The Violin Player And The Guitar Player (Part 1-Introduction)

Randy_Muxnahtis

New member
(Note: cerita ini 30-40% fakta, sisanya fiksi..... n mungkin inspirasi cerita ini g dpt dr Shinta+Jojo (keong racun) n Briptu Norman (caya-caya).... tp ini g buat se-original mungkin ide g sendiri..... yah, selamat membaca)





Namaku Samuel, aku adalah seorang murid sekolah dasar yang biasa, kelas 5 SD. Aku tidak akan membahas masalah sekolah di sini, akan tetapi, aku akan membahas tentang seorang guru (atau mungkin 2 orang) di tempat aku kursus. Sebelum aku melangkah lebih jauh, aku akan menceritakan sedikit tentang kursus. Nilai pelajaranku di sekolah cenderung pas-pasan, sekitar 60-70. Suatu ketika, mamiku memutuskan untuk memasukan aku ke sebuah lembaga kursus. Lembaga kursus itu menerima Bhasa Inggris, Mandarin, juga Bimbingan Belajar. Aku mengambil yang Bahasa Inggris. Yah, lumayan juga, sejak aku kursus, nilai Bahasa Inggris-ku di sekolah meningkat jadi 75-80an.

Guru di tempat aku kursus juga suka menolong. Tetapi, yang aku suka dari guruku ini, dia pandai bermain alat musik. Setahuku, dia bisa bermain pianika (karena suatu ketika, seorang murid lain iseng-iseng membawa pianika, dan guruku itu memainkanya. Dia minta murid tersebut meniup, sementara guruku itu menenkan sejumlah nada), harmonika, dan, yang paling aku suka, karena tidak banyak orang yang bisa, biola. Nama guruku itu adalah Mr. Franky. Sebetulnya guruku itu masih muda, mungkin sekitar 20an. Akan tetapi, semua murid memanggilnya dengan sebutan "Mister". Kadang-kadang, guruku itu membawa biola-nya dan memainkanya setelah pelajaran selesai. Ketika dia bermain, banyak murid-murid tempat kursus tersebut mendatanginya untuk melihat.

Akan tetapi, Mr. Franky ini sudah tidak lagi mengajar kelasku, karena (menurut cerita Mrs. Emily, pemilik tempat kursus tersebut), Mr. Franky bentrok dengan jadwal kuliahnya, sehingga jadwal mengajarnya dipindah ke waktu lain. Sekarang, aku diajar oleh Mr. Archibald. Meskipun demikian, kadang-kadang, Mr. Franky masih suka berkunjung ke kelasku. Secara umum, aku tidak masalah dengan pergantian guru ini.

Sekarang, lagi musim ulangan umum. Baik sekolahku dan juga tempat kursus, semuanya sibuk membahas ulangan umum. Bahkan, aku bisa merasakan, Mr. Archie juga cukup kewalahan mengurus ulangan umum. Mrs. Emily juga tak kalah sibuk. "OK,since you will have final test at your school, then, we'll discuss your school's material!" Seru Mrs. Emily, ada rasa tegang ketika dia berbicara. Kami semua membuka buku Bahsa Inggris dan mulai belajar. Mr. Achie juga tampak tegang...

(Note: bagian 1 ini, selesai sampai di sini, karena ini lebih ke arah Introduction)

The Violin Player ANd The Guitar Player (Part 2)
(Note: mulai dari sini, point of view cerita akan berubah jadi sudut pandang Mr. Franky dan Mr. Archibald... alasan kenapa penulis merubah sudut pandang "secara drastis" akan terungkap di akhir cerita)



Mr. Franky ada jadwal mengajar di kursus pada hari Sabtu. Dia berencana untuk membawa biolanya pada hari Sabtu yang akan datang, karena, salah seorang muridnya ada yang berulang tahun, dan dia akan mengalunkan lagu "Happy Birthday" dengan biolanya. Adapun yang berulang tahun adalah salah satu murid favoritnya, makanya dia mau repot-repot membawa biolanya. Mrs. Emily sudah lumayan terbiasa dengan "hobi" Mr. Franky ini, jadi dia tidak berkomentar. Lagipula toh, Mr. Franky bermain biolanya setelah selesai pelajaran, jadi, "secara teori", dia tidak melanggar peraturan dan etika tempat kursus tersebut. Maka, hari Sabtu yang dimaksud tiba. Setelah pelajaran selesai, Mr. Franky masuk ke kelas, yang dulunya kelas yang dia pegang, tetapi sekarang dipegang oleh Mr. Archibald, karena jadwal kuliah yang bentrok. (Mr. Franky mengajar di kelas tersebut 2X seminggu, hari Kamis dan Sabtu. Dia bentrok jadwal hari Kamis, sementara, hari Sabtu, dia tidak ada kuliah. Namun, kebijakan Mrs. Emily menyerahkan kelas tersebut ke Mr. Archie, sementara Mr. Franky diberi kelas lain). Kelas Mr. Archie juga sudah selesai. Ketika Mr. Franky masuk, dia melihat Mr. Archie sedang membereskan barang-barangnya. "Hi," sapa Mr. Franky. "Halo, Sir," balas Mr. Archie. Mereka berdua boleh dikatakan sebagai teman yang cukup akrab. Mr. Franky melihat Samuel sedang bermain bersama beberapa murid lain. "Apa itu, Sir?" tanya Mr. Archie melihat tas besar yang dibawa Mr. Franky. "Biola," Mr. Franky menjawab singkat sambil mengangkat tas berisi biola tersebut ke atas meja dan membukanya. Mr. Archie memang tidak tahu bahwa Mr. Franky bisa bermain biola. Samuel, yang tak sengaja mendengar percakapan kedua guru itu, menghentikan permainanya, dia segera memanggil murid-murid lain, "hey-hey, lihat, Mr. Franky bawa biolanya." "Sir Franky bisa main biola?" tanya Mr. Archie. Mr. Franky mengangguk. Tak sampai 1 menit, murid-murid lain yang belum dijemput pulang, sudah masuk ke kelas tersebut dan melihat Mr. Franky bermain biolanya, termasuk Samuel. "Hari ini, ada salah satu murid yang ulang tahun, jadi saya akan memainkan lagu 'Happy Birthday'." Mr. Franky berkata ke semua yang ada. Sebetulnya, yang ulang tahun adalah Laurencia, teman sekelas Samuel. Laurencia juga kebetulan belum dijemput, jadi dia juga bisa mendengar permainan biola Mr. Franky. Maka, Mr. Franky pun bermain lagu 'Happy Birthday'.

Selesai bermain lagu 'Happy Birthday', Mr. Franky bermain beberapa lagu lain, yang mungkin tidak begitu dikenal oleh murid-murid. Dia bermain lagu 'Twinkle-Twinkle Little Star', 'Minuet'. Mr. Archie diam melihat Mr. Franky bermain. Selesai bermain lagu-lagu tersebut, Mr. Franky membereskan kembali biolanya. "Sir ada les biola ya?" tanya Mr. Archie. "Hm-hm." Mr. Franky diam sebentar, ragu-ragu, kemudian, "Sir Archie mau coba main?" tanya Mr. Franky. Belum sempat Mr. Archie menjawab, Laurencia datang menghampiri Mr. Franky. "Mister Franky, terima kasih ya, karena Mister inget sama ulang tahun Laurencia. Lagu 'Happy Birthday'-nya juga bagus," dia berkata sambil menjulurkan tanganya. Dia dan Mr. Franky lemudian berjabat tangan, lalu Laurencia meninggalkan ruang kelas. Mr. Archie mengambil biola yang dipegang Mr. Franky, lalu mencoba memainkanya. "Kalau dibanding gitar, lebih susah biola ya?" katanya. "Sir Archie bisa main gitar?" tanya Sir Franky. "Lumayan," jawab Mr. Archie singkat. Kemudian, Mr. Franky mengajarkan sedikit cara meletakan biola di bahu, cara memegang bow, dan hal-hal lainya. Tentu saja, Mr. Archie masih kaku ketika memegang biola tersebut. Mr. Franky tertawa, "santai aja, Archie, saya juga dulu waktu pertama pegang biola, kaku banget." Tak lama kemudian, tampak mereka sudah beres-beres.

"Huff, panas amat hari ini!" kata Mr. Franky ketika mereka keluar dari tempat kursus. "Sir Archie mau makan es krim ga? Di dekat situ ada warung, siapa tau ada jual es krim? Saya yang traktir," kata Mr. Franky sambil nyengir. "Boleh juga," jawab Mr. Archie. Maka, Mr. Archie pun masuk lagi ke tempat kursus, menunggu es krim, sementara Mr. Franky membelinya. Tak berapa lama, mereka berdua asyik makan es krim magnum. "Sir udah berapa lama belajar biola?" tanya Mr.Archie di sela-sela gigtan es krim. Mr. Franky berpikir sebentar, "kira-kira 1 tahun 3 bulan," jawabnya. "Oh," tanggap Mr. Archie. "Gimana kelas Samuel ini?" tanya Mr. Franky. Meskipun dia sudah tidak mengajar kelas tersebut, dia kadang-kadang suka memonitor perkembangan mantan muridnya dulu. 'Ya, biasa aja sih. Waktu ulangan kemarin, Laurencia mendapat nilai kedua tertinggi," jawab Mr. Archie, yang mengetahui betapa Mr. Frankie sangat mengidolakan Laurencia, karena Mrs. Emily sempat menceritakanya. Mr. Franky tidak berkata apa-apa, dia tampak berpikir sambil menggigit es krimnya. Tak lama kemudian, mereka berdua pulang. "Sir Franky mau diantar pulang ga?" Mr. Archie menawari Mr. Franky. Mr. Archie memang membawa motor Yamaha RX King-nya saat itu. "Ga usah, terima kasih. Dan, sebaiknya ga usah, karena pada jam segini, daerah rumah saya macet parah, kasihan Mr. Archie-nya," jawab Mr. Franky jujur, karena dia tinggal di daerah yang cukup sibuk dan sering macet. "OK, kalau begitu," jawab Mr. Archie sambil menyalakan mesin motornya. Mereka kemudian berpisah, dan, lagi-lagi, Mr. Franky tampak memikirkan sesuatu.

The Violin Player And The Guitar Player (Part 3)

Beberapa hari kemudian, Mr. Franky menemui Mr. Archie. "Sir Archie, kapan-kapan kita duet yuk? Sir bawa gitar, saya bawa biola saya. Kita maen bareng, lagu apa, terserah," dia berkata. Mr. Archie tampak ragu-ragu sejenak, "wah, saya ga jago maen gitar." "Gak apa-apa, saya juga baru belajar biola, masih level awal, asal buat seru-seruan aja." "Mau maen lagu apa tapi?" Mr. Franky berpikir sebentar sebelum menjawab, "Hm... saya ada beberapa lagu favorit sih, tau lagu Romance De Amor ga?" Mr. Archie tampak agak bingung. Segera, Mr. Franky mengeluarkan hp-nya, dan memutar lagu tersebut (dia memang menyimpan lagu tersebut di hp-nya). "Oh, kalau lagu ini, saya tahu, cuma saya ga tau judulnya," komentar Mr. Archie ketika mendengar lagu tersebut. "Dulu saya pernah coba maen pake gitar, cuma udah lama, tau masih inget atau ga." "Ga apa-apa, nanti saya coba cari music sheet-nya di internet," Mr. Franky tersenyum kecil. "Terus, mau maen di mana?" tanya Mr. Archie. "Di tempat kursus aja. Kayaknya bakal seru tuh, kalau murid-murid liat kita duet. Cuma waktunya belom pasti kapan." Mr. Archie berpikir sebentar, dan akhirnya setuju.

