Bls: Saling Mencintai karena Allah
Mencintai karena Allah yg disebutkan di atas tidak hanya untuk 'mencintai' antara suami-istri.
Tapi juga mencakup mencintai karena Allah dengan saudara, keluarga, dan sahabat (tidak termasuk pacar dan yg bukan mahram).
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahihnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah berfirman; ‘Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku. Pada hari ini Aku akan memberikan naungan untuk mereka di bawah naungan-Ku, hari ketika tidak ada naungan selain naungan-ku.” (HR. Muslim no. 2566 dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab, bab Fi fadhli hubbi fillah, lihat Sahih Muslim cet. Darul Kutub Ilmiyah, hal. 996).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan, “Ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di suatu daerah lain. Maka Allah mengirim malaikat untuk mengintai perjalanannya. Ketika lelaki itu bertemu dengan sosok penjelmaan malaikat tersebut, malaikat itu bertanya kepadanya, “Anda hendak kemana?”. Lelaki itu menjawab, “Saya ingin menemui seorang saudara –seiman- saya yang ada di daerah ini.” Malaikat itu bertanya, “Apakah anda mengharapkan tambahan nikmat (dunia) dengan menemuinya?”. Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja saya ingin mengunjunginya karena saya mencintainya karena Allah ‘azza wa jalla.” Malikat itu pun berkata, “Sesungguhnya aku dikirim oleh Allah untuk menemuimu dan memberitakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu telah mencintainya karena diri-Nya.”(HR. Muslim no. 2567 dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab).