Seputar Gempa 8,9 Skala Richter Yang Melanda Jepang

Tambahan foto dari NatGeo


damaged-yamada-town_33231_600x450.jpg


burned-cars-hitachi-harbour_33230_600x450.jpg


cargo-containers-japan-earthquake-aftermath_33237_600x450.jpg




-dipi-
 
201131114412769797_8.jpg

The 8.9-magnitude earthquake struck on Friday afternoon, creating gigantic waves. [Reuters]

201131114396610876_8.jpg

Water submerged highways in the city of Sendai as the tsunami struck [AFP]

201131114412582811_8.jpg

Countries around the Pacific basin are on tsunami alert. [Reuters]

201131114364961738_8.jpg

Fires broke out and Japan's nuclear industry was on alert as reactors shut down automatically as a safety precaution. [Reuters]

2011311143933595876_8.jpg

The tidal waves swept away cars, boats, homes and people as the tsunami overwhelmed coastal barriers. [AFP]

 
Mengapa Reaktor Nuklir Jepang Meledak
Sekurangnya 160 orang terpapar radiasi. Lebih dari 170 ribu orang mengungsi jauh.
Minggu, 13 Maret 2011, 20:08 WIB

VIVAnews - Ini bahaya lain dari gempa bumi Jepang. Pembangkit listrik tenaga nuklir. Bahaya ini sama ngerinya dengan lindu yang merubuhkan gedung, tsunami yang melondong ribuan mobil, rumah, kapal laut dan belasan pesawat terbang, segampang banjir menghanyutkan sampah.

Minggu 13 Maret 2011, pemerintah Jepang mengumumkan bahwa 160 orang dipastikan tercemar radiasi berbahaya, setelah pembangkit listrik tenaga nulir di Fukushima meledak. Sejumlah 60 orang tercemar ketika menunggu helikopter untuk evakuasi dari lapangan sebuah sekolah menengah atas. Dan 100 orang menunggu bus di tempat yang sama.

Ratusan ribu orang terpaksa diungsikan. Menjauh dari areal berbahaya itu. Pembangkit itu memang begitu jauh dari Sendau, kota yang paling dekat dengan pusat gempa. Sendau remuk redam. Sudah seperti kota mati, ditinggal penguninya.

Radiasi berbahaya itu menebar sesaat sesudah gempa 9 SR menguncang pesisir timur negeri matahari terbit itu, Jumat 11 Maret 2011. Atap gedung pembangkit itu retak. Petugas sesungguhnya sudah cemas dengan keretakan itu, sebab akan menganggu suhu di dalam pembangkit. Dan benar saja. Sabtu, 12 Maret 2011, pukul empat sore pembangkit itu bocor, lalu meledak.

Ledakan menghancurkan bangunan penampang reaktor. Beruntung, reaktor yang dilapisi dengan stainless steel setebal enam inci masih selamat. Empat petugas di instalasi nuklir milik perusahaan Tokyo Electronic Power Co (Tepco) tersebut dilaporkan luka-luka, tapi tidak terlalu parah.

Sejumlah karyawan mengisahkan perjuangan keras para ahli meredam kekacauan di pembangkit itu. Sesudah atap itu retak, karyawan sesungguhnya sudah berusaha keras. Repotnya listrik mati. Akibatnya pendingin yang berguna menjaga batang bahan bakar (fuel rods) sama sekali tidak berfungsi.

Dilansir dari laman Associated Press, ledakan terjadi ketika petugas pembangkit berusaha mendinginkan reaktor nomor satu dengan menggunakan air. Sayangnya air yang mereka masukkan ke dalam reaktor, menciptakan hidrogen ketika terpapar dengan batang bahan bakar. Tekanan hidrogen yang besar memaksa petugas mengeluarkan sebagian. Saat dikeluarkan, hidrogen itu bercampur dengan oksigen. Nah percampuran hidrogen dengan oksigen itulah kemudian meletupkan ledakan.

Kurang cermatnya perhitungan dalam pendinginan reaktor dan situasi yang serba kacau karena gempa dan gelap pula, memaksa para petugas berimprovisasi dalam mendinginkan reaktor.

"Mereka bekerja dalam keadaan panik untuk mencari solusi mendinginkan inti reaktor. Ini mengindikasikan seberapa seriusnya masalah. Mereka terpaksa melakukan tindakan yang tidak biasa dan berimprovisasi untuk mendinginkan reaktor nuklir," ujar Mark Hibbs, peneliti senior dari program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace.

Reaktor nuklir nomor dua dan tiga yang juga mengalami kerusakan pendingin tidak meledak. Pada kedua reaktor ini, petugas mengeluarkan sebagian zat radioaktif ke udara untuk mengurangi tekanan dalam reaktor.