Sekitar 1 bulan kemudian... "Sir Archie, gimana kalau kita coba duet-nya hari Sabtu besok?" kata Mr. Franky kepada Mr. Archie ketika mereka berdua selesai mengajar. "Sir Franky udah dapet music sheet lagunya?" Mr. Franky mengangguk. "Yaudah, saya sih ga masalah." Maka, pada hari Sabtu tersebut, kedua guru itu membawa alat musiknya masing-masing. Setelah pelajaran selesai, mereka kemudian bermain lagu Romance De Amor. Mr. Frankie bermain kurang lancar, begitu juga Mr. Archie, karena itu pertama kalinya mereka bermain lagu tersebut. Ketika mereka bermain, seperti biasanya, murid-murid yang lain pada melihat, termasuk Samuel dan Laurencia. "Mr. Franky dan Mr. Archie itu saudara ya?" komentar salah seorang murid ketika mereka beristirahat sebentar. Mr. Franky dan Mr. Archie tersenyum. "Ga lah," jawab Mr. Franky. "Tapi Mr Franky dan Mr. Archie mirip kayak saudara," murid itu berkomentar lagi. Mr. Franky hanya mengangkat bahu, tidak berkata apa-apa. "Sir Archie pegang aja music sheet-nya, buat belajar di rumah. Saya juga belajar lagi," kata Mr. Franky ketika mereka selesai bermain, "kapan-kapan kita duet lagi yuk?" tambahnya sambil nyengir. Mr. Archie hanya tersenyum kecil. "Oh ya, Sir Archie mau es krim ga?" Belum sempat Mr. Archie menjawab, Mr. Franky sudah keluar dari kelas untuk membeli es krim. Tak sampai 5 menit kemudian, mereka sudah menikmati es krim wall's magnum. "Sir Archie bisa maen gitar, belajar dari mana?" tanya Mr. Frankie sambil menggigit es krimnya. "Dulu waktu SMP-SMA ambil ekskul gitar," jawabnya, "Sir Franky kok belajar biola?" dia bertanya. Mr. Franky mengigit es krimnya sebelum menjawab, "oh itu, dulu waktu saya masih SD-SMP, saya lupa persisnya, saya lagi maen di sekolah saya, waktu itu selesai pulang sekolah. Nah, waktu saya lagi maen, saya denger ada suara biola. Saya cek, saya liat ada anak SMA yang maen biola. Jadi, sejak itu, saya mau maen biola." Mr. Archie mendengarkan sambil menggigit es krimnya, tapi tidak berkata apa-apa. "Saya pulang duluan ya, Sir?" kata Mr. Franky yang sudah habis es krimnya. "OK." Ketika Mr. Franky akan keluar, Samuel datang kepadanya. "Sir, saya suka lagu yang tadi Sir maen. Lagunya bagus. Kapan-kapan Sir bisa bawa lagi ga biola Sir dan maen lagi lagu itu?" dia meminta. Mr. Franky berpikir sejenak, "Hm.... bisa aja sih, tapi kan tadi kamu dengar sendiri, saya masih belom lancar." "Ga apa-apa, nanti kalau udah lancar aja. Ajak Mr. Archie juga. Mr. Archie dan Mr. Franky udah kayak saudara aja, cocok." kata Samuel. Mr. Franky hanya tersenyum.

Sore harinya, Mr. Franky mengirim SMS ke Mr. Archie, menceritakan permintaan Samuel. Mr. Archie membalas SMS tersebut dengan tertawa dan berkata "lihat nanti aja." Mr. Franky membalas, "OK." Sekitar 2 bulan kemudian, Mr. Franky menemui Samuel, "Samuel, saya udah bisa maen lagu kesukaan kamu lumayan lancar. Mr. Archie juga udah lumayan. Jadi, mudah-mudahan, hari Sabtu besok, saya bisa maen lagi sama Mr. Archie." Samuel tampak senang sekali. Maka, hari Sabtu yang dijanjikan tiba, Mr Archie juga sudah setuju untuk memenuhi permintaan Samuel. Mereka pun kembali bermain lagu Romance De Amor dengan lebih lancar dibanding sebelumnya. Mereka tidak tahu, bahwa permainan tersebut akan merusak persahabatna mereka...


The Violin Player And The Guitar Player (Part 4)

Ternyata, dengan diam-diam, Samuel merekam permainan biola Mr. Franky dan gitar Mr. Archie. Dia merekam dengan kaca-mata yang dia pakai yang sudah dimodifikasi sehingga bisa berfungsi sebagai kamera dan juga perekam video. Ketika dia sampai di rumah, dia segera meng-upload video tersebut di youtube. Di youtube, video rekaman tersebut mendapat respon yang cukup positif, sehingga, tiga hari kemudian, Mr. Archie dan Mr. Franky menjadi terkenal, bahkan tempat kursus tersebut juga juga kena ciprat ketenaran kedua guru tersebut. Lebih jauh lagi, seminggu kemudian, baik Mr. Archie, Mr. Franky, dan tempat kursus tersebut diliput oleh sebuah stasiun televisi swasta. Bukan main booming ketenaran mereka. Mr. Archie dan Mr. Franky kini tidak bisa lagi keluar untuk jalan-jalan seperti orang biasa karena hampir setiap orang di jalan selalu mengejar-ngejar mereka untuk bersalaman, minta tanda tangan, ataupun bercakap-cakap, bahkan ada yang minta mereka untuk bermain alat musik saat itu juga, padahal baik Mr. Archie dan Mr. Franky sedang tidak membawa alat musik sama sekali. Nasib mereka berubah drastis, from nobody menjadi somebody.

