berburu bersama seorang perempuan. Tetapi Meleagros berhasil meyakinkan mereka untuk tetap ikut berburu. Perburuan pun dimulai, Atalanta adalah orang pertama yang berhasil melukai babi itu dengan panah dan Meleagros yang membunuh babi itu. Meleagros menang tetapi dia memberikan hadiahnya pada Atalanta. Putra-putra Thestios (paman-paman Meleagros) merasa bahwa perempuan tidak pantas menerima hadiah dalam kontes yang diikuti para pria. Mereka juga mengatakan bahwa jika Meleagros tak mau menerima hadiahnya maka merekalah yang berhak mendapatkannya. Mereka pun merampas hadiah itu dari Atalanta. Meleagros marah dan membunuh para pamannya. Dia lalu memberikan lagi kulit babi itu pada Atalanta.

Ibu Meleagros (saudari paman-paman yang telah dibunuh Meleagros) marah atas perbuatan anaknya. Dia lalu membakar kayu suci yang selama ini dijaganya. Para Moirai (dewi takdir) pernah menyatakan bahwa Meleagros akan terus hidup selama sebatang kayu suci tetap utuh. Ketika kayu itu terbakar habis, Meleagros pun mati. Setelah membuat anaknya mati, ibu Meleagros menjadi gila dan akhirnya bunuh diri.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Perjalanan Pulang Odisseus

Odisseus adalah putra Lairtes dan Antikleia. Odisseus menikahi Penelopeia, putri Ikaros dan sepupu Helene dari Sparta. Odisseus memiliki seorang putra bernama Telemakhos. Odisseus adalah raja Ithaka. Dengan membawa dua belas kapal, dia ikut serta dalam Perang Troya, yang berlangsung selama sepuluh tahun. Dia adalah salah satu prajurit terbaik Yunani, dan merupakan orang di balik pembuatan Kuda Troya.

Setelah perang usai, Odisseus melakukan perjalanan pulang untuk kembali ke Ithaka. Namun akibat kemarahan para dewa, dia harus berkelana dahulu selama sepuluh tahun sebelum dapat kembali ke rumahnya. Perjuangan Odisseus untuk mencapai Ithaka diceritakan dalam sebuah naskah kuno berjudul Odisseia yang ditulis oleh Homeros. Berikut ini adalah rangkaian petualangannya:

Perjalanan Pulang

Ismaros

Setelah meninggalkan Troya, dewa Poseidon mengirim badai besar yang menghancurkan banyak kapal Yunani. Untungnya, kedua belas kapal Odisseus tidak terkena dampak berarti dari badai tersebut, karena Odisseus tidak memancing kemarahan dewi Athena.

Odisseus berhenti dan menyerang kota Ismaros di Thrakia. Anak buahnya begitu sibuk menjarah kota. Mereka bahkan tidak menghiraukan perintah Odisseus untuk berhenti dan segera kembali ke kapal. Akibatnya negara tetangga mengirim pasukan dan menyerang armada Ithaka. Dari tiap kapal, enam orang kru Odisseus terbunuh, sehingga totalnya 72 orang anak buah Odisseus mati.

Lotus Ajaib

Ketika armada Odisseus hendak memutari ujung semenanjung Peloponnesos, kapal-kapalnya terbawa oleh angin kencang dan terdampar di Libya. Mereka sampai di sebuah pulau yang dipenuhi oleh tanaman Lotus. Orang-orang di pulau itu terus-menerus memakan tanaman Lotus itu, sehingga disebut "Para Pemakan Lotus". Beberapa orang anak buah Odisseus mencoba memakan Lotus dan tiba-tiba mereka melupakan segalanya, yang mereka inginkan hanyalah terus memakan Lotus. Mereka bahkan tidak menghiraukan Odisseus, yang berusaha menyuruh mereka untuk berhenti dan kembali ke kapal.

Odisseus sadar bahwa dia harus segera pergi dari pulau dengan tanaman aneh ini. Dia terpaksa harus memaksa beberapa krunya masuk ke kapal dan meninggalkan pulau itu.

Polifemos

Odisseus melabuhkan kapalnya di pulau Sisilia. Dia dan kedua belas anak buahnya lalu berkeliling pulau untuk mencari persediaan. Mereka sampai di suatu gua yang jelas-jelas dihuni oleh raksasa. Odisseus bersikeras untuk bertemu dengan penghuni gua supaya dapar bertukar hadiah. Tiba-tiba Polifemos, seorang Kiklops (raksasa bermata satu) putra Poseidon, masuk dengan membawa ternak dombanya. Polifemos juga menutup pintu gua dengan batu besar. Ketika mengetahui bahwa ada penyusup di guanya, Polifemos langsung memakan dua anak buah Odisseus.

Odisseus tahu bahwa mereka tak akan dapat keluar jika membunuh Polifemos, karena mereka tak cukup kuat untuk mendorong batu yang menutupi pintu gua. Karena itu Odisseus menyusun rencana lain. Ketika Polifemos pergi menggembalakan ternaknya, Odisseus dan anak buahnya menajamkan sebatang kayu menjadi sebuah penusuk.

Setelah Polifemos kembali, dua orang anak buah Odisseus kembali menjadi makanannya. Odisseus lalu memberi Kiklops itu sedikit minuman anggur. Menikmati anggur itu, Polifemos berjanji akan memberikan hadiah jika Odisseus mau memberi anggur lagi. Polifemos kemudian bertanya siapa nama Odisseus, dan Odisseus menjawab bahwa namanya adalah Outis ("tak seorangpun"). Polifemos mengungkapkan bahwa hadiahnya adalah Odisseus akan menjadi yang terakhir dimakan.

Kebanyakan minum anggur, Polifemos menjadi mabuk dan tertidur. Odisseus dan kawan-kawannya memanaskan ujung penusuk yang telah mereka buat dan menusukannya pada satu-satunya mata Polifemos. Polifemos kesakitan dan menjerit dengan keras. Tetangga-tetangganya, yang juga makhluk Kiklops, berdatangan dan bertanya siapa yang mencelakainya. Polifemos menjawab, "Tak seorang pun yang melukaiku". Para Kiklops lainnya pun kembali ke tempat masing-masing. Sejak itu Polifemos menjadi buta.

Ketika Polifemos mengeluarkan hewan ternaknya untuk digembalakan di padang rumput, Odisseus sudah mengikatkan anak buahnya pada perut domba-domba Polifemos. Sementara dia sendiri menggantungkan badannya pada seekor domba. Polifemos yang buta tidak tahu bahwa Odisseus dan kawan-kawannya berlindung di domba-dombanya. Setelah berada di luar gua Polifemos, Odisseus dan anak buhanya berlarian menuju kapal.

Ketika kapal mulai berlayar, Odisseus, yang marah karena anak buahnya dimakan, berteriak pada Polifemos, Odisseus berseru dengan keras bahwa yang telah membutakan mata Polifemos adalah dia, Odisseus. Polifemos kemudian teringat pada suatu ramalan bahwa bahwa dia akan kehilangan matanya oleh seorang pahlawan. Polifemos mengira bahwa pahlawan itu akan berukuran besar.

Polifemos marah dan melempar baru pada kapal Odisseus, yang terus berlayar ke laut lepas. Polifemos akhirnya akhirnya berdoa pada ayahnya, Poseidon. Polifemos memohon supaya Odisseus dihukum. Mengetahui putranya dibutakan, Poseidon marah dan membuat Odisseus harus berkelana selama sepuluh tahun sebelum dapat pulang ke Ithaka.

Dalam Aeneid, diceritakan bahwa pahlawan Troya, Aineias, di kemudian hari datang ke pulau tersebut dan menyelamatkan Akhaimenides, anak buah Odisseus yang tertinggal di sana.

Aiolos

Odisseus tiba di pulau Aiolia, yang dipimpin oleh Aiolos, dewa angin. Di sana Odisseus menjadi tamu sang dewa selama beberapa hari. Aiolos hidup di pulau itu bersama istrinya, serta enam pasang putra-putri. Masing-masing putranya dinikahkan dengan putrinya.

Ketika Odisseus hendak berangkat dari pulau itu, Aiolos memberinya sebuah kantung dari kulit lembu dan melarangnya untuk membukanya. Kantung tersebut berisi sesuatu.

Odisseus terus berlayar selama sembilan hari tanpa tidur. Angin saat itu tenang dan Odisseus sudah melihat pulau Ithaka dari kejauhan. Merasa lelah, Odisseus pun pergi tidur. Anak buahnya penasaran apa isi kantung pemberian dewa Aiolos. Mereka pikir isinya pasti harta, jadi mereka membukanya. Ternyata kantung itu berisi angin kencang, yang mengombang-ambingkan kapal Odisses sampai dia terdampar kembali di pulau Aiolia. Dewa Aiolos sadar bahwa Odisseus pasti dikutuk oleh seorang dewa, dan dia menolak memberi bantuan lagi padanya.

Berdasarkan Parthenios, Odisseus berhubungan seksual dengan putri Aiolos yang bernama Polimela. Ketika Aiolos tahu, dia marah dan hendak menghukum Odisseus. Namun ternyata Odisseus sudah pergi dari pulaunya, jadi Aiolos berniat menghukum Polimela. Akan tetapi, Dores, putra Aiolos, ikut campur dan memohon supaya Polimela diampuni dan dinikahkan dengannya.

Kaum Laistrigones

Setelah berlayar selama tujuh hari, armada Odisseus tiba di kota Telepylos yang dihuni oleh kaum Laistrigones. Kota itu memiliki pelabuhan yang bagus, tertutup oleh tebing dan memiliki jalan masuk yang kecil. Kaum Laistrigones sendiri adalah ras raksasa yang dipimpin oleh seorang raja bernama Antifates, namun hal tidak diketahui oleh Odisseus dan kawan-kawannya.

Semua kapal, kecuali kapal Odisseus, memasuki pelabuhan. Sekelompok kecil kru dikirim untuk menyelidiki apakah penduduk lokal baik atau tidak. Mereka pertama-tama bertemu dengan anak perempuan Antifates, yang memandu jalan menuju istana ayahnya. Si gadis berukuran layaknya manusia sehingga mereka mengira bahwa kota itu hanyalah kota biasa. Namun mereka kemudian bertemu istri Antifates alias ibu sang gadis, yang ternyata seorang raksasa. Mereka menjadi ketakutan. Sang istri memanggil suaminya, Antifates, yang langsung menyerang anak buah Odisseus. Dia juga memakan sebagian dari mereka. Hanya dua orang yang berhasil kembali ke kapal. Odisseus memerintahkan semua kapalnya untuk pergi. Namun ketika itu seluruh kota telah berdatangan ke pelabuhan. Ribuan raksasa Laistrigones memenuhi tebing-tebing dan mengepung kapal-kapal Odisseus. Tempat itu menjadi perangkap maut.

Kaum Laistrigones melemparkan batu-batu besar ke armada Odisseus. Mereka menghancurkan dan menenggelamkan sebelas kapal yang ada di pelabuhan. Para Laistrigones juga menggunakan tombak panjang dan menusuk kru kapal Odisseus. Kru yang tertangkap menjadi santapan para raksasa itu. Sementara itu Odisseus tidak berdaya ketika melihat kapal-kapalnya diserang secara brutal oleh para raksasa. Kapal-kapal yang selamat akhirnya meneruskan perjalanan.



Bersambung



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kirke

Para kru kapal kelelahan dan frustasi, apalagi banyak kawan-kawan mereka yang mati secara tragis. Mereka kemudian tiba di pulau Aiaia, yang dikuasai oleh Kirke, anak perempuan dewa matahari Helios dan Okeanid Perse. Dia adalah seorang penyihir yang abadi. Jika ada orang yang menginjak pulaunya, orang tersebut akan dia ubah menjadi hewan, yang dia manfaatkan untuk menjaga pulau.

Odisseus mengirim dua belas orang anak buahnya untuk menyelidiki pulau itu. Dari dua belas orang itu, hanya satu orang yang kembali. Sebelas lainnya dijamu oleh Kirke dan diubah menjadi babi. Orang yang berhasil selamat bernama Eurilokhos. Dia adalah adik ipar Odisseus karena dia menikahi Ktimene, saudari Oidsseus. Setelah mendengar ceritanya, Odisseus sendiri yang pergi ke kediaman Kirke.

Di jalan, Odisseus bertemu dewa Hermes, yang memberinya beberapa buah beri dari tanaman moly. Dengan memakannya, Odisseus akan menjadi kebal dari sihir Kirke.

Ketika Odisseus muncul di hadapan Kirke, dia pun hendak disihir namun tak berhasil. Odisseus lalu mengancam akan membunuh Krike dengan pedangnya. Kirke lalu teringat pada ramalan bahwa dia akan menikah dengan pria yang kebal dari sihirnya. Kirke akhirnya menyerah pada Odisseus..

Atas permintaan Odisseus, Kirke mengembalikan anak buah Odisseus menjadi manusia lagi. Mereka menjadi sepasang kekasih dan Odisseus tinggal di sana selama setahun. Kirke melahirkan tiga orang putra dari hubungan itu, antara lain Agrios, Latinos, dan Telegonos.

Meskipun Kirke tahu bahwa Odisseus sangat ingin pulang, namun Kirke menawarkan keabadian pada Odisseus jika Odisseus mau tinggal seterusnya bersamanya. Odisseus secara sopan menolak tawaran itu. Odisseus tak mau melepaskan keluarganya di Ithakan, bahkan sekalipun demi keabadian atau istri secantik Kirke.


Di Dunia Bawah

Ketika Odisseus merasa sudah waktunya untuk berlayar pulang, Kirke menasehatinya untuk terlebih dahulu pergi ke dunia bawah dan berkonsultasi dengan arwah Teiresias sang peramal.

Odisseus pun pergi ke dunia bawah dan memberi persembahan darah domba hitam pada arwah Teiresias. Setelah meminum darah itu, Teiresias dapat berbicara. Sang peramal kemudian memberitahu Odisseus bahwa jika dia dan anak buahnya ingin pulang ke Ithaka, mereka tidak boleh memakan hewan ternak milik Helios, dewa matahari, di pulau Thrinakia. Teiresias juga memberitahunya bahwa jika sudah pulang, Odisseus harus melakukan perjalanan lagi untuk meredam amarah dewa Poseidon. Selain itu Teiresias meramalkan bahwa kematian Odisseus akan datang dari laut.

Odisseus lalu berbicara dengan arwah ibunya, Antikleia, yang mati karena berduka akibat Odisseus tak pulang-pulang. Odisseus juga terkejut ketika melihat arwah Elfenos, krunya yang termuda. Dia tak menyangka Elfenor sudah mati. Elfenor ternyata mati ketika sedang duduk-duduk di atap Kirke. Dia ketiduran sehingga terjatuh dan tewas.

Odisseus juga bertemu dengan arwah para pemimpin Yunani yang bersamanya bertempur dalam Perang Troya. Agamemnon dibunuh oleh istrinya sendiri setelah sampai di rumah; Akhilles yang berkuasa di bagian dunia bawah tersebut; dan sang pahlawan. Aias Telamonia, yang tak mau berbicara dengan Odisseus karena suatu insiden di Troya.

Odisseus bertemu dan bercakap-cakap dengan lebih banyak pahlawan dan raja, wanita-wanita terkenal, dan akhirnya dengan separuh arwah Herakles, yakni bagian manusianya (separuh lagi menjadi dewa di Olimpus). Arwah Herakles masih terlihat hebat seperti ketika masih hidup.

Lama-lama semakin banyak arwah yang mengerumuninya. Mereka ingin meminta darah persembahan dari Odisseus supaya dapat berbicara juga. Odisseus jadi panik dan bergegas kembali ke kapal.

Dari dunia bawah, Odisseus kembali ke rumah Kirke. Dia memakamkan jenazah Elefenor lalu bersiap-siap untuk pergi. Sebelum Odisseus pergi, Kirke memberitahunya tentang para Siren, Skille, dan Kharibdis. Dan akhirnya Odisseus pun meneruskan perjalannnya menuju Ithaka.


Para Siren

Siren adalah nimfa atau mungkin monster yang memiliki wujud berupa separuh gadis cantik separuh burung. Selama berabad-abad, para Siren menyanyikan lagu yang membuai para pelaut menuju kematian mereka. Orang yang mendengar nyanyian para Siren akan melupakan segalanya dan akhirnya mati tenggelam atau menabrak karang. Para Siren menghuni pulau yang disebut Anthemoissa, lepas pantai Italia.

Para Argonaut dapat melewati pulau para Siren dengan aman karena ketika itu Orfeus sang musisi hebat menyanyikan lagu yang jauh lebih indah daripada nyanyian para Siren. Suara para Siren ketika itu hilang oleh nyanyian Orfeus. Namun Odissseus tidak memiliki musisi sehebat Orfeus di kapalnya.

Mengikuti instruksi Kirke, Odisseus menutupi telinga semua kru kapalnya dengan lilin. Dengan cara demikian, mereka tak akan terpengaruh nyanyain Siren. Sementara Odisseus sendiri menyuruh supaya dirinya diikat dengan erat di tiang kapal. Dia ingin mendengar langsung bagaimana nyanyian Siren itu.

Ketika kapalnya lewat di pulau Siren, terdengarlah nyanyian merdu dari para Siren. Para kru tidak terpengaruh dan terus mendayung. Sementara Odisseus berteriak-teriak dan menyuruh anak buahnya melepaskannya. Anak buahnya tidak menghiraukan raja mereka yang sedang dalam keadaan terhipnotis. Setelah kapal berada cukup jauh dari para Siren, Odisseus pun dilepaskan.


Antara Skilla dan Kharibdis

Setelah melalui para Siren, kapal Odisseus berlayar menuju Selat Messina. Tempat itu sangatlah berbahaya karena merupakan suatu celah sempit yang diapit oleh dua entitas mengerikan. Di satu sisi, ada Kharibdis, yaitu pusaran air raksasa, dan di sisi yang lain ada Skilla, monster berkepala enam.

Skilla dulunya adalah seorang gadis biasa, Suatu hari Glaukos, dewa minor, jatuh cinta padanya. Ternyata Kirke sang penyihir jatuh cinta pada Glaukos dan cemburu pada Skilla. Akibatnya Kirke mengubah Skille menjadi monster mengerikan dengan enam kepala yang buas.

Para Argonaut juga pernah melewati tempat ini. Ketika itu mereka bisa menghindari baik Skilla maupun Kharibdis karena mereka dibantu oleh dewi Thetis.

Ketika di pulau Kirke, sang penyihir memberitahu Odisseus bahwa dia tak akan mampu menghindar dari keduannya. Dia harus memilih salah satu. Jika berlayar terlalu dekat dengan Kharibdis, maka kapalnya akan hancur, namun jika mendekati Skilla, hanya enam orang awak kapalnya yang akan jadi korban, karena itu Kirke menyuruh Odisseus untuk berlayar lebih dekat ke Skilla. Kirke juga menasehati untuk tidak melawan Skilla, jika melawan, bukan tidak mungkin awaknya yang mati akan lebih dari enam.

Jadi Odisseus mengikuti saran Kirke dan berlayar dekat wilayah Skilla. Tiba-tiba sang monster muncul dan mengambil enam orang awak kapal Odisseus lalu melahap mereka. Odisseus berseru pada anak buahnya untuk terus mendayung dengan cepat dan jangan berhenti. Setelah keluar dari tempat itu mereka dapat melihat pulau Thrinakia di kejauhan.


Ternak Dewa Matahari

Cuaca buruk membuat kapal Odisseus tak bisa berlayar. Mereka terpaksa bertahan di pulau Thrinakia. Odisseus melarang mereka untuk membunuh dan memakan hewan ternak milik dewa matahari, Helios. Meskipun mereka membawa banyak persediaan makanan dari pulau Kirke, namun angin buruk terus bertiup dan setelah sebulan persediaan makanan mereka pun habis.

Odisseus memutuskan untuk pergi dan berdoa pada para dewa supaya cuaca buruknya berhenti. Selama Odisseus pergi, Eurilokhos menghasut kawan-kawannya untuk menyembelih ternak milik Helios. Menurutnya lebih baik mati di laut daripada mati kelaparan. Dia mengajak mereka untuk mengonsumsi ternak di pulau itu dan nantinya memberi kurban para Helios supaya Helios tidak marah. Para kru terhasut dan memakan beberapa ekor hewan ternak itu. Mereka kemudian memberikan kurban, namun ternyata persembahan mereka tidak diterima.

Dewa Helios marah atas tindakan anak buah Odisseus. Dia mendatangi Zeus dan meminta supaya mereka dihukum. Zeus pun terpaksa untuk setuju.

Ketika Odisseus kembali, dia mendapati bahwa anak buahnya telah melanggar larangannya. Dia pun memarahi mereka. Namun mereka beralasan bahwa lebih baik mati di laut daripada mati kelaparan.

