Ujian Nasional 2011

Dipi76

New member
Bocoran Soal UN via Facebook-twitter Beredar
Senin, 18 April 2011 10:31 WIB |

Bandung (ANTARA News) - Pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK di Kota Bandung, diwarnai oleh beredarnya kunci jawaban soal via jejaring sosial facebook dan twitter.

"Kunci jawaban via facebook dan twitter itu sudah ada sejak kemarin," kata salah seorang siswa kelas 3 IPA 4 SMA Negeri 3 Bandung Rachma, Senin.

Menurutnya, sore kemarin dirinya mendapatkan pesan singkat singkat berisi dari jawaban dari temannya.

"Terus saya tanya ke teman saya yang ngasih SMS bocoran soal, kamu tahu dari mana. Kan pelaksanaan UN nya belum. Teman saya bilang, bocoran UN itu didapatkan dari sumber terpercaya," kata Rachma.

Hal senada juga diutarakan rekan satu kelas Rachma, yakni Dhiyaa Putri.

"Kunci jawaban itu sudah nyebar di wall facebook kita-kita. Kita dikasih link kunci jawaban soal sama yang lain di wall Facebook kita," kata Dhiyaa.

Namun, meskipun bocoran kunci jawaban UN sudah tersebar kemarin, Rachma dan Dhiyaa tidak mempercayai hal tersebut. "Saya sih ngak percaya, soalnya guru tidak terlibat," ujar Dhiyaa.

Sementara itu, menyikapi merekanya bocoran kunci jawaban di Kota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda, mengimbau agar siswa tidak langsung percaya dengan adanya bocoran soal UN tersebut.

"Saya harap siswa tidak langsung percaya karena itu hanya sebagian dari sabotase sistem pendidikan supaya siswa goyah dan tidak percaya diri," kata Ayi Vivanda usi memantau pelaksanaan UN di SMAN 3 Bandung.
(*)


sumber: Antara


-dipi-
 
Ujian Nasional di Depok Diawasi CCTV
Selasa, 19 April 2011 | 06:55 WIB

TEMPO Interaktif, Depok - Anggota Komisi D Bidang Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Ernawati, mengatakan pelaksanaan ujian nasional di Depok pada tahun depan akan diawasi kamera pengintai atau closed-circuit television (CCTV).

"Mudah-mudahan tahun depan tidak hanya di ruang penyimpanan paket soal saja yang dipasangi CCTV, tetapi juga di setiap kelas di sekolah-sekolah," kata Ernawati saat meninjau pelaksanaan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Depok, kemarin.

Menurutnya, pemasangan kamera CCTV ini untuk memperketat pengawasan ujian nasional. "Tahun ini," kata Ernawati, "kamera CCTV hanya dipasang di ruang penyimpanan paket soal."

Salah seorang panitia ujian nasional sub-rayon SMA Negeri 1 Depok, Achmadi, mengatakan tingkat pengawasan paket soal di Depok cukup tinggi. Pengawasan dilakukan oleh pihak Kepolisian Resor Depok, Dinas Pendidikan Kota Depok, dan Tim Pengawas Independen dari perguruan tinggi. "Paket soal hanya boleh dibuka jika disaksikan oleh tim pengawas, Dinas Pendidikan, dan kepolisian," ucapnya.

Adapun Dinas Pendidikan DKI Jakarta meluncurkan nomor pengaduan ujian nasional. Nomor hotline pengaduan yang disediakan adalah 083812112112. "Nomor ini terbuka untuk pengaduan dan juga layanan SMS selama 24 jam," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat meninjau pelaksanaan ujian nasional di SMA 109 Jakarta, kemarin.

Format yang harus dipatuhi dalam pengiriman pesan pendek adalah mengetik kata DISDIK dan tanda (*) sebelum isi pesan. Contohnya, DISDIK*Soal Bahasa Indonesia SMA Paket 97 untuk nomor 23 pilihan jawaban a dan e sama.

"Dengan layanan ini, diharapkan permasalahan yang terjadi selama penyelenggaraan ujian nasional segera dapat diketahui dan ditindaklanjuti," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto.

Sumber: Tempo



-dipi-
 
Kecurangan UN
Dibekuk, Oknum Guru Edarkan Kunci Jawaban
K22-11 | Glori K. Wadrianto | Rabu, 27 April 2011 | 11:47 WIB

1110418620X310.jpg

Oknum guru dan siswa dimintai keterangan di Mapolres Bone


BONE, KOMPAS.com — Seorang oknum guru SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, MA, dan satu oknum guru honor, WA, diamankan di Mapolres Bone, Rabu (27/4/2011). Keduanya diamankan atas dugaan mengedarkan kunci jawaban Bahasa Inggris saat para siswa SMP tengah mengikuti UN dalam bentuk SMS.

Sebelum ditangkap, WA diketahui mengirimkan jawaban pada salah seorang siswa. Si siswa yang menerima SMS saat itu lantas berkerumun melihat kunci jawaban bersama peserta UN lain. Sial, aksi para siswa tersebut dilihat oleh polisi yang tengah bertugas, yang kemudian melacak pengirim SMS tersebut.

WA kemudian ditangkap saat bertugas mengawasi siswa di SMP Negeri 5 Watampone beserta barang bukti ponsel yang di dalamnya terdapat kunci jawaban. "WA mengaku mendapatkan kunci jawaban dari MA, yang merupakan guru Bahasa Inggris. Mereka juga mengajar di sekolah yang sama di Watampone," ungkap Kepala Polres Bone AKBP Zarialdi.

"Tunggu info selanjutnya karena prosesnya sementara berjalan, dan kami berharap agar para siswa jangan mengandalkan kunci jawaban," ungkap Zarialdi.

================

Ujian Nasional
Disdik Pasrah Soal Guru Pemberi Contekan
K22-11 | Glori K. Wadrianto | Rabu, 27 April 2011 | 16:11 WIB

BONE, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bone, Sulawesi Selatan, Taswin Arifin pasrah dan menyerahkan kasus oknum guru yang diduga mengedarkan kunci jawaban ke dalam proses hukum.

Menurut Taswin, ia belum bisa menentukan sikap apakah kedua oknum guru tersebut akan diberikan sanksi, ataupun pengulangan Ujian Nasional (UN) seperti yang terjadi dua tahun lalu di Bone.

"Kalau itu kunci jawaban hanya perkiraan dari oknum guru kami, maka tidak ada salahnya. Tetapi jika terbukti melakukan pembocoran rahasia negara, maka harus diproses secara hukum," ungkap Taswin, Rabu (27/4/2011).

Dia mengimbau kepada para siswa, agar tidak mudah percaya dengan kunci jawaban. Peserta pun diminta tidak membawa ponsel saat ujian, karena itu dapat mengganggu konsentrasi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bone AKP Trihanto Nugroho mengatakan, hingga saat ini kedua oknum guru, masih dimintai keterangan. "Kami juga belum bisa memastikan masuk ke pidana atau tidak karena masih berproses, yang jelasnya penyelidikan masih tetap berjalan dan hingga saat ini anggota kami masih melakukan pemeriksaan," ungkap Tri.

Selain kedua oknum guru itu, polisi juga telah mengamankan dua orang siswa, berinisial IL dan KH, yang kedapatan menerima kunci jawaban dari oknum guru WA dan MA. Dari tangan kedua siswa itu, polisi juga mengamankan ponsel dan secarik kertas yang diduga berisi kunci jawaban.


sumber : kompas



-dipi-
 
setelah selesai UN para siswa SMP/SMU melakukan konvoi sepeda motor d sertai aksi corat coret baju. Ini budaya yang tak patut d pertahankan

2006lulus_slta4.jpg


21042011_CORET.jpg


coret.jpg


270410.jpg
 
hari ini pengumuman UN Nasional, bagaimana hasil dari adik adik kita untuk tahun ini?

semoga bertambah dari tahun lalu. . .. . . . ...

*aku dulu juga pernah corat coret dan sekarang baju itu pun masih ada, kenangan yang tak terlupakan. . . .
 
sebenarnya ya, kalau ada kecurangan dan lulus semua toh itu nantinya buat nama baik sekolah juga. Kebanyakan muna juga sekolah yang pake pasang cctv, dan pake nerima wartawan ngeliput pas ujian, nantinya kalau banyak siswa yang ketahuan n nyontek juga bakal nurunin kualitas n nama sekolah itu juga.

kalau aksi pas hari pengumuman. disini ada beberapa sekolah mungkin emang inisiatif, orangtuanya yang mengambil amplop surat kelulusan, jadi siswanya dilarang kesekolah, kalau ada gak boleh masuk pagar. Mungkin bagus juga, supaya mencegah aksi brutal corat-coret, sama tangisan/isak teriak yang menundang media untuk meliput bagi yang seketika itu gak lulus.
 
Last edited:
KELULUSAN UN
Peraih UN Tertinggi Terancam Tak Kuliah
K16-11 | Latief | Senin, 16 Mei 2011 | 20:02 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Faktor biaya menjadi kendala utama bagi Chantika Padmadewi (18), siswi SMKN 8 Kota Malang, Jawa Timur, peraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi tingkat SMK di Jawa Timur, untuk melanjutkan studi ke bangku kuliah. Ditemui di SMKN 8, Kota Malang, Senin (16/5/2011), seusai mengikuti pengumuman kelulusan, Chantika mengaku dirinya belum tentu bisa melanjutkan ke bangku kuliah.

"Saya belum tentu melanjutkan kuliah karena keluarga saya tak ada biaya, katanya," ucap Chantika.

Chantika mengaku, sebenarnya dirinya ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.

"Saya sebenarnya ingin melanjutkan ke Politeknik Negeri Malang, mau ambil jurusan Teknik Informatika. Tapi tidak tahu, apa ada biaya," kata anak dari pasangan Jonjang Himawan dan Tutik Arumi ini.

Di SMKN 8 Kota Malang, Chantika adalah siswi jurusan Teknik Komputer Jaringan. "Saya masih bingung antara melanjutkan kuliah atau bekerja untuk membantu keluarga," ujarnya.

Saat ini Chantika sudah mendaftar di Politeknik Jurusan Teknik Informatika melalui jalur PMDK dan masih dalam tahap seleksi.

"Semoga saja bisa kuliah dengan nilai yang saya peroleh itu," harapnya.

Sementara itu, menanggapi keinginan anaknya tersebut, Jonjang Himawan, ayah Chantika, saat dihubungi via telepon mengaku akan berusaha semaksimal mungkin agar anaknya bisa melanjutkan studi.

"Karena saya harus mempersiapkan biaya senilai Rp 10 juta untuk biaya daftar ulang. Kalau demikian, berarti saya harus mempersiapkan biaya sebesar Rp 20 juta. Karena harus menguliahkan dua anak saya yang sama-sama lulus tahun ini," akunya.

Chantika Padmadewi adalah saudara dari Ayunda Prima Dewi, dari pasangan Jonjang Himawan dan Tutik Arumi.

"Jadi, kalau ada biaya, keduanya saya kuliahkan. Kalau tidak ada biaya, ya, terpaksa keduanya langsung cari kerja membantu kami," kata Jonjang.

Jonjang juga berharap Pemerintah Kota Malang dapat mengapresiasi prestasi putrinya tersebut dengan ikut membantu meringankan biaya masuk kuliah Chantika. Jonjang saat ini bekerja sebagai tenaga administrasi di Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Widyadiningrat, Lawang, Malang.

"Sebenarnya uang Rp 10 juta saja bagi kami sudah cukup berat. Kami juga merasa keberatan dengan biaya kuliah di Politeknik Negeri Malang itu. Tapi, itu hak kampus. Semoga saja Chantika bisa kuliah dan ada biaya," katanya.

Di tempat yang berbeda, Kepala Urusan Humas SMKN 8 Kota Malang Trisno Budi mengatakan, pihak SMKN 8 juga akan membicarakan hal tersebut dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Malang.

"Siapa tahu ada penghargaan atas prestasi Chantika itu," ujarnya.