Tentu saja, Mr. Archie dan Mr. Franky, serta Mrs. Emily juga mengusut sumber kegemparan ini. Dan, setelah diusut, mereka mengetahui bahwa Samuel penyebabnya. Karena mereka semua sudah terlanjur menjadi terkenal, mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk "menguhukum" Samuel. Mau berbuat apa? Tidak mungkin membungkam media massa, lagipula toh, secara umum, akibat perbuatan Samuel ini bukanlah sesuatu yang merugikan, sebaliknya, justru menguntungkan, meskipun juga jadi emngganggu proses belajar mengajar, karena sekarang murid-murid jadi kurang konsentrasi belajar karena guru mereka menjadi sorotan publik. Tak hanya di tempat kursus, di kampus, Mr. Archie dan Mr. Franky juga jadi sorotan. Apalagi, Mr. Franky yang sedang skripsi, konsentrasinya menjadi terganggu karena tak jarang dia diminta untuk show baik dalam acara kampus, maupun acara resmi, seperti di pesta pernikahan, acara ulang tahun, dan lain-lain (Mr. Archie juga ikut serta, karena masyarakat berpendapat tak lengkap jika hanya Mr. Franky sendiri, atau sebaliknya). Lagu yang mereka mainkan pun juga semakin bervariasi. Ave Maria, Amazing Grace, Fur Elise, Canon In D, dan lagu lainya, termasuk Happy Birthday.

Namun, sesibuk apapun mereka, sepenuh apapun permintaan show mereka, mereka selalu melakukan "ritual favorit" mereka. Makan es krim wall's magnum. Sebagai contoh, mereka diminta show di sebuah acara ulang tahun, setelah pesta selesai, mereka pulang. Dalam perjalanan pulang, mereka mampir ke sebuah supermarket atau mini market, atau kadang-kadang, warung, untuk membeli es krim wall's magnum. Mereka memakan es tersebut sambil bersandar (Mr. Archie bersandar di motor Yamaha RX King-nya, sedangkan Mr. Franky bersandar di sebuah dinding di seberang Mr. Archie). Uang honor mereka dibagi 2, agar adil. Dan, sampai sejauh ini, mereka berdua selalu bertindak fair dalam pembagian hasil. Begitu juga dengan tawaran show. Mereka berdua selalu berdiskusi sebelum memutuskan akan menerima tawaran tersebut atau tidak. Biasanya, si peminta menghubungi salah satu dari mereka. Apabila si peminta meminta kepada Mr. Archie, maka Mr. Archie akan berdiskusi dengan Mr. Franky, juga sebaliknya. Mereka menjadi duet yang tak terpisahkan, malah, banyak penggemar mereka yang berpikir mereka adalah saudara kandung, padahal, mereka tak lebih dari teman guru di tempat kursus biasa, yang karena permainan nasib, mendadak jadi terekenal. Lebih jauh lagi, pada suatu kesempatan, Mr. Archie melihat di sebuah cover majalah remaja, yang pernah meliput mereka, tertulis judul 'Archie dan Franky: The Two Brothers'. Gambar cover majalah itu sendiri tampak Franky dan Archie sedang saling berangkulan di tangan satu, sementara tangan lain yang masih bebas memegang (Archie) gitar, dan (Franky) biola. Archie hanya tersenyum melihat cover majalah itu.

The Violin Player And The Guitar Player (Part 5-"From Duet To Duel")

Lama kelamaan, Mr. Franky menjadi buta oleh uang honor yang diberikan oleh pihak yang memintanya untuk tampil bersama Mr. Archie. Pikiran licik mulai timbul dalam dirinya untuk menguasai seluruh honor yang diperoleh. "Archie menjadi terkenal gara-gara gue mengajak dia maen gitar bareng, dan Samuel itu bertindak sebagai pengantar. Itu artinya Archie berhutang budi sama g. Hm... Gue rasa sekarang tiba waktunya buat meminta terima kasih dari dia... Dan itu akan gue lakukan dengan cara memanipulasi tawaran tampil dan uang honor......" demikianlah isi pikiran Mr. Franky. "Kalau misalnya Archie yang menerima tawaran tersebut, otomatis dia akan cerita ke gue, dan, karena dia ga tau bahwa gue mau memanipulasi tawaran tampil dan uang honor, dan seperti perjanjian semula, bahwa hasil untung dibagi 2, maka, keuntungan gue bisa bertambah.... Sepertinya ini rencana yang bagus," seringai jahat tampak di wajah Mr. Frany.

Kesempatan Mr. Franky untuk melaksanakan rencananya datang sekitar 2 minggu kemudian. Dia sedang menonton TV ketika hp-nya berbunyi. Rupanya ada sms tawaran untuk tampil di sebuah acara pemebrekatan pernikahan di sebuah gereja. "Bagus, ini kesempatan gue buat mengambil keuntungan. Gue ga bakal kasih tau Archie soal tawaran ini, biar gue nanti tampil sendiri, kalau ditanya oleh si peminta, gue bilang aja, Archie mendadak sakit, atau mungkin, gue bilang Archie lagi sibuk ujian di kampusnya, jadi ga bisa tampil. Dan gue yakin, si peminta ini bakal percaya sama penjelasan gue jadi pikir gue bakal bagi uang honor ke Archie, padahal uang honor itu 100% jatuh ke tangan gue. Hm...." kata Mr. Franky sambil membalas sms tersebut dengan jawaban bahwa dia bisa tampil (tapi dia tidak menyebut bahwa Mr. Archie tidak bisa tampil, supaya tercipta kesan mendadak).

Hari pemberkatan pernikahan tersebut tiba. Mr. Franky tiba di gereja tersebut sekitar 30 menit sebelum acara mulai. Sengaja dia menemui si peminta dan menjelaskan bahwa Mr. Archie tidak bisa tampil karena dia sedang pergi ke ulang tahun pacarnya. Rasa kecewa tampak jelas di wajah si peminta. "Tapi ga apa-apa, daripada acara ini batal, kita teruskan aja. Tapi nanti uang honornya tetap dibagi 2 ya," kata si peminta kepada Mr. Franky. Mr. Franky tersenyum meyakinkan, "pasti dong saya bagi dua. Secara saya dan Mr. Archie teman baik." Maka, Mr. Franky pun tampil seorang diri di acara pemberkatan perkawinan itu. "OK, ini tanda ucapan terima kasih dari keluarga mempelai. Mungkin jumlahnya tidak seberapa, tapi harap diterima," kata paman dari sang mempelai wanita ketika acara pemberkatan pernikahan tersebut selesai. Dia tampak puas atas penampilan Mr. Franky. Mr. Franky menerima amplop tersebut sambil tersenyum. Mereka berdua kemudian berjabat tangan. Singkat cerita, setelah sampai di rumah, Franky membuka amplop tersebut, uang sebesar 200 ribu rupiah keluar dari dalam amplop. "Hm.... Coba kalau gue tampil sama si Archie sialan itu, honor 200 ribu ini dibagi 2, gue jadi cuma terima 100 ribu." Senyum licik kembali muncul di wajah Mr. Franky.

Di lain kesempatan, Mr. Archie, yang sama-sekali tidak mengetahui rencana jahat Mr. Franky, menerima telepon dari seorang klien untuk mengisi acara perpisahan SMA di sebuah sekolah. Tentu saja, setelah dia menerima tawaran tersebut, dia segera menghubungi Mr. Franky untuk membahas tawaran tersebut. "Bagus, penghasilan gue jadi bertambah," kata Mr. Franky dalam hati, sementara dia mendengarkan cerita Mr. Archie. "Archie, Archie, elu itu naif banget sich?" kata Mr. Franky lagi dalam hati.

Segera, mereka pun tampil di acara perpisahan SMA tersebut. Dan, seperti sebelumnya, setiap mereka tampil, uang honor dibagi 2, demikian juga kali ini. "Biarin aja, gue cuma dapet 50% dari honor ini, toh, gue udah dapet 200 ribu waktu di gereja itu," kata Mr. Franky dalam hati ketika dia menerima 50% honor yang diberikan. "Sir Franky, di seberang sekolah ada mini market, kita makan es krim dulu yuk?" Ajak Mr. Archie setelah mereka memasukan honor tersebut ke dompet masing-masing.Tak sampai 10 menit kemudian, mereka sudah asyik menikmati es krim wall's magnum.

Akan tetapi, kelicikan Mr. Franky tidak berangsung lama, karena, setelah beberapa kali dia berhasil memanipulasi Mr. Arche, ada suatu kesempatan yang membuat kebohonganya terbongkar. Suatu ketika, dia diminta tampil oleh seorang klien untuk bermain beberapa lagu natal di sebuah mall. "Bagus, gue tampil di mall, otomatis, honor yang gue terima pasti bakal gede. Dan itu akan jadi milik gue sepenuhnya, tanpa perlu dibagi 2 sama si Archie sialan itu. Hahahahahaha," kata Mr. Franky. Hari yang dijanjikan tiba. Pada kesempatan ini, sebelum tampil, Mr. Franky mengumumkan bahwa Mr. Archie tidak bisa tampil karena sedang ujian di kampusnya. Para penonton merasa agak kecewa, bahkan, si pembawa acara berkata sambil bergurau ke Mr. Franky, "wah, sayang sekali, Archie tidak bisa tampil, padahal kalian berdua itu seperti duet bersaudara yang tak bisa terpisahkan. Kalian cocok banget." Mr. Franky hanya tersenyum simpul, namun tidak berkata apa-apa. Sepertinya si pembawa acara juga tidak merasa masalah, karena setelah itu dia mengumumkan ke seluruh penonton, "maka, marilah kita sambut, 'Franky'!" dengan diiringi tepuk tangan meriah. Mr. Franky bermain beberapa lagu natal, di antaranya Jingle Bell, dan Silent Night. Namun, tanpa diketahui Mr. Franky, salah seorang saudara sepupu Mr. Archie, juga kebetulan sedang berada di mall itu, dan menonton penampilanya. Awalnya orang tersebut hanya memperhatikan permainan Mr. Franky. Akan tetapi, dia kemudian menyadari bahwa ada seusatu yang 'salah' di penampilan Mr. Franky ini, yaitu absen-nya Mr. Archie. "Aneh, biasanya mereka selalu tampil berdua, sampe para fans bilang mereka tak terpisahkan. Tapi kok, sekarang cuma Mr. Franky yang tampil sendiri? Mana sepupu gue si Archie?" tanya si sepupu tersebut dalam hati. Si sepupu tersebut memutuskan untuk menonton penampilan Mr. Franky hingga selesai. Kemudian, dia mencari kesempatan untuk bertanya kepada Mr. Franky soal absenya Mr. Archie. Kesempatan itu pun datang. Ketika sebagian besar penonton sudah bubar, dia pergi ke belakang panggung dan berhasil bertemu dengan Mr. Franky. "Franky, maaf, mengganggu. Saya salah satu penggemar anda dan Archie. Tadi saya melihat penampilan anda. Tapi tumben, anda tidak tampil bersama dengan Archie?" tanya si sepupu tersebut ringan, namun tetap waspada. Mr. Franky tersenyum sedikit sebelum menjawab, "Oh, iya, dia mendadak tidak bisa tampil karena dia sedang ujian di kampusnya. Dia aja kasih tau saya baru 2 hari lalu." "Oh begitu," komentar si sepupu singkat sebelum dia meninggalkan Mr. Franky.

