Kalina
Moderator
Ingin hidup sehat dan terhindar dari penyakit? Salah satu kuncinya menurut riset adalah dengan memiliki pasangan (suami atau istri) yang tidak menyebalkan.
Penelitian itu dilakukan oleh Dr Bill Chopik dari Michigan State University. Dia meneliti 2.000 pasangan selama enam tahun. Para responden diminta terus melaporkan mengenai kondisi kesehatan dan kebahagiaan mereka.
Pasangan yang menjadi responden riset ini, rata-rata kini sudah berusia 50-an tahun, ditanya seberapa puas dengan kehidupan mereka. Responden juga ditanyai apakah mereka pernah menderita diabetes atau penyakit kronis lainnya, seberapa mudah mereka mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan seberapa sering berolahraga.
Setelah diteliti hasilnya kebahagiaan pasangan selama menjalani pernikahan mempengaruhi kesehatan suami atau istri. Jadi, jika suami atau istri selama berumahtangga adalah orang yang menyenangkan, pasangan mereka cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik.
Dan hal sebaliknya pun terjadi. Jika si suami atau istri adalah orang yang menyebalkan hal itu bisa memperburuk kesehatan pasangannya, demikian seperti dikutip dari jurnal APA Health Psychology
"Responden dengan pasangan yang menyenangkan secara signifikan memiliki laporan kesehatan yang lebih baik, lebih sedikit mengalami gangguan fisik dan lebih rajin berolahraga, dibandingkan responden yang pasangannya menyebalkan," ujar Dr Chopik.
Dr Chopik menambahkan efek dari memiliki pasangan yang menyenangkan ini tidak menurun seiring berjalannya waktu. Efek tersebut menurut sang peneliti bertahan lama pada kesehatan seseorang.
Sebelumnya riset berjudul Novel Links Between Troubled Marriages and Appetite Regulation: Marital Distress, Ghrelin, and Diet Quality, yang dilakukan Lisa M. Jaremka juga mengungkapkan hal serupa. Ketika pasangan yang tidak saling menyayangi dan sering beradu argumen cenderung lebih banyak memproduksi hormon kortisol akibat dari stres yang mereka rasakan. Saat hormon kortisol diproduksi dalam jumlah banyak, hal ini akan menghambat produksi sel T dan sel T cytotoxic, sel darah putih yang menghasilkan antibodi.
Dari riset yang dipublikasikan pada 2013 itu terungkap pasangan yang memiliki pernikahan tidak sehat mengalami penurunan sistem imun yang lebih besar ketimbang mereka yang pernikahannya bahagia. Jika sistem imun terus menurun, kondisi kesehatan pasangan itu pun akan terkena dampak buruknya.
Wolipop
Penelitian itu dilakukan oleh Dr Bill Chopik dari Michigan State University. Dia meneliti 2.000 pasangan selama enam tahun. Para responden diminta terus melaporkan mengenai kondisi kesehatan dan kebahagiaan mereka.
Pasangan yang menjadi responden riset ini, rata-rata kini sudah berusia 50-an tahun, ditanya seberapa puas dengan kehidupan mereka. Responden juga ditanyai apakah mereka pernah menderita diabetes atau penyakit kronis lainnya, seberapa mudah mereka mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan seberapa sering berolahraga.
Setelah diteliti hasilnya kebahagiaan pasangan selama menjalani pernikahan mempengaruhi kesehatan suami atau istri. Jadi, jika suami atau istri selama berumahtangga adalah orang yang menyenangkan, pasangan mereka cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik.
Dan hal sebaliknya pun terjadi. Jika si suami atau istri adalah orang yang menyebalkan hal itu bisa memperburuk kesehatan pasangannya, demikian seperti dikutip dari jurnal APA Health Psychology
"Responden dengan pasangan yang menyenangkan secara signifikan memiliki laporan kesehatan yang lebih baik, lebih sedikit mengalami gangguan fisik dan lebih rajin berolahraga, dibandingkan responden yang pasangannya menyebalkan," ujar Dr Chopik.
Dr Chopik menambahkan efek dari memiliki pasangan yang menyenangkan ini tidak menurun seiring berjalannya waktu. Efek tersebut menurut sang peneliti bertahan lama pada kesehatan seseorang.
Sebelumnya riset berjudul Novel Links Between Troubled Marriages and Appetite Regulation: Marital Distress, Ghrelin, and Diet Quality, yang dilakukan Lisa M. Jaremka juga mengungkapkan hal serupa. Ketika pasangan yang tidak saling menyayangi dan sering beradu argumen cenderung lebih banyak memproduksi hormon kortisol akibat dari stres yang mereka rasakan. Saat hormon kortisol diproduksi dalam jumlah banyak, hal ini akan menghambat produksi sel T dan sel T cytotoxic, sel darah putih yang menghasilkan antibodi.
Dari riset yang dipublikasikan pada 2013 itu terungkap pasangan yang memiliki pernikahan tidak sehat mengalami penurunan sistem imun yang lebih besar ketimbang mereka yang pernikahannya bahagia. Jika sistem imun terus menurun, kondisi kesehatan pasangan itu pun akan terkena dampak buruknya.
Wolipop