Besoknya, cuaca sudah membaik dan kapal Odisseus pun berangkat. Setelah beberapa jam meninggalkan pulau, tiba-tiba bertiup angin kencang dan terjadilah badai yang mengerikan. Angin kencang itu menggiring kapal kembali menuju Kharibdis, pusaran air raksasa. Zeus menghantamkan petirnya pada kapal Odisseus. Kapal itu hancur dan semua anak buah Odisseus tenggelam. Banyak di antara mereka yang terhisap oleh Kharibdis.

Hanya Odisseus yang berhasil selamat dengan berpegangan pada sebuah lunas yang rusak. Selama beberapa hari, Odisseus terapung-apung di laut sebelum akhirnya terdampar di pulau Ogygia.


Kalipso

Kalipso adalah dewi minor yang tinggal di pulau Ogygia. Dia adalah anak perempuan Titan Atlas. Odisseus terdampar di pulaunya dan terpaksa tinggal di sana. Kalipso jatuh cinta pada Odisseus. Mereka melakukan hubungan seksual hingga Kalipso melahirkan Nausinus dan Nausithus. Odisseus tinggal bersama Kalipso selama sekitar delapan tahun. Lama-kelamaan Odisseus pun rindu untuk pulang. Jika melihat laut, dia sering membayangkan keadaan rumah dan keluarganya di Ithaka.

Tepat sepuluh tahun sejak Odisseus meninggalkan Troya, dewi Athena pun bertindak. Kebetulan ketika itu Poseidon sedang ada urusan dan tidak berada di Olimpus, maka Athena memberitahu Zeus dan para dewa bahwa Odisseus sudah cukup menderita, dan bahwa dia harus dapat pulang ke rumahnya di Ithaka, tempat istrinya, Penelopeia, dan putranya, Telemakhos, menantinya. Apalagi Penelopeia memperoleh masalah karena dalam tiga tahun terakhir ini para pelamarnya ingin menikahinya. Zeus akhirnya setuju dan mengirim Hermes untuk memberitahu Kalipso mengenai keputusannya.

Kalipso, yang sangat mencintai Odisseus, berencana menjadikannya abadi dan tidak mengizinkan Odisseus pulang. Namun setelah tahu bahwa para dewa menghendaki Odisseus untuk pulang, Kalipso pun tak dapat lagi mengurung Odisseus di pulaunya. Namun Odisseus tak punya kapal lagi sehingga dia terpaksa harus menebang kayu dan membangun sebuah perahu. Setelah jadi, Odisseus meninggalkan Kalipso dan berlayar menuju Ithaka.

Setelah tujuh belas hari berlayar, Odisseus ditemukan oleh Poseidon, yang hendak menuju Olimpus setelah urusannya selesai. Poseidon masih marah pada Odisseus dan mengirim badai besar, yang menghancurkan perahu Odisseus.

Odisseus nyaris tenggelam, untungnya keburu diselamatkan oleh dewi laut bernama Leukotheia (dulunya bernama Ino). Sang dewi kasihan padanya dan memberinya kerudung ajaib yang membantunya tetap terapung. Odisseus lalu berenang selaam dua hari dan sampai di pulau Skherie.


Bangsa Faiakia

Skherie diperintah oleh Alkinus, raja bangsa Faiakia, dengan ratu sekaligus keponakannya, Arete . Mereka memerintah bersama-bersama. Dulu para Argonaut pernah ke pulau ini. ketika itu Iason dan Medeia menikah.

Putri mereka, Nausika, hendak mencuci pakaian dan berpiknik bersama para pelayannya. Tiba-tiba dia malah menemukan Odisseus, yang sedang telanjang seusai terdampar di pulau itu. Nausika memberinya pakaian dan mengantarnya ke istana. Nausika juga menyarankannya untuk menemui ibunya. Ketika melihat Odisseus, kedua orang tua Nausika menjadi kasihan dan memberinya makan.

Besoknya, mereka menyelenggarakan acara makan bersama, dan bertanya pada Odisseus siapa dia dan bagaimana dia bisa berada di pulau mereka. Odisseus mengungkapkan jati dirinya dan menceritakan kisah perjalanannya sejak di Torya sampai berada di pulau bangsa Faiakia.

Setelah tahu bahwa Odisseus ingin pulang ke Ithaka, Alkinus menyuruh anak buahnya untuk mengantar Odisseus ke Ithaka. Namun sebelumnya Odisseus diberi banyak hadiah oleh para bangsawan Faiakia. Bangsa Faiakia sendiri adalah keturunan Poseidon sehingga merupakan para pelaut yang handal. Besoknya, Odisseus berangkat dari pulau Skherie ke Ithaka.

Selama berhari-hari di laut, Odisseus terus berdiri di haluan kapal. Dia tak mau tidur sebelum sampai di Ithaka. Athena lalu membuatnya tertidur. Akhirnya kapalnya sampai di Ithaka dan Odisseus masih tertidur, orang-orang Faiakia lalu menggendong Odisseus dan meletakannya di pantai Ithaka, bersama semua hadiahnya.



Bersambung



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kembali ke Ithaka

Derita Penelopeia

Penelopeia adalah anak perempuan Ikarios, yang merupakan sepupu atau saudara Tindareus, raja Sparta. Dengan demikian, Penelopeia adalah sepupu Helene. Banyak yang melamar Penelopeia tapi apda akhirnya Odisseus yang berhasil mendapatkannya setelah menang dalam perlombaan balap lari. Penelopeia menikah dengan Odisseus dan melahirkan seorang putra bernama Telemakhos. Ketika Odisseus pergi ke Troya, Telemakhos masih bayi.

Odisseus tidak pulang bahkan setelah tujuh tahun semenjak Perang Troya usai. Akibatnya istananya di Ithaka mulai dipenulhi oleh orang-orang yang ingin menikahi Helene. Mereka berfoya-foya dan menghambur-hamburkan kekayaan istana. Mereka tak mau pergi sampai Penelopeia memilih salah satu di antara mereka.

Putra Odisseus, Telemakhos, masih terlalu muda untuk melawan para pelamar itu, sementara ayah Odisseus, Lairts, sudah sangat tua. Lairtes sagat berduka karena putranya tak pulang-pulang, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan istana dan tinggal di desa. Sementara ibu Odisseus, Antikleia, meninggal akibat rasa duka itu. Antikleia berjumpa dengan Odisseus di dunia bawah.

Penelopeia mencoba memperdayai para pelamar. Dia mengatakan bahwa dia harus menenun kain kafan untuk mertuanya, Lairtes, dan baru akan memilih satu di antara mereka jika kain itu selesai. Pada siang hari, Penelopeia memang menenun tapi pada malam hari dia mengurai hasil tenunanya sehingga kain itu tak pernah selesai. Tipuan ini berlangsung selama tiga tahun sampai salah seorang pembantunya, Melanthos, berkhianat dan melaporkannya pada para pelamar. Akibatnya Penelopeia terpaksa harus menyelesaikan kain itu. Melantho sendiri menjalin hubungan gelap dengan salah satu pelamar.


Telemakhos Mencari Kabar

Meskipun Telemakhos sudah tumbuh menjadi seorang pemuda, dia tidak cukup kuat untuk mengusir para pelamar dari istana ayahnya. Sedikit orang lainnya yang masih setia pada Odisseus juga kebanyakan adalah orang tua dan sisanya pelayan sehingga tak mampu melawan para pelamar. Ada 108 orang yang menginginkan Penelopeia.

Suatu hari dewi Athena menyamar sebagai Mentor dan menyarankan Telemakhos untuk mencari berita tentang keberadaan ayahnya pada Nestor di Pylos. Bersama Mentor (Athena), Telemakhos secara diam-diam pergi dari istana dan berlayar ke Pylos. Di Pylos, Nestor bercerita bagaimana dia dapat pulang dari Troya dengan selamat sementara banyak pasukan lainnya yang diserang badai kiriman Poseidon. Nestor juga memberitahu bahwa dia tidak pernah melihat atau mendengar berita tentang Odisseus sejak meninggaalkan Troya setelah perang usai. Menurut fragmen, yang diatribusikan kepada Hesiodos, ketika sedang berada di Pylos, Telemakhos berhubungan seksual dengan anak perempuan Nestor, Polikaste. Dari hubungan itu terlahir Persepolis. Nestor lalu menyarankan Telemakhos untuk mencari kabar pada raja Menelaos di Sparta. Nestor mengirimkan putranya, Pisistratos, untuk menemani Telemakhos.

Di Sparta, Telemakhos menemui raja Menelaos dan ratu Helene, dan dia pun bertanya mengenai keberadaan ayahnya. Menelaos terlebih dahulu bercerita pada Telemakhos bagaimana dia pulang dari Troya. Sebelum meninggalkan Troya, Menelaos marah karena perangnya sangat lama sehingga akhirnya dia pun tidak memberikan kurban pada para dewa, akibatnya kapalnya dihantam badai dan dia bersama Helene terjebak di Mesir selama tujuh tahun. Untuk dapat pulang, Menelaos dan anak buahnya harus menangkap dewa laut, Proetus, dan bertanya mengapa mereka sulit untuk pulang.

Proetus dapat melihat masa depan sekaligus dapat berubah wujud. Untuk menangkap Proetus, Menelaos harus terus memeganginya meski Proetus mencoba mengubah wujudnya menjadi beragam makhluk. Proetus akhirnya menyerah dan memberitahu Menelaos mengapa dia tak dapat pulang. Proetus bilang bahwa Menelaos terjebak di Mesir karena dulu tidak memberi kurban pada para dewa.

Menelaos lalu bertanya mengenai kawan-kawannya. Proetus mengungkapkan bahwa banyak kawan-kawan Menelaos yang telah tewas sebelum dapat mencapai tempat tinggal mereka, tapi ada juga beberapa yang berhasil pulang dengan selamat. Agamenon, saudara Menelaos, dibunuh oleh istrinya sendiri, Klitaimnestra, beserta selingkuhannya, Aigisthos. Sementara itu Odisseus masih hidup tapi dia terperangkap di pulau milik Kalipso. Setelah mengetahui bahwa ayahnya masih hidup, Telemakhos pun pamit pulang, Menelaos terlebih dahulu memberinya banyak hadiah. Dari Sparta, Telemakhos terlebih dahulu ke Pylos sebelum akhirnya pulang ke Ithaka.

Sementara itu di Ithaka, para pelamar berniat menyergap dan menyerang kapal Telemakhos yang hendak pulang. Untungnya dewi Athena menolong Telemakhos dan menjadikan kapalnya dapat pulang tanpa diketahui oleh para penyergap.


Ayah dan Putra

Odisseus kini sudah terbangun sendirian di pantai sementara orang-orang Faiakia sudah tidak ada. Di dekatnya ada banyak hadiah dari bangsa Faiakia. Odisseus awalnya mengira bangsa Faiakia menelantarkannya di sembarang pantai. Saat itu pantai memang disellimuti kabut sehingga Odisseus tidak sadar bahwa dia sudah sampai di Ithaka.

Odisseus lalu berjalan untuk mencari tahu dimana dia berada. Dia bertemu seseorang yang ternyata adalah dewi Athena yang menyamar. Setelah membuka penyamarannya, Athena menyingkapkan kabut sehingga Odisseus sadar bahwa itu adalah Ithaka. Athena memberitahu bahwa istana Odisseus sudah dikacaukan oleh para pelamar Penelopeia. Para pelamar itu secara serakah menghabiskan persediaan makanan istana. Athena lalu menasehati Odisseus untuk terlebih dahulu memeriksa keadaan istana sebelum memutuskan tindakan selanjutnya. Athena membantu menyamarkan Odisseus menjadi seorang pria tua sehingga tak dikenali. Dalam perjalanannya, Odisseus bertemu Eumaios, gembalanya. Eumaios mengira Odisseus hanyalah seorang pria tua, dan dia pun menjamu tamu itu di gubuknya.

Sementara itu Telemakhos sudah sampai di Ithaka dan terlebih dahulu mendatangi gubuk Eumaios. Mengetahu pangeran telah pulang, Eumaios berangkat ke istana untuk memberitahu ratu Penelopeia. Ketika Eumaios pergi, Odisseus memberitahu Telemakhos mengenai jati dirinya. Telemakhos sangat bahagia. Mereka kemudian menyusun rencana untuk menyingkirkan para pelamar. Pertama-tama Odisseus harus menyamar sebagai pengemis dan masuk ke istana untuk mengetahui situasi sebelum bertindak lebih lanjut.


Odisseus dan Para Pelamar

Setelah kembali ke istana, Telemakhos secara diam-diam menyembunyikan senjata milik para pelamar. Sementara itu Odisseus, yang sedang menyamar sebagai seorang pengemis, mendekati para pelamar dan memperingatkan mereka untuk pergi sebelum Odisseus pulang. Beberapa pelamar merasa terganggu dengan kedatangan Odisseus, beberapa bahkan menghinanya, dan ada satu pelamar yang melemparinya.

Seorang pengemis muda bernama Iros menantang Odisseus bertinju. Odisseus meladeni tantangannya dan mengalahkan Iros dengan satu pukulan telak. Para pelamar kini sedikit terkesan dengan kekuatan pengemis di depan mereka.

Di istana, Odisseus juga bertemu dengan anjingnya yang bernama Argos. Anjing ini selalu menanti tuannya kembali. Begitu Odisseus datang, Argos langsung mengenalinya meski Odisseus sedang menyamar, tapi seketika itu pula Argos langsung mati di kaki Odisseus, karena penantiannya sudah berakhir.


Bekas Luka

Dengan segera, Penelopeia mendengar bahwa ada pengemis di istananya. Penelopeia mendatangi sang pengemis, yang mengaku bernama Aithon. Pengemis itu mengaku pernah bertemu Odisseus dan berkata bahwa Odisseus akan segera pulang. Penelopeia merasa senang dan memerintahkan seorang pelayan bernama Eurikleia untuk membersihkan kaki sang pengemis.

Ketika Eurikelia melakukan tugasnya, dia mendapati bahwa ada suatu bekas luka di kaki sang pengemis. Eurikleia langsung sadar bahwa bekas itu sama dengan bekas luka pada kaki tuannya, Odisseus. Dulu Odisseus pernah berburu seekor babi hutan. Odisseus berhasil membunuh sang babi tapi hewan itu melukai pahanya dan meninggalkan bekas luka.

Eurikleia kini tahu bahwa pengemis di depannya adalah Odisseus. Dia pun merasa sangat senang. Dengan cepat Odisseus menutup mulut Eurikleia dan menyuruhnya untuk tetap diam. Odisseus memberitahu pelayannya itu bahwa dia punya rencana untuk para pelamar itu, karena itu penyamarannya tak boleh terbongkar, bahkan Penelopeia pun belum boleh tahu. Eurikleia menuruti perintah Odisseus.


Pertempuran di Aula

Meskipun Penelopeia merasa senang dengan berita dari sang pengemis, tapi dia tidak benar-benar yakin bahwa suaminya akan pulang.

Besoknya, di aula, Penelopeia mengumumkan pada para pelamar bahwa yang berhak menjadi suami barunya adalah orang yang dapat menggunakan busur panah Odisseus dan menembakkan panah melewati lubang pada dua belas kapak yang berjajar.

Para pelamar mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Mereka bahkan kesulitan untuk menarik tali busurnya. Saat itulah Odisseus mengungkapkan jati dirinya pada para gembalanya, Eumaios dan Filoitios, Odisseus memberitahu rencananya pada mereka. Sesuai perintah Odisseus, mereka langsung mengunci dan memalangi semua pintu di aula. Mereka juga memindahkan semua senjata yang masih berada di aula.

Setelah semua pelamar gagal dan menyerah dalam tantangan Penelopeia, Odisseus, yang masih menyamar, mengajukan diri untuk mencoba. Para pelamar memprotes tapi Penelopeia mengizinkannya. Telemakhos lalu meminta ibunya untuk kembali ke kamarnya.

Odisseus mengambil busurnya dengan mudah dan memanah melewati dua belas kapak dengan sukses. Para pelamar kagum dengan kehebatannya. Odisseus merasa sekaranglah saatnya melaksanakan rencananya. Dia membuka penyamarannya dan para pelamar pun terkaget-kaget. Odisseus menggunakan busur di tangannya dan memanah para pelamar satu persatu. Para pelamar itu hampir tak dapat melawan karena senajata-senjata mereka telah disembunyikan. Mereka juga tak dapat kabur karena semua pintu tak dapat dibuka.

Setelah kehabisan panah, Odisseus menggunakan tombak, pedang, dan kapak. Bersama putranya dan para pelayannya, Odisseus membantai orang-orang itu. Akhirnya satu persatu para pelamar tewas. Aula kini penuh dengan mayat dan darah. Setelah itu Odisseus membunuh para pelayan yang mengkhianatinya dan bersekongkol dengan para pelamar. Lalu Odisseus menyuruh para pelayan untuk membersihkan aula sedangkan ia sendiri pemndatangi Penelopeia di kamarnya.


Berkumpul Kembali

Ketika pertempuran sudah usai, Eurikleia bergegas menuju kamar Penelopeia dan memberitahu sang ratu bahwa Odisseus telah pulang dan bahwa semua pelamar telah tewas. Penelopeia awalnya ragu dan berpikir Eurikleia sudah gila. Odisseus kemudian muncul di depan Penelopeia, yang masih tetap ragu apakah itu benar-benar suaminya. Odisseus lalu memberitahu rahasia yang hanya mereka berdua yang tahu. Setelah itu Penelopeia percaya bahwa orang di depannya adalah benar-benar Odisseus. Kedua pasangan itu sangat berbahagia karena dapat berkumpul kembali setelah dua tahun terpisah.

Besoknya, berita kematian para pelamar tersebar luar. Para pelamar itu adalah orang-orang bangsawan sehingga keluarga mereka marah pada Odisseus. Eupeithes, ayah salah seorang pelamar, mengajak warga kota untuk menyerang Odisseus. Sementara itu Odisseus sedang mengunjungi ayahnya, Lairtes, di desa. Lairtes sangat bahagia dapat bertemu putranya lagi. Saat itulah Eupihtes dan para warga yang terhasut mendatangi Oidsseus. Mereka hendak menggulingkannya dari tahta Ithaka. Lairtes, kini bersemangat lagi, melempar tombaknya dan membunuh Eupithes. Dengan bantuan Athena, Odisseus bersama putranya membunuh orang-orang itu. Tapi mereka tidak membunuh semuanya karena Zeus mengeluarkan petirnya dan menyuruh Odisseus berhenti. Athena lalu menyamar sebagai sseorang sesepuh kota dan menetapkan perdamaian antara Odisseus dan warga yang marah.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Makhluk Mitologis

Daimon


Graiai

Para Graiai adalah tiga orang perempuan tua yang saling berbagi satu mata dan satu gigi. Mereka merupakan anak dari dewa laut Forkis dan Keto. Mereka memiliki rambut abu-abu dan memiliki usia yang sangat panjang. Ketiga Graiai adalah Denio, Enyo, dan Pemfredo. Mereka tinggal di sebuah gua di Libya.

Para Graiai pernah didatangi oleh Perseus yang ingin mengetahui tempat memperoleh senjata untuk membunuh Medusa, dan juga lokasi sarang Medusa. Perseus mengambil mata para Graiai supaya para Graiai mau memberitahunya. Setelah mendapat jawaban dari para Graiai, Perseus mengembalikan mata mereka.

Ker

Ker adalah dewi kematian. Para Ker membawa kematian yang kejam, termasuk kematian dalam pertempuran, kecelakaan, pembunuhan atau penyakit. Para Ker berwujud sebagai makhluk gelap dengan cakar dan taring, serta haus darah. Para Ker adalah utusan dari para Moirai (dewi takdir), yang menentukan usia manusia, serta Moros, dewa kehancuran yang menggiring manusia menuju kematiannya.

Para Ker adalah makhluk yang haus darah dan secara kejam merobek jiwa dari tubuh yang sekarat lalu mengirimnya ke dunia bawah. Ribuan Ker berterbangan di atas area pertempuran, dan jika ada manusia yang mati, maka para Ker akan saling berebut seperti burung pemakan bangkai. Para Ker sebenarnya tidak berkuasa atas hidup dan mati manusia namun sifat haus darah mereka menjadikan para Ker berusaha membuat orang-orang mati. Zeus dan dewa-dewa lainnya bisa menghentikan atau mempercepat para Ker. Para dewa Olimpus sering berdiri di dekat pasukan yang mereka dukung untuk mencegah datangnya para Ker pada pasukan mereka. Para Ker juga menghantui daerah yang terkena wabah untuk mencari orang yang mati lalu mengambil jiwanya.

Lamia

Lamia adalah putri dari Poseidon dan merupakan seorang ratu yang cantik di Libya. Zeus jatuh cinta padanya dan sering menidurinya. Hera marah dan menghukum lamia. Setiap Lamia melahirkan, maka Hera akan langsung membunuh bayi itu. Akibat bayi-bayinya terus-menerus mati, Lamia lama-lama menjadi gila. Lamia menjadi iri pada perempuan yang memiliki anak. Pada malam hari, Lamia menangkap anak orang lain lalu memakannya.

Seiring waktu, Lamia pun menjadi monster secara keseluruhan. Dia memiliki kemampuan untuk mencopot matanya ketika hendak tidur. Lamia merupakan vampir versi Yunani yang senang berburu anak kecil. Para orang tua biasanya menakut-nakuti anak mereka dengan cerita Lamia supaya sang anak patuh.

Empusa

Empusa adalah setan wanita. Empusa merupakan anak dan pengikut Hekate, dewi sihir. Setap Empusa memiliki satu kaki keledai dan kaki lainnya terbuat dari perunggu, sedangkan rambutnya adalah api. Empusa tinggal di dunia bawah.

Empusa biasanya menyamar sebagai perempuan cantik untuk memikat lelaki. Jika sudah ada lelaki yang masuk perangkapnya, maka Empusa akan menghisap darah lelaki itu sampai mati. Empusa juga meminum darah para pria yang sedang tidur. Empusa bisa diusir dengan kata-kata hinaan dan makian. Jika sudah dimaki, maka Empusa akan langsung kabur sambil mengeluarkan suara melengking.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kuda Ajaib

Kuda-kuda ajaib biasanya merupakan tunggangan para dewa atau pahlawan. Beberapa kuda tersebut mampu berlari secepat angin, yang lainnya bisa terbang, dan ada juga yang bisa berbicara bahasa manusia.

Pegasus

Pegasus adalah kuda putih bersayap yang tercipta dari darah Medusa setelah Perseus memenggal kepala Medusa.

Satu-satunya manusia yang bisa menunggangi Pegasus adalah Bellerofon. Bellerofon mampu menjinakkan Pegasus setelah memperoleh tali kekang emas dari Dewi Athena. Bellerofon menunggangi Pegasus dalam berbagai petualangannya, misalnya ketika membunuh Khimera, mengalahkan kaum Solimi, dan memerangi bangsa Amazon.

Suatu ketika Bellerofon mencoba menunggangi Pegasus untuk menuju Olimpus, kediaman para dewa. Para dewa menghukum Bellerofon dengan mengirim serangga untuk menyengat Pegasus sehingga Pegasus mengamuk dan menjatuhkan Bellerofon. Setelah itu Pegasus tinggal di kandang kuda di Olimpus dan berperan sebagai pembawa petir Zeus.


Arion

Arion adalah anak dari Poseidon dan Demeter. Poseidon bernafsu dan mengejar saudarinya, Demeter, tidak lama setelah penculikan Persefone. Demeter mencoba bersembunyi dari saudaranya dengan cara berubah menjadi kuda betina dan bersembunyi di antara kuda-kuda lain di Arkadia. Namun Poseidon berhasil menemukannya. Poseidon berubah menjadi kuda jantan lalu memperkosa Demeter sampai Demeter melahirkan seekor kuda jantan bernama Arion dan seorang putri bernama Despoina.

Arion kemudian dipelihara oleh Onkios di Arkadia. Arion sangat lincah dan cepat dibandingkan kuda-kuda lainnya, Arion juga bisa berbicara bahasa manusia. Herakles mengambil Arion dan memberikannya pada Adrastos, raja Argos.

Dalam perang Tujuh Melawan Thebes, Arion ikut berperan dalam menyelamarkan nyawa Adrastos. Arion menjauhkan Adrastos dari medan pertempuran dan membawanya ke Athena.


Xanthos dan Balios

Xanthos dan Balios adalah sepasang kuda abadi miliki Akhilles. Mereka adalah keturunan Zefiros dewa angin barat dan Podarge, salah seorang Harpi.

Xanthos dan Balios awalnya dimiliki oleh Peleus, ayah Akhilles. Peleus sendiri memperoleh kedua kuda itu sebagai hadiah pernikahan dari para dewa pada pesta pernikahannya dengan Thetis.

Ketika terjadi Perang Troya, Peleus memberikan beberapa alat tempur pada Akhilles, di antaranya adalah helm perang, baju perang, dan kereta perang beserta dua kuda penariknya: Xanthos dan Balios.

Xanthos dan Balios ikut menangisi kematian Patroklus, sahabat Akhilles. Hera memberi Xanthos dan Balios kemampuan untuk berbicara bahasa manusia.


Kuda betina Diomedes

Diomedes, raja Thrakia, memiliki empat ekor kuda betina yang senang memakan daging manusia. Kuda-kuda ini liar dan tak terkendali.

Herakles diharuskan menangkap kuda-kuda ini dalam rangka menyelesaikan tugas kedelapannya. Herakles membawa beberapa pemuda dan mencuri kuda-kuda ini dari Diomedes. Ketika Herakles sedang bertarung dengan Diomedes, kuda-kuda itu memakan Abderos, salah seorang pemuda teman Herakles. Untuk membalasnya, Herakles membunuh Diomedes dan menyajikan dagingnya pada kuda-kudanya sendiri.

Bukefalos, kuda Alexander Agung dikatakan merupakan keturunan dari kuda-kuda ini.


Hippokampos

Hippokampos adalah kuda yang hidup di lautan. Hippokampos memiliki kepala dan tubuh bagian depan kuda tapi bagian belakangnya adalah ekor ikan. Hippokampos juga memiliki sirip dan tubuhnya ditutupi sisik berwarna hijau. Orang Yunani kuno percaya bahwa Hippokampos merupakan bentuk dewasa dari kuda laut. Poseidon menggunakan dua atau empat Hippokampos untuk menarik keretanya menyeberangi lautan. Hippokampos juga merupakan tunggangan para dewa laut dan para Nereid.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Monster

Gorgon

Gorgon adalah tiga makhluk perempuan yang berambut ular dan bersayap. Pandangan mata mereka mampu mengubah makhluk apapun menjadi batu. ketiga Gorgon itu adalah Stheno, Euriale, dan Medusa. Stheno dan Euriale abadi sedangkan Medusa tidak. Para Gorgon tinggal Sarpedon, sebuah pulau berbatu. Stheno adalah Gorgon yang paling buas dan ganas sementara Euriale memiliki tangisan yang menakutkan.

Medusa sendiri pada awalnya adalah seorang perawan cantik dan merupakan pendeta wanita di kuil milik Athena. Namun suatu ketika ia diperkosa oleh Poseidon di dalam kuil Athena. Hal ini membuat Athena marah, maka sang dewi pun mengubah rambut Medusa menjadi ular dan mengutuk Medusa sehingga siapapun yang melihat matanya, akan menjadi batu.

Medusa dibunuh oleh Perseus atas perintah Raja Polidektes dari Serifos yang meminta kepala Medusa sebagai hadiah. Dengan bantuan dari Athena dan Hermes, yang memberinya sandal bersayap, Helm gaib, pedang, dan perisai cermin, Perseus berhasil melaksanakan tugasnya. Perseus membunuh Medusa dengan cara melihat bayangan Medusa di cermin agar Medusa tidak mengubahnya jadi batu lalu Perseus memenggal kepala Medusa. Kemudian dua makhluk keluar dari tubuh Medusa: Pegasus dan Khrisaor. Ketika Perseus terbang di atas Libya, sebagian darah Medusa menetes di gurun dan berubah menajdi ular berbisa.

Setelah Perseus menyelesaikan tugasnya dan membalas perbuatan Polidektes dengan mengubahnya menjadi batu, sang pahlawan menyerahkan kepala Medusa kepada Athena untuk kemudian dipasang pada Aegis.


Harpi

Harpi adalah makhluk yang berwujud setengah wanita dan setengah burung. Harpi adalah anak dari Thaumas dan Okeanid Elektra dan merupakan saudari dewi Iris.

Harpi adalah makhluk yang jahat dan kejam. Harpi menculik orang-orang dan mengambil benda-benda. Para Harpi tinggal di Strofades.

Sepasang Harpi ditugaskan oleh Zeus untuk terus mengambil makanan dari jangkauan Fineas sehingga Fineas tak tak pernah mampu menuntaskan rasa laparnya. Suatu hari para Argonaut tiba di tempat Fineas. Dua orang Argonaut (Zetes dan Kalais), yang juga bisa terbang, berusaha mengejar para Harpi itu. Usaha mereka dihentikan oleh Iris yang berjanji bahwa para Harpi tak akan lagi mengganggu Fineas.


Hidra

Hidra atau Hidra Lerna merupakan monster berbentuk ular atau naga, yang memiliki sembilan buah kepala. Jika salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan tumbuh/membentuk lagi dua buah kepala yang baru. Dia mengeluarkan racun yang mematikan dari nafasnya pada setiap kali melangkah.

Hidra dari Lerna dibunuh oleh Herakles sebagai tugas yang kedua dalam salah satu dari "Dua Belas Tugas" yang harus dijalaninya demi sebuah penebusan dosa.

Sarang Hidra adalah di rawa-rawa di danau Lerna, di Argolid, dan dia bertugas sebagai penjaga pintu masuk ke dunia bawah. Hidra ialah keturunan dari Tifon dan Ekhidna, dan keduanya merupakan keturunan yang mengerikan dari dewi bumi, Gaia.

Dikisahkan, setelah mencapai rawa dekat danau Lerna, tempat tinggal Hidra, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain untuk melindungi dirinya dari asap beracun yang keluar dari nafas Hidra. Kemudian, dia menembakkan panah berapi ke sarangnya, mata air Amymone. Hidra sendiri hanya keluar dari guanya yang sangat dalam untuk meneror desa-desa di sekitarnya. Lalu Herakles pun berhadapan dengan Hidra, dengan menghunus sebuah pedang, dia menebas kepala-kepalanya.

Setiap kepala Hidra yang dipotongnya, tumbuh kembali menjadi dua. Keputusasaan merasuki perjuangan yang dilakukannya. Kelemahan dari Hidra, adalah bahwa hanya satu dari kepalanya yang abadi. Menyadari hal tersebut, Herakles meminta bantuan kepada keponakannya Iolaos. Keponakannya itu datang memberi gagasan (mungkin diilhami oleh dewi Athena). Iolaos lalu menggunakan batu api untuk membakar tunggul-tunggul leher Hydra pada setiap kali kepalanya dipenggal.

Setelah itu, satu kepala Hidra yang abadi ditempatkan di bawah batu besar pada tempat ritual suci antara Lerna dan Elaius, dan mencelupkan anak panahnya di darah beracun Hidra, dan tugas kedua Herakles pun selesai.

Pada kisah yang lain dikatakan, bahwa setelah memotong satu kepala abadi Hidra, Herakles mencelupkan pedangnya di dalam darah Hidra dan menggunakan racunnya untuk membakar setiap kepala, sehingga kepala-kepala tersebut tidak bisa tumbuh kembali. Mengetahui Herakles dibantu oleh keponakannya, Iolaos, di dalam melaksanakan tugas kedua, Euristheus menyatakan bahwa tugas Herakles belum selesai karena dia tidak sendirian, dan Herakles harus menjalankan tugas tambahan.

Di dalam budaya populer, Hidra pun sering menjadi antagonis dalam permainan video, diantaranya dalam God of War, Age of Mythology, Magic Carpet 2, dan lain-lain. Dia menjadi sosok monster yang mengerikan dengan sembilan kepalanya. Di dalam film-film yang menceritakan Herakles pun, Hidra sering tampil pada salah satu bagian cerita di dalamnya.


Khimaira

Khimaira adalah monster yang memiliki badan dan kepala singa, ekornya berupa ular, dan ada kepala kambing di punggungnya. Khimaira merupakan anak Tifon dan Ekhidna. Makhluk ini hidup di daerah Likia.

Bellerofon ditugaskan untuk membunuh Khimaira. Dia menghadapi Khimaira dengan menunggangi Pegasus. Khimera akhirnya menemui ajalnya setelah Bellerofon menyumbat mulutnya dengan tombak berujung timah, yang mencair karena semburan api Khimaira dan menyumbat pernafasannya.


Kerberos

Kerberos adalah anjing peliharaan Hades. Hewan ini adalah keturunan Ekhidna, seorang wanita hibrida dan setengah-dewi setengah-ular, dan Tifon, raksasa bernapas api yang bahkan ditakuti oleh para dewa Olimpus. Dalam beberapa karya, tiga dari masing-masing kepala Kerberos melihat dan mewakili masa lalu, sekarang, dan masa depan. Sedangkan menurut karya lainnya mengatakan kepala-kepala itu merupakan kelahiran, pemuda, dan usia tua. Masing-masing dari kepala Kerberos dikatakan memiliki nafsu makan daging hanya untuk hidup, dengan demikian memungkinkan roh-roh orang mati untuk bebas masuk neraka, tetapi tidak memungkinkan untuk pergi. Kerberos dikatakan saudara kandung dari Hidra, Singa Nemea, Sphinx, Ladon, dan Khimaira.

Dalam kisah Herakles, Kerberos merupakan tantangan terakhir dari Hera dalam dua belas yang harus dilaksananakan oleh Herakles. Herakles mendatangi Hades dan meminta izin menangkap Kerberos. Hades mengizinkan asalkan Herakles tidak menggunakan senjata. Pada akhirnya Herakles berhasil membawa Kerberos pada Euristheus, yang ketakutan dan menyuruh Herakles membawa pergi Kerberos. Herakles lalu mengembalikan Kerberos ke dunia bawah..

Kerberos berjaga di gerbang dunia bawah. Tujuanya untuk menjaga agar tidak ada arwah yang melarikan diri dari dunia arwah. Kerberos juga mempunyai kemampuan melacak dan menemukan arwah-arwah yang melarikan diri. Selain itu Kerberos juga bertugas menjaga orang hidup supaya tidak memasuki dunia bawah, walaupun ada beberapa pengecualian.

Dalam kisah kisah Orfeus yang mencoba menghidupkan kembali istrinya, Kerberos merupakan penjaga pintu dunia bawah yang menghalangi sang pujangga untuk masuk. Orfeus pun melantunkan nyanyian sambil memainkan liranya, sehingga Kerberos tertidur dan ia pun bisa masuk. Namun, usahanya untuk menghidupkan Euridike istrinya mengalami jalan buntu, dan sang pujangga kembali ke dunia nyata dengan tangan kosong. Sejak saat itu, Orfeus menjadi terkenal sebagai sosok pria yang sedang memainkan lira (kecapi kecil).

Selain Orfeus, Kerberos juga pernah membiarkan beberapa orang hidup lainnya memasuki dunia bawah, di antaranya adalah Theseus dan Pirithos. Ada pula Psikhe, yang dapat lewat setelah memberi kue manis pada Kerberos.

Di dalam beberapa buku atau pun novel, Kerberos hadir sebagai sosok anjing berkepala tiga yang mengerikan. Bahkan di salah satu film Harry Potter yang berjudul Harry Potter and the Sorcerer's Stone. Cerberus di film ini bernama Fluffy, dimana sosok mengerikan ini adalah peliharaan Hagrid yang berbadan besar dan menakutkan. Diceritakan bahwa Fluffy ditugaskan untuk menjaga pintu jebakan yang berada di lantai tempat disembunyikannya Batu Bertuah. Dan Harry Potter bersama teman-temannya berhasil menidurkan Fluffy dengan meniupkan seruling, dan mengambil Batu Bertuah tersebut.


Minotaur

Minotaur adalah monster berbentuk manusia dengan berkepala banteng. Wujudnya ini adalah akibat dari kutukan atas Minos, Raja Kreta, karena banteng yang harus dia berikan kepada dewa Poseidon disembunyikannya, sehingga Poseidon menjatuhkan sebuah kutukan kepada istri Minos.

Istri Minos, Pasifae, dibuat jatuh cinta kepada banteng tersebut. Dengan meminta bantuan dari Daidalos, Pasifae meminta dibuatkan tiruan banteng betina. Dia kemudian masuk ke dalam banteng tiruan, untuk berhubungan seksual dengan banteng tersebut. Akibat dari hubungan itu, Pasifae melahirkan Minotaur, makhluk bertubuh manusia dan berkepala banteng. Minotaur adalah makhluk yang mengerikan dan senang memakan manusia. Untuk mengamankannya, Minos mengurungnya dalam labirin buatan seorang rsitek bernama Daidalos.

Suatu ketika, Minos memimpin Kreta mengalahkan kota Athena sehingga Athena setiap tahun harus mengirim tujuh pemuda dan tujuh perawan untuk dijadikan sebagai makanan Minotaur, supaya tidak diserang oleh Kreta.

Setelah kebiasaan itu berlangsung beberapa lama, monster ini pun akhirnya dibunuh oleh Theseus, seorang pahlawan Yunani yang menyamar menjadi salah satu korban. Sebelum kejadian itu, Theseus bertemu dengan Ariadne, yang tak lain merupakan putri Raja Kreta yang jatuh cinta padanya. Theseus dibantu oleh Ariadne dengan memberinya sebuah pedang dan segulung benang.

Theseus memasuki labirin dan mengulur gulungan benangnya. Theseus menjelajahi labirin dan akhirnya bertemu dengan Minotaur. Mereka kemudian berkelahi. Minotaur, yang ternyata sangat kuat, sempat menyulitkan Theseus namun dengan pedangnya, Theseus akhirnya berhasil membunuh Minotaur. Theseus lalu menggunakan benangnya untuk menelusuri kembali jejaknya supaya bisa keluar dari dalam labirin yang rumit.


Orthos

Orthus adalah anjing berkepala dua yang merupakan saudara Kerberos. Orthos dipelihara oleh raksasa berbadan tiga, Gerion. Ketika Herakles datang ke tempat Gerion untuk mengambil ternaknya, Herakles terlebih dulu membunuh Orthos dengan panah sebelum akhirnya membunuh Gerion.

Sphinx

Sphinx adalah makhluk dengan kepala perempuan, badan singa, sayap elang, dan ekor ular. Sphinx dikirim oleh para dewa untuk meneror kota Thebes akibat melakukan beberapa kejahatan.

Di jalan menuju Thebes, Sphinx mengajukan pertanyaan pada orang yang lewat. Jika jawabannya salah maka Sphinx akan memakan orang itu. Suatu hari Oidipus pergi ke Thebes dan bertemu dengan Sphinx. Oidipus berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Sphinx. Akhirnya Sphinx menjatuhkan diri dari tebing dan mati.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Makhluk Legendaris

Griffin

Selayaknya singa, sebagai “Raja hewan buas”, dan rajawali, sebagai “Raja di udara”, menjadikan Griffin atau Gryphon sebagai hewan yang paling berkuasa diatas kedua hal tersebut. Dengan berbagai sebutan-sebutan demikian, maka wajar saja jika akhirnya dia memiliki gelar sebagai “Raja hewan buas dan penguasa udara”.

Griffin telah puluhan tahun menjadi bagian dari literatur dan mitologi. Dan sejak saat itulah, arti simbolis mereka telah banyak mangalami perubahan.

Griffin adalah makhluk dengan badan singa dan kepala serta sayap elang. Griffin berasal dari dataran Hiperborea. Disebutkan, bahwa sebagai burung terbesar dan simbol kekuatan besar, menjadikan makhluk ini sangat sakral untuk dewa Apollo. Selain itu, Griffin juga merupakan hewan penjaga matahari.

Diceritakan, Apollo mengendarai Griffin dan menjaga emas Hyperborea (negeri mistik tempat matahari dan kebahagiaan bersinar abadi di balik angin utara). Sekawanan Griffin di pegunungan Rhipaia menjaga timbunan emas dari para Arimaspos, kaum bermata satu yang hendak mencuri emas itu. Para Arimaspos menunggangi kuda dan berusaha mengambil emas namun usaha mereka selalu digagalkan oleh para Griffin, yang selalu berhasil menyerang balik para Arimaspos.

Griffin merupakan makhluk magis, dengan setengah singa dan setengah elang. Asal mereka dari India, tempat mereka menjaga harta karun emas yang melimpah.

Griffin juga dikatakan penjelmaan dari Nemesis, yang merupakan dewa balas jasa yang memutar roda keberuntungan.

Dalam legenda, makhluk yang gagah di angkasa ini, ialah simbol superbia (harga diri arogan), karena Aleksander Agung pernah mencoba menunggangi punggung Griffin dan menuju ke ujung langit.

Di tahun ketiga masehi, seorang ahli sejarah bernama Aelianus menulis, "Griffin adalah hewan berkaki empat seperti singa; memiliki cakar yang amat kuat dan mirip cakar singa. Memiliki sayap dan berbulu hitam di sepanjang punggungnya dan bagian depan berwarna merah, sementara kedua sayapnya berwarna putih."

Dalam seribu tahun terakhir, Griffin amat digemari sebagai lambang keluarga. Seorang ahli ilmu perlambangan berkata, "Griffin amat populer, karena banyak memiliki sifat baik dan rupanya tidak memiliki sifat buruk. Sifat baiknya antara lain kewaspadaan, keberanian, dan kekuatan."

Nimfa

Nimfa adalah dewi minor atau makhluk yang dekat dengan alam. Nimfa tinggal di gunung, hutan, sungai, dan laut. Jenis nimfa dibedakan berdasarkan habitatnya. Nimfa gunung disebut Oread. Nimfa sungai dan danau disebut Naiad. Nimfa pohon adalah Driad, Hamadriad, Alseid, dan Meliai. Nimfa laut adalah Nereid. Sementara Okeanid tidak memiliki atribut khusus.