"Aneh, gue kan sepupu Archie? Gue tau persis Archie lagi ga ujian di kampusnya. Tapi kenapa Franky bilang dia ujian?" Pertanyaan itu berputar di benak si sepupu tersebut. Ketika dia tiba di rumah, sepupu tersebut segera menelepon Archie. "Halo, Archie. Gue mau tanya, elu emangnya lagi ada ujian di kampus?" Dia diam sebentar mendengar jawaban Archie. "Ga apa-apa sih. Cuma tadi kebetulan gue lagi ke mall. Di mall, gue liat temen duet elu si Franky tampil maen biola lagu-lagu natal. Dia tampil sendiri. Nah, setelah show, gue tanya kenapa dia tampil sendiri. Dan dia bilang katanya elu ga bisa tampil karena lagi ujian di kampus. Makanya gue cek ke elu. Soalnya setau gue, elu kan mulai ujian masih 2 minggu lagi?" Dia menjelaskan, lalu diam kembali mendengar jawaban Archie di sebelah sana. "Tapi gue ga ngerti, kenapa si Franky itu berbohong?" Setelah dia diam beberapa saat. Pembicaraan itu berakhir di situ. Mereka menutp telepon.

Hari Sabtu berikutnya, ketika Mr. Franky dan Mr. Archie selesai mengajar di tempat kursus, Mr. Archie memutuskan untuk membahas 'kebohongan' Mr. Franky secara baik-baik. "Sir Franky, bisa kita bicara sebentar?" tanya Mr. Archie ketika Mr. Franky sedang berjalan keluar dari tempat kursus. Mr. Franky, yang tidak mengetahui bahwa 'kebohonganya' sudah terbongkar, tersenyum ramah kepada Mr. Archie, karena menyangka bahwa Mr. Franky akan membahas tentang tawaran tampil yang dia terima. "Bisa tutup pintunya?" pinta Mr. Archie. Kalaupun dia merasa bingung, tapi Mr. Franky tetap menutup pintu, dan berjalan masuk kembali ke kelas. Mr. Archie sudah menunggu di dalam. "Sir Franky, waktu itu Sir ada tawaran tampil di sebuah mall ya?" tanya Mr. Archie ringan, tapi dia menatap Mr. Franky dengan tajam. Mr. Franky tampak jelas menutup rasa terkejutnya. Tapi gelagat itu dilihat oleh Mr. Archie. "Jadi itu betul?" tanya Mr. Archie, masih ringan, tapi masih tetap memandang Mr. Franky dengan tajam. "OK, sepertinya game over. Kalau begitu, gue bakal bicara blak-blakan," kata Mr. Franky dalam hati. "Elu tau dari mana? Padahal gue udah bikin alasan bahwa elu ga bisa tampil karena elu lagi ujian," kata Mr. Franky, suaranya juga tenang, seakan mereka sedang bicara santai tentang rencana liburan. Namun hatinya bergolak. Marah, karena ada seseorang yang melaporkan 'kejahatanya' ke Mr. Archie. "Kebetulan, waktu Sir Franky tampil, ada sepupu saya menonton. Malah, jujur aja, dia-lah yang bertanya ke Sir setelah acara selesai," jawab Mr. Archie tetap tenang, tapi dia sekarang menutup matanya. Mr. Franky berpikir sebentar, mengingat-ingat. "Ah, ya," setelah dia berhasil mengingatnya. "Rupanya Yang Maha Kuasa tidak membiarkan saya berbuat curang," komentar Mr. Franky sambil tersenyum agak sedih, karena permainanya bakal berakhir. "Kenapa Sir?" tanya Mr. Archie masih menutup matanya, namun Mr. Franky bisa merasakan suaranya sedikit bergetar karena sedih, bahkan, Mr. Franky yakin, dia melihat beberapa tetes air mata mulai muncul dari mata Mr. Archie yang terpejam. "Kenapa? Itu karena elu itu naif, dan juga, alasan utama, karena gue serakah. Siapa elu, kalau bukan gara-gara waktu pertama gue ajak elu kerja sama, elu ga bakal jadi terkenal kayak sekarang!" Suara Mr. franky mulai meninggi. Mr. Archie menggelengkan kepala perlahan. "Itu gara-gara Samue, Sir. Sir ga boleh lupa itu," kata Mr. Archie pelan, masih belum membuka matanya. "Masa bodo! Yang pasti, gue merasa rugi kalau tiap kita tampil, uang honor musti dibagi 2 sama elu. Bikin penghasilan gue berkurang aja!" Kata Mr. Franky kasar. "Kalau Sir keberatan uang honor dibagi 2, Sir bilang aja sama saya. Saya tulus kok, asalkan kita tetap sahabat, dan bisa makan es krim bareng," kata Mr. Archie, masih tenang, seakan tak terepengaruh aura emosi Mr. Franky. "Diam!" Teriak Mr. Franky.

(Note: mulai dari sini, adegan akan penuh dengan hal-hal "lebay", yang 10000000% imajinasi penulis :p)

