RI Bangun 7 Bandara Baru di Pelosok Tahun Depan, Ini Daftarnya

spirit

Mod
1db7593f-5c3f-4f3e-8654-578b08bfb02d_169.jpg

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan melanjutkan pembangunan beberapa moda transportasi di Indonesia. Dia menyebutkan ada tujuh bandara di daerah pelosok yang akan dibangun Kemenhub tahun depan.
Selain itu Kemenhub juga akan fokus untuk melakukan penyelesaian pembangunan LRT Jabodebek di tahun depan.

"Tahun depan kita akan melanjutkan LRT Jabodebek. Kita juga akan bangun 7 bandara di daerah pelosok," ujar Budi Karya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/12/2020).

Adapun tujuh bandara itu adalah Bandara Bantu Kunik di Tana Toraja, Bandara Haji Muhamad Sidik di Muara Taweh, Bandara Tambelan di Bintan, dan Bandara Siau di Sulawesi Utara.

Kemudian, ada Bandara Pantar di Alor, Bandara Tebelian di Sintang, dan Bandara Kuabang Kao di Halmahera Utara.

Dia pun memaparkan sederet infrastruktur transportasi yang berhasil diselesaikan pembangunannya di tahun ini. Paling baru dia menjelaskan ada proyek logistik berupa pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat. Dia menjelaskan pelabuhan ini baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo tanggal 20 Desember yang lalu.

Masih pada sektor perhubungan laut, dia juga mengatakan Kemenhub tahun ini juga menyelesaikan pembangunan pelabuhan wisata Gili Mas di Lombok, NTB.

"Pertama ada proyek logistik, kami membangun Pelabuhan Patimban yang tanggal 20 kemarin diresmikan pak Jokowi. Kita juga bangun pelabuhan di Lombok, pelabuhan Gili Mas," papar Budi Karya.

Lebih lanjut di sektor perkeretaapian, Budi Karya memamerkan capaian pembangunan berupa jalur kereta api ganda di bagian selatan Jawa.

"Jalur ganda kereta api di Jawa bagian selatan yang mungkin jarang diketahui, namun memberikan dampak safety bagi konektivitas kereta api," ujar Budi Karya.

Ada juga proyek kereta api yang berupa reaktivasi rel kereta menuju kota kecil. Salah satunya adalah menghubungkan daerah Cianjur, Ciranjang, dan Cipatat.

"Kita lakukan juga reaktivasi kereta api yang menuju kota kecil, sebagai contoh kita lakukan di Cianjur, Ciranjang, Cipatat yang akan tehrubung ke Bandung," ujar Budi Karya.

Di sisi udara, Budi Karya menyebutkan keberhasilan pembangunan bandara Kulon Progo di Yogyakarta dan pembuatan fasilitas runway 3 di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.



 
Bandara Buntu Kunik Diresmikan

bandara-buntu-kunik.jpg.jpg

Suasana uji coba operasional Bandara Buntu Kunik di Kabupaten Tana Toraja, Sulsel. - ANTARA\\r\\n​

Bisnis.com, MAKASSAR - Bandara Buntu Kunik yang dijadwalkan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Senin (16/11/2020) akan mendorong sektor pariwisata di Kabupaten Tana Toraja dan daerah sekitarnya.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HM Nurdin Abdullah mengatakan bahwa dengan beroperasinya bandara itu kelak, pengunjung objek wisata di Tana Toraja memiliki alternatif jalur udara, selain via darat yang membutuhkan waktu 8-9 jam.

"Dengan hadirnya bandara baru ini akan semakin memberikan nilai tambah pada perkembangan pariwisata di Toraja. Tentu dengan adanya bandara ini, akan semakin meningkatkan kunjungan wisata ke Toraja, tidak lagi harus melalui darat dengan waktu tempuh 8-9 jam, sekarang hanya 40 menit," kata Nurdin, Sabtu (14/11/2020).

Bandara Buntu Kunik itu dibangun di atas tanah seluas 141 hektare, dengan panjang landasan pacu pada tahap awal 1.600 meter yang bisa didarati pesawat jenis ATR, kemudian apron seluas 94,5 x 67 meter dan taxiway 124,5 x 15 meter. Sedangkan luas bangunan terminal sekitar 1.000 meter persegi yang mampu menampung 150 penumpang.

Pada 2018, pembangunan tahap I dilanjutkan oleh pemerintah pusat hingga akhirnya rampung pada pertengahan 2020. Pesawat milik maskapai Wings Air menjadi pesawat komersial pertama yang mendarat di Bandara Toraja pada 20 Agustus 2020.

Pendaratan pesawat jenis ATR/72-600 itu dilakukan usai uji coba lintasan dengan pesawat jenis kalibrasi Hawker 900 XP milik Kementerian Perhubungan pada pekan sebelumnya.

Untuk pembangunan pada tahap selanjutnya, akan dilakukan perpanjangan runway hingga 2.000 meter, sehingga ditargetkan pesawat berkapasitas besar seperti Boeing 737 dapat mendarat di Bandara Buntu Kunik.

Sementara itu, pembangunan jalan Tol layang AP Pettarani sepanjang 4,3 km merupakan proyek investasi senilai Rp 2,243 triliun dengan melibatkan 2.000 lebih pekerja. Jalan Tol itu merupakan perpanjangan dari Jalan Tol Seksi I dan II serta tidak ada penambahan gerbang tol baru.

Transaksi pembayaran tol akan dilakukan pada empat Gerbang Tol BMN yang ada, yaitu Gerbang Tol Cambaya, Kalukubodoa, Parangloe dan Tallo Timur.


.
 
Back
Top