kenzie_ananta
New member
Selamat malam saudara2 sekalian..
Perkenalkan nama saya HNP, saya ingin menceritakan kisah hidup saya dan disini saya ingin saudara2 sekalian memberikan saran pada saya.
Saya HNP,umur saya saat ini 25 tahun, pekerjaan saya tidak tetap dan saya seorang muslim KTP. Kisah ini berawal pada akhir desember 2011, saya berkenalan lewat bbm dengan seorang wanita beragama katholik, dia mempunyai anak dan dia menikah dengan suami seorang katholik juga. Pada awalnya kami hanya sekedar teman curhat saja, banyak yang kami ceritakan baik hubungannya dengan suaminya maupun cerita kehidupan saya. Dia bercerita semenjak menikah dia belum pernah tidur dengan suaminya, suaminya memilih tidur sendiri atau tidur dengan anjingnya dan dia tidak diijinkan keluar rumah walaupun itu hanya ke warung, . Dari situ saya mulai merasa iba, saya bermaksud untuk menghibur dia agar dia tidak merasa sedih dan menderita. Saya menyarankan pada dia untuk selalu berdoa pada keyakinannya. Setelah beberapa bulan kami berhubungan dia terjadi percekcokan yang akhirnya terjadi KDRT, si suami menendang isteri dan mengunci anaknya yang masih berumur 1 tahun di dalam kamar sendirian. Saya menjadi lebih iba lagi, akhirnya saya beranikan diri untuk bertemu dengan si isteri berbagi cerita agar dia tidak terlalu bersedih, kami bertemu di Ambarukmo Plaza secara sembunyi2..
Dan pada akhirnya nanti, kami saling kagum satu sama lain. Dan dari situ timbul rasa menyayangi, dan akhirnya kami melakukan hub suami isteri di rumahnya. Hari semakin hari rasa sayang justru semakin kuat, saya menyarankan padanya untuk berpisah dan nantinya saya akan melamarnya. Pada akhirnya dia kabur dengan anaknya ke kampung halamannya di kabanjahe sumut disitu saya berjanji untuk bertemu dengan orangtuanya menceritakan apa yang selamanya terjadi. Dan akhirnya saya dari jogja datang ke kabanjahe untuk bertemu dengan orangtuanya, disitu saya menceritakan bahwa sebenarnya kami saling mencintai kami sudah berhubungan dan saya siap untuk bertanggungjawab. Pada awalnya di depan saya orang tuanya merestui kami dan berjanji untuk secepatnya mengurus proses perceraian di catatan sipil, saya bukan main senangnya karena saya akan menikah.
Tapi, justru kehancuran demi kehancuran dimulai dari sini. Tiba2 orangtuanya tidak mengijinkan kami untuk bersatu dan proses perceraiannya tidak jadi diurus seperti yang awalnya dijanjikan. Disitu saya merasakan kehancuran, impian saya hancur berantakan. Setelah sekian lama sekitar 2013 awal, saya mendapat kabar darinya. Dia sudah bekerja di pematangsiantar di salah satu bank swasta terkenal dan dia tinggal disana sendiri sedangkan anaknya dititipkan pada orangtuanya, akhirnya saya beranikan lagi untuk kesana sendiri. Ya, perasaan bahagia yang kami rasakan setelah sekian lama tidak bertemu akhirnya bertemu. Dia bercerita bahwa urusan perceraiannya belum diurus, tapi saya bilang untuk masalah biaya saya bantu semampu saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tinggal disiantar, dan kami tinggal 1 kos. Jujur disitu saya mulai dikenalkan dengan ajaran katholik, dan jujur juga saya menemukan kedamaian disitu, saya lebih dalam belajar dan saya berniat untuk beralih kepercayaan. Selama 1 tahun disitu saya akhirnya dikaruniai seorang anak laki2, saya senang walaupun dengan kondisi seperti ini.
Mungkin sekian dulu cerita saya, mungkin pada lain waktu akan saya sambung lagi. Dan maaf apabila tulisan saya ini kurang bisa dipahami, dikarenakan baru pertama kali ini saya bercerita pada forum.
Yang saya pertanyakan adalah :
1. Saya berniat untuk menjadi umat katholik, bagaimana syarat dan pengurusannya? Saya saat ini tinggal di Jogja.
2. Bagaimana dengan perceraian si dia, apa saja syarat perceraian dan pengurusannya?
3. Setelah proses cerai apakah kami bisa menikah di gereja katholik?
4. Bagaimana status anak pertama dan kedua di mata agama? Mereka berdua belum pernah dibaptis.
Sekian dan terimakasih.