Mr. Franky membuat gerakan seolah melepas pakaianya, lalu melempar pakaian tersebut ke lantai. Tampak, dia bergantai pakaian yang sama-sekali berbeda. Entah dari mana pakaian baru ini muncul. Dia sekarang memakai kemeja tangan pendek bewarna hitam, juga celana panjang bewarna sama, serta kaca mata hitam. Dengan sebuah lompatan besar, serta posisi siap menyerang, dia mendekati Mr. Archie yang masih memejamkan matanya. Seketika itu juga, Mr. Archie membuka matanya kembali dan menghindar tepat waktunya. Serangan Mr. Archie meleset dan mengenai papan tulis. Papan tulis itu sedikit penyok setelah terpukul oleh Mr. Franky. Mr. Archie juga kemudian "mengganti pakaianya". Dia sekarang memakai pakaian ala koboi, lengkap dengan topinya, dia juga memakai kaca mata hitam. Dia tampak melayang di udara, tanganya juga tampak menggantung. Sebuah cahaya putih, namun tidak menyilaukan, muncul di tanganya, kemudian, cahaya tersebut membentuk seperti gitar, sebelum akhirnya sebuah gita sungguhan muncul di tanganya. Itu adalah gitar yang sama, yang biasa dipakainya ketika tampil. Sedetik kemudian, sebuah batang, yang kemudian, Mr. Franky menyadari bahwa batang tersebut adalah anak panah, muncul di tangan Mr. Archie yang satunya lagi. Mr. Archie meletakan anak panah terebut di senar gitarnya, siap ditembakan ke Mr. Franky. Mr. Franky terlambat satu detik untuk menghindar tembakan panah Mr. Archie, dia terkena anak panah, meskipun tidak kena organ vital. Segera, dia mencabut anak panah tersebut, dan membuangnya ke lantai. Dia kemudian juga menggantung tanganya tanganya di udara, sama seperti Mr. Archie, tangan Mr. Franky juga bersinar, lalu, munculah biola miliknya di tanganya, lengkap dengan busurnya. Akan tetapi, dia tidak menggunakan biolanya untuk menyerang. Sebaliknya, dia justru merenggut lepas benang-benang busur penggesek biolanya sampai tidak tersisa sehelai pun. Setelah itu, dia mematahkan batang busur secara kasar menjadi 2 bagian. Masing-masing bagian memiliki ujung runcing, sangat cocok untuk menusuk! Dia memegang patahan busur itu masing-masing di tanganya, siap menghujamkanya ke perut dan dada Mr. Archie yang empuk. Mr. Archie membaca maksud tersebut, dia pun menghindar lagi. "Ayo, Archie, kita duel. Ini bukan permainan kejar-kejaran seperti film 'Tom and Jerry'. hahahahahahaha!" kata Mr. Franky seperti orang gila. Mr. Archie terus menghindar. Dia berlari ke lantai 2 tempat kursus, lalu ke beranda, kemudian ke atap. Mr. Franky mengejarnya. Mr. Archie berhenti sebentar karena kelelahan berlari. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Mr. Franky untuk menyerangnya. Dia menimpuk kepala Mr. Archie dengan bioalnya, dan serangan ini mengenai kepala Mr. Archie dengan telak.

Meskipun Mr. Archie merasa agak pening karena pukulan tersebut, dia menahanya. Dia lalu merenggut lepas semua senar gitarnya, membelitkan kedua ujungnya di genggamanya, sementara bagian tengahnya dibuat tegang. Rencananya, dia akan mencekik leher Mr. Franky dengan senar itu. Mr. Franky juga sudah bisa menebak serangan Mr. Archie berikutnya. Dia kabur dengan cara melompati atap ke bangunan lain di seberang tepat kursus. Mr. Archie mengejarnya. Rupanya, kedua guru itu sudah siap untuk membunuh satu sama lain! Dengan cepat, Mr. Franky memunculkan kembali sebuah busur biola yang masih baru. Kali ini, dia akan menyerang Mr. Archie dengan cara menggesek senar biolanya di nada-nada tertentu yang bunyinya sangat memekakkan telinga. Dan itulah yang dia lakukan. Mr. Archie baru saja mendarat di atap tempat Mr. Franky berada ketika dia mendengar bunyi biola yang membuat telinganya sakit sehingga dia tidak bisa menyerang. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Mr. Franky untuk menyerang lagi. Tetapi, kali ini, serangan berikutnya tidak berhubungan dengan alat musik. Dia pernah belajar beberapa jurus bela-diri, dan itulah serangan yang dia lancarkan kali ini. Dia membuang biolanya ke jalan di bawah sana, supaya bisa menggunakan kedua tanganya dengan leluasa. Dengan cepat, dia menghampiri Mr. Archie yang telinganya baru pulih. Dia menjambret tangan Mr. Archie dengan kasar sehingga Mr. Archie tertarik berdiri. Ketika Mr. Archie sudah berdiri, dia menampar Mr. Franky dengan keras, cepat, dan tiba-tiba tepat di bagian telinga, sebagai akibatnya, pendengaran Mr. Franky pun menjadi rusak. Mr. Franky tidak menduga serangan itu. Dia terkejut, sehingga dia melepas peganganya terhjadap Mr. Archie, dan dia malah menutup telinganya yang rusak dengan tanganya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Mr. Archie untuk menyerang lagi. Dia mengangkat salah satu kakinya, hendak menendang Mr. Franky. Karena Mr. Franky pernah belajar beberapa jurus bela-diri, gerak refleksnya menjadi terlatih. Tendangan Mr. Archie berhasil ditangkap, dan, tanpa basa-basi, dia langsung menarik kaki Mr. Archie. Hal ini jelas membuat Mr. Archie kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Setelah Mr. Archie jatuh, Mr. Franky melepas peganganya, lalu berjalan mendekati Mr. Archie, dan, dengan penuh tekad dan tenaga, dia menendang kepala Mr. Archie...




