Sabhara - Perjuangan Seorang Prajurit

satria9780

New member
sabhara1.jpg


I. Prambule

Sebuah kisah pahit tentang seorang pemuda yang bertugas di kepolisian, memerangi kejahatan di dalam dunia yang sudah mulai tidak waras, korupsi merajalela, hedonisme, kelicikan, dunia dimana hukum dipermainkan. Namun akhirnya kehidupannya hancur akibat kejamnya kejahatan itu sendiri. Tapi semua belum berakhir karena perjuangannya tidak terhenti sampai disitu saja, karena baginya selama nyawa masih di kandung badan, semangat membaranya sebagai seorang prajurit sejati tak akan pernah mati..pantang surut sekalipun..!!

Tahun 2020, cerita dimulai saat satu komplotan penjahat mulai gerah atas sepak terjang Arya Sadewo dalam memberantas kejahatan. Sudah beratus-ratus begundal tengik, skala kecil maupun raksasa yang bertekuk lutut, dijebloskannya ke dalam bui. Sampai akhirnya komplotan penjahat menyusun sebuah rencana untuk menghabisi nyawa Arya Sadewo dan orang-orang terdekatnya, dan rencana itu berhasil..!!

Pasca kejadian yang menimpanya, keluarga dan kekasihnya (Arum Putri), Arya Sadewo sangat terpukul dan shock. Kematian yang merenggut orang-orang terdekatnya itu, dan hampir juga merebut nyawanya, memukul keras jiwanya. Dia telah kehilangan lebih dari separuh hidupnya. Arya Sadewo mengalami kelumpuhan. Saraf-saraf kaki dan tangannya seluruhnya kini tak bisa merespon perintah yang dikirimkan oleh otaknya. Puluhan peluru yang bersarang di tubuhnya, menjadikannya kini sebagai manusia setengah mati. Namun keajaibanlah yang menyelamatkan Arya Sadewo, karena sampai saat ini dia masih bisa hidup, melanjutkan sisa harapannya. Bukan untuk membalas dendam atas kematian orang-orang terdekatnya, tapi untuk terus berjuang membela kebenaran.

Pada tahun yang sama, PT. Pindad Indonesia yang telah maju mengembangkan teknologi alat-alat pertahanan nasional, mulai mengembangkan teknologi robotic. Pada suatu proyek rahasia, Pindad akan membuat robot yang dikendalikan oleh manusia dengan menanamkan chip kedalam otaknya. Namun karena masih dalam tahap uji coba, Pindad ingin memastikan bahwa manusia yang akan menjadi objek ujicoba ini benar-benar orang yang tepat karena resiko apapun bisa terjadi. Dan jika berhasil, namun teknologi ini dipegang oleh orang yang salah, kekacauan juga bisa terjadi.

Pindad telah mengantongi sejumlah nama untuk program uji coba ini, salah satunya adalah Arya Sadewo. Inilah saatnya Sadewo bangkit dari mimpi buruknya, Sadewo akan mengambil resiko apapun dalam menjalankan program ini demi mimpi-mimpinya. Dan saatnya Sadewo bertransformasi menjadi manusia berteknologi robot, dengan nama...Sabhara!!

Kunjungi juga blognya :
 
Last edited:
sabhara2.jpg


II. Pengorbanan

Penghujung tahun 2020. Tahun ini adalah tahun yang istimewa buat Arya Sadewo. Bukan karena keberhasilannya dalam pekerjaannya, membungkam para penjahat di ibukota yang kian maraknya, itu juga setiap tahun sudah menjadi catatan emas dalam buku karirnya. Tapi karena tahun ini adalah dia akan menambatkan hatinya, yang selama ini kosong, kepada seorang wanita yang telah mengerti akan dirinya selama satu tahun terakhir ini. Minggu depan Arya Sadewo akan melangsungkan pernikahannya dengan Arum Putri.