Tapi ini seperti menebar kenggerian ke dunia sekitar. Udara di sekitar lokasi itulah yang terkontaminasi zat radioaktif. Pihak Tepco memastikan bahwa radioaktif yang dilepaskan jumlahnya sangat kecil. Tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan manusia.

Langsung mematikan memang tidak, tapi radiasi yang terkandung dalam udara tetap saja di atas ambang batas normal. Menurut pemerintah lokal Fukushima, tingkat radiasi yang keluar dari reaktor Daiichi mencapai 1.015 msv/jam. Jumlah ini diatas tingkat yang dapat ditoleransi tubuh manusia selama satu jam.

Stasiun televisi NHK menyerukan rakyat Fukushima untuk tetap berada di rumah, menutup pintu dan jendela, serta mematikan pendingin udara. Mereka juga diperintahkan mengatup mulut dengan masker, handuk atau saputangan basah.

Beres? Belum tentu juga. Sebab ada bahaya lain yang mengintai. Sejumlah ahli mencemaskan melelehnya inti reaktor. Jika itu terjadi maka radiasi akan tersebar dalam jumlah besar. Daya jangkau racun itu bisa berpuluh kilometer. "Kami melihat ada kemungkinan akan meleleh," ujar Toshihiro Bannai dari Badan Keamanan Nuklir dan Industri Jepang (NISA), seperti dilansir dari CNN.

Walalupun para teknisi tidak dapat mencapai lokasi inti reaktor, Bannai menegaskan bahwa kesimpulan soal lelehan itu didasarkan pada ukuran kadar radiasi di udara pada Sabtu malam. Guna mendinginkan reaktor, para petugas kini menyuntikkan air laut dan cairan asam boraks ke dalam reaktor, yang belum tentu juga aman.

Ratusan Ribu Mengungsi

Menyusul ledakan dan ancaman bahaya yang lebih besar itu, lebih dari 170.000 orang dalam radius 10-20 kilometer dari instalasi pembangkit di Fukushima itu telah diungsikan ke tempat yang aman, pada Minggu, 13 Maret 2011.

"Sekitar 170.000 orang yang berada dalam radius 20 kilometer dari pembangkit Fukushima Daiichi telah diungsikan. Sekitar 30.000 orang di radius 10 kilometer dari Fukushima Daini juga telah dipindahkan. Evakuasi belum selesai sepenuhnya," tulis pernyataan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB dilansir dari kantor berita CNN.

Laporan awal yang dilansir NHK menyebutkan bahwa 19 orang yang terpapar radiasi itu merupakan pengungsi dari kota Futaba yang terletak di dekat pembangkit Fukushima.

Sedikitnya 160 orang yang berasal dari kota ini juga melakukan pengujian kadar radiasi dalam tubuh mereka. Test massal itu dilakukan setelah beberapa orang diantara mereka, diketahui memiliki tingkat radiasi yang tinggi di dalam tubuhnya.

Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat, cair atau gas yang mana kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.

Menurut situs atomicarchive.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh manusia terkena bocoran radioaktif. Penyakit yang bisa ditimbulkan antara lain rambut rontok, membunuh sel syaraf, menyebabkan kejang dan kematian mendadak. Menganggu peredaran darah, penyakit jantung hingga kerusakan sistem reproduksi.

Terbesar Dalam 140 Tahun

Hingga Minggu sore, 13 Maret 2011, jumlah korban tewas dalam bencana Jepang itu 686 orang. Sekurang-kurangnya 641 orang dinyatakan hilang. Petugas dibantu para relawan dari sejumlah negara terus menggali puing-puing guna mencari korban.

Gempa yang menguncang Jepang datang beruntun Jumat 11 Maret 2011 itu. Lindu dengan kekuatan 9 SR disusul dengan gempa 7,4 SR dan rentetan gempa lain dengan kekuatan menurun. Para ahli negeri itu mencatat bahwa inilah gempa terbesar dalam 140 tahun belakangan. Gempa disusul tsunami setinggi lebih dari 10 meter.



Perdana Menteri Jepang Naoto Kan memastikan bahwa sudah lebih dari 3.000 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan gempa dan tsunami.

Angka itu berbeda dengan yang dikeluarkan oleh siaran NHK Jepang. Stasiun televisi itu melaporkan bahwa lebih dari 900 tewas dan Kyodo News Agency menghitung angka kematian bisa di atas 1.800.

Menurut Shengzao Chen, ahli geofisika dari Badan Survey Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa terjadi saat kerak bumi di sebelah timur Jepang dengan lebar 400 kilometer dan panjang 160 kilometer pecah karena lempeng tektonik bergeser lebih dari 18 meter.

Jepang terletak di sepanjang "cincin api" Pasifik, sebuah wilayah dengan aktivitas vulkanis dan seismik yang tinggi. Wilayah ini terbentang dari Selandia Baru, melalui Jepang, Alaska dan pantai barat Amerika Selatan.

