chickenfighter
New member
hahahahah akhirnya dibuat lagi saya kira sudah the end ternyata masih bersambung.
hahahahah akhirnya dibuat lagi saya kira sudah the end ternyata masih bersambung.
eh si claire itu bisa basa indonesia nggak?eh om lagi ama sapa?
om si juliette orangnya item nggak?
wah enak ya ada lomba buat om-om!dilinkungan saya cuman anak-anak aja yang ikut.
om tau kenapa perayaan HUT RI kalah meriah dengan tahun baru?selama ini aku masih bingung kenapa ya?
saya malah gak suka dua duanya karena bosen juga masa acara tiap taon itu itu doank
wuih nulis lagi nih !!!!
adalah waktu yang menghalangiku Claire, sama seperti saat aku mengenalmu di waktu lampau. menyoba diri 'tuk mengakrabkan kesempatan agar lebih mengenalmu. jenjang kakimu menarik perhatianku, mengantarkan imajinasi liar di kepalaku. menolehlah ke arahku Claire, karena aku tahu kamu mengharapkanku menyapamu. sayang waktu, tidak bersamaku saat itu. waktu lagi menjauh dariku karena seseorang bersamaku. dan saat waktu mulai mendekatiku, bayangmu tidak ada di sudut mataku.
ini adalah curhatan temenku yang lagi melarat-larat...kemudian dia kukasih puisi ini dari curhatannya...... kalau ada yang suka dan sesuaid engan suasana hatinya silahkan di pakai
Bibir yang kering itu merindukan kekasihnya.
Setelah sekian tahun mencampakkannya. Dulu, ia
begitu berharap ada sekuntum bibir lain mengecupnya.
Menemani hari-harinya mengulum usia. Seolah menanti
rintik hujan di kemarau yang panjang, mimpinya
jauh dari kenyataan. Di desah resahnya yang makin
menggelinjang, ia selalu terkenang romansanya dulu.
Pada kekasih sejati yang selalu menemani malam-malam
panjangnya. Sepucuk rindu melambai-lambai
di stasiun tua minta dicumbu kembali...
wah-wah ada pujangga juga nih..sorry nggak pernah negok ke sini lagi..karena pikir nya sudah di locked
dan di statiun tua ini pula aku melepasmu karena kebodohanku. kupaksakan egoku untuk tidak mengucapkan apa yang ada di kepalaku. memintamu untuk tetap tinggal denganku. begitu egoiskah diriku?
sementara romansa yang berjejer di sepanjang rel kereta, tak jua bisa menghentikan langkah kepergian mu tuk meninggalkan kota.
oh betapa rintihan ini menyikasaku saat membayangkan kelebat tubuhmu dan manis rasa cintamu saat hujan menggampar kesendirianku...
aku tak pernah berusaha untuk meyampakkanmu... dan tak sekelebatpun tuk meninggalkanmu..hanya waktu yang tak berpihak pada kita padamu juga padaku
adakah cara yang tepat tuk menanggalkan jubah keangkuhanku? tatkala kesombongan diri begitu mencengkeram pori-poriku?
pertemuanku denganmu di awal musim dingin ini, membangkitkan lagi gairah harapan, masihkah kau menungguku di Alexander Platz seperti janjimu?
Di sudut kota yang tak kan pernah mati...karena kau memang milikku walaupun aku tak bisa bersamamu