Nimfa terkadang disembah bersama dewa atau pahlawan di kuil atau tempat suci, meskipun pemujaan nimfa biasanya dilakukan di gua. Nimfa biasanya merupakan pembantu atau pendamping para dewi. Dewi Artemis adalah dewi yang disertai oleh banyak nimfa, para nimfa itu menyertainya dalam berburu. Sebagian besar nimfa hanya memiliki satu orang tua dewa, hanya sedikit nimfa yang kedua orang tuanya adalah dewa. Nimfa adalah makhluk yang cantik sehingga sering dicintai oleh para dewa dan manusia. Beberapa melakukan hubungan seksual dengan dewa atau manusia. Peran nimfa cukup penting karena banyak nimfa yang melahirkan pahlawan.

Kata "nimfa" kini diserap menjadi istilah "nimfomania", yang bermakna seorang perempuan dengan nafsu seksual yang tinggi.

Phoenix

Phoenix (Feniks) merupakan burung legendaris yang keramat. Ia adalah raja dari segala burung yang ada di dunia. Burung Api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan yang berbalutkan cahaya terang di sekujur tubuhnya.

Phoenix adalah burung yang mampu menyemburkan api. Bulunya berwarna emas dan tubuhnya mengeluarkan cahaya terang. Burung ini mampu hidup selama ratusan tahun. Ketika sudah tua, Phoenix akan membuat api unggun dan melompat ke api unggun tersebut. Ketika apinya padam, Phoenix akan terlahir kembali sebagai burung muda. Orang Yunani kuno percaya bahwa Phoenix bersal dari Mesir.

Phoenix diyakini hidup dalam masa selama 500 atau 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Phoenix membakar dirinya sendiri. Setelah itu, dari abunya, munculah burung Phoenix muda. Siklus hidup burung Phoenix seperti itu (regenerasi), bangkit kembali setelah mati, lalu muncul sebagai sosok yang baru. Pada akhir kehidupannya, Phoenix diceritakan membangun sarang dari ranting kayu manis dimana kemudian ia terbakar.

Phoenix merupakan simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati.

Dikisahkan Phoenix memiliki suara yang merdu, dan dapat bernyanyi dengan begitu syahdu, hingga ia pun meneteskan airmata akan kesyahduannya itu. Air mata Phoenix diyakini dapat menyembuhkan luka.

Phoenix menjadi simbol suci pemujaan terhadap dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Dalam mitologi Mesir, burung Phoenix dalah simbol dari Ra, dewa matahari. Dalam mitologi Hindu, Phoenix digambarkan sebagai sesosok burung yang bernama "Garuda".

Dalam budaya populer, Phoenix hadir sebagai summon dalam permainan video Final Fantasy yang memberi bantuan kepada tokoh-tokoh permainan tersebut dalam melawan musuh-musuh mereka. Unsur yang dikeluarkan oleh Phoenix ialah unsur api. Dan dia juga memiliki kemampuan untuk menyembuhkan jika ada yang terluka.

Bahkan, selain dalam permainan, Phoenix juga muncul dalam film Harry Potter dengan nama Fawke, tampil sebagai salah satu tokoh penyelamat. Dia merupakan hewan mitos yang begitu gigih dalam membela Harry Potter bersama rekan-rekannya.

Satir

Satir adalah makhluk penghuni hutan yang termasuk dalam rombongan Dionisos. Pada awalnya, Satir digambarkan sebagai manusia berjenggot dengan ekor kuda, telinga runcing, hidung pesek, dan alat kelamin yang sedang ereksi. Pada perkembangan selanjutnya, Satir digambarkan sebagai manusia dengan tubuh bagian bahwa kambing dan memiliki tanduk.

Satir senang bernyanyi, menari, dan mabuk-mabukan bersama para mainad, perempuan dalam rombongan Dionisos. Pemimpin para Satir bernama Silenos. Pan, dewa gembala, merupakan salah satu Satir yang terkenal.

Triton

Triton adalah putra dari Poseidon dan Amfitrit, dewi laut. Tubuh bagian atasnya adalah manusia dan tubuh bagian bawahnya adalah ekor ikan dengan sisik berwarna hijau. Di bahunya terkadang terpasang kerang laut. Triton tinggal bersama ayahnya di istana bawah laut.

Triton membawa terompet berbentuk keong yang dia tiup untuk menenangkan atau membuat ombak. Suara terompet tersebut mampu membuat raksasa ketakutan.

Triton juga adalah dewa danau Tritonis di Libia. Ketika para Argonaut terjebak di gurun pasir, Triton menunjukkan jalan dari danau Tritonis ke laut.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Manusia Tak Biasa

Mirmidon

Hera mengirim wabah ke pulau Aigina sehingga hampir semua penduduknya mati. Hanya raja Aiakos dan ibunya yang selamat. Aiakos melihat bahwa semut-semut yang berada di pohon tidak terkena dampak wabah dan mampu bertahan hidup. Aiakos lalu berdoa supaya kotanya dipenuhi lagi oleh penduduk sebanyak semut-semut itu.

Zeus menjawab doa Aiakos dengan mengubah semut-semut di pohon itu menjadi manusia, yang disebut kaum Mirmidon. Para Mirmidon adalah orang-orang yang patuh sekaligus pasukan tempur yang tangguh.

Pasukan Mirmidon sangat pemberani, setia, ahli dalam bertempur, dapat melakukan tugas tanpa bayak protes, dan tak kenal ampun. Pasukan Mirmidon sangat cocok untuk pertempuran darat, karena seperti layaknya semut, mereka juga giat dan pantang menyerah.

Ketika Aiakos mengucilkan kedua putranya. Peleus dan Telamon, karena membunuh saudara tiri mereka, sekumpulan Mirmidon mengikuti Peleus ke Thessali.

Pasukan Mirmidon juga ikut terlibat dalam Perang Troya. Dalam perang itu, mereka dipimpin oleh Akhilles. Mereka mengenakan baju perang dan perisai berwarna hitam. Seusai perang, Neoptolemos, putra Akhilles, memimpin pasukan Mirmidon pulang.

Spartoi

Spartoi adalah sekumpulan prajurit bersenjata lengkap yang lahir dari gigi naga yang ditanam dalam tanah. Satu-satunya cara untuk mengalahkan mereka adalah dengan melempar batu ke tengah-tengah mereka. Yang pernah menghadapi para Spartoi adalah Kadmos dan Iason.

Kadmos membunuh seekor naga yang menjaga sebuah mata air. Dewi Athena lalu menyuruh Kadmos untuk menanam gigi naga tersebut di dalam tanah. Setelah ditanam, gigi naga itu tumbuh menjadi para Spartoi. Kadmos mendapat petunjuk lagi dari Athena dan melempar sebuah batu pada para Spartoi sehingga mereka saling bertarung demi batu itu hingga hanya lima Spartoi yang tersisa.

Para Spartoi yang tersisa bernama Ekhion, Khthonios, Hiperinor, Pelorus dan Udaios. Mereka membantu Kadmos dalam mendirikan kota Thebes, mereka juga menikahi putri-putri Kadmos. Ekhion menikahi Agave, dan menjadi ayah dari Pentheus. Khthonios menjadi ayah Niktius dan Likos, keduanya menjadi pemimpin Thebes setelah kematian Pentheus. Sementara Udaios menjadi leluhur dari Tiresias

Iason, pemimpin para Argonaut, juga pernah berhadapan dengan para Spartoi. Aietes menyuruh Yason menanam gigi Naga Kolkhis. Gigi itu tumbuh menjadi para Spartoi. Yason melempar batu pada mereka dan mereka pun langsung bertarung. Kali ini tak ada Spartoi yang selamat.

Raja kelahiran bumi

Beberapa raja terlahir dari bumi dan berwujud setengah manusia setengah ular. Di antaranya adalah Kekrops dan Erikthonios yang pernah memerintah kota Athena

Kekrops adalah adalah pendiri dan raja pertama Athena. Pada masa pemerintahannya, dewi Athena menjadi pelindung kota Athena. Kekrops juga yang mendirikan Akropilis dan pemujaan pada dewi Athena.

Raja lainnya yang lahir dari bumi adalah Erikthonios. Dia lahir dari bumi yang dibuahi oleh sperma Hefaistos. Erikthonios dibesarkan oleh Athena sebelum kemudian menjadi raja di Athena.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Raksasa

Hekatonkhire

Hekatonkhire adalah tiga orang raksasa anak dari Gaia dan Uranus. Mereka masing-masing memiliki seratus tangan dan lima puluh kepala, Para Hekatonkhire antara lain Briarios, Kottos, dan Gies.

Karena penampilan mereka yang mengerikan, Uranus mengurung mereka di Tartaros bersama para Kiklops. Setelah Kronos menggantikan Uranus, para Hekatonkhire masih tetap dikurung dan tidak dibebaskan. Akhirnya mereka diebebaskan oleh Zeus yang membutuhkan bantuan dalam Titanomakhia.

Sebagai balasannya, para Hekatonkhire membantu Zeus dalam mengalahkan para Titan. Mereka melempari Titan dengan batu-batu besar.

Setelah perang, para Hekatonkhire ditugaskan oleh Zeus untuk menjaga para Titan yang dikurung di Tartaros. Briarios juga menikahi putri Poseidon, Kimopolia.

Kiklops

Kiklops adalah raksasa yang bermata satu. Awalnya hanya ada tiga Kiklops yang merupakan anak Uranus dan Gaia, mereka adalah Arges, Brontes dan Steropes. Bersama para hekatonkhires, mereka dikurung oleh Uranus di Tartaros.

Setelah dibebaskan oleh Zeus, para Kiklops membuat berbagai senjata hebat untuk para dewa. Mereka membuat petir untuk Zeus, trisula untuk Poseidon, dan helm kegelapan untuk Hades. Berkat bantuan mereka, para dewa Olimpus bisa memenangkan Titanomakhia.

Seusai Titanomakhia, para Kiklops bekerja di bengkel Hefaistos di pualu Lemnos. Di sana mereka menciptakan berbagai alat canggih.

Salah seorang Kiklops dibunuh oleh Apollo untuk membalas dendam pada Zeus yang telah membunuh Asklepios, anak Apollo. Zeus lalu menghukum Apollo untuk mengabdi pada seorang manusia bernama Admetos.

Polifemos

Ada juga generasi Kiklops yang lebih muda, mereka kurang berperadaban dibandingkan Kiklops generasi pertama, selain itu mereka juga memusuhi manusia dan menjadi gembala bukan pandai besi. Mereka kebanyakan tinggal di Pulau Sisilia. Yang paling terkenal di antara mereka adalah Polifemos. Dia adalah putra Posiedon dan dewi Thoosa.

Polifemos awalnya adalah Kiklops yang baik dan ramah ketika masih muda. Polifemos pernah mencintai seorang dewi bernama Galatia. Namun Suatu hari Polifemos memergoki Galatia sedang bercinta dengan Akis. Polifemos sangat marah dan langsung membunuh Akis dengan batu besar. Sejak insiden itu, Polifemos menajdi Kiklops yang jahat. Apalagi menurut ramalan, mata Polifemos akan dibutakan oleh seorang manusia, sehingga Polifemos akan memakan manusia yang memasuki pulaunya.

Odisseus dan anak buahnya pernah mendatangi pualu Polifemos. Enam anak buah Odisseus dimakan oleh Polifemos namun Odisseus berhasil membutakan Polifemos dengan menusuk matanya dengan kayu besar. Pada akhirnya Odisseus berhasil kabur namun Polifemos telah terlebih dulu berdoa pada ayahnya, Poseidon, untuk menghukum Odisseus. Akibatnya Odisseus harus berkelana di lautan selama bertahun-tahun sebelum bisa pulang ke rumah.

Dalam upaya menyelamatkan diri dari Troya, Ainias dan para awak kapalnya berlabuh di pulau Polifemos. Di sana Ainias bertemu dengan Akhaimenid, anak buah Odisseus yang tertinggal di pulau itu. berkat peringatan darinya, Ainias langsung kabur dari pulau itu sebelum sempat diserang oleh Polifemos.

Gigant

Ketika Kronos memotong alat kelamin Uranus, sebagian darah Uranus terciprat ke bumi dan lahirlah para Gigant. Gigant adalah raksasa yang memiliki kaki atau ekor ular. Para Gigant tinggal di Flegra. Alkionios dan Porfirion adalah yang terkuat di antara mereka.

Suatu hari, Gaia menyuruh para Gigant untuk bangkit melawan para dewa Olimpus, maka terjadilah Gigantomakhia, yakni perang antara para Gigant melawan dewa Olimpus.

Menurut ramalan, para dewa Olimpus tak akan menang tanpa bantuan seorang manusia. Para dewa harus menunggu selama berabad-abad sebelum menemukan manusia yang cocok untuk membantu menghadapi para Gigant, dan manusia yang terpilih adalah Herakles. Untuk mencegah para Gigant menyerang sebelum Herakles lahir, para dewa membuat matahari tidak terbit di Flegra.

Pada akhirnya dewa Olimpus menang dan semua Gigant dikurung atau dibunuh.

Otos dan Efialtes

Otos dan Efialtes adalah dua raksasa kembar yang merupakan anak Poseidon dan Ifimedeia. Mereka disebut sebagai raksasa Aloadai.

Mereka sangat kuat sampai-sampai tak ada dewa yang bisa melukai mereka. Suatu malam, ketika mereka sedang tidur, Gaia membisikkan sesuatu pada mereka. Gaia memberitahu mereka bahwa merekalah yang seharusnya berkuasa di Olimpus. Sejak itu, Mereka berusaha menyerang Olimpus dengan cara menumpuk-numpuk gunung sampai setinggi Gunung Olimpus, lalu menyuruh para dewa untuk menyerah. Mereka juga meminta Artemis dan Hera menjadi istri mereka. Para dewa melawan tapi tak dapat mengalahkan mereka. Para Aoladai bahkan mampu menangkap Ares dan mengurungnya dalam kendi selama tiga belas bulan. Artemis lalu berubah wujud menjadi seekor rusa dan berlari di antara para Aloadai. Mereka saling melempar tombak yang kemudian mengenai badan masing-masing dan akhirnya saling membunuh.

Orion

Orion adalah seorang raksasa tampan anak dari Poseidon dan Euriale. Ia memiliki kemampuan berjalan di atas air karena ayahnya adalah dewa lautan.

Orion pernah bekerja pada Raja Oinopion namun kemudian diusir dan dibutakan setelah memperkosa putrinya, Merope. Orion lalu memohon pertolongan Hefaistos yang kemudian meminjamkan asistennya, Keudalion untuk membawa Orion menemui Helios yang bisa mengembalikan penglihatannya. Orion kemudian beristirahat di Pulau Delos dan menjadi teman akrab sekaligus pengikut yang paling disukai oleh Artemis.

Setelah kematiannya, Orion ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang Orion. Ada banyak versi mengenai kematiannya tapi yang paling umum adalah bahwa Orion dibunuh oleh Kalajengking raksasa.

Argus Panoptes

Argus Panoptes adalah raksasa yang memiliki seratus mata yang tinggal di Argolis. Argus selalu waspada, bahkan ketika sedang tidur, beberapa matanya tetap terbuka. Argus adalah raksasa yang berhasil membunuh Ekhidna

Suatu hari, Zeus mengubah Io menjadi sapi untuk menutupi perselingkuhannya dengan Io. Namun Hera tetap curiga dan menugaskan Argus untuk menjaga sapi itu. Untuk membebaskan Io, Zeus pun mengirim Hermes. Hermes menyamar sebagai gembala dan menidurkan Argus dengan lantunan musiknya sebelum akhirnya Hermes membunuh Argus dengan pedangnya. Karena membunuh Argus, Hermes mendapat julukan Argeiphontes.

Setelah Argus mati, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya di ekor burung kesayangannya, merak.

Khrisaor

Khrisaor adalah raksasa yang lahir dari darah Medusa setelah Perseus memenggal kepala Medusa. Khrisaor merupakan saudara Pegasus, yang juga lahir dari darah Medusa. Khrisaor menikahi Kallirhoe dan menjadi ayah dari Gerion.

Gerion

Gerion adalah raksasa yang tinggal di pulau Erithia. Tubuh Gerion merupakan gabungan dari tiga tubuh, jadi Gerion memiliki tiga kepala serta tiga pasang tangan dan kaki. Gerion memiliki segerombolan ternak serta anjing berkepala dua, Orthos.

Herakles diharuskan untuk mengambil ternak Gerion sebagai salah satu tugasnya. Herakles pun mendatangi tempat Gerion. Sebelum membunuh Gerion, Herakles terlebih dahulu membunuh anjingnya, Orthos, dengan satu pukulan. Gerion lalu melawan Herakles dengan mengenakan tiga tombak, tiga perisai, dan tiga helm. Gerion mengejar Herakles sampai ke Sungai Anthemus sebelum akhirnya Herakles berhasil membunuh Gerion dengan menggunakan panah yang telah diolesi darah beracun Hidra. Setelah membunuh Gerion. Herakles membawa ternak Gerion pada Euristheus.

Kakos

Kakos adalah raksasa putra dari Hefaistos. Kakos mampu menyemburkan api.

Setelah mengambil ternak Gerion, Herakles berhenti di dekat sebuah gua dan tertidur. Ternyata gua itu adalah sarang Kakos. Ketika Herakles sedang tertidur, Kakos keluar dan mengambil ternak itu lalu membawanya ke dalam guanya, Kakos lalu menutup gua dengan sebuah batu besar. Ketika Herakles terbangun, dia menyadari bahwa ternaknya hilang. Herakles awalnya mengalami kesulitan dalam mencari ternak itu samai akhirnya Herakles mendengar suara ternak dari dalam sebuah gua. Seketika itu juga Herakles langsung tahu bahwa ternak itu telah dicuri.

Herakles yang marah lalu menghancurkan batu besar di pintu gua dan masuk ke dalamnya. Di dalam gua, Herakles bertarung dengan Kakos dan membunuh sang raksasa.

Antaios

Antaios adalah raksasa pegulat dan merupakan putra Gaia dan Poseidon. Antaios tinggal di Libya, dia suka menantang gulat pada engelana yang lewat.

Antaios sering membiarkan lawannya membantingnya ke tanah. Setelah itu Antaios akan bangkit, lalu dia langsung membunuh lawannya. Itu disebabkan karena Antaios adalah putra Gaia (bumi), maka dia tidak terkalahkan dan bahkan semakin kuat jika melakukan kontak dengan tanah.

Ketika Herakles lewat di Libya untuk mengambil apel Hesperides, Antaios pun menantang sang pahalwan bergulat.

Dalam duel itu, Herakles berhasil membanting Antaios ke tanah sebanyak tiga kali, dan setiap kali dibanting, Antaos selalu bangkit dan menjadi lebih kuat.

Maka Herakles memikirkan cara lain untuk mengalahkan Antaios. Herakles lalu mengangkat Antaios sehingga Antaios tak menyentuh tanah. Antaios pun menjadi lemah. Pada saat itulah Herakles langsung menghabisi Antaios.

Gegenes

Gegenes adalah kaum raksasa yang lahir dari bumi dan memiliki enam tangan. Gegenes tinggal di Gunung Beruang di Pulau Misia.

Iason dan para Argonaut berlabuh di dekat Gunung Beruang untuk mengisi perbekalan. Sementara kebanyakan Argonaut pergi mencari makanan, para Gegenes melihat bahwa kapal Argo hanya dijaga sedikit orang, maka mereka pun menyerang kapal Argo. Namun ternyata di antara sedikit orang itu ada Herakles. Dalam bentrokan itu, Herakles berhasil membunuh banyak Gegenes dengan pemukul dan panahnya. Ketika para Argonaut kembali ke kapal, Gegenes yang tersisa habis terbunuh atau langsung kabur.

Talos

Talos adalah raksasa yang tubuhnya terbuat dari perunggu. Talos memiliki sebuah pembuluh yang tersambung dari leher sampai ke kakinya. Di pembuluh itu mengalir timbal hitam yang merupakan darah Talos. Pembuluh itu disumbat dengan sebuah paku di kakinya.

Talos diciptakan oleh Hefaistos dan diberikan oleh Zeus untuk melindungi Europa, kekasih Zeus di Kreta. Talos setiap hari selalu mengelilingi pulau Kreta tiga kali. Dia akan melemparkan batu besar kepada kapal yang mendekati Kreta. Ketika para Argonaut berlabuh di Kreta, Talos juga melemparkan batu-batu besar pada mereka. Para Argonaut panik dan langsung menjauh hingga di luar jarak lempar Talos.

Medeia lalu menyihir Talos sampai sang raksasa jadi mengamuk sendiri. Talos yang mengamuk akhirnya tanpa sengaja tersandung batu tajam dan paku yang menyegel pembuluh darahnya terlepas. Maka keluarlah cairan hitam dari mata kakinya terus-menerus. Talos akhirnya mati karena kehabisan darah.

Laistrigones

Laistrigones adalah para raksasa kanibal yang tinggal di kota Telepilos. Kota itu memiliki pelabuhan yang bagus, dengan batu karang mengelilingi pelabuhan dan hanya ada celah sempit untuk satu atau dua kapal lewat,

Raja para Laistrigones adalah Antifates. Antifates dan istrinya berukuran sangat besar, namun putri mereka berukuran normal, sehingga anak buah Odisseus sangat terkejut ketika bertemu orang tua gadis itu.

Ketika sebelas kapal Odisseus memasuki leabuhan Telepilos, para Laistrigones menyerang mereka dan menghancurkan kapal-kapal Odisseus. Para raksasa melempari kapal-kapal Odisseus dengan batu besar, mereka juga menggunakan tombak panjang untuk menusuk manusia sebelum akhirnya memakannya.


-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Para Dewa

Kisah Cinta Afrodit

Hefaistos-Afrodit-Ares

Afrodit adalah dewi yang sangat mempesona dan diidamkan oleh semua dewa. Untuk mencegah peperangan antardewa, Zeus menikahkan Afrodit dengan Hefaistos, dewa pandai besi. Mereka tidak memiliki anak dan Afrodit bukan merupakan istri yang setia, dia banyak berselingkuh, dan yang paling terkenal adalah perselingkuhannya dengan Ares dewa perang.

Ketika Hefaistos tak ada di rumah, Ares sering mendatangi Afrodit dan bercinta dengan sang dewi cinta di kasur Afrodit. Dari hubungan itu lahirlah Eros (Cupid), Anteros, Fobos, Deimos, dan Harmonia.

Perselingkugan itu awalnya aman-aman saja sampai suatu ketika Helios dewa matahari sedang mengendarai kereta mataharinya dan tiba-tiba melihat di bawahnya Ares sedang asyik mencumbui Afrodit. Helios segera memberitahu Hefaistos mengenai perselingkuhan itu. Sebenarnya Ares sudah menyuruh Alektrion untuk berjaga di depan pintu untuk memperingatkan Ares jika Helios lewat. Tetapi Alektryon tertidur dalam tugasnya sehingga Helios bisa memergoki Ares dan Afrodit.

Mengetahui perbuatan istrinya dan Ares, Hefaistos marah dan berencana membalas mereka. Dia lalu membuat sebuah jaring yang kuat dan tak terlihat, kemudian memasangnya di atas ranjangnya. Setelah memasangnya, Hefaistos memberitahu istrinya bahwa dia mau pergi ke bengkelnya di Pulau Lemnos. Afrodit melihat ini sebagai sebuah kesempatan untuk kembali bercinta dengan Ares

Setelah Hefaistos meninggalkan rumahnya, Ares langsung mengendap-endap ke dalam rumah Hefaistos. Ares lalu langsung memeluk Afrodit dan membawanya ke ranjang untuk langsung dinikmati tanpa menyadari bahwa ranjang itu telah diberi perangkap. Di tengah kenikmatan mereka, tiba-tiba sebuah jaring jatuh dan mengurung mereka. Saking kuatnya jaring itu, Afrodit dan Ares tak mampu melepaskan diri.

Hefaistos lalu kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan dewa sementara para dewi tak mau datang karena tidak mau melihat hal memalukan itu. Afrodit dan Ares merasa sangat malu berada dalam keadaan seperti itu sambil dilihat oleh para dewa. Atas perselingkuhan ini, Hefaistos menuntut para dewa untuk mengganti hadiah perkawinan yang dulu dia berikan pada Zeus dan Hera.

Dua dewa muda, Apollo dan Hermes, tertawa melihat kejadian ini. Hermes bahkan berkata bahwa dia tidak akan keberatan berada dalam posisi Ares asalkan bisa bersama Afrodit. Poseidon lalu meminta Hefaistos melapaskan mereka dan berjanji bahwa dia akan membayar ganti rugi pada Hefaistos. Setelah mendapat jaminan dari Poseidon, Hefaistos pun melepaskan Afrodit dan Ares. Setelah bebas, Ares langsung kabur ke Trakia sedangkan Afrodit pergi ke Siprus,

Sementara Alektrion yang lalai dalam tugasnya, oleh Ares dihukum menjadi ayam jantan yang tak pernah lupa memberitahu datangnya matahari.

Afrodit sendiri berniat menghukum Helios yang telah membeberkan perselingkuhannya. Helios mencintai seroang nimfa bernama Klitia. Afrodit membuat Helios mencintai gadis lain yang bernama Leukothea.

Klitia jadi cemburu pada Leukothea sehingga dia menyebarkan gosip bahwa Leukothea disetubuhi oleh manusia biasa. Orkhamos, ayah Leukothea, teperdaya gosip ini dan mengubur Leukothea hidup-hidup.

Akibat perbuatannya, Klitia pun ditinggalkan oleh Helios. Klitia, yang sangat mencintai Helios, hanya bisa berbaring di tanah dan memandangi kereta Helios mengarungi langit siang. Selama sembilan hari Klitia memandangi Helios sebelum akhirnya mati. Tubuh Klitia kemudian diubah menjadi tanaman Heliotrope, yang bunganya selalu menghadap arah matahari.

Poseidon-Afrodit-Hermes

Sebenarnya Poseidon memberi ganti rugi pada Hefaistos dengan didasari motif khusus. Ketika Poseidon melihat tubuh telanjang Afrodit yang terperangkap jaring, Poseidon langsung bernafsu pada sang dewi. Dengan membantu membebaskan Afrodit, maka Afrodit menjadi berhutang pada Poseidon, dan Afrodit tahu bayaran apa yang paling diinginkan oleh sang dewa laut. Afrodit pun mendatangi Poseidon dan bersetubuh dengannya. Dari hubungan itu terlahir Erix, seorang Argonaut.

Selain Poseidon, Hermes juga ingin menikmati tubuh indah Afrodit. Hermes lalu meminta bantuan pada ayahnya, Zeus. Zeus mengirimkan elangnya untuk mencuri sandal Afrodit. Ketika Afrodit mencari sandalnya yang hilang, Hermes datang dan memberitahunya bahwa dia akan mengembalikan sandal Afrodit asalkan Afrodit mau tidur dengannya. Demi sandalnya, Afrodit pun merelakan tubuhnya dinikmati oleh Hermes. Dari hubungan Hermes dan Afrodit, terlahirlah Hermafroditos.

Afrodit dan Adonis

Kiniras, raja Siprus, memiliki seorang putri bernama Mirrha. Ibu Mirrha menyombongkan bahwa anaknya lebih cantik dari Afrodit sehingga Afrodit menghukumnya dengan menjadikan Mirrha jatuh cinta pada ayahnya sendiri, Kiniras.

Kiniras tentu menolak cinta putrinya tetapi Mirrha tidak kehabisan akal. Mirrha menyamar menjadi seorang pramusyahwat dan bersetubuh dengan ayahnya sampai akhirnya Mirrha hamil. Ketika Kiniras tahu perbuatan putrinya, dia berusaha membunuh Mirrha. Mirrha berdoa meminta pertolongan pada para dewa dan kemudian diubah menjadi pohon dupa. Kiniras sendiri akhirnya bunuh diri.

Mirrha, yang telah berwujud pohon, melahirkan bayinya, yaitu seorang manusia bernama Adonis. Afrodit merasa kasihan dan mengambil bayi itu lalu memberikannya pada Persefon di dunia bawah untuk diasuh. Adonis tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Suatu hari Afrodit datang untuk mengambil kembali Adonis tetapi Persefon telah menyukai Adonis dan tak mau melepaskannya. Afrodit dan Persefon pun bertengkar sampai akhirnya Zeus turun tangan. Zeus memutuskan bahwa selama sepertiga tahun Adonis akan bersama Afrodit, sepertiga tahun berikutnya bersama Persefon, dan sepertiga tahun berikutnya terserah pada Adonis sendiri. Adonis tentu saja lebih memilih bersama Afrodit.

Adonis dan Afrodit sering pergi berburu bersama. Suatu hari Afrodit harus meninggalkan Adonis berburu sendirian. Sebelum pergi, Afrodit berpesan pada Adonis untuk tidak mengganggu binatang buas. Setelah Afrodit pergi, Adonis melihat seekor babi hutan yang sangat besar. Adonis melupakan pesan Afrodit dan mengejar babi tersebut. Babi itu sangat kuat dan bukan tandingan Adonis. Babi itu menyerang Adonis sampai akhirnya Adonis mati karena kehabisan darah. Afrodit kembali dan sangat berduka ketika melihat kekasihnya mati. Untuk mengenang Adonis, Afrodit mengubah tubuh Adonis menjadi bunga anemone dan menyelenggarakan festival Adonia.

Afrodit dan Zeus

Suatu ketika Zeus juga bernafsu pada Afrodit dan berkeinginan untuk memperkosa sang dewi. Afrodit mencoba kabur dari ayahnya yang sudah penuh hasrat itu. Zeus terus mengejar namun Afrodit terbang secepat angin. Zeus terus berusaha namun Afrodit ternyata terlalu cepat baginya. Saking bernafsunya, air mani Zeus berceceran di Pulau Siprus. Air mani itu membuahi Gaia dan dari dalam tanah terlahirlah makhluk aneh bertanduk, yang disebut Kentaur dari Siprus. Karena tak kunjung berhasil, akhirnya Zeus menyerah dan menghentikan usahanya.

Di kemudian hari, Afrodit dengan sukarela bersedia bersetubuh dengan Zeus. Dari hubungan itu, Afrodit hamil. Namun Hera marah dan meletakkan tangannya di perut Afrodit sambil mengutuk bayi yang dikandung Afrodit. Akibat kutukan itu Afrodit melahirkan bayi buruk rupa yang diberi nama Priapos. Afrodit lalu melemparkannya ke gunung. Di sana dia dibesarkan oleh seorang gembala. Priapos terkenal karena alat kelaminnya yang besar.




-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Apollo

Apollo dan Dafne

Apollo dalah dewa musik dan matahari sementara Dafne adalah putri dari dewa sungai Peneus. Suatu hari Apollo mengejek Eros (Cupid). Menurut Apollo, Eros hanyalah seorang anak kecil yang bermain-main dengan senjata orang dewasa (panah). Eros tersinggung atas kesombongan Apollo sehingga Eros berniat membalas Apollo.

Eros mengambil 2 anak panah yang berbeda, anak panah emas yang tajam (anak panah rasa cinta) ditembakkan tepat di jantung Apollo, sedangkan anak panah lainnya yaitu anak panah timah yang tumpul (anak panah kebencian) ditembakkan pada Dafne. Akibatnya Apollo menjadi mencintai Dafne sedangkan Dafne jadi sangat membenci Apollo, dan dimulailah kejar-mengejar antara Apollo dan Dafne.

Dafne lari sampai ke ujung dunia dan Apollo pun mengejar Dafne sampai ke ujung dunia. Sampai akhirnya Dafne menyerah karena kehabisan tenaga dan meminta pada ayahnya sang dewa sungai Peneus untuk mengubah dirinya menjadi pohon. Peneus pun mengabulkan permintaan anaknya dan diubahnyalah Dafne menjadi pohon salam. Pada saat mengetahui kejadian itu Apollo merasa sedih karena tak bisa memperistri Dafne. Karena itu Apollo menyatakan bahwa mulai saat itu pohon salam keramat baginya. Daun salam juga digunakan sebagai mahkota oleh Apollo dan sebagai penghargaan dalam Pesta Olahraga Pithia, yang diselenggarakan untuk memuja Apollo.

Apollo dan Hiakinthos

Apollo memiliki seorang kekasih lelaki bernama Hiakinthos, yang merupakan pangeran Sparta dan pemuda yang sangat tampan. Apollo dan Hiakinthos sering berburu dan berolahraga bersama. Zefiros (dewa angin barat) juga sebenarnya menyukai Hikainthos tetapi Hiakinthos lebih memilih Apollo.

Suatu hari Apollo dan Hiakinthos melakukan lempar cakram. Apollo yang melempar cakramnya dan Hiakinthos yang memungutnya. Tiba-tiba cakram yang dilempar Apollo menghantam kepala Hiakinthos. Darah mengalir dari kepala Hiakinthos sampai akhirnya pemuda itu pun mati. Cakram itu bisa mengenai Hiakinthos akibat ditiup oleh Zefiros yang cemburu pada hubungan mereka.

Apollo terkejut dan bergegas mendekati Hiakinthos. Apollo memeluk tubuh Hiakinthos tetapi semuanya sudah terlambat, Hiakinthos telah mati.

Apollo sangat bersedih atas kematian kekasihnya. Untuk mengenang Hiakinthos, Apollo menciptakan bunga Hyacinth dari darah Hiakinthos dan menggelar festival Hiakinthia setiap musim panas.

Apollo dan Kiparissos

Apollo juga memiliki seorang kekasih lelaki yang bernama Kiparissos. Kiparissos adalah seorang pemuda tampan keturunan Herakles yang tinggal di pulau Keo. Apollo memberinya hadiah berupa seekor rusa jantan yang jinak. Kiparissos sangat menyayangi rusa itu.

Suatu hari secara tak sengaja Kiparissos membunuh rusa kesayangannya dengan tombak. Kiparissos merasa sangat bersalah, menyesal, dan sedih. Apollo berusaha menenangkan Kiparissos namun tak berhasil.

Saking menyesalnya, Kiparissos bahkan meminta supaya dia bisa menangis selamanya. Apollo mengabulkan keinginan Kiparissos dengan mengubahnya menjadi tanaman cypress yang getahnya mengalir seperti air mata.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Cupid dan Psikhe

Di suatu kerajaan ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi kecantikan.

Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun langsung saja terbang mencari Psikhe.

Tetapi ketika Cupid melihat Psikhe, dia malah terpesona sampai tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri dengan anak panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi melakukan perintah Afrodit.

Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus memantau Psikhe menyadari adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta pada siapapun? Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.

Beberapa tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar Psikhe sementara usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke orakel untuk meminta nasehat.

Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di sebuah gunung.

Psikhe dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh takdir.

Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya. Semua orang merasa sedih melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh kecantikan fisiknya atau juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita yang dicintai oleh masyarakat sekitarnya.

Psikhe berjalan menuju gunung yang dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan diri. namun karena ia tidak kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju seuatu tempat.

Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang nampak seperti istana.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan disana ada banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe. Gadis cantik itu sangat gembira mendengarnya.

Di malam hari, tempat itu sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara seorang laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.

"Apa ini monster yang dibilang orakel?" pikir Psikhe ragu.

Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan memadu kasih bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena memang suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya menampakkan diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus menolak dengan berkata, "Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan kita akan berakhir."

Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.

Mereka memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster.

Malam itu, Psikhe benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.

Ketika cahaya lentera menyinari wajah suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang selama ini bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun makin mencintai Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja menumpahkan minyak dari lenteranya ke badan Cupid.

Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psikhe itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe, yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya.

Lama Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psikhe pun meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.

Setelah mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.

Psikhe terus berjalan hingga ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat banyak biji-bijian berceceran sehingga kuil itu nampak berantakan. Sambil bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil itu tidak lagi berantakan.

Demeter melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon maaf."

Psikhe sangat senang mendapat perhatian dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu meminta maaf kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata bahwa untuk menebus dosanya, ia harus berhasil melakukan tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.

Sebagai tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan setumpuk tinggi biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe ditugaskan untuk memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang berbeda sebelum malam berakhir.

Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil itu. Tapi tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut membantu Psikhe. Dengan bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia selesaikan sebelum pagi.

Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi sangat kesal. Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari domba-domba emas yang merumput di pinggir sungai.

Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia dihentikan oleh sekelompok nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis cantik! kamu jangan mendekati domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu kamu lakukan hanyalah menunggu hingga siang hari ketika matahari bersinar terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon itu."

Psikhe mengerti apa yang harus ia lakukan. ia berterima kasih kepada para nimfa dan pergi mengamati para domba emas.

Ketika domba-domba itu selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut di batang pohon dan semak-semak tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol itu dari sana.

Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan oleh Afrodit. Psikhe harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia mengira kali ini dia akan mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman Zeus yang mengambilkan air itu untuknya.

Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir Afrodit berkata, "Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak penurut lagi. Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang. Sekarang kamu harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan mintakan kepadanya sedikit kecantikannya."

Psikhe bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu sampai di menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.

Setelah mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang menara. Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang dunia bawah. Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala mereka berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan oleh para arwah disana.

Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan roti.

Persefone mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.

Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin mendapatkan sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu nanti Cupid akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan peringatan dari sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya, kutukan tidur langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.

Sementara luka pada bahu Cupid telah sembuh dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat merindukan istrinya itu.

Cupid mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur dalam kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam kotak. Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi. Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan.

Cupid and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan"). Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia ikut menari dalam pesta pernikahan mereka.




-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Hades dan Persefone


Para dewa mengurung para raksasa di bawah Gunung Etna. Kadang-kadang para raksasa ini memberontak dan berusaha keluar dari kurungan mereka sehingga menyebabkan gunung meletus dan gempa bumi. Hades, dewa dunia bawah, khawatir ulah para raksasa itu akan menyebabkan dunia bawah rusak, sehingga menyebabkan adanya celah yang terbuka pada dunia atas. Oleh karena itu ia lalu menaiki kereta perangnya yang berwarna emas yang ditarik oleh sepasang kuda hitam legam yang abadi dan keluar dari dunia bawah untuk melakukan patroli. Ketika Hades sedang berpatroli tiba-tiba sudut matanya melihat suatu pemandangan yang indah, ia melihat Persefone yang sedang memetik bunga bersama kawan-kawannya para nimfa laut Okeanid di sebuah lembah yang bernama Lembah Nysa. Pada saat itulah Eros (Cupid), dewa asmara, memanah Hades dan membuatnya jatuh cinta pada Persefone yang sedang memetik bunga di Lembah Nysa tersebut. Hades lalu menculik Persephone dan membawanya ke kediamannya di dunia bawah. Persefone berteriak memanggil ibunya, sebelum suaranya ditelan kegelapan dunia bawah. Teriakannya terbawa deru angin hingga ke Olimpus dan terdengar oleh Demeter, ibunya, yang langsung bangkit dan lari mencari putrinya. Tak henti-hentinya ia memanggil nama putrinya dan tanpa kenal lelah ia mengarungi daratan dan lautan ke tempat teriakan anaknya berasal.

Persefone adalah anak gadis dan putri kesayangan Demeter, dewa pertanian dan panen, yang cantik rupawan. Demeter sangat sedih setelah kehilangan anaknya. Demeter mencari Persefone selama berhari-hari tanpa henti. Akhirnya sampailah Demeter di Lembah Nysa yang hijau, tempat para nimfa laut Okeanid yang cantik bermain. Tapi tak satupun yang mengetahui siapa yang telah menculik Persefone. Betapa malangnya nasib sang dewi, sambil menangis ia kembali berlari mencari Persefone selama sembilan hari sembilan malam. Tapi tak ada tanda-tanda keberadaan putri tercintanya, walaupun ia sudah bertanya pada semua orang, bahkan ke peramal-peramal ulung. Semuanya hanya menggelengkan kepala.

Akhirnya di hari kesepuluh, ia bertemu Helios, sang dewa matahari yang dari singgasana emasnya tak pernah luput menyaksikan segala sesuatu yang terjadi di muka Bumi. Dari Helios, Demeter mengetahui anak gadisnya sekarang telah menjadi istri Hades, menjadi ratu kerajaan orang-orang mati, yang tidak akan pernah melihat cahaya matahari dan tinggal selamanya dalam kegelapan abadi.

Demeter sangat Sedih mendengar kabar dari Helios tersebut, Kesedihan Demeter membuat seluruh alam turut berduka. Angin selatan yang dingin datang berhembus merontokkan daun-daun pepohonan, bunga-bunga menjadi layu dan rerumputan hijau mengering. Bumi menjadi padang tandus dan banyak manusia serta binatang mati kelaparan, kesedihan Demeter telah menyebabkan musim dingin dan tanaman tidak dapat tumbuh, hal ini membuat manusia menderita. Akhirnya Zeus sang raja dewa turun tangan, Zeus meminta Hades mengembalikan Persefone pada ibunya. Zeus mengirim Hermes, anak sekaligus utusannya untuk menjemput Persephone. Tapi ternyata si Hades banyak akal. Dia menjebak Persefone untuk memakan delima dunia bawah.

Oleh karena Persefone memakan makanan dari dunia bawah otomatis dia mesti tinggal di dunia. Mengetahui hal ini Zeus pun membuat kesepakatan, setiap enam bulan Persefone harus tinggal di dunia bawah bersama Hades, dan enam bulan berikutnya ia tinggal di dunia atas bersama Demeter Ibunya, dan saat itu pula apabila Persefone tinggal di dunia bawah bersama Hades maka Demeter bersedih, menjadikan bumi dingin dan tanaman tidak tumbuh. Tapi ketika Persefone kembali ke dunia atas bersama Demeter, Bumi kembali hijau karena Demeter sangat bahagia bisa bersama lagi dengan Persefone anaknya. Hal inilah yang menyebabkan pergantian musim.

Sejak saat itu, di saat musim semi dan musim panas tiba, seluruh alam menghijau dan semarak oleh mekarnya bunga-bunga. Alam bersuka ria menyambut kedatangan Persephone untuk menemani ibunya. Sebaliknya bila Persefone harus kembali ke dunia bawah, Bumi menjadi gersang, daun-daun berguguran dan cuaca yang hangat menjadi dingin dan kelabu. Musim gugur dan musim dingin datang mengiringi kesedihan Demeter. Demikianlah, peristiwa itu terus berulang hingga sekarang.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Zeus

Sebagai dewa langit Zeus memiliki akses yang mudah pada para perempuan cantik di seluruh dunia dan dia memang memanfaatkan hal itu. Selain itu, kekuasaannya sebagai dewa tertinggi menjadikannya sukar untuk ditolak perempuan. Sebelum menikah dengan Hera, Zeus telah terlebih dahulu menikahi Metis, Themis, dan Mnemosine. Zeus juga berhubungan dengan Leto tidak lama setelah menikah dengan Hera. Beberapa perempuan yang pernah ditiduri oleh Zeus setelah menikah dengan Hera di antaranya adalah sebagai berikut:

Europe

Europe adalah putri raja Agenor di Sidon. Benua Eropa dinamai dari namanya.

Suatu hari Europe bersama teman-teman wanitanya berkumpul dan memetik bunga bersama. Zeus melihat kumpulan wanita ini dan langsung jatuh cinta pada Europe karena Europe adalah perempuan tercantik di antara mereka. Zeus lalu menyamar sebagai banteng putih yang indah dan menghampiri mereka. Banteng samaran Zeus sangat indah dan bahkan beraroma bunga sehingga Europe dan teman-temannya langsung mendekatinya, mereka mengelus-elusnya.

Tiba-tiba banteng itu berbaring di hadapan Europe. Europe menunggangi punggung banteng itu dan banteng itu pun langsung membawa pergi Europe. Banteng itu pergi ka pantai dan berenang menyeberangi lautan sambil memabwa Europe di punggungnya. Mereka bahkan diikuti oleh Poseidon, Triton dengan terompetnya, dan para Nereid yang menunggangi lumba-lumba. Rombongan itu membawa Europe semakin lama semakin jauh dari tempat asalnya. Europe menyadari bahwa banteng itu pastilah dewa dan dia pun mulai ketakutan. Europe lalu memohon kemurahan hati sang dewa. Zeus lalu berbicara Europe bahwa dia mencintainya. Zeus juga meminta Europe untuk tidak merasa takut.

Zeus membawa Europe ke Kreta. Di sana, Europe oleh Zeus dijadikan sebagai ratu Kreta. Europe berhubungan dengan Zeus dan melahirkan Minos, Rhadamanthis, dan Sarpedon.

Sementara Zeus mencitrakan ulang banteng samarannya di angkasa sehingga jadilah rasi bintang Taurus.

Io

Io adalah seorang pendeta Hera di Argos. Zeus jatuh cinta pada Io dan menidurinya. Untuk mencegah Hera mengetahui apa yang terjadi, Zeus menutupi dunia dengan awan hitam tebal. Namun Hera malah menjadi curiga, dia lalu turun dari Gunung Olimpus dan menghilangkan awan tersebut. Zeus berpikir cepat dan mengubah wujud Io yang asalnya seorang gadis cantik. Ketika awannya sudah hilang, Hera melihat Zeus berdiri di samping seekor sapi putih. Zeus kemudian bersumpah bahwa ia belum pernah melihat sapi itu sebelumnya, dan bahwa sapi itu keluar begitu saja dari dalam bumi. Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Hera meminta sapi itu sebagai hadiah. Dan Zeus pun memberikan sapi itu pada Hera.

Hera kemudian menyuruh Argus Panoptes, raksasa bermata seratus, untuk menjaga sapi itu. Zeus mengutus Hermes untuk mengambil Io. Hermes menyamar sebagai seorang gembala dan membuat Argus tertidur dengan musik dan ceritanya. Setelah Argus tertidur, Hermes pun membunuhnya. Sebagai kenang-kenangan, Hera mengambil semua mata Argus dan memasangnya pada ekor burung kesayangannya, merak.

Hera kemudian memaksa Io mengembara di bumi tanpa istirahat. Io melintasi jalan antara Propontis dan Laut Hitam, yang kemudian dinamai Bosporus (lintasan sapi), di sana ia bertemu Prometheus. Prometheus dirantai di Gunung Kaukasus oleh Zeus karena mengajar manusia cara membuat api dan menipu Zeus. Setiap hari, seekor elang raksasa datang dan memakan hati Prometheus. Meskipun sedang menderita, Prometheus menghibur Io dengan memberitahu bahwa Io akan kembali menjadi manusia dan keturunannya akan menjadi pahlawan terhebat, Herakles. Io kemudian menyeberangi Laut Ionia. Di Mesir, Dia diubah kembali menjadi manusia oleh Zeus. Di sana juga, ia melahirkan putra Zeus, Epafos, dan seorang anak perempuan, Kiroessa. Dia kemudian menikah dengan Telegonus, raja Mesir. Cucu mereka, Danaos, nantinya akan kembali ke Yunani.

Semele

Semele adalah seorang putri di kerajaan Thebes dan merupakan anak dari Kdmos dan Harmonia. Dia juga adalah pendeta wanita di kuil Zeus.

Dalam satu kesempatan, Zeus mengamati Semele ketika Semele sedang menyembelih seekor banteng di altar Zeus dan kemudian berenang di sungai Asopus untuk membersihkan tubuhnya dari darah. Zeus jatuh cinta padanya dan berulang kali meniduri Semele. Zeus selalu mengunjungi Semele di malam hari dan dalam wujud yang tak terlihat. Semele merasa senang menjadi kekasih dari seorang dewa, walaupun dia tidak tahu dewa yang mana.

Istri Zeus, Hera, mengetahui perselingkuhan suaminya ketika Semele sedang hamil. Hera kemudian menyamar sebagai perempuan tua dan mengunjungi Semele, Hera meyakinkan Semele untuk melihat wujud asli kekasihnya agar Semele tahu siapa sebenarnya kekasihnya. Ketika Zeus datang lagi padanya, Semele memaksanya bersumpah untuk memberikannya satu permintaan. Maka Zeus pun pergi ke sungai Stix dan bersumpah akan mengabulkan apapun permintaan Semele. Semele kemudian memintanya untuk menunjukkan wujudnya yang sebenarnya. Zeus tidak senang mendengarnya karena Zeus tahu apa yang akan terjadi, Manusia takkan bertahan hidup ketika melihat wujud asli Zeus. Namun Zeus telah bersumpah dan tak punya pilihan. Zeus menampakkan wujud aslinya dan Semele pun terbakar sampai mati. Namun Zeus masih sempat menyelamatkan anak yang dikandung oleh Semele (Dionisos) dan memasukkannya ke dalam pahanya sampai ia siap untuk dilahirkan. Beberapa bulan kemudian, Dionisos lahir. Kelahirannya dari Zeus menjadikannya seorang dewa.

Setelah dewasa, Dionisos pergi ke dunia bawah dan membawa kembali ibunya dari kematian. Semele menjadi dewi di Gunung Olimpus dengan nama baru, Thione.

Ganimede

Selain dengan perempuan, Zeus juga memiliki kekasih lelaki bernama Ganimede.

Ganimede adalah pangeran Troya dan merupakan anak dari Tros dan Kallirrhoe. Ganimede memiliki penampilan yang menarik sehingga Zeus jatuh cinta padanya.

Suatu hari Ganimede sedang menggembalakan ternak di Gunung Ida. Zeus berubah menjadi seekor elang dan membawa Ganimede ke Gunung Olimpus. Di Olimpus, Ganimede dijadikan abadi, selain itu dia juga menjadi kekasih Zeus dan pembawa minum bagi para dewa menggantikan Hebe.

Tros sangat sangat sedih setelah kehilangan Ganimede, oleh karena itu Zeus memberinya dua ekor kuda abadi dan tanaman anggur emas sebagai kompensasinya. Zeus mengirimnya melalui Hermes yang memberitahu Tros bahwa Ganimede telah menjadi abadi dan menjabat posisi yang sangat istimewa sebagai pembawa minum di Olimpus.

Zeus juga mencitrakan Ganimede di angkasa sebagai rasi bintang Aquarius.

Salah satu bulan Jupiter yang ditemukan oleh Galileo Galilei dinamai Ganymede.

Kallisto

Kallisto adalah putri raja Likaon di Arkadia. Dia merupakan salah satu teman Artemis dalam berburu. Sebagai teman Artemis, Kallisto telah terikat sumpah kesucian bahwa dia harus tetap menjadi perawan.

Zeus bernafsu pada Kallistos. Zeus pun mendekati Kallisto dengan menyamar sebaagi Artemis. Setelah Kallisto dekat dengannya, Zeus memperkosanya.

Ketika tahu bahwa Kallisto tak lagi perawan, Artemis marah dan mengusir Kallisto keluar dari rombongannya. Beberapa bulan kemudian Kallisto melahirkan seorang putra bernama Arkas. Hera yang marah karena perselingkuhan suaminya kemudian mengubah Kallisto menjadi seekor beruang sementara Arkas diambil dan dibesarkan oleh Maia.

Enam belas tahun kemudian Arkas bertemu seekor beruang yang sebenarnya adalah ibunya. Arkas berniat membunuh beruang itu namun berhasil dihentikan oleh Zeus. Zeus yang merasa kasihan akhirnya menempatkan Kallisto dan Arkas di angkasa sebagai rasi bintang Ursa Mayor (Beruang Besar) dan Ursa Minor (Beruang Kecil).

Namun Hera masih marah pada Kallisto. Hera menyuruh Tethis and Okeanos utnuk tidak mengizinkan Kallisto memasuki wilayah mereka sehingga sampai saat ini Kallisto harus memutari langit utara dan tak pernah terbenam di cakrawala.

Salah satu bulan planet Jupiter juga dinamai Callisto.

Leto

Leto adalah putri dari Titan Koios dan Foibe. Dia adalah salah satu kekasih pertama dan favorit Zeus. Ketika Zeus meikahi Hera, Leto sedang hamil dari hubungannya dengan Zeus. Meskipun Leto dihamili sebelum pernikahan Hera, tetap saja Hera marah pada Leto. Hera pun terus-menerus memberi kesulitan bagi Leto. Pertama-tama Hera mengusir Leto dari Olimpus. Hera lalu melarang bumi menerima persalinan Leto sehingga Leto kesulitan mencari tempat untuk melahirkan.

Akhirnya pulau Delos mau menerima Leto untuk melahirkan di sana. Tetapi Hera menahan Eileithyia, dewi kelahiran, dari Leto. Untungnya Iris mengambil kembali Eileithyia hingga Leto bisa melahirkan Artemis. Artemis lalu membantu ibunya melahirkan Apollo.

Hera yang masih marah kemudian mengirim naga Pithon untuk membunuh Leto. Apollo yang baru lahir berhasil membunuh Pithon dan melindungi ibunya. Tidak berhenti sampai di situ, Hera mengirim raksasa Titios untuk memperkosa Leto. Titios akhirnya dibinasakan oleh Apollo dan Artemis.

Aigina

Aiginan adalah anak perempuan dari dewa sungai Asopus. Aigina adalah seorang perempuan yang cantik sampai Zeus pun jatuh cinta padanya. Zeus berubah menjadi elang dan membawa Aigina ke pulau Oinoni. Di sana, Zeus memperkosa Aginia. Dari hubungan itu lahirlah Aiakos. Asopus mencoba mengejar putrinya ke pulau Oinoni namun Zeus mengusirnya dengan petir.

Aegina dan putranya lalu tinggal di pulau itu. Setelah dewasa, Aiakos menajdi raja di sana dan mengganti nama pulau itu menjadi pulau Aigina, sesuai nama ibunya

Hera, yang marah atas perselingkuhan itu, akhirnya memutuskan utnuk menghukum mereka. Hera mengirim wabah ke pulau Aigina sehingga semua penduduknya, termasuk hewan-hewan, mati. Sementara Aiakos dan ibunya selamat karena dilindungi oleh Zeus.

Aiakos dan ibunya tentu tak bisa hidup berdua saja di sana. Mereka melihat semut-semut tidak terkena dampak wabah, maka mereka pun berdoa pada Zeus, dan Zeus mengubah semut-semut di sana menjadi para Mirmidon.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Cinta Manusia

Baukis dan Filemon

Zeus dan Hermes mengunjungi kota Frigia dengan menyamar sebagai pengemis. Keduanya mendatangi tiap rumah dan meminta belas kasihan tetapi mereka malah diusir oleh tiap pemilik rumah.

Mereka lalu tiba di sebuah gubuk tua yang ditinggali oleh sepasang kakek-nenek, Baukis dan Filemon. Pasangan itu menjamu mereka dengan sangat ramah.

Baukis dan Filemon kemudian menyadari bahwa gelas anggur yang diminum oleh tamunya selalu penuh. Mereka tahu bahwa tamu mereka bukanlah manusia biasa. Zeus dan Hermes lalu menyuruh Baukis dan Filemon mengikuti mereka ke atas bukit. Di atas bukit, Baukis dan Filemon melihat kota di bawah mereka telah dihancurkan oleh banjir dan tanah longsor. Hanya satu rumah yang tak hancur, yaitu rumah Baukis dan Filemon.

Zeus dan Hermes membuka penyamaran mereka dan mengubah rumah Baukis dan Filemon menjadi sebuah kuil sedangkan Baukis dan Filemon diangkat sebagai pendetanya.

Zeus memberi pasangan itu satu permintaan. Baukis dan Filemon meminta supaya mereka selalu bersama sampai ajal memisahkan mereka. Zeus pun mengabulkan permintaan mereka.

Hermafroditos dan Salmakis

Hermafroditos adalah putra Hermes dengan Afrodit. Dia dibesarkan oleh para Naiad (Nimfa) dan tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Ada seorang nimfa bernama Salmakis yang jatuh cinta padanya tetapi Hermafroditos selalu menolaknya. Suatu hari, Hermafroditos pergi ke mata air dekat Haliakrnassos di Karia. Di sana, tiba-tiba Salmakis muncul dan memeluk Hermafroditos dengan sangat erat. Hermafroditos berusaha melepaskan diri tapi tak bisa. Dalam keadaan seperti itu, Salmakis berdoa pada para dewa supaya mereka bersatu dan tak terpisahkan. Para dewa menjawab doa Salmakis dengan menjadikan tubuhnya menyatu dengn tubuh Hermafroditos. Seketika itu juga tubuh Hermafroditos menyatu dengan Salmakis sehingga Hermafroditos kini memiliki payudara dan juga dua kelamin.

Hero dan Leandros

Seorang pemuda bernama Leandros dari kota Abidos di Misia (Asia minor) jatuh cinta pada seorang pendeta Afrodit bernama Hero, yang tinggal di seberang lautan.

Meskipun dipisahkan oleh jarak, Hero dan Leandros selalu bertemu secara rutin. Setiap malam Leandros berenang menyeberangi lautan dengan dipandu oleh cahaya lampu dari menara di kuil Afrodit yang dinyalakan oleh Hero. Mereka lalu bercinta semalaman. Saat fajar, Leandros berenang kembali ke rumahnya.

Di suatu malam di musim dingin, angin bertiup kencang dan air sangat dingin tetapi itu tidak menghalangi niat Leandros untuk berenang ke tempat Hero. Hero, seperti biasa menyalakan lampu di menara dan menunggu kekasihnya. Tetapi malam itu angin berhembus kencang dan memadamkan lampu di menara. Tanpa cahaya dari menara, Leandros mengalami kesulitan berenang dalam kegelapan. Akhirnya, karena cuaca yang buruk dan tak ada panduan, Leandros pun tenggelam.

Jasad Leandros terbawa ombak ke tepi pantai. Hero menemukannya dan sangat bersedih. Hero lalu naik ke menara dan menjatuhkan dirinya. Jasad Hero ditemukan terbaring di samping mayat Leandros.

Ifis dan Ianthe

Di Kreta, ada seorang pria bernama Lidgos yang begitu mendambakan seorang anak lelaki. Ketika istrinya, Telethusa, hamil, Lidgus bersumpah bahwa jika istrinya melahirkan bayi perempuan maka dia akan membunuh bayi itu. Sumpah suaminya sangat membuat Telethusa gusar, tetapi dewi Io muncul dalam mimpi Telethusa dan memberitahu cara menyelamatkan bayi perempuannya.

Telethusa akhirnya melahirkan bayi perempuan, dia lalu menyuruh pembantunya memberitahu suaminya bahwa bayinya laki-laki. Lidgus sangat gembira dan menamainya Ifis. Ifis kemudian dibesarkan sebagai seorang lelaki, hanya ibu dan pembantunya yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah seorang perempuan.

Ketika Ifis berusi tiga belas tahun, ayahnya hendak menikahkannya dengan Ianthe, seorang gadis cantik. Ifis dan Ianthe bertemu dan kedua perempuan itu saling jatuh cinta. Tetapi, menjelang hari pernikahannya, Ifis mulai khawatir, bagaimana mungkin dia bisa membina keluarga dengan seorang perempuan?

Sementara Telethusa sangat takut rahasianya terbongkar sehingga dia terus-menerus menunda pernikahan Ifis denagn berbagai alasan, misalnya, pura-pura membuat Ifis sakit. Tetapi pernikahan akhirnya tak bisa ditunda-tunda lagi. Telethusa dan Ifis sangat takut, mereka lalu berdoa pada dewi Isis. Sang dewi pun menjawab doa mereka. Pada hari pernikahan, Ketika Ifis berjalan menuju altar pernikahan, dewi Isis mengubahnya menjadi seorang pria. Maka Ifis dan Ianthe bisa menjadi suami-istri dan rahasia Telethusa tetap terjaga.

Kefalos dan Prokris

Kefalos adalah suami Prokris. Dia senang berburu. Terkadang ketika hari sedang panas, Kefalos akan berbaring telanjang di rerumputan dan menikmati angin sepoi-sepoi yang sejuk. Kefalos sering melontarkan kata-kata mesra pada angin sepoi-sepoi itu sehingga ketika ada orang yang lewat dan mendengarnya, orang tersebut menyangka Kefalos sedang merayu seorang perempuan. Orang itu pun memberitahukannya pada istri Kefalos, Prokris. Prokris cemburu dan berniat membuktikan sendiri dengan menyelidikinya.

Suatu hari, Kefalos seperti biasa pergi berburu dan diam-diam Prokris mengikutinya. Prokris bersembunyi di semak-semak dan mengawasi Kefalos. Kefalos pun seperti biasa berkata-kata mesra pada angin yang sejuk. Tiba-tiba Kefalos mendengar sesuatu di semak-semak. Kefalos mengira itu binatang dan melempar tombaknya ke situ. Tombaknya adalah tombak ajaib pemberian dewi Artemis sehingga tak pernah gagal mengenai sasarannya. Tombak itu tepat mengenai Prokris. Kefalos bergegas menuju semak-semak dan melihat Prokris tertusuk tombaknya dan berlumuran darah. Kefalos memeluk tubuh istrinya dan memohon padanya untuk tidak meninggalkannya. Tetapi Prokris sudah terluka sangat parah. Sebelum ajal menjemputnya, Prokris meminta pada Kefalos untuk tidak menikahi selingkuhannya itu. Kefalos menangis dan berkata bahwa itu hanyalah angin. Namun semua sudah terlambat, Prokris pun mati di pangkuan Kefalos.

Keiks dan Alkione

Keiks adalah raja Thessali. Dia menikah dan hidup bahagia dengan istrinya, Alkione.

Suatu ketika, Keiks mendapat kabar bahwa saudaranya, Daidalion, telah meninggal dunia. Keiks ingin tahu bagaimana Daidalion bisa meninggal. Keiks akhirnya memutuskan untuk menanyakan hal itu pada orakel di Delphi. Ada dua alternatif perjalanan menuju Delphi, yaitu melalui darat dan laut. Karena di darat banyak ancaman bandit, Keiks memutuskan untuk pergi ke Delphi lewat laut.

Alkione mendapat firasat buruk mengenai perjalanan suaminya, jadi dia mencoba menghalangi kepergian Keiks, kalaupun harus pergi, Alkione memaksa untuk ikut. Tetapi Keiks bersikukuh untuk tetap berangkat dan tidak mau membawa istrinya. Keiks berjanji untuk pulang dua bulan lagi. Alkione akhirnya mengalah dan dengan berat hati merelakan Keiks pergi.

Tetapi malang bagi Keiks, dalam pelayarannya terjadi badai besar di laut. Badai tersebut menghancurkan kapal Keiks dan membunuh semua awal Kapal. Keiks terombang-ambing di tengah lautan dan kesulitan untuk berenang ke daratan. Dalam saat-saat terakhirnya, Keiks memikirkan istrinya sebelum akhirnya satu gelombang besar menghantam dan menenggelamkannya.

Sementara di Thessali, Alkione terus berdoa siang-malam pada Hera untuk kepulangan suaminya. Menjelang akhir bulan kedua, Hera mengirim dewi Iris utnuk menyampaikan tugas pada dewa Hipnos, sang dewa yang menguasai tidur. Iris membentangkan sayap pelanginya dan terbang menuju kediaman Hipnos. Iris memberitahu Hipnos bahwa Hera menyuruhnya memberitahukan kematian Keiks pada Alkione.

Hipnos lalu memanggil salah satu anaknya, Morfeus, sang dewa mimpi. Morfeus merupakan dewa mimpi yang punya kemampuan untuk mengubah wujudnya menjadi manusia. Semua orang dapat ditiru wujudnya oleh Morfeus. Hipnos menyuruh Morfeus masuk ke dalam mimpi Alkione dan memberitakan kematian Keiks.

Morfeus menyamar sebagai Keiks dan hadir di mimpi Alkione. Morfeus lalu menceritakan nasib yang menimpa Keiks dan memberitahu bahwa Keiks sudah meninggal. Begitu terbangun, Aklione menangis dan sangat berduka atas kematian suaminya.

Keesokan paginya, Alkione pergi ke tepi pantai dan mengenang saat-saat terakhir Keiks bersamanya. Tiba-tiba dia melihat sesosok tubuh terbawa ombak ke tepi pantai. Ternyata itu adalah mayat Keiks. Alkione memeluk mayat Keiks dan dia tahu bahwa dia tak bisa hidup tanpa suaminya. Alkione lalu melompat ke laut, berniat bunuh diri. Seketika itu juga Alkione diubah oleh para dewa, yang kasihan padanya, menjadi seekor burung. Bukan hanya itu, para dewa juga menjadikan Keiks sebagai seekor burung. Akhirnya Alkione dan Keiks bisa bersama lagi sebagai sepasang burung.

Orfeus dan Euridike

Orfeus adalah putra dewa musik Apollo. Orfeus sangat hebat dalam bernyanyi dan bermain musik, alat musik favoritnya adalah lira. Nyanyian dan musiknya sangat mempesona sampai-sampai bisa membuat binatang buas menjadi jinak, dan membuat bebatuan serta pohon-pohon bergerak.

Orfeus pernah berkelana ke Mesir. Di sana dia banyak belajar tentang para dewa dan ritus-ritus inisiasi mereka. Sepulangnya dari Mesir, Orfeus membawa serta banyak pengetahua mengenai upacara mistis, serta ritus orgiatis.

Orefus memiliki kekasih seorang nimfa bernama Euridike. Merek saling mencintai dan berniat menikah. Tetapi pada hari pernikahan mereka terjadi suatu tragedi. Seorang satir (setengah manusia setengah kambing) melihat Euridike dan bernafsu padanya. Satir itu mengejar Eurdike untuk memperkosanya dan Euridike pun berlari. Ketika sedang berlari, Euridike menginjak seekor ular berbisa. Ular tersebut menggigitnya dan Euridike pun meninggal.

Orfeus sangat berduka atas kematian istrinya. Dia lalu memainkan lagu yang sangat sedih sampai-sampai semua nimfa dan dewa terharu. Orfeus pun disarankan untuk pergi ke dunia bawah dan membawa kembali istrinya.

Sambil memainkan liranya, Orfeus berjalan ke dunia bawah, dunia orang-orang mati. Di sana, musik Orfeus mampu membuat para arwah diam dan mendengarkan. Bahkan orang-orang yang sedang mengalami siksaan abadi (seperti Sisifos dan Tantalos) sejenak melupakan penderitaan mereka begitu mendengar musik Orfeus. Dengan musiknya, Orfeus tidak perlu membayar Kharon untuk menyeberangkannya melewati sungai Stix. Kerberos juga membiarkan begitu saja Orfeus melewati gerbang dunia bawah.

Hades, bersama istrinya Persefone, mendengarkan alunan musik Orfeus dan sangat terpesona. Atas permainan musiknya yang sangat indah, Hades memberi Orfeus satu permintaan. Orfeus meminta supaya dia bisa membawa kmebali Euridike ke dunia atas. Hades mengabulkannaya dengan satu syarat: Orfeus harus berjalan di depan Euridike dan tidak boleh menengok ke belakang sebelum mereka berdua sampai di dunia atas. Orfeus dan Euridike kemudian berjalan pergi ke dunia atas.

Orfeus sangat gembira namun dia juga khawatir apakah Euridike masih ada di belakangnya. Begitu Orfeus tiba di permukaan bumi, dia langsung menoleh untuk melihat Euridike tetapi ternyata Euridike masih berada di pintu masuk dunia bawah dan belum mencapai dunia atas. Sesuai kesepakatan, Euridike pun menghilang kembali ke dunia bawah, kali ini untuk selamanya. Lagi-lagi Orfeus harus berduka.

Suatu hari beberapa Mainad (perempuan pengikut Dionisos) di Trakia merayunya tetapi Orfeus menolak mereka karena dia hanya setia pada Euridike. Marah karena ditolak, para perempuan itu melempari Orfeus dengan batu dan kayu. Tetapi musik Orfeus membuat batu dan kayu itu menolak melukai Orfeus. Para perempuan itu semakin marah dan akhirnya memotong-motong tubuh Orfeus. Mereka melempar kepala dan lira Orfeus ke sungai Hebrus. Sambil terbawa aliran sungai, Kepala dan lira Orfeus terus melantunkan lagu dan musik sedih. Para Muse (dewi musik) kemudian mengumpulkan semua potongan tubuh Orfeus dan menguburnya di Libethra, sementara Zeus menempatkan lira Orfeus di angkasa sebagai rasi bintang lyra. Setelah dikubur, arwah Orfeus pergi ke dunia bawah. Di sana, Orfeus bertemu lagi dengan Euridike. Kali ini tak ada yang bisa memisahkan mereka.

Narkissos dan Ekho

Ekho adalah nimfa dari Gunung Helikon. Dia sering mengalihkan perhatian Hera ketika Zeus sedang berselingkuh dengan para nimfa, akibatnya Hera menghukum Ekho sehingga Ekho hanya bisa mengulangi perkataan orang lain.

Seperti para nimfa yang lain, Ekho mencintai seorang pemuda bernama Narkissos. Narkissos adalah putra dewa sungai Kefissos dan nimfa Leiriope. Narkissos memiliki wajah yang sangat tampan. Tiresias sang peramal mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa anak mereka akan berumur panjang apabila tidak melihat dirinya sendiri.

Meskipun banyak yang mencintainya, tidak seorang pun yang dibalas cintanya oleh Narkissos, demikian pula Ekho sehingga Ekho patah hati dan menjadi sangat sedih dan kesepian. Ekho kemudian berdoa pada Nemesis sang dewi pembalasan agar menghukum keangkuhan Narkissos. Nemesis pun mendengar doa Ekho dan mengutuk Narkissos untuk jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Kutukan tersebut menjadi kenyataan ketika Narkissos pergi ke suatu mata air untuk minum dan dia melihat bayangan dirinya di kolam itu. Dia tak henti-hentinya mengagumi sosoknya yang terlihat dari pantulan air. Sampai matinya dia terus memandangi bayangan dirinya tersebut. Setelah mati, tubuh Narkissos diubah menjadi bunga narsis atau dafodil.

Pigmalion dan Galateia

Pigmalion adalah seorang pematung muda dari Siprus. Dia belum juga menemukan wanita idamannya. Suatu hari, Pigmalion memulai membuat sebuah patung perempuan impiannya. Lama-kelamaan dia menjadi terobsesi pada patung buatannya hingga ketika selesai dia menyadari bahwa dia telah membuat sebuah patung perempuan yang sangat cantik dan sempurna. Pigmalion begitu menyukai patung itu, dia mendandaninya dan memberinya nama Galateia. Tetapi Pigmalion merasa sedih karena tidak juga menemukan perempuan yang seperti Galateia. Pigmalion akhirnya berdoa pada dewi Afrodit supaya dipertemukan dengan seorang wanita yang secantik Galateia dan Afrodit pun menjawab doa Pigmalion.

Suatu hari Pigmalion mencium bibir Galateia. Tiba-tiba dia merasa bibir Galateia perlahan-lahan menjadi lembut dan hangat. Berangsur-angsur, patung Galateia berubah menjadi manusia. Pigmalion sangat bahagia, dia menikahi Galateia dan memiliki seorang putri bernama Pafos.

Piramos dan Thisbe

Piramos dan Thisbe adalah sepasang kekasih. Rumah mereka terletak bersebelahan tetapi keluarga mereka saling bermusuhan dan melarang mereka untuk menikah. Piramos dan Thisbe seringkali mengobrol melalui sebuah retakan pada dinding yang memisahkan mereka.

Suatu hari mereka saling berjanji untuk bertemu pada malam hari di makam raja Ninus. Thisbe tiba lebih dulu. Di sana dia melihat seekor singa yang baru saja membunuh mangsa sehingga mulutnya penuh darah. Thisbe ketakutan dan kabur sambil menjatuhkan jubahnya agar tidak dikejar. Singa itu lalu mengoyak-ngoyak jubah Thisbe. Ketika Piramos tiba, Piramos melihat jubah Thisbe yang telah robek oleh seekor singa yang berlumuran darah. Piramos mengira singa itu telah memakan Thisbe. Dalam duka citanya, Piramos kemudian menusuk dirinya dengan pedang sampai mati.

Thisbe kembali ke makam dan menemukan kekasihnya telah mati. Thisbe menangis lalu mengambil pedang Piramos dan menusuk tubuhnya dengan pedang itu.

Orang tua mereka membakar jenazah mereka dalam satu tumpukan kayu dan menyimpan abunya dan satu wadah.

Kisah Piramos dan Thisbe merupakan salah satu inspirasi bagi cerita Romeo dan Juliet karangan William Shakespeare.




-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Hukuman

Arakhne

Dahulu kala di kota Maionia di daerah Asia Minor, hiduplah seorang gadis cantik yang memiliki bakat menenun yang sangat luar biasa. Bukan hanya hasil karyanya, namun cara dia menenun pun sangat cantik, bahkan para nimfa akan meninggalkan hutan dan mata air mereka hanya untuk melihatnya menenun dan menikmati karyanya. Nama sang penenun ulung itu adalah Arakhne.

Ia mengambil gulungan benang yang kusut, kemudian dengan telaten mengurainya dan membentuknya menjadi halus dan ringan seperti awan. Setiap gerakan tangannya sangat piawai dalam mengatur belitan, jahitan, dan pola-pola dalam tenunannya. Saking indahnya tenunan gadis itu, banyak orang yang mengatakan bahwa dewi Athena (dewi penenun) sendirilah yang mengajarinya menenun.

Namun Arakhne bereaksi keras terhadap kata-kata itu. Ia menolak jika ia dianggap sebagai murid dari Athena, bahkan ia berkata bahwa kemampuan menenunnya mampu mengalahkan Athena dan ia juga menantang secara terbuka dewi Athena untuk mengadu keahlian menenun dengannya.

Athena mendengar kesombongan Arakhne, namun ia masih ingin memberikan kesempatan bertobat pada Arakhne. Athena pun mendatangi Arakhne yang sedang menenun dalam wujud seorang wanita tua.

Wanita tua itu berkata, "Tenunanmu memang sangat indah, tapi dengarkanlah saranku. Kau boleh menantang sesama manusia untuk mengadu kemampuan menenun semaumu, namun janganlah menantang seorang dewi, malah menurutku sebaiknya kau meminta maaf kepada Athena atas kata-katamu sebelumnya. Ia sangat bijak dan pemaaf, kau mungkin masih bisa dimaafkannya."

Arakhne langsung berhenti menenun, kemudian berteriak kepada wanita tua itu, "Simpan saja saranmu untuk anak cucumu nenek tua! Aku tahu apa yang aku katakan dan tidak akan mencabutnya!! Aku tidak takut dengan dewimu, biar saja dia datang dan mencoba melawanku!!"

Athena pun melepaskan penyamarannya dan menjawab, "Tantanganmu kuterima."

Para nimfa yang ada, langsung bersujud di hadapan Athena, demikian juga orang-orang lainnya. Sementara Arakhne gugup melihat kehadiran sang dewi, namun ia tetap melanjutkan tantangan itu.

Pertandingan antara Arakhne dan Athena berlangsung seru. Benang-benang melayang ringan penuh warna dan keindahan. Masing-masing menenun dengan sangat cepat, namun dengan gerakan yang amat cantik. Tak lama, kain hasil tenunan mereka pun selesai.

Pada kain tenunan Athena, bagian tengahnya terdapat gambar kedua belas dewa Olimpus di atas tahta masing-masing, dan di keempat sudutnya tergambarkan para dewa yang marah dengan manusia-manusia yang membangkang. Hal itu untuk memperingatkan lawannya agar lekas menyerah sebelum semuanya terlambat.

Sedangkan pada kain tenunan Arakhne yang sangat indah, terlukiskan para dewa yang sedang berzina, berselingkuh, dan memperkosa banyak wanita. Adalah Poseidon dan Zeus, ayah Athena, yang paling banyak dilukiskan di sana.

Athena mengagumi karya Arakhne namun sangat murka dengan apa yang terlukis diatasnya. Ia tidak terima jika ada seorang manusia yang menjelek-jelekkan ayahnya. Athena pun menghancurkan hasil karya Arakhne.

Kemudian ia menyentuh dahi Arakhne dan dengan kekuatannya, Athena membuatnya merasakan rasa bersalah dan rasa malu yang amat sangat. Tidak tahan dengan perasaan itu, Arakhne langsung berlari dan menggantung dirinya.

Namun Athena merasa kasihan dengan Arakhne yang tengah mati tergantung pada tali, hingga akhirnya Athena berkata, "HIiduplah!! wahai gadis penuh dosa!! Camkan pelajaran ini, dan kau serta keturunanmu akan terus bergantung dan melanjutkan apa yang biasa engkau lakukan!!"

Wujud Arakhne perlahan berubah. Tubuhnya mengecil dan menjadi seekor hewan yang kita kenal dengan sebutan laba-laba, untuk terus menenun selama hidupnya.

Erisikhthon

Erisikhthon adalah putra Triopas dan ayah Maistra.

Erisikhthon adalah pria yang kaya dan pongah. Suatu hari dia menebang pohon di sebuah hutan suci padahal dia sudah diperingatkan bahwa itu bisa memicu kemarahan para dewa. Akibat perbuatannya itu, seorang Driad (nimfa pohon) yang tinggal di pohon tersebut mati. Para Driad yang lain melaporkan hal ini pada Demeter.

Demeter yang marah lalu menghukum Erisikhthon dengan rasa lapar yang tak pernah terpuaskan. Erisikhthon memakan semua makan yang dia punya namun dia tak pernah merasa kenyang. Erisikhthon kemudian menjual semua barang-barangnya untuk membeli makanan sampai dia tak punya apa-apa kecuali putrinya. Dan karena dia masih terus merasa lapar, putrinya pun ia jual juga.

Maistra, putri Eriskhthon, membiarkan tubuhnya disetubuhi oleh dewa Poseidon. Sebagai balasannya, Poseidon memberi Maistra kemampuan berubah wujud. Dengan kemampuan itu, Maistra selalu bisa kabur dari orang yang baru saja membelinya. Setelah kabur, Maistra kembali pada ayahnya dan Erisikhthon menjual lagi Maistra pada orang lain, begitulah seterusnya sampai akhirnya Eriskhthon putus asa karena rasa laparnya dan dia pun memakan dirinya sendiri sampai mati.

Iksion

Iksion adalah raja bangsa Lapith di Thessali.

Iksion menikahi Dia, putri dari Eionios, namun Iksion menolak membayar mas kawin pada mertuanya. Eionios kesal dan mengambil kuda betina Iksion sebagai jaminan. Iksion akhirnya berjanji akan membayar mahar asalkan Eionios mau datang ke kerajaan Iksion. Namun setelah Eionios datang, Iksion malah membunuhnya dengan melemparnya ke dalam lubang api. Itu adalah permbunuhan antarkeluarga yang pertama terjadi.

Karena perbuatanya itu, tidak ada yang mau menyucikan Iksion. Akhirnya Zeus sendirilah yang turun tangan untuk menyucikan Iksion. Zeus bersedia melakukannya karena dia bernafsu dan ingin menyetubuhi Dia, istri Iksion.

Zeus lalu mengundang Iksion ke Olimpus. Di sana Iksion berjumpa Hera dan menjadi bernafsu pada istri Zeus tersebut. Zeus pun menjadi curiga pada Iksion namun tidak langsung menghukumnya.

Zeus kemudian membentuk sebuah awan menjadi Nefele, seorang perempuan yang sangat mirip dengan Hera. Ketika Iksion melihat Nefele, Iksion mengira itu adalah Hera dan langsung bersetubuh dengannya. Zeus akhirnya tahu bahwa Iksion memang menginginkan Hera.

Karena Iksion berani-beraninya menginginkan Hera, Zeus pun menghukum Iksion dengan mengirimnya ke Tartaros. Di sana Iksion diikat di sebuah roda api yang terus berputar tiada henti.

Sementara anak hasil dari hubungan Nefele dan Iksion adalah Kentauros, yang merupakan leluhur para Kentaur.

Koronis

Koronis adalah putri dari Flegias raja Thessali. Koronis merupakan kekasih Apollo.

Ketika Koronis sedang hamil bayi Apollo, Koronis malah selingkuh dan bercinta dengan pria lain yang bernama Iskhis. Perselingkuhan ini diketahui oleh seekor gagak, yang langsung menyampaikan berita ini pada Apollo.

Apollo sangat marah setelah mendengar perselingkuhan itu. Apollo langsung mendatangi kediaman Koronis. Dia sana, Apollo membunuh Koronis beserta Iskhis. Namun ketika mayat Koronis sedang dibakar di tumpukan kayu bakar, Apollo menjadi menyesal atas perbuatannya. Apollo lalu menyelamatkan bayi yang sedang dikandung Koronis. Bayi itu diberi nama Asklepios dan oleh Apollo diberikan pada Khiron untuk dibesarkan.

Apollo melampiaskan penyesalannya pada sang gagak yang membocorkan rahasia Koronis. Apollo mengubah bulu burung gagak yang awalnya seputih salju menjadi hitam pekat, dan sejak itu burung gagak menjadi pembawa berita kematian. Selain itu Apollo juga menempatkan burung gagak di angkasa sebagai rasi bintang Corvus.

Midas

Sentuhan Emas

Suatu hari, Dionisos menyadari bahwa gurunya, Silenos, telah menghilang. Silenos sedang mabuk dan berjalan-jalan dalam keadaan mabuk. Silenos ditemukan oleh beberapa petani dan dibawa pada raja Midas.

Midas tahu siapa Silenos dan memerlakukannya dengan sangat baik. Setelah menjamu Silenos selama sepuluh hari, Midas mengembalikan Silenos pada Dionisos. Atas kebaikannya, Midas dihadiahi satu permintaan. Midas meminta supaya apapun yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dionisos mengabulkannya meskipun dia menyayangkan mengapa Midas tidak meminta sesuatu yang lebih baik. Midas sangat senang, dia menyentuh pohon dan batu yang kemudian berubah menjadi emas. Midas merasa bahwa kini dia bisa menjadi raja paling kaya di dunia. Midas lalu pulang dan menyuruh pelayannya menyiapkan makanan. Tetapu dia segera menyadari bahwa dia tak bisa menikmatinya karena makanan dan air pun berubah menjadi emas. Bahkan dia membuat putrinya sendiri menjadi emas.

Menyesal atas keputusannya, Midas berdoa pada Dionisos agar bisa lepas dari sentuhan emasnya. Dionisos mendengar doa Midas dan menyuruhnya mencuci tangannya di sungai Paktolos. Midas mengikuti anjuran Dionisos dan ketika dia menyentuhkan tangannya ke air sungai, kekuatan sentuhan emas tersebut terbawa oleh air sungai. Akhirnya Midas kembali seperti semula sedangkan pasir sungai tersebut berubah menjadi berwarna emas.

Telinga Keledai

Suatu hari Apollo bertanding melawan Pan dalam kontes musik. Raja Midas adalah salah satu dari tiga jurinya. Dua juri lainnya memenangkan Apollo sedangkan Midas menyatakan Pan sebagai pemenang.

Apollo menjadi marah pada Midas dan mengubah telinga sang raja menjadi telinga keledai.

Midas merasa sangat malu sehingga dia menutupi telinganya dengan topi besar. Suatu hari Midas menyuruh seorang tukang cukur untuk mencukur rambutnya. Saat itulah tukang cukur tersebut melihat telinga Midas yang berbentuk telinga keledai. Tukang cukur sangat terkejut. Midas lalu mengancamnya dengan hukuman mati jika berani membocorkan rahasia mengenai telinga keledainya. Takut pada ancaman Midas, sang tukang cukur berusaha sebisa mungkin menjaga rahasia itu.

Suatu hari tukang cukur itu merasa tak kuat lagi menjaga rahasia, maka dia pergi ke pedesaan dan menggali sebuah lubang. Ke dalam lubang itu, dia membisikkan, "Raja Midas memiliki telinga keledai." Setelah itu dia menutup lubang tersebut.