Perkenalkan nama saya HNP, saya ingin menceritakan kisah hidup saya dan disini saya ingin saudara2 sekalian memberikan saran pada saya.
Saya HNP,umur saya saat ini 25 tahun, pekerjaan saya tidak tetap dan saya seorang muslim KTP. Kisah ini berawal pada akhir desember 2011, saya berkenalan lewat bbm dengan seorang wanita beragama katholik, dia mempunyai anak dan dia menikah dengan suami seorang katholik juga. Pada awalnya kami hanya sekedar teman curhat saja, banyak yang kami ceritakan baik hubungannya dengan suaminya maupun cerita kehidupan saya. Dia bercerita semenjak menikah dia belum pernah tidur dengan suaminya, suaminya memilih tidur sendiri atau tidur dengan anjingnya dan dia tidak diijinkan keluar rumah walaupun itu hanya ke warung, . Dari situ saya mulai merasa iba, saya bermaksud untuk menghibur dia agar dia tidak merasa sedih dan menderita. Saya menyarankan pada dia untuk selalu berdoa pada keyakinannya. Setelah beberapa bulan kami berhubungan dia terjadi percekcokan yang akhirnya terjadi KDRT, si suami menendang isteri dan mengunci anaknya yang masih berumur 1 tahun di dalam kamar sendirian. Saya menjadi lebih iba lagi, akhirnya saya beranikan diri untuk bertemu dengan si isteri berbagi cerita agar dia tidak terlalu bersedih, kami bertemu di Ambarukmo Plaza secara sembunyi2..
Dan pada akhirnya nanti, kami saling kagum satu sama lain. Dan dari situ timbul rasa menyayangi, dan akhirnya kami melakukan hub suami isteri di rumahnya. Hari semakin hari rasa sayang justru semakin kuat, saya menyarankan padanya untuk berpisah dan nantinya saya akan melamarnya. Pada akhirnya dia kabur dengan anaknya ke kampung halamannya di kabanjahe sumut disitu saya berjanji untuk bertemu dengan orangtuanya menceritakan apa yang selamanya terjadi. Dan akhirnya saya dari jogja datang ke kabanjahe untuk bertemu dengan orangtuanya, disitu saya menceritakan bahwa sebenarnya kami saling mencintai kami sudah berhubungan dan saya siap untuk bertanggungjawab. Pada awalnya di depan saya orang tuanya merestui kami dan berjanji untuk secepatnya mengurus proses perceraian di catatan sipil, saya bukan main senangnya karena saya akan menikah.
Tapi, justru kehancuran demi kehancuran dimulai dari sini. Tiba2 orangtuanya tidak mengijinkan kami untuk bersatu dan proses perceraiannya tidak jadi diurus seperti yang awalnya dijanjikan. Disitu saya merasakan kehancuran, impian saya hancur berantakan. Setelah sekian lama sekitar 2013 awal, saya mendapat kabar darinya. Dia sudah bekerja di pematangsiantar di salah satu bank swasta terkenal dan dia tinggal disana sendiri sedangkan anaknya dititipkan pada orangtuanya, akhirnya saya beranikan lagi untuk kesana sendiri. Ya, perasaan bahagia yang kami rasakan setelah sekian lama tidak bertemu akhirnya bertemu. Dia bercerita bahwa urusan perceraiannya belum diurus, tapi saya bilang untuk masalah biaya saya bantu semampu saya. Akhirnya saya memutuskan untuk tinggal disiantar, dan kami tinggal 1 kos. Jujur disitu saya mulai dikenalkan dengan ajaran katholik, dan jujur juga saya menemukan kedamaian disitu, saya lebih dalam belajar dan saya berniat untuk beralih kepercayaan. Selama 1 tahun disitu saya akhirnya dikaruniai seorang anak laki2, saya senang walaupun dengan kondisi seperti ini.
Mungkin sekian dulu cerita saya, mungkin pada lain waktu akan saya sambung lagi. Dan maaf apabila tulisan saya ini kurang bisa dipahami, dikarenakan baru pertama kali ini saya bercerita pada forum.
Yang saya pertanyakan adalah :
1. Saya berniat untuk menjadi umat katholik, bagaimana syarat dan pengurusannya? Saya saat ini tinggal di Jogja.
2. Bagaimana dengan perceraian si dia, apa saja syarat perceraian dan pengurusannya?
3. Setelah proses cerai apakah kami bisa menikah di gereja katholik?
4. Bagaimana status anak pertama dan kedua di mata agama? Mereka berdua belum pernah dibaptis.
Sekian dan terimakasih.