Akibat gempa ini, pulau utama Jepang, Honshu bergeser hingga 2,4 meter. Gempa juga mengakibatkan bergesernya poros bumi hingga 10 centimeter.
• VIVAnews
 
Tsunami Rusak Rumah dan Jembatan di Jayapura
Liputan 6.com
Liputan 6 – Sab, 12 Mar 2011 08.19 WIB


Liputan6.com, Jayapura: Tsunami kiriman gempa di Jepang merusak beberapa bangunan rumah dan jembatan yang ada di kampung Tobati, yang berlokasi di tengah teluk Youtefa, Papua. Seperti diwartakan Antara, Sabtu (13/3), tsunami menerjang Tobati sekitar pukul 21.30 WIT. Belum ada laporan korban jiwa hingga tulisan ini disusun.

"Beberapa rumah dan jembatan di kampung Tobati rusak parah, bahkan ada beberapa yang hancur total akibat gelombang tsunami semalam. Yang paling parah terkena terjangan tsunami adalah pemukiman dan jembatan di jalur laut," kata Sekretaris Jemaat gereja kampung Tobati, Marcelino Hababuk.

Ia juga mengatakan, saat mendengar akan ada tsunami menuju Jayapura, warga kampung Tobati langsung bergegas menuju gereja setempat, yang berlokasi di atas perbukitan pulau itu. "Tiga kali kami melihat air naik turun, dimulai sekitar pukul 20.30 WIT, puncaknya hingga akhirnya menghancurkan rumah dan jembatan kampung," ujarnya.

Menurutnya, ada sebuah rumah di kampung Enggros--letaknya bersebelahan dengan Tobati--yang tak berbekas karena disapu tsunami. Kini, warga Tobati sedang berusaha memperbaiki rumah dan jembatan yang rusak.

Sebelumnyam pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika wilayah V Jayapura mengeluarkan peringatan terjadinya tsunami di wilayah perairan Papua bagian utara yang mencakup Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya Jayapura, Sarmi, Biak, Serui dan daerah sekitarnya [baca: Warga Pesisir Jayapura Mulai Mengungsi].(MEL)
 
Dampak Tsunami di Industri Elektronik Jepang
Raksasa perusahaan elektronik seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis turut terkena dampaknya.
Minggu, 13 Maret 2011, 11:43 WIB


VIVAnews - Bencana gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter dan gelombang Tsunami telah memporakporandakan Jepang beserta isinya. Tidak terkecuali industri teknologi, meliputi semikonduktor dan elektronik.

Perusahaan penyedia informasi bisnis dan perdagangan publik IHS iSuppli coba menyuguhkan analisa seputar dampak gempa bumi terhadap produksi dan perdagangan elektronik secara global.

Sebagaimana diketahui, Jepang mempunyai segudang perusahaan semikonduktor yang mencakup skala global. Sebut saja beberapa di antaranya seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis, Syncretic, dan sebagainya. Maka, tidak heran jika industri elektronik global agak "goyang" pasca bencana alam menghantam Negeri Matahari Terbit itu.

Berikut sejumlah temuan serta analisa dan komentar IHS Suppli terkait dampak gempa bumi di Jepang:
1. Pada tahun 2010, sekitar 13,9 persen dari seluruh pendapatan peralatan elektronik global berasal dari Negeri Matahari Terbit itu, menurut perkiraan IHS iSuppli.
Ini mencakup pembuatan semua peralatan elektronik, termasuk komputer, perangkat elektronik, dan peralatan komunikasi. Jepang menghasilkan US$216,6 miliar (1.900 triliun) sepanjang tahun 2010.

2. Jepang menyumbang 16,5 persen dari total pendapatan elektronik konsumen di tahun 2010. Negara ini juga mewakili 10,2 persen dari pendapatan pengolahan data di seluruh dunia.

3. Perusahaan-perusahan di Jepang setidaknya memberikan kontribusi lebih dari seperlima produksi semikonduktor secara global tahun lalu. Sejumlah perusahaan Jepang diketahui menghasilkan pendapatan US$63,3 miliar dalam usaha microship, menguasai 20,8 persen pasar global.

Dampak utama terhadap produksi semikonduktor di Jepang tidak selalu terkait dengan fasilitas produksi, tetapi lebih kepada rantai distribusi (supply chain). Pemasok lebih sering menghadapi kesulitan ketika mencari bahan baku. Menurut iSuppli, gangguan dalam penyediaan semikonduktor dari Jepang akan terganggu hingga dua minggu ke depan.

4. Produksi DRAM di Jepang mampu menyumbang 10 persen terhadap pasokan DRAM di seluruh dunia. Kontribusi sebesar itu disumbang oleh dua raksasa perusahaan DRAM, yakni Micron (perusahaan AS) dan Elpida (perusahaan Jepang). Namun, bagi industri ini bencana gempa bumi tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan.

5. Perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Jepang menduduki peringkat ketiga di antara perusahaan-perusahaan produksi manufaktur chip terbesar di dunia. Region Asia Pasifik berada di peringkat 1, disusul region Amerika. Sementara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika berada satu peringkat di bawah Jepang. Sehingga, ketika industri di Jepang lumpuh, otomatis industri chip di seluruh dunia turut terganggu.

6. Di sektor produksi panel LCD, Jepang berkontribusi 6,2 persen dari total produksi sebesar US$86,3 miliar di dunia sepanjang tahun lalu. Jepang juga terhitung menguasai 14 persen produksi panel TV LCD. Sharp termasuk salah satu perusahaan yang diperhitungkan kali ini. Untungnya, Sharp tidak secara langsung terkena dampak gempa karena lokasinya jauh dari titik pusat gempa.

Namun, dampak gempa justru dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kecil yang memproduksi komponen panel LCD. Diketahui Jepang mencatat produksi yang tinggi untuk komponen-komponen yang digunakan pada panel LCD atau produk berbasis LCD, misalnya kaca, filter warna, polarizer, cold cathode fluorescent lamps (CCFLs) dan light-emitting diodes (LEDs). (adi)
• VIVAnews
 
4 Mahasiswa RI di Fukushima Selamat
Fukushima merupakan lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang sempat bocor.
Sabtu, 12 Maret 2011, 23:30 WIB


VIVAnews - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, menyatakan telah berhasil mengontak empat mahasiswa asal Indonesia yang berada di Fukushima.

Fukushima merupakan lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang sempat bocor. Pemerintah Jepang, telah mengevakuasi ribuan warga hingga radius 20 kilometer dari pembangkit itu.

Dalam akun Twitter, @KBRITokyo menulis, "4 mahasiswa Indonesia di Fukushima telah kontak dengan KBRI Tokyo dan berada kondisi baik."

Sayangnya, belum diketahui berapa jumlah pasti WNI yang berada di kota itu. VIVAnews.com belum bisa menghubungi KBRI Tokyo. Telepon yang dituju selalu sibuk.

Hanya saja, Twitter Staf Khusus Presiden Bidang Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief mengatakan, setidaknya 82 WNI berada di kota itu.

Dalam laman resminya, KBRI juga melaporkan dua tim relawan KBRI telah menuju wilayah Miyagi dan Iwate, dan diperkirakan tiba pada Minggu pukul 02.00 dini hari waktu setempat, setelah menempuh pejalanan 18 jam.

Pada pukul 21.30, tim telah berhasil menemui 70 WNI yang menempati pengungsian di SMP Sanjo, Kota Sendai. Pengungsian di kota Sanjo merupakan 1 dari 6 tempat pengusian di wilayah Sendai.

WNI di tempat tersebut dalam kondisi baik. Menurut Tim, logistik yang dibawa cukup untuk dua hari dan kondisi di tempat tersebut kekurangan air bersih. Penampungan tersebut saat ini tidak dialiri listrik.

Data korban gempa terkini sebanyak 1.000 meninggal, dan 400 orang hilang. KBRI Tokyo telah menerima pengaduan lewat call center, dari 278 orang yang dicari, 49 WNI sudah bisa dihubungi.

Sementara itu, berdasarkan informasi dari asosiasi penyalur tenaga magang asing ke Jepang, IMM Japan, 46 dari 57 WNI magang dikonfirmasikan selamat. Sementara 11 pemagang lainnya sedang berusaha dihubungi, namun perusahaan mereka bekerja berada di wilayah yang tak parah, sehingga diharapkan selamat.

Terdapat sembilan perawat di di wilayah Miyagi, dan semuanya diindikasikan selamat. 50 mahasiswa Indonesia di International University of Japan (IUJ) dan empat perawat di Niigata dalam keadaan selamat.

Info terbaru dari Japan Seamen Union, menyampaikan terdapat 28 anak buah kapal WNI dalam keadaan selamat di Kota Ishonomaki.

KBRI Tokyo juga telah membuka SMS center di nomor +81-80-3506-8612 dan call center di +81-90-3132-4994.
• VIVAnews
 
Evakuasi WNI, Pemerintah Kirim Tim ke Tokyo
Tim ini terdiri dari lima pejabat di Kementerian Luar Negeri. "Semua berangkat malam ini."
Sabtu, 12 Maret 2011, 19:57 WIB


VIVAnews - Kementerian Luar Negeri akan mengirim tim untuk membantu evakuasi dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Tokyo, Jepang.

Dalam keterangan tertulis, Sabtu petang, 12 Maret 2011, tim ini terdiri dari lima pejabat di Kementerian Luar Negeri. "Semua akan berangkat malam ini," tulis keterangan itu.

Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo juga telah mengirim tim ke Miyagi dan Iwate, dua kota yang terkena dampak tsunami cukup parah.

Kementerian Luar Negeri juga telah mengoperasikan Situation Room di Kemlu dan KBRI Tokyo dan membentuk pos layanan informasi yang beroperasi 24 jam.

Hingga Sabtu pagi, Situation Room telah menerima 238 permohonan informasi mengenai WNI di Jepang. "Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah ditindaklanjuti Kemlu dan KBRI Tokyo dan berhasil menghubungi 43 WNI," lanjut keterangan itu.

Pemerintah mengimbau masyarakat agar terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, KBRI Tokyo, dan KJRI Osaka pada nomor-nomor hotline di bawah ini:

Situation Room: +62213510409
Hotline Direktorat Astimpas: +62 821 2446 9694
Hotline Direktorat Perlindungan WNI Kemlu: +62 899 8449342
Hotline KBRI Tokyo: +819031324994
SMS Center KBRI Tokyo: +818035068612
Hotline KJRI Osaka: +81662529827
• VIVAnews
 
Pejabat: Ledakan dari Pembangkit Nuklir
Ledakan terjadi saat pekerja tengah memperbaiki mesin pendingin reaktor nuklir.
Sabtu, 12 Maret 2011, 21:45 WIB


VIVAnews - Pemerintah Jepang membenarkan ledakan sore tadi di Fukushima, berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, pemerintah menyatakan bahwa ledakan bukan berasal dari reaktor nuklir, melainkan satu sistem pendingin yang tengah diperbaiki.

"Ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir disebabkan oleh uap air dari proses pendinginan. Bukan reaktor nuklir," kata Sekretaris Kabinet Yukio Edano, Seperti dikutip CNN, Sabtu 12 Maret 2011.

Dia mengatakan bahwa, pekerja melanjutkan upaya mendinginkan reaktor setelah sejumlah kecil bahan radioaktif lolos ke udara. Perbaikan diharapkan selesai dalam 1-2 hari lagi.

Sistem pendingin di tiga dari empat unit itu sudah tidak bisa beroperasi. Akibatnya suhu pendingin inti nuklir lebih panas dari 100 derajat Celsius.

Saat ini, menurut dia, tingkat radiasi telah bisa ditekan dan dipastikan tidak berbahaya. Meski demikian, Edano mengatakan, pihak berwenang tetap memperluas radius aman menjadi 20 kilometer dari 10 kilometer di sekitar pembangkit.

Ledakan di PLTN Fukushima Nomor 1, terjadi sekitar pukul 15.30 waktu setempat. Saat kejadian terlihat kepulan asap, sehari setelah gempa bumi dan tsunami yang dahsyat. Empat pekerja luka-luka dalam ledakan itu.

Belum ada kabar tentang kondisi terbaru dari lokasi kejadian. Kantor berita Kyodo melaporkan bahwa atap reaktor nuklir milik Tokyo Electric Power Company itu runtuh setelah ledakan. (sj)
• VIVAnews
 
Reaktor Nuklir Bocor, Ribuan Orang Mengungsi
Sedikitnya sembilan orang yang telah tercemar radiasi dari rembesan radioaktif.
Minggu, 13 Maret 2011, 08:57 WIB


VIVAnews - Ratusan ribu orang diungsikan menyusul merembesnya zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang rusak di wilayah timur laut Jepang. Sementara itu, petugas berusaha mendinginkan salah satu reaktor nuklir yang rusak agar radiasi tidak meleleh keluar.

Menurut laman CNN, Minggu, 13 Maret 2011, sebanyak lebih dari 170.000 orang dalam radius 10-20 kilometer dari instalasi PLTN di prefektur Fukushima telah diungsikan ke tempat yang aman.

"Sekitar 170.000 orang di radius 20 kilometer dari (PLTN) Fukushima Daiichi telah diungsikan. Sekitar 30.000 orang di radius 10 kilometer dari (PLTN) Fukushima Daini juga telah diungsikan. (Namun) Evakuasi belum selesai sepenuhnya," tulis pernyataan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB.

Udara di lokasi dekat dua instalasi nuklir ini dilaporkan telah tercemar radioaktif. Hal ini disebabkan dilepaskannya sebagian zat radioaktif dan uap ke udara oleh petugas untuk mengurangi tekanan di dalam reaktor. "Walaupun udara saat ini mengandung zat radioaktif, kami yakin kadarnya yang kecil tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia," ujar juru bicara pemerintah, Yukio Edano.

Menurut petugas Badan Keamanan Nuklir Jepang, dilansir dari BBC, terdapat sedikitnya sembilan orang yang telah tercemar radiasi dari rembesan radioaktif. Pemerintah lokal memperkirakan angka ini dapat terus bertambah hingga 160 orang.

Pemerintah menyerukan warga untuk tetap tenang dan membagikan iodine kepada warga untuk meminimalisir dampak radiasi.

Pendingin reaktor nuklir di instalasi PLTN ketiga di wilayah tersebut juga dilaporkan rusak pada Minggu pagi, menjadikan ancaman semakin besar. Toshihiro Bannai, dari Badan Keamanan Nuklir dan Industri Jepang, mengatakan bahwa mereka tengah menyuntikkan air laut dan boraks dalam jumlah besar ke dalam reaktor untuk mendinginkannya.

Sementara itu, petugas di berbagai lokasi terparah terkena tsunami berlomba dengan waktu mencari korban yang selamat. Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, dilansir dari laman Associated Press, mengatakan 3.000 orang telah berhasil diselamatkan. Beberapa dari mereka ditemukan di reruntuhan bangunan, terkubur lumpur dan di bawah puing-puing sisa kebakaran.

Angka kematian terbaru yang diperoleh dari Badan Kepolisian Nasional Jepang adalah 689 tewas dan 639 lainnya masih belum ditemukan. Sementara itu, korban luka mencapai 1.570 orang. Jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah hingga ke jumlah ribuan. (adi)
• VIVAnews
 
KK nanya okazaki kena nga ? soalnya ada soadara tinggal disitu ?

kurang tau dhe tp daerahnya it di daerah pantai bukan karena yg terdampak parah d wilayah pantai timur jepang n yg terdampak parah itu d daerah iwate,miaghi,sendai tr kk lampirin daftar sementara WNI yg selamat y
 
Di Jepang, Gempa Jadi Kurikulum Wajib
Saat gempa, masyarakat di sana sudah tahu akan di evakuasi ke mana.
Minggu, 13 Maret 2011, 07:32 WIB


IVAnews - Gempa 8,9 skala richter telah mengakibatkan tsunami di pesisir timur Jepang, Jumat 11 Maret 2011. Tak hanya meluluhlantahkan bangunan d sekitarnya, gelombang laut setinggi 10 meter itu juga menelan ribuan korban.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi semua pihak, termasuk Any Iwasaki, 57 tahun. Wanita Indonesia yang bersuamikan Jepang ini, mengaku sempat menghubungi keluarganya, namun terputus.

"Mereka dalam keadaan baik-baik. Tadi pagi kami sempat bicara," kata Any Iwasaki saat ditemui di Apartemennya, Sudirman Park, Jakarta. Sabtu, 12 Maret 2011.

Any menjelaskan, suaminya Yasuhiro Iwasaki, 60 tahun dan ketiga anaknya, saat ini berada di Jepang. Suami dan dua anaknya tinggal di Tokyo. Satu anaknya telah menikah dan tinggal di Kota Chiba, dekat dengan pusat gempa.

Menurut Any, ia mendapatkan kabar gempa di Jepang pada Rabu, 9 Maret 2011 lalu. Kala itu ia mendapat mendengar Jepang diguncang 7,2 skala richter.

"Mungkin karena tidak ada korban, gempa 7,2 ini tidak jadi breaking news. Waktu itu saya sudah sibuk telepon, tapi tidak tersambung," kata Dia.

Dia mengaku mendapat kabar gempa 8,9 SR justru dari televisi. Lalu kemudian mencoba menghubungi malam harinya, namun kandas.

Mantan kontributor Media Indonesia di Jepang ini mengenang dalam kurun waktu 30 tahun tinggal di sana.

Masyarakat Jepang sejatinya akrab dengan gempa. Bahkan gempa sendiri sudah menjadi kurikulum wajib yang diajarkan di sekolah-sekolah. "Jadi kalau terjadi gempa, kita sudah tau akan dievakuasi ke mana," katanya.

"Biasanya di pojok rumah disediakan makanan-makanan kering yang tahan hingga enam bulan."

Meski demikian, dia tak berharap secepatnya bertemu keluarganya, yang penting mendapat kabar suami dan ketiga anaknya dalam keadaan baik. "Khawatir saya belum hilang, karena di berita saya dengar masih terjadi gempa susulan," katanya. (adi)
• VIVAnews
 
Daftar Sementara WNI Selamat di Jepang
Di seluruh Jepang, total WNI berjumlah 25.546.
Minggu, 13 Maret 2011, 10:26 WIB


VIVAnews- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang terus mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI). KBRI melakukan evakuasi 414 WNI di Miyagi dan Iwate, dua wilayah terparah di daerah Gempa. Di seluruh Jepang, total WNI berjumlah 25.546.

Menurut laporan resmi dari pihak Kepolisian Jepang, jumlah korban tewas sebanyak 686 orang dan 641 orang masih hilang. Media setempat mengatakan jumlah korban diprediksi lebih dari yang tercatat resmi.

Berdasarkan website departemen luar negeri, KBRI telah menerima 238 telepon dari Jakarta dan sejumlah 45 WNI sudah bisa dihubungi. Dua tim relief KBRI sudah sampai di sampai di Fukushima, 50 kilo meter menuju Miyagi dan Iwate. Dari 414 WNI, 95 keluarga telah diketahui keberadaannya pada 6 tempat penampungan pengungsian.

