imnanay
New member
Dari Kertas Hingga Buku
pabrik kertas pertama di masa Islam didirikan di Samarkand. ini berlangsung sekitar abad ke-8. Sejak itu, industri kertas menyebar ke berbagai wilayah, khususnya Irak.
Di Baghdad, pemerintahan I-Fadhl mendorong berdirinya pabrik kertas pada 794 M. Begitu pula, kota-kota Muslim yang menjadi pusat ilmu membangun pabrik kertas yang mengikuti rancangan pabrik di Samarkand.
Dan penjelasan Philip K hitti dalam History of the Arabs, kebanyakan pabrik kertas memakai bahan baku dari serat tumbuhan. Pada era Al-Maqdisi, sejarawan Muslim klasik terkemuka, kertas dengan kualitas terbaik adalah produksi dari Samarkand, Suriah, dan Tripoli.
Pusat industrt kertas yang berpengaruh juga muncul di Delta Mesir sejak abad ke-9. Kertas yang dalam bahasa Arab disebut kaghad bahkan meryebar sampai ke daratan Asia Tengah.
Geliat ini dilkuti dengan tumbuhnya industri buku. Jonathan Bloom dan Sheila Blair menyatakan, buku telah menjadi media yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Ketika itu belum ditemukan alat percetakan. Produksi buku pun dilakukan dengan menulis ulang halaman deini halaman. Ribuan buku berhasil diproduksi Ketika itu, sebanyak 0 h. buku terbit di Andalusia setiap tahun. Begitu pula di Baghdad. Damaskus, Mesir, Persia, bahkan Madinah. Industri buki mengalaini pertumbuhan luar biasa selama berabad-abad kemudian.
Masyarakat Muslim kala itu sangat menghargai buku. Dikatakan filsuf Muslim abad ke-12, Ibn al-Arabi, di jalan-jalan kota dengan mudah bisa ditemui orang-orang yang menenteng buku. Waktu senggang diisi dengan membaca buku.
‘Seseorang yang pergi ke taman selalu ditemani buku. Buku adalah lidah dan tokoh yang telah wafat. serta suara dari yang masih hidup,” papar sang tokoh besar itu.
Masyarakat bisa membeli buku di toko-toko buku yang banyak terdapat di seputar kota. Al-Yaqubi meriwayatkan bahwa di tahun 891 di Baghdad saja diramaikan lebih dari 100 toko buku.
Toko itu berderet di ruas jalan yang sama. pun toko buku yang muncul di Kairo dan Damaskus. Para penjual buku sekaligus berprofesi sebagai penulis katigrafi, peranylin, dan ahil sastra. Alhasi. selain sebagai tempat jual beli toko buku juga menjadi pusat aktivitas iliniah. Buku pun bsa diperoleh di perpustakaan yang menjamur di kota-kota Islam abad pertengahan.
Sumber : Republika, wachidah handasah/Yusuf Assidiq
pabrik kertas pertama di masa Islam didirikan di Samarkand. ini berlangsung sekitar abad ke-8. Sejak itu, industri kertas menyebar ke berbagai wilayah, khususnya Irak.
Di Baghdad, pemerintahan I-Fadhl mendorong berdirinya pabrik kertas pada 794 M. Begitu pula, kota-kota Muslim yang menjadi pusat ilmu membangun pabrik kertas yang mengikuti rancangan pabrik di Samarkand.
Dan penjelasan Philip K hitti dalam History of the Arabs, kebanyakan pabrik kertas memakai bahan baku dari serat tumbuhan. Pada era Al-Maqdisi, sejarawan Muslim klasik terkemuka, kertas dengan kualitas terbaik adalah produksi dari Samarkand, Suriah, dan Tripoli.
Pusat industrt kertas yang berpengaruh juga muncul di Delta Mesir sejak abad ke-9. Kertas yang dalam bahasa Arab disebut kaghad bahkan meryebar sampai ke daratan Asia Tengah.
Geliat ini dilkuti dengan tumbuhnya industri buku. Jonathan Bloom dan Sheila Blair menyatakan, buku telah menjadi media yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Ketika itu belum ditemukan alat percetakan. Produksi buku pun dilakukan dengan menulis ulang halaman deini halaman. Ribuan buku berhasil diproduksi Ketika itu, sebanyak 0 h. buku terbit di Andalusia setiap tahun. Begitu pula di Baghdad. Damaskus, Mesir, Persia, bahkan Madinah. Industri buki mengalaini pertumbuhan luar biasa selama berabad-abad kemudian.
Masyarakat Muslim kala itu sangat menghargai buku. Dikatakan filsuf Muslim abad ke-12, Ibn al-Arabi, di jalan-jalan kota dengan mudah bisa ditemui orang-orang yang menenteng buku. Waktu senggang diisi dengan membaca buku.
‘Seseorang yang pergi ke taman selalu ditemani buku. Buku adalah lidah dan tokoh yang telah wafat. serta suara dari yang masih hidup,” papar sang tokoh besar itu.
Masyarakat bisa membeli buku di toko-toko buku yang banyak terdapat di seputar kota. Al-Yaqubi meriwayatkan bahwa di tahun 891 di Baghdad saja diramaikan lebih dari 100 toko buku.
Toko itu berderet di ruas jalan yang sama. pun toko buku yang muncul di Kairo dan Damaskus. Para penjual buku sekaligus berprofesi sebagai penulis katigrafi, peranylin, dan ahil sastra. Alhasi. selain sebagai tempat jual beli toko buku juga menjadi pusat aktivitas iliniah. Buku pun bsa diperoleh di perpustakaan yang menjamur di kota-kota Islam abad pertengahan.
Sumