Rome, SunduL – Mantan pemain timnas Italia, Francesco Totti yang kini masih bermain untuk tim masa kecilnya AS Roma dikenal di dunia dengan sebutan Pangeran Roma. Totti yang lahir pada tanggal 27 September 1976 ini memang menjadi ikon klub ibukota Italia tersebut.
Totti telah menjadi simbol untuk klub kampung halamannya tersebut, melihat dari umurnya sekarang dan peraihan yang dicapainya selama ini, mungkin tidak akan ada lagi pemain sepertinya di sepakbola modern sekarang.
Sekarang ini, sepakbola modern terlalu mengagung-agungkan beberapa pemain tertentu. Ditambah dengan media yang berlebihan selama 24 jam non-stop dan mendapatkan highlight secara online, pemain setengah jadi berusia di awal 20 tahun, telah diagungkan menjadi ‘manusia setengah dewa’.
Konsistensi jangka panjang sekarang seperti tidak lagi penting. Terkadang, bahkan yang tidak berbakat menjadi terpacu karena banyaknya media yang memberitakan seorang pemain tersebut. Ketika mencari “next Messi” di Google akan ada banyak hasil pencarian, semuanya tidak berarti. Apa yang salah dengan kita? Dia baru berusia 27 tahun dan mungkin kita tidak akan pernah mendapatkan Messi yang lain lagi, tidak akan ada lagi Diego Maradona kedua atau Johan Cruyff yang kedua.
Kisah tentang Francesco Totti adalah sebuah dongeng dalam sepakbola, meskipun hari ini sudah mulai berkurang, mungkin hampir tidak terlihat sekarang. Dia hanya mengangkat Scudetto sekali, dan tidak pernah bermain untuk klub besar di Inggris atau salah satu dari dua raksasa Liga Spanyol, Barcelona atau Real Madrid. Dia tidak pernah memenangkan Liga Champions. Dia bahkan tidak pernah mendapatkan Ballon d’Or.
Tetapi omong kosong tentang penandatanganan pemain dengan biaya yang besar, memenangkan trofi dan gelar individu semuanya hilang ketika pemain ingin menunjukkan kehebatan sejati seperti Totti. Anda tidak pernah bisa menghitung seberapa besar bakat seorang pemain muda atau sampai mana kemampuan seorang pemain akan berkembang.
Seperti yang pernah ditulis oleh Alberto Polverosi di media Italia, talenta Totti sangatlah luar biasa, mengalir begitu saja, kualitas yang begitu natural. Dan dunia dapat melihat dia menunjukkan penampilan yang konsisten, sejak 28 Maret 1993.
Pada musim 2013/2014, kita melihat salah satu kebangkitan yang luar biasa dari dia dan fans sepakbola di dunia harusnya berbahagia untuk itu, karena tidak ada pemain lain seperti Totti. Dia bukan yang tercepat atau yang terkuat. Dia gampang mengalami cedera, dan pada usia 36 tahun, kita tahu kondisi fisiknya akan semakin tua.
Tetapi permainannya tidak akan pernah berkembang lagi, meskipun dia akan segera menjadi pencetak gol terbanyak kedua di sepanjang sejarah Serie A setelah menghabiskan sebagian karirnya menjadi gelandang. Bakat Francesco Totti membuatnya mampu menciptakan gol, ketika pemain lain tidak bisa melakukannya.
Sangat sering, sepakbola modern melupakan hal ini. Salah satu percobaan yang paling diberitakan pada saat Manchester City ingin memikat Daniele De Rossi, Roberto Mancini menggunakan Kapten AS Roma, Franscesco Totti sebagai contoh. “Apakah anda ingin mengakhiri karir seperti Francesco Totti? Seorang pemain hebat yang tidak pernah memenangkan apapun?” tanya Mancini kepada De Rossi.
Seni yang dimiliki oleh Totti telah menghibur dan menginspirasi dunia selama dua dekade terakhir dan mempesona bagi semua orang di dunia. Tidak semua pemain mendapatkannya, setelah akhir pertandingan, dia sering mendapatkan tepuk tangan dari para penggemar lawan.
Tidak ada yang dapat menggantikan dia. Dia adalah, Francesco Totti yang disebut komentator di Stadio Olimpico sebagai pemilik nomor punggung 10 dan pemain nomor satu bagi AS Roma.