Tim KBRI saat ini juga tengah mempersiapkan pendistribusian logistik bagi 100 WNI di kota Warai dan Mito yang saat ini mengungsi di sejumlah sekolah dan gereja Indonesia. Dilaporkan di lokasi ini banyak toko tutup dan kehabisan logistik.

Berikut laporan sementara kondisi WNI per Sabtu, 12 Maret dari situs Deplu

Laporan dari Persatuan Pelajar di Ibaraki

Pelajar dari Universitas Tsukuba semua sedang mengungsi. Rata-rata berada di kampus Kasuga. Mereka adalah:
1. Ikono
2. Nur Hasanah
3. Winny
4. Muliasari
5. Ekawati
6. Cendra
7. Sidiq Hidayat dan keluarga
8. Noladhi
9. Thia Juwita
10. Bu Dini dan kwluarga
11. Yudi Setiawan dan kwluarga
12. Kadapi
13. Desti
14. Nizam

Universitas Ibaraki
Semua sedang berkumpul di rumah pak Liyantono
1. Liyantono dan keluarga
2. Krissandi dan keluarga
3. Rida
4. Ratih
5. Cahyo di mito

Secara umum kondisi di Tsukuba, Ami dan Mito aman, hanya gempa kira-kira 10 menit sekali.

Daftar WNI di Sendai yang tersebar di berbagai tempat penampungan

SMP Sanjo

Lokasi: 3-1 Sanjomachi, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 981-0935
Telp. 022-234-4384
Kontak person : Fatwa Ramdani 080-3337-5369
fatwaramdani@gmail.com

1. Fatwa Ramdani dan istri
2. Dian Syahfitra
3. William Widjaja
4. Asep Ridwan
5. Ahmad Ridwan dan istri
6. Uyi Sulaeman dan keluarga
7. Zahrul Fuadi dan keluarga
8. Alimansyar dan keluarga
9. Deni dan istri
10. Sri Maldia
11. Ajeng


Masjid Sendai
7-7-24 Hachiman, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 980-0871

1. Hariyadi dan putra
2. Adam Badra Cahaya
3. Diptarama
4. Feranisa Prawita Raras
5. Rokhima Rostiani
6. Vera Yulianti Malik

SD Kunimi
2-16-1 Kunimi, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 981-0943
Telp. 022-234-6383

1. Mukti Ali dan keluarga
2. Atas Pracoyo dan keluarga
3. Eko Pradjoko
4. Bambang Winarta
5. Mohammad Farid
6. M. Bagus Adityawarman
7. Widyaningtyas

SD Tatemachi
8-1 Tatemachi, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 980-0822
Telp. 022-222-4078

1. Jimmie Hadi
2. Fajar Mega Pratama
3. Hamzah Fauzi
4. Ryan

SD Kimachi
1-7-36 Kimachidori, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 980-0801
Telp.?022-223-3480
1. Adrian Wahyu Agusta dan istri

Kashiwagi Shimin Senta
3-3-1 Kashiwagi, Aoba-ku, Sendai-shi
Kode Pos 981-0933
Telp. 022-233-8066

1. Puspo Edi Giriwono dan keluarga

Daftar orang Indonesia lain di Sendai yang sudah terhubung namun tidak diketahui persis lokasi keberadaannya :
1. M. Haris Mahyuddin (mengungsi di aula sekolah)
2. Irma Safitri (terakhir turun dari Aobayama dengan mobil bersama Fatwa, lalu turun di Kawauchi)
3. Edward Rahadian (di Ecollab)
4. Alfirano (di asrama mahasiswa Jepang)
5. Aldina (mengungsi bersama teman laboratorium)
6. Antonius Pujo dan istri (bermalam di mobil)
7. Anindya Wirasatria dan keluarga
8. Nuhansyah Sulaeman dan keluarga
9. Hendri Issac Salim dan keluarga
10. Abdul Muhari dan keluarga
11. Freddy Tan dan keluarga
12. Tri dan keluarga
13. Sabaruddin Rahman dan keluarga
14. Ahmad Zufri
15. Arif Wicaksono
16. Yuliati Herbati
17. Titi Anggono
18. Febriani Sihombing
19. Sudirman
20. Edo
21. Intan
22. Lies
23. Amelia
24. Tini

Warga Indonesia di Sendai yang sedang berada di luar negeri/pulang :
1. Alfian Amrizal
2. Yeni Muriani
3. Martin Sirait
4. Ardiansyah Michwan
5. Aunuddin Syabba Vioktalamo
6. Tiar
7. Emmy Indah Priyanti.

Info terbaru dari Japan Seaman Union terdapat 28 ABK WNI dalam keadaan selamat di kota Ishonomaki. 50 mahasiswa WNI di international University of Japan dan 4 perawat di Nigata juga dalam keadaan selamat.

