Samuel

d4n1el

New member
"?Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain" [ I Samuel 8:5 ].

Alkitab mencatat segala sesuatunya dengan jujur. Kelemahan dan kegagalan setiap hamba Tuhan yang dipakaiNya dengan luar biasa, juga tercatat dengan jelas. Semua ini dimaksudkan agar setiap kita dapat belajar dari kegagalan para hamba Tuhan ini.

Pada umumnya, orang percaya bahwa tokoh PL yang paling luar biasa dipakai Tuhan adalah Musa. Tetapi, nampaknya, Samuel disejajarkan dengan Musa, ketika Tuhan berfirman dalam Yeremia 15:1 sebagai berikut, "?Sekalipun Musa dan Samuel berdiri dihadapanKu?'. Memang Samuel dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tetapi. Alkitab mencatat juga kegagalan Samuel dalam membesarkan anak-anaknya, supaya kelak mereka dapat melayani Tuhan seperti dirinya.

Ketika Samuel telah menjadi tua, dia mengangkat anak-anaknya laki-laki, agar melayani Tuhan sebagai hakim atas orang Israel seperti dirinya. Tetapi anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya, sebagaimana tercatat demikian, "mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan" [ I Sam. 8:1-3 ]. Sungguh menyedihkan melihat hamba Tuhan yang melayani Dia seumur hidupnya, namun ternyata anak-anaknya tidak mengikuti jejak ayahnya. Mengapa demikian ?

Kita tidak mengetahui dengan pasti, mengapa Samuel sebagai seorang bapa, gagal dalam mendidik anak-anaknya. Mungkin kita mendapat sedikit penjelasan dari I Sam. 2:11 yang berbunyi demikian, "?anak itu ( Samuel ) menjadi pelayan Tuhan dibawah pengawasan imam Eli". Kita tahu bahwa imam Eli gagal mendidik anak-anaknya. Karena Samuel ada dibawah pengawasan imam Eli, mungkin tanpa sadar Samuel "mencontoh" bagaimana perilaku imam Eli terhadap anak-anaknya. Kalau benar demikian, maka ternyata kelemahan seorang pendidik, dapat diwariskan pada anak didiknya.

Apapun penyebab kegagalan Samuel dalam mendidik anak, nampaknya hal ini memberi dampak yang buruk terhadap Israel. Para tua-tua Israel datang pada Samuel meminta raja. Dan salah satu alasan yang dikemukakan tua-tua Israel adalah karena anak-anak Samuel tidak hidup seperti ayahnya [ I Sam 8:5 ]. Permintaan tua-tua Israel ini dipandang sebagai sesuatu yang sangat jahat di mata Tuhan, karena ini berarti penolakan terhadap DiriNya sebagai Raja [ I Sam. 8:7 dan 12:17 ]. Kegagalan hamba Tuhan yang luar biasa ini dalam mendidik anak, ternyata memberi akibat negatif terhadap Umat Tuhan.

Kembali kita melihat betapa pentingnya mendidik anak-anak kita, agar kelak mereka dapat melayaniNya, dan tidak menjadi batu sandungan bagi Umat Tuhan. Para bapa perlu memikirkan ulang, makna mendidik anak dalam kaitannya dengan pelayanan kepada Umat Tuhan. Karena, walaupun seorang bapa melayaniNya seumur hidup, tetapi jika perjuangannya tidak diteruskan oleh anak-anaknya, maka hasilnya mungkin sangat mengecewakan. Semoga keluarga-keluarga Kristen menghasilkan generasi demi generasi yang melayaniNya.
 
Back
Top