Maka waktupun berjalan begitu cepat, pesta pernikahan Arya Sadewo dengan Arum Putri digelar. Beratus undangan datang untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai yang berbahagia. Satu pleton dari kepolisian juga kelihatan berjaga-jaga, demi ketertiban. Maklum yang punya hajatan adalah salah seorang anggota terbaik dari korps mereka.

Pesta telah usai. Semua undangan dan para hadirin telah bubar, kembali ke kediaman masing-masing. Tinggallah kini pasangan yang berbahagia beserta keluarga. Jalanan sekitar rumah bahagia kembali hening, setelah pesta hingar bingar yang baru saja terjadi.

Waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Arum Putri sudah terlelap disamping Arya Sadewo. Rentetan acara hari ini telah menguras habis energinya, terlihat sangat kecapekan. Aryapun demikian, dan sudah waktunya untuk beristirahat. Esok bangun untuk menyambut hari yang baru baginya, baru dalam kehidupannya.

Baru saja Arya Sadewo hendak memicingkan matanya, dia mendengar pintu depan diketuk oleh seseorang. Instingnya mendadak merasakan sesuatu yang aneh. Dini hari masih ada saja yang bertamu. Arya segera bangkit dari tempat tidurnya, menuju ruang depan untuk melihat siapa yang mengetuk pintu itu. Dari balik jendela dilihatnya seseorang tak dikenal berdiri didepan pintu, pakaiannya rapi berjas hitam. Arya berfikir mungkin dia adalah salah seorang tamu yang tidak sempat hadir dalam pestanya tadi. Arya membukakan pintu, namun begitu pintu terbuka, todongan pistol telah menempel di keningnya, sekitar sepuluh orang tiba-tiba muncul dari kegelapan, Arya terbelalak..!!

"Jangan teriak atau kau akan mati sekarang!!" bentak orang yang memakai jas tadi.
"Kau harus hidup untuk melihat orang-orang yang kau cintai mati terlebih dahulu" lanjutnya.
Arya digiring kembali masuk ke ruang tengah. Mendengar kegaduhan, semua penghuni rumah terbangun, kedua orang tua Arya, adik-adiknya dan Arum Putri. Namun mereka juga akhirnya menerima todongan gerombolan orang-orang tak dikenal tadi. Arya mengisyaratkan kepada mereka agar jangan berontak untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

"Siapa kalian??!!" Arya mulai membuka pertanyaan.
"Siapa kami, kau tak perlu tahu, yang jelas kau telah mengusik kesenangan kami!!" Pria berjas menjawab.
"Apa maksudmu??"
"Kau jangan berlagak, bocah ingusan sok jadi pahlawan di kota ini, huh"
"Jadi apa maumu sekarang, kau mau membunuhku, silahkan tapi jangan libatkan keluargaku!!" Arya mulai paham maksud semua ini. Raut wajah keluarganya mulai panik, Arum Putri dan adik-adiknya mulai terisak menangis ketakutan.
"Kematianmu belum cukup membayar atas apa yang telah kau lakukan sampai saat ini. Beratus-ratus anggota kami telah kau benamkan kedalam bui laknat itu!! Kau harus merasakan hal yang lebih pahit!!"
Belum sempat Arya mengucapkan kata-kata, sejumlah tembakan telah menghujani tubuh kedua orang tuanya, adik-adiknya dan Arum Putri. Tubuh-tubuh tak berdaya itu lunglai bersimbah darah. Tergeletak tak berdaya, darah membanjiri seluruh lantai.
"Kalian kejaaamm!!!" Arya berteriak kencang, memberontak, namun satu pukulan popor senjata mendarat di pelipisnya, darah menyemburat.
"Ha3...baru kau tau sekarang bocah ingusan, mau main-main dengan kami hah..!!"
"Sekarang gilirinmu menemani mereka, bunuh dia!!" Pria berjas memberi perintah kepada orang-orang yang pasti anak buahnya, sambil berlalu meninggalkan Arya Sadewo.
Selanjutnya rentetan tembakan menyalak keras. Tubuh Arya Sadewo terkapar, meregang nyawa.
 
raytheonexoskeletonmk2.jpg


III. Raytheon Sarcos, XOS 2

"Tahun 2010 Amerika Serikat telah memulai industri penciptaan baju robot dengan nama XOS 2. Kemampuannya bisa dikatakan mumpuni untuk melipatgandakan kekuatan manusia yang mengenakannya. Dibesut oleh perusahaan Raytheon Sarcos, XOS 2 adalah generasi baru dari versi sebelumnya yakni XOS 1. XOS 2 diklaim lebih ringan, lebih cepat dan lebih kuat.