Bagi masyarakat Indonesia yang memerlukan atau memiliki informasi terkait kerabat yang terkena dampak gempa dapat menghubungi (+81) 90-3132-4994 atau (+81) 90-8742 6346, atau dapat melalui SMS center ke nomor +81 803 506 8612. (adi)
• VIVAnews
 
AS Kirim Ahli Nuklir Ke Jepang
AS kirim ahli nuklir untuk bantu redam kebocoran radioaktif di Fukushima.
Minggu, 13 Maret 2011, 11:06 WIB


VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat mengirimkan ahli nuklir untuk membantu meredam kebocoran radioaktif di beberapa lokasi reaktor nuklir di Jepang. Selain itu, AS juga mengirimkan belasan pesawat tempur dan ratusan orang untuk membantu pencarian korban pada bencana gempa dan tsunami di negara tersebut.

Seperti dilansir dari laman CNN, Minggu, 13 Maret 2011, Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC) mengirimkan dua orang ahli pada bidang reaktor nuklir air panas ke prefektur Fukushima. Di daerah ini, petugas dari instalasi nuklir Daiichi dan dua reaktor lainnya tengah berjuang mengisi reaktor dengan air laut dan boraks untuk mencegah melelehnya inti reaktor.

"Kami memiliki beberapa orang terbaik di bidang ini di seluruh dunia, yang bekerja di NRC. Kami siap membantu sebisa kami," ujar kepala NRC, Gregory Jaczko.

Sebelumnya, pada Sabtu, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Daiichi di Fukushima meledak akibat kegagalan sistem pompa. Namun, reaktor tidak mengalami kerusakan. Zat radioaktif terpaksa dilepaskan di beberapa instalasi nuklir di lokasi ini untuk mengurangi tekanan pada reaktor, menyebabkan udara tercemar radiasi.

Para ahli nuklir dari AS tiba pada Minggu menumpang kapal induk USS Ronald Reagan. Segera menyusul, 11 kapal perang AS, lengkap dengan helikopter dan perangkat lainnya untuk proses penyelamatan.

Besok, Senin, 14 Maret 2011, AS akan mengirimkan dua tim yang terdiri dari 150 orang dan 12 anjing pelacak ke Jepang.

"Mereka akan tiba di Misawa, Jepang, pada Senin pagi dan akan langsung memulai proses pencarian korban selamat, bekerja sama dengan pihak pemerintah Jepang dan tim bantuan internasional lainnya," tulis USAID dalam pernyataannya. (adi)
• VIVAnews
 
Ratusan WNI di Sendai dan Fukushima Segera Dievakuasi
Metro TV
Oleh Metro TV News
Metro TV – Min, 13 Mar 2011 18.22 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo telah memberangkatkan dua bus dan satu mobil van untuk mengevakuasi 121 WNI pengungsi di pesisir pantai, Sendai, Prefektur Miyagi dan empat mahasiswa di Prefektur Fukushima pascabencana gempa dan tsunami.

Kedutaan mengharapkan, pada Selasa (15/3) pukul 14.00 waktu setempat, seluruh WNI sudah berada di Tokyo. "Mayor Zaenal yang memimpin tim evakuasi ke Sendai mengabarkan ada 121 WNI enam tempat pengungsian. Kami upayakan mereka terkonsentrasi di penampungan korban SMP Sanjo," ujar staf KBRI Tokyo Nidia Kartikasari Ahad (13/3).

Menurut Nidia, satu-satunya jalur menuju Sendai dan Fukushima yang tidak rusak akibat gempa adalah Prefektur Niigata. Membutuhkan waktu sekitar 20-24 jam bagi tim KBRI untuk mencapai kedua lokasi pengungsi dan waktu yang sama untuk kembali ke Tokyo.

Mobil van KBRI akan menjemput empat mahasiswa di sejumlah asrama dekat pembangkit listrik tenaga nuklir yang meledak di Prefektur Fukushima, 240 kilometer dari Tokyo. KBRI Tokyo mendapat kabar lokasi empat mahasiswa itu berada 40 km dari ledakan nuklir.

"Artinya, mereka bereda pada zona aman. Yang dinyatakan bahaya kan 20 km. Kalau dalam jarak itu, kami tidak boleh masuk," tutur Nidia yang mengaku masih terus menelisik kabar dari pemerintahan setempat.

Perwakilan negara-negara ASEAN turut mengiringi keberangkatan tim evakuasi. Thailand mengirimkan dua mobil van, Filipina dua mobil van, dan Brunei Darussalam mengirimkan satu mobil van. Adapun Malaysia baru mengirimkan lima anggota tim SAR yang menumpang kendaraan tim KBRI Tokyo.

"Tetapi ketika pulang nanti, kami lebih memprioritaskan WNI terlebih dahulu. Terutama perempuan dan anak-anak," imbuhnya. (MI/RIZ)
 
Back
Top