The Violin Player And The Guitar Player (Part 6- End + Acknowlendgment)

(Note: Part 6 ini, penulis kembali menggangti sudut pandang ke sudut pandang "aku" (Samuel).... Pembaca akan mengerti kenapa pada Part 2, penulis sengaja menganti sudut pandang)

Kembali di tempat kursus, dengan suasana tegang karena ulangan umum di sekolah, termasuk sekolahku. "Sam, Samuel, wake up, Sam!" samar-samar terdengar suara Miss Emily memanggilku. Panggilanya makin lama makin keras. Setengah sadar, aku merasa tubuhku diguncang oleh seseorang. Akhirnya, aku sadar sepenuhnya. Walah-walah, ternyata aku tertidur di tempat kursus, sedangkan kelas pelajaran Bahasa Inggris masih berlangsung. Aku bangun dari tidurku, yang kemudian aku menyadari, aku tertidur di meja belajar tempat kursus. Aku sangat lelah karena ulangan umum ini. Tidur-pun aku juga kurang karena aku belajar hingga sekitar jam 2 pagi, sehingga aku merasa mengantuk. "Sam, mendingan kamu ke kamar mandi dan cuci muka. Kamu ini! Saya dan Mr. Archie sedang pusing ngurus ulangan umum, eh, kamu malah enak-enak tidur! Dasar!" gerutu Miss Emily. Akhirnya, aku berhasil menyesuaikan diri, meskipun masih agak ling-lung. Seluruh teman-teman di kelas tertawa, bahkan Mr. Archie dan Miss Emily juga tak kuasa menahan senyum. Aku mengusap-usap mata dan pipiku, lalu keluar kelas menuju kamar mandi untuk mencuci muka. "Buset, gue ketiduran, sampe mimpi tentang Mr. Archie dan Mr. Franky. Bahkan mimpi gue itu cukup gila, sampe mereka duel segala gara-gara Mr. Franky serakah. Kok bisa ya, gue sampe mimpi kayak gitu?" kataku kepada diriku sendiri ketika aku selesai mencuci muka. Aku menggelengkan kepalan, "gila. Betul-betul gila." Lalu aku kembali ke kelas untuk meneruskan pelajaran. Akhirnya, pelajaran selesai, namun, aku mendapat "hukuman" beupa tambahan jam pelajaran selama 30 menit sebagai ganti pelajaran yang ketinggalan ketika aku tidur. Setelah pelajaran tambahan itu selesai, aku membereskan buku-bukuku. Saat itu juga, Mr. Franky, yang baru selesai mengajar di kelas lain, masuk ke kelasku. Aku menjadi sedikit salah tingkah, tapi sepertinya Mr. Franky tidak memperhatikan karena dia sedang berdiskusi masalah ulangan umum dengan Miss Emily dan Mr. Archie. "Good bye, Miss. Good bye, Sir. See you on thursday," kataku memberi salam sambil meninggalkan kelas. Ketiga guru itu berdiskusi selama kira-kira 5 menit, sebelum akhirnya Mr. Archie dan Mr. Franky keluar. Mereka tampak rukun-rukun saja. Jelas mereka tidak mengetahui mimpiku soal mereka. Namun, aku agak terkejut ketika aku mendengar Mr. Franky berkata ke Mr. Archie, "Sir Archie, kalau Sir udah ga ada kerjaan, kita pergi ke Grand Indonesia yuk, makan es krim wall's magnum di magnum cafe."



_______________________________________THE END_________________________________________









Acknowledgment: cerita ini sebagian besar fiksi. Adegan duel, penulis rancang, itu 1000000% imajinasi penulis. Duel di cerita ini penulis dapat ide dari game buatan square-enix, yaitu Kingdom Heart, terutama KH 2 dan 358 days. ^^. Demikian pula adegan makan es krim, itu diambil dari KH 358 days di mana tokoh utama (game) sering makan es krim (sea-salt-ice cream) bersama salah seorang temanya. Hanya saja, di cerita ini, penulis ubah jadi wall's magnum. :p Lalu, soal pakaian ketika duel, itu penulis ambil dari (juga) salah satu tokoh game buatan Capcom (Resident Evil), sedangkan sisanya hanyalah imajinasi penulis. Part 6 ini, penulis sengaja kasih ending yg "agak" mengejutkan, dan mungkin membuat pembaca "sedikit" kecewa. Tapi di sini, penulis mau memberikan warna baru. Sebuah ending yang tidak bisa ditebak. Penulis mohon maaf apabila ada persamaan nama/sifat/karakter di cerita ini. Tapi penulis jamin, cerita ini dibuat 100000% berasal dari imajinasi penulis. Salam. ^^

_________________________________________________________________________________________

Note: komentar/kritik/feed-back dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis
 
Last edited:
ternyata cuman mimpi
nice story den. kirain tadi pas baca2 nih cerita bakal menjurus ke arah 'gay' aahahaha ternyata gak, misa yang terlalu mesum pikirannya kwakwa.. dan benar2 si samuel terlalu demen ama wabah orang2 baru tenar :)) nice.


btw, masukan nih. Tulisannya agak dirapihin aja disesuain sama tampilan postingannya, supaya enak dibaca, misa sampai sakit bacanya, musti teliti. Membuat cerita atau tulisan bukan cuma asal tulis n nyampain cerita gitu ajah, cara menulis juga penting loh, supaya orang yang baca jadi tambah senang, he ini menurut misa pribadi sih, he


keep writing n posting yaaauu
 
Last edited:
@ Misa Chan: terima kasih atas komentar dan support yang anda berikan kepada saya. hm.... mungkin, biar kita bisa lebih dekat dalam bertukar ide cerita, bisa kita "ketemu" di facebook? nama account facebook saya Martinus Handy (via e-mail: Randy_Muxnahtis@yahoo.com) saya sebetulnya tulis cerita di facebook saya dulu, baru saya post di forum ini. Tapi "basic" cerita saya sama sich, cuma yg di forum ini "co-pas" dr facebook saya :p
@hktoyshop: hm.... (utk sementara) kita salam kenal dulu ya? :)
 
ho ic, tapi tulisan yang baik jangan asal copas, ditunggu cerita yang lainnya lagi ya den dan semoga lebih baik :D
oh, btw, gimana kalau aden aja yang cari misa, nama account misa "Snow Misa"

[<:)
 
@ Misa: waduh, saya udah coba cari Misa di facebook, tapi begitu saya cari, ternyata ada 3-4 orang yang bernama Snow Misa, akun anda yang mana? ?_?
 
Back
Top