Dengan XOS 2, seorang manusia normal dimungkinkan mengangkat beban seberat 100 kilogram berulangkali tanpa merasa lelah. Melakukan pukulan ke obyek yang keras, misalnya kayu, dapat dilakukan tanpa kesakitan.

Meski terlihat berat, ternyata pemakai XOS 2 diklaim tetap dapat beraktivitas dengan lincah. Sebagai buktinya, mereka tetap dapat menendang bola atau memanjat ketinggian tanpa kesulitan".

Mata Arya Sadewo berkaca-kaca saat membaca sebuah artikel lama di sebuah jejaring internet. Semangatnya membuncah. Tentunya teknologi ini bisa membuatnya normal kembali. Kelumpuhan akibat tragedi yang menimpanya, membuatnya menjadi pesakitan di kursi roda, tak bisa lagi melaksanakan tugas rutinnya sebagai seorang polisi. Arya Sadewo semakin penasaran, dia harus mencari tahu sampai dimana teknologi ini berkembang dan secanggih apa dia ditahun 2020.
 
darah-perawan.jpg


IV. Di Ujung Maut

Masih dini hari yang dingin. Sirene mengaung-ngaung keras, puluhan mobil polisi ngebut di jalanan yang masih sepi, diikuti satu ambulan putih. Kencang melintasi jalanan menuju kediaman Arya Sadewo dan keluarga.

Puluhan orang telah ramai mengerumuni rumah duka itu. Ketua RT sibuk melarang warganya yang ingin melihat ke dalam rumah. Beberapa orang yang dipercaya mencoba memberi bantuan, namun akhirnya hanya bisa diam menyaksikan apa yang telah terjadi. Darah yang membanjiri lantai, tubuh yang telah tergeletak tak bernyawa membuat suasana dini hari itu semakin pilu. Teriakan histeris keluarga dekat kian menyuramkan hati.

Polisi dan ambulan tiba. Garis pengaman polisi segera dibentangkan, jenazahpun diangkut ke ambulan. Sirene meraung-raung keras kembali, membawa tubuh-tubuh tak bernyawa itu ke rumah sakit, polisi memerlukan otopsi guna penyelidikan.

Tubuh Arya Sadewo belum sepenuhnya meninggalkan dunia ini. Medis menemukan masih ada denyut nadi yang lemah. Selang oksigen, suntikan infus serta usaha penghentian pendarahan segera diberikan. Sementara, anggota keluarga lainnya bernasib tragis, mereka telah mati.

Setibanya di rumah sakit, tubuh Arya Sadewo segera dilarikan ke ruang gawat darurat. Operasi untuk mengeluarkan puluhan peluru yang bersarang ditubuhnya segera dilakukan. Berkali-kali detak jantungnya sempat terhenti, dan berkali-kali pula pengejut listrik singgah di dadanya yang masih berlumuran darah.

Operasi selesai, denyut nadi yang tadi lemah, kini perlahan-lahan mulai menunjukkan grafik normal. Detak jantung Arya Sadewopun mulai berangsur normal, namun masih lemah. Keajaibanlah yang bisa membuat Arya Sadewo bertahan dalam kondisi seperti itu. Mungkin karena fisiknya yang telah terlatih dan menjadi kuat atau mungkin juga karena semangatnya sebagai seorang prajurit. Seorang prajurit yang pantang menyerah, pun kepada takdir.
 
Back
Top