Nenek Ida diusik lagi oleh Satpol PP

Administrator

Administrator
Masih ingatkah dengan Mak Ida, warga Kampung Sewan Bedeng yang terpaksa tidur di kandang kambing karena rumahnya digusur? Ternyata nasibnya tidak membaik. Dia justru 'diperkosa ketenangannya' karena dinilai mencoreng citra Pemkot Tangerang!

Setelah nasib Mak Ida (72) terpublikasi oleh media, hidupnya justru makin tdak nyaman. Mak Ida justru dicari-cari oleh beberapa orang tak dikenal. Mereka tidak percaya terhadap pemberitaan yang menyebutkan Mak Ida tidur di kandang kambing setelah digusur.

‘Jumat sekitar jam tiga pagi tiba-tiba ada yang motret saya saat tidur. Saya kaget dan langsung bangun. Saya kira ada maling,” ucap Mak Ida.

Mak Ida adalah warga Kampung Sewan Bedeng, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang. Dia salah satu dan ratusan warga korban gusuran di Sewan Bedeng pada Oktober 2009 silam.

Mak Ida menjadi sorotan media karena menjalani hidup yang tidak lazim, yakni tidur di kandang kambing. Tanah negara yang dia tinggali kabarnya akan dibuat ruang terbuka hijau, namun hingga kini lahan gusuran itu didiamkan tidak terurus.

Ketika ditemui wartawan, Mak Ida sedang tidur di balai-balai dekat kandang kambing. “Saya tidak tidur di kandang karena tadi hujan. Kandang jadi bau,” ujarnya.

Mak Ida, yang didampingi putri sulungnya, Anies (47), serta sejumlah warga setempat, mengaku sejak peristiwa Jumat subuh itu selalu ketakutan. ‘Saya jadi takut. Kepala saya sering pusing,” katanya.

Menurut beberapa warga, pada hari Kamis ada sejumlah petugas Satpol PP Kota Tangerang yang mencari Mak Ida. “Mereka pada tanya, ‘Mana Mak Ida? Mana orang yang tinggal di kandang kambing?’ Saya tanya ada apa mencari Mak Ida, tapi tidak dijawab,” ucap Saroh, tetangga Mak Ida.

Suryadi (45), warga lainnya, membenarkan banyak anggota satpol PP datang. Dia adalah warga yang pertama kali didatangi petugas satpol PP karena berani membangun gubuk di sana.

“Mereka datang dan menanyakan letak rumah Mak Ida. Saya jawab Udah tahu. Lalu mereka tanya kepada saya kenapa bangun gubuk lagi. Saya jawab, sewa rumah mahal, sementara tanah ini masih belum digunakan, jadi saya gunakan lagi,” tutur Suryadi yang sudab 26 tahun menetap di Sewan Bedeng.

Sementara istri Suryadi, Sinah (53), mengaku sudah 46 tahun tinggal di Sewan Bedeng. “Dulu masih hutan, tak ada warga yang berani tinggal di sini. Banyak ular dan lintah,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Suryadi, petugas satpol PP menyatakan bahwa gubuk yang baru dia bangun itu akan dirubuhkan. “Katanya hari ini akan dibuldozer.”
Karena itulah Suryadi, yang sehari-hari berdagang sayur di pasar.
Jumat kemarin terpaksa libur, menunggu buldozer datang.

“Dulu kami takut karena tidak ada dukungan, jandi pasrah. Tapi sekarang kami akan melawan,” timpal Saroh.

Sekretaris Daerah Kota Tangerang, Harry Mulyazemn, mengatakan, tidak ada perintah penggusuran dan pemkot saat ini. “Kondisi sedang kondusif. Tak benar itu ada penggusuran.” ujarnya.

warkot
 
Back
Top