"Yang jelas, pihak sekolah akan mengusahakan agar Chantika bisa mendapat beasiswa penuh untuk melanjutkan kuliahnya nanti. Prestasi Chantika meraih nilai UN tertinggi se-Jatim untuk SMKN itu adalah prestasi luar biasa," katanya.



sumber: Kompas



-dipi-
 
Peraih UN Tertinggi Terancam Tak Kuliah
K16-11 | Latief | Senin, 16 Mei 2011 | 20:02 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Faktor biaya menjadi kendala utama bagi Chantika Padmadewi (18), siswi SMKN 8 Kota Malang, Jawa Timur, peraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi tingkat SMK di Jawa Timur, untuk melanjutkan studi ke bangku kuliah. Ditemui di SMKN 8, Kota Malang, Senin (16/5/2011), seusai mengikuti pengumuman kelulusan, Chantika mengaku dirinya belum tentu bisa melanjutkan ke bangku kuliah.

"Saya belum tentu melanjutkan kuliah karena keluarga saya tak ada biaya, katanya," ucap Chantika.

Chantika mengaku, sebenarnya dirinya ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.

"Saya sebenarnya ingin melanjutkan ke Politeknik Negeri Malang, mau ambil jurusan Teknik Informatika. Tapi tidak tahu, apa ada biaya," kata anak dari pasangan Jonjang Himawan dan Tutik Arumi ini.

Di SMKN 8 Kota Malang, Chantika adalah siswi jurusan Teknik Komputer Jaringan. "Saya masih bingung antara melanjutkan kuliah atau bekerja untuk membantu keluarga," ujarnya.

Saat ini Chantika sudah mendaftar di Politeknik Jurusan Teknik Informatika melalui jalur PMDK dan masih dalam tahap seleksi.

"Semoga saja bisa kuliah dengan nilai yang saya peroleh itu," harapnya.

Sementara itu, menanggapi keinginan anaknya tersebut, Jonjang Himawan, ayah Chantika, saat dihubungi via telepon mengaku akan berusaha semaksimal mungkin agar anaknya bisa melanjutkan studi.

"Karena saya harus mempersiapkan biaya senilai Rp 10 juta untuk biaya daftar ulang. Kalau demikian, berarti saya harus mempersiapkan biaya sebesar Rp 20 juta. Karena harus menguliahkan dua anak saya yang sama-sama lulus tahun ini," akunya.

Chantika Padmadewi adalah saudara dari Ayunda Prima Dewi, dari pasangan Jonjang Himawan dan Tutik Arumi.

"Jadi, kalau ada biaya, keduanya saya kuliahkan. Kalau tidak ada biaya, ya, terpaksa keduanya langsung cari kerja membantu kami," kata Jonjang.

Jonjang juga berharap Pemerintah Kota Malang dapat mengapresiasi prestasi putrinya tersebut dengan ikut membantu meringankan biaya masuk kuliah Chantika. Jonjang saat ini bekerja sebagai tenaga administrasi di Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Widyadiningrat, Lawang, Malang.

"Sebenarnya uang Rp 10 juta saja bagi kami sudah cukup berat. Kami juga merasa keberatan dengan biaya kuliah di Politeknik Negeri Malang itu. Tapi, itu hak kampus. Semoga saja Chantika bisa kuliah dan ada biaya," katanya.

Di tempat yang berbeda, Kepala Urusan Humas SMKN 8 Kota Malang Trisno Budi mengatakan, pihak SMKN 8 juga akan membicarakan hal tersebut dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Malang.

"Siapa tahu ada penghargaan atas prestasi Chantika itu," ujarnya.

"Yang jelas, pihak sekolah akan mengusahakan agar Chantika bisa mendapat beasiswa penuh untuk melanjutkan kuliahnya nanti. Prestasi Chantika meraih nilai UN tertinggi se-Jatim untuk SMKN itu adalah prestasi luar biasa," katanya.



sumber: Kompas



tenang saja nanti di biayai oleh pemerintah pusat

dari pada uang pemerintah di gunakan buat bangun gedung dan yang lain nya

mending biayai itu anak

siapa tahu dia bisa di ajak buat ufo dan teknologi dirgantara yang lebih canggih
 
Back
Top