Setahun kemudian, sejenis tanaman tumbuh di atas lubang buatan sang tukang cukur. Setiap orang yang melewati tanaman itu bisa mendengar kata-kata, "Raja Midas memiliki telinga keledai." Dalam waktu singkat, semua orang di kerajaan telah mengetahui telinga keledai Midas.

Likaon

Likaon adalah raja di Arkadia. Dia berhubungan seksual dengan lima puluh orang perempuan sehingga memiliki lima puluh orang putra.

Likaon dan putra-putranya sangat sombong dan arogan. Untuk menyelidikinya, Zeus mendatangi kerajaan Likaon dengan menyamar sebagai pelancong. Zeus lalu disambut dan dijamu oleh Likaon. Likaon harus menyuguhkan makanan pada tamunya, maka Likaon pun menyuruh putra-putranya untuk membunuh adik termuda mereka, Niktimos. Setelah dibunuh, daging Niktimos dimasak dan dihidangkan oleh Likaon ke hadapan Zeus.

Zeus mengenali bahwa itu adalah daging manusia. Zeus menjadi marah dan membalikkan meja. Sebagai hukuman atas perbuatan Likaon dan putra-putranya, Zeus mengubah Likaon menjadi seekor serigala, sedangkan semua putra Likaon dihantam sampai mati oleh Zeus dengan petirnya. Sementara itu Niktimos, sang anak yang malang, oleh Zeus dihidupkan lagi.



Bersambung...


-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Lanjutan kisah hukuman...

Tantalos

Tantalos adalah raja Sipilos, Lidia. Tantalos merupakan putra Zeus dan nimfa Plouto. Tantalos menikahi Dione dan menjadi ayah dari Pelops dan Niobe.

Tantalos adalah raja yang dikasihi oleh para dewa. Suatu hari para dewa mengundangnya ke Olimpus untuk ikut makan bersama. Namun Di sana Tantalos malah secara diam-diam mencuri ambrosia dan nektar, makanan dan minuman para dewa. Tantalos juga membagi ambrosia dan nektar curian itu dengan teman-temannya.

Setelah dijamu oleh para dewa, giliran Tantalos yang mengundang para dewa untuk makan di istananya. Namun Tantalos menyiapkan makanan yang tidak biasa untuk para tamunya. Tantalos membunuh anaknya sendiri, Pelops, lalu memasaknya dan menyajikannya pada para dewa.

Demeter, yang saat itu masih berduka akibat kehilangan putrinya Persefone, tanpa pikir panjang langsung saja menyantap daging yang disuguhkan oleh Tantalos.

Adalah Poseidon yang sadar bahwa ini adalah daging manusia. Sang dewa laut langsung memberitahu para dewa lainnya.

Zeus sangat marah atas perbuatan Tantalos. Zeus pun menghukum Tantalos dengan mengirimnya ke Tartaros. Di sana Tantalos dirantai di atas sebuah kolam yang penuh air, namun jika Tantalos hendak meminum airnya, maka air di kolam tersebut akan surut. Sementara di atas Tantalos terdapat dahan pohon dengan buahnya, yang akan langsung terangkat ke atas jika Tantalos mencoba memakannya. Begitulah, Tantalos dihukum dengan penderitaan lapar dan haus yang tak pernah bisa terpenuhi walaupun dikelilingi makanan dan air.

Sementara itu para dewa menyusun kembali daging-daging Pelops dan menghidupkannya lagi. Tetapi sebelah bahu Pelops sudah hilang dimakan oleh Demeter, maka Hefaistos membuat sebuah bahu dari gading untuk Pelops.

Niobe

Niobe adalah putri dari Tantalos dan istri Amfion. Niobe berkuasa di Thebes. Niobe memiliki tujuh pasang putra-putri, yang dikenal sebagai Niobid.

Karena memiliki anak yang banyak, Niobe menjadi sombong dan mengklaim bahwa dia lebih hebat dari Leto, yang hanya punya dua anak. Niobe bahkan melarang orang-orang menyembah Leto, menurutnya dia lebih pantas disembah daripada Leto.

Leto mendengar kesombongan Niobe lalu memanggil kedua anaknya, Apollo dan Artemis. Leto menyuruh mereka menghukum Niobe. Apollo dan Artemis membawa busur perak mereka dan langsung pergi menuju Thebes.

Ketika Apollo tiba, para putra Niobe sedang berlatih olahraga. Apollo memanah mereka dan satu per satu putra-putra Niobe pun mati. Amfion tidak kuasa melihat putra-putranya mati, maka dia pun bunuh diri.

Sementara jiwa Niobe terguncang bergitu tahu semua putranya mati, namun dia tidak mau meminta ampun pada Leto. Niobe bahkan berkata bahwa putri-putrinya masih lebih banyak dibandingkan anak Leto.

Kali ini Artemis yang maju. Ketika putri-putri Niobe sedang menangisi saudara-saudara mereka yang mati, Artemis langsung memanah mereka, dan mereka pun mati satu per satu oleh panah sunyi Artemis hingga hanya tinggal satu saja yang tersisa. Niobe berusaha melindungi putri terakhirnya itu dengan memeluknya. Namun panah Artemis tetap mampu membunuh anak terakhir Niobe. Kini tak ada lagi anak Niobe yang tersisa.

Niobe sangat berduka atas kematian semua anak-anaknya. Akhirnya dia diubah menjadi batu.

Sisifos

Sisifos adalah pendiri sekaligus raja di Efra. Sisifos melihat Zeus menculik Aigina ke pulau Oinoni, maka Sisifos pun memberitahukan hal ini pada Asopus, ayah Aigina, yang bingung mencari ke mana perginya putrinya.

Akibat tindakannya itu, Zeus marah pada Sisifos. Zeus pun menyuruh Thanatos, dewa kematian, untuk mengurung Sisifos di Tartaros. Namun Ketika Thatanos hendak merantai Sisifos, Sisifos terlebih dahulu meminta Thatantos mencoba dahulu rantai tersebut untuk menunjukkan cara kerjanya. Setelah Thanatos merantai dirinya sendiri, Sisifos menguncinya sehingga Thanatoslah yang malah terjebak. Hal ini menyebabkan tidak ada manusia yang bisa mati. Ares, yang merasa kesal karena tidak ada manusia yang mati dalam pertempuran, akhirnya membebaskan Thanatos, yang kemudian membuat Sisifos mati.

Sebelum Sisifos mati, dia meminta istrinya untuk tidak menguburnya dan melemparkan mayatnya ke tengah keramaian, yang dituruti oleh istrinya. Setelah mati dan sampai di dunia bawah, Sisifos membujuk Persefon, ratu dunia bawah, untuk mengizinkannya keluar sebentar ke alam manusia dan menyuruh istrinya memberi penguburan yang layak. Persefon mengizinkanya dan Sisifos pun kembali ke Efra. Namun setelah bebas, Sisifos malah menolak untuk kembali ke dunia bawah dan ingin tetap di alam manusia. Akhirnya Sisifos dibawa ke Tartaros secara paksa oleh Hermes.

Di Tartaros, Sisifos dihukum untuk mengangkat batu besar ke atas bukit. Setelah sampai di atas, batu tersebut akan menggelinding kembali ke bawah dan Sisifos harus mengangkatnya lagi dan lagi.

Pentheus

Setelah berkelana di Asia, dewa Dionisos kemudian memutuskan untuk menyebarkan ritualnya di tempat asalnya, yakni Thebes. Ketika itu Thebes dipimpin oleh Pentheus, sepupu Dionisos. Namun Pentheus tidak mempercayai bahwa Dionisos adalah dewa. Pentheus berpikir bahwa ritual yang dibawa Dionisos adalah memalukan dan menjijikan.

Kadmos dan Teiresias, kakek dan teman Pentheus, berusaha mengajak Pentheus untuk mempercayai Dionisos. Namun Pentheus tetap berpegang pada pendiriannya. Pentheus malah semakin menekan kegiatan kelompok pemujaan Dionisos.

Pentheus sempat menangkap Dionisos namun Dionisos bisa melepaskan ikatannya dan membuka pintu penjara dengan mudah.

Ibu Pentheus (Agave} dan dua bibinya (Autone dan Ino) juga tidak mempercayai kedewaan Dionisos, maka Dionisos pun berniat menghukum mereka. Dionisos memberi kegilaan pada Agave, Autone, dan Io sehingga mereka menjadi tidak sadarkan diri dan kemudian mengikuti ritual Dionisos bersama para mainad (perempuan pengikut Dionisos) di gunung Khiteron.

Dionisos lalu secara diam-diam membimbing Pentheus menuju gunung tersebut. Ketika Pentheus mendekati mereka, Agave memergoki Pentheus dan menyangka bahwa itu adalah seekor babi hutan. Agave pun langsung mengajak yang lain untuk memburu Pentheus. Pada akhirnya para mainad, termasuk Agave, Autone dan Io, menyerang dan mengoyak serta merobek-robek tubuh Dionisos, bahkan Agave sendiri yang memotong kepala putranya itu.

Akibat perbuatannya itu, Pentheus mati, sedangkan ibu dan kedua bibi Pentheus diasingkan dari Thebes. Maka tuntaslah hukuman dari Dionisos untuk mereka.

Teiresias

Teiresias adalah seorang peramal buta yang terkenal. Dia berasal dari kota Thebes. Teiresias adalah putra dari Everes dan nimfa Khariklo. Dari ayahnya, dia menjadi keturunan dari salah seorang Spartoi, Udaios.

Ada banyak versi mengenai bagaimana Teiresias menajdi buta dan bisa meramal. Di sini akan diceritakan dua versi yang paling terkenal.

Ketika masih muda, Teiresias pernah secara tidak sengaja melihat dewi Athena yang sedang mandi. Athena marah dan membutakan mata Teiresias. Ibu Teiresias, yang merupakan teman dekat Athena, kemudian memohon pada sang dewi supaya putranya bisa melihat lagi. Namun kutukan Athena tak bisa dibatalkan. Sebagai kompensasi atas kebutaannya, akhirnya Athena memberi Teiresias beberapa kelebihan, di antaranya adalah kemampuan meramal, pemahaman atas bahasa para burung, masa hidup tujuh kali lebih panjang daripada masa hidup manusia biasa, dan kemampuan untuk tetap mengingat masa lalunya walaupun sudah berada di dunia bawah.

Sekarang mari kita lihat veri lain yang lebih panjang mengenai Teiresias.

Suatu hari, Teiresias muda berjalan-jalan di kaki gunung Kithairon. Tiba-tiba dia melihat dua ekor ular yang sedang kawin. Teiresias langsung saja membunuh ular betinanya. Akibat perbuatannya itu, Teiresias malah berubah menjadi seorang perempuan.

Setelah tujuh tahun hidup sebagai perempuan, Teiresias berjumpa lagi dengan sepasang ular yang sedang kawin. Kali ini dia membunuh ular jantan, dan tiba-tiba Teiresias berubah kembali menjadi seorang pria.

Sementara itu Zeus dan Hera sedang berdebat mengenai siapa yang lebih menikmati hubungan seksual, apakah pria atau wanita. Zeus memilih wanita sedangkan menurut Hera, prialah yang lebih memperoleh kenikmatan

Karena Teiresias pernah menajdi pria dan wanita, maka Zeus dan Hera pun bertanya padanya. Teiresias lalu menjawab bahwa wanita lebih menikmati hubungan seksual daripada pria dengan skala sembilan banding satu.

Akhirnya Hera kalah debat dan menjadi marah pada Teiresias. Hera pun membutakan mata Teiresias. Karena kasihan, Zeus kemudian memberi kekuatan meramal dan masa hidup yang panjang pada Teiresias.

Teiresias memiliki seorang putri bernamad Manto, yang juga bisa meramal. Semasa menjadi perempuan, Teiresias memiliki hubungan dengan Alkmeion dan melahirkan Amfilokhos. Teiresias juga pernah disetubuhi oleh Rhakios dan melahirkan seorang putra bernama Mopsos.

Pada masa pemerintahan Pentheus di Thebes. Teiresias menjadi pengikut Dionisos dan berusaha meyakinkan bahwa Dionisos benar-benar adalah dewa. Namun Pentheus tidak mempercayai Teiresias.

Teiresias memberitahu pada Alkmene bahwa Zeuslah yang meniduri Alkmene sampai Alkmene hamil.

Ketika Oidipus memerintah Thebes, adalah Teiresias yang mengungkapkan bahwa sebenarnya Oidipus telah membunuh ayahnya sendiri dan menikahi ibunya sendiri.

Dalam perang Argos-Thebes, Teiresias meramalkan bahwa Thebes bisa menang hanya jika mereka mempersembahkan Menoikios putra Kreon pada Ares.

Bahkan setelah kematiannya, Teiresias tetap bisa mengingat masa hidupnya dan masih bisa meramal. Odisseus pernah memasuki dunia bawah untuk meminta nasehat pada Teiresias.

Marsias dan Thamiris

Beberapa manusia memiliki anugerah dan bakat dalam bermain musik dan bernyanyi. Namun dengan kelebihannya itu, terkadang ada yang malah salah arah dalam memanfaatkan kemampuannya. Para dewa dan dewi musik tidak diragukan lagi adalah sosok yang paling mumpuni dalam hal melantunkan nada-nada indah. Tetapi ada saja orang-orang yang berani menantang mereka, dan pada akhirnya harus menerima akibat yang tidak ringan. Berikut adalah Marsias dan Thamiris yang mengira bisa melampaui para dewa.

Marsias

Suatu hari dewi Athena menciptakan alat musik yang disebut aulos, yaitu pipa berbuluh dua. Namun ketika Athena mencoba meniupnya, pipi Athena menjadi menggelembung sehingga ditertawakan oleh Hera dan Afrodit. Athena yang kesal akhirnya membuang alat musik itu sembari memberi kutukan bagi siapapun yang mengambilnya.

Adalah seorang satir bernama Marsias yang menemukan aulos itu dan mulai memainkannya. Dalam waktu singkat, Marsias pun menjadi ahli memainkan aulos. Dia menjadi terkenal sebagai pemain aulos yang hebat. Namun kelebihannya itu membuatnya sombong, dia berani menantang Apollo, dewa musik.

Apollo menerima tantangan Marsias. Mereka sepakat bahwa sang pemenang boleh melakukan apapun pada yang kalah. Para Muse (dewi musik dan nyanyian) menjadi jurinya. Setelah mereka berdua tampil, para Muse menyatakan bahwa hasilnya seri. Apollo kemudian mengatakan bahwa mereka harus bertanding lagi tetapi kali ini mereka harus bermain musik dalam posisi terbalik. Marsias tidak mampu melakukannya sehingga akhirnya Apollo dinyatakan sebagai pemenang.

Apollo lalu menghukum Marsias yang telah lancang menantang seorang dewa. Apollo menggantung Marsias secara terbalik di sebuah pohon dan mengulitinya hidup-hidup sampai Marsias tak punya kulit dan mati.

Para dewa dan nimfa hutan berkabung dan menangisi nasib Marsias. Dari air mata mereka kemudian mengalirlah sungai yang disebut sungai Marsyas.

Thamiris

Thamiris adalah seorang penyair putra Filammon dan Argioppe dan merupakan cucu Apollo dan Khione. Dia adalah manusia pertama yang mencintai sesama jenis. Thamiris merupakan kekasih Hiakinthos sebelum sang pemuda menjadi kekasih Apollo.

Thamiris sangat mahir dalam bermain musik dan bernyanyi, alat musiknya adalah lira. Suatu hari dia memenangkan sebuah kontes musik dan dinyatakan sebagai penyanyi terbaik. Akibatnya dia menjadi sombong dan bahkan berani menantang para dewa. Thamiris menantang para Muse dalam sebuah kontes musik. Mereka membuat kesepakatan bahwa sang pemenang boleh melakukan apapun pada yang kalah. Pada akhirnya para Muse yang berhasil memenangkan kontes. Sebagai hukuman bagi Thamiris atas kelancangannya, para Muse membutakan matanya dan menghilangkan kemampuannya dalam bernyanyi serta berpuisi.

Melanippos dan Komaitho

Di kota Patrai, Akhaia, hiduplah seorang perempuan bernama Komaitho. Dia adalah pendeta perawan di kuil Artemis.

Komaitho memiliki kekasih bernama Melanippos. Melanippos mencoba mendatangi orang tua Komatho untuk melamar kekasihnya itu. Namun ayah Komaitho menolak lamaran Melanippos. Bahkan keluarga Melanippos sendiri tidak mau membantunya untuk mendapatkan Komaitho.

Komaitho dan Melanippos menjadi putus asa karena tak bisa menikah. Akhirnya saking putus asanya dan besarnya hasrat keduanya, mereka tidak memedulikan lagi hal-hal lainnya dan langsung berhubungan seksual di kuil Artemis.

Artemis marah karena ternyata pendetanya sendiri yang menodai kuil sucinya. Artemis lalu menghukum mereka dengan mengirim wabah penyakit dan kelaparan ke kota Patrai.

Para penduduk Patrai meminta nasehat pada orakel Delphi, Sang orakel memberitahu mereka bahwa dewi Artemis sedang marah karena kuilnya telah dinodai. Untuk menenangkan sang dewi, penduduk Patrai harus mengorbankan Melanippos dan Komaitho, selain itu para penduduk harus memberikan persembahan seorang pria dan perempuan muda setiap tahun untuk Artemis, dan itu harus terus dilakukan sampai datang seorang raja dari tanah asing yang membawa dewa baru.

Para penduduk kembali ke Patrai dan langsung mengorbankan Melanippos dan Komaitho di altar Artemis. Sejak itu, setiap tahunnya seorang pemuda dan seorang perawan dikorbankan untuk Artemis.

Kebiasaan ini terus berlangsung sampai akhirnya datanglah Euripilos yang membawa patung dewa Dionisos. Berkat kedatangan Euripilos ini, kebiasaan berdarah itu pun dihentikan.



-dipi-
 
re: Mitologi Yunani (Re-Posting & Completing Edition)

Kisah Perang

Perang Kentaur

Pirithos, raja bangsa Lapith, mengadakan pesta pernikahan dan banyak orang diundang termasuk para Kentaur, makhluk setengah kuda setengah manusia. Dalam pesta tersebut, para Kentaur meminum anggur sehingga sisi liar mereka muncul. Ketika mempelai wanita hadir untuk menyapa para tamu, Kentaur Eurition melompat dan berusaha memerkosanya. Semua Kentaur lainnya langsung mengikuti aksi Erition dan berusaha memperkosa para perempuan dan anak-anak yang ada di sana. Orang-orang Lapith tentu saja balas menyerang pada para kentaur. Pertempuran pun terjadi antara para Kentaur melawan bangsa Lapith. Pertempuran itu disebut Kentauromakhia.

Dalam pertempuran itu, Theseus ikut membantu bangsa Lapith. Mereka memotong hidung dan telinga Eurition lalu melemparnya. Seorang prajurit Lapith bernama Kaineus berhasil membunuh banyak Kentaur dan tidak terluka karena dia diberkahi kekebalan tubuh oleh dewa Poseidon. Seorang Kentaur menindihnya dengan batang pohon besar sampai dia terjatuh ke bawah tanah.

Bangsa Lapith akhirnya berhasil mengalahkan para Kentaur dan mengusir mereka ke barat laut, jauh dari Thessalia, tempat tinggal bangsa Lapith.


Perang Amazon

Kaum Amazon adalah sebuah kaum yang terdiri dari para prajurit perempuan yang tangguh. Tugas kesembilan Herakles adalah mengambil sabuk Hippolita, ratu Amazon. Hippolita bersedia memberikannya dengan sukarela tetapi terjadi kekacauan dalam prosesnya akibat ulah Hera sehingga Herakles malah membunuh Hippolita. Sementara teman Herakles, Theseus raja Athena, menculik saudari Hippolita, Antiope, dan membawanya ke Athena untuk dijadikan istri.

Untuk menyelamatkan Antiope, membalas kematian Hippolita, dan mengambil kembali sabuk Hippolita, kaum Amazon pun menyerang kota Athena, maka terjadilah Amazonomakhia: sebuah pertempuran antara Athena, yang dipimpin oleh Theseus dengan dibantu Herakles, melawan kaum Amazon yang dipimpin oleh Orithia. Perang ini disebut juga Perang Attika.

Dalam perang ini, Antiope ikut membantu kaum Amazon. Dia bertarung dan terluka parah sampai-sampai tidak mampu lagi mempertahankan diri dari Theseus dan Herakles. Salah seorang Amazon bernama Molpadia akhirnya membunuh Antiope dengan panah supaya tidak disakiti lagi oleh Theseus.

Pada akhirnya pasukan Athena berhasil memukul mundur kaum Amazon. Pemimpin pasukan Amazon, Orithia, membangun makam Antiope di Athena. Orithia sendiri meninggal dunia dalam perjalanan pulang akibat luka-lukanya.



Bersambung....



-dipi-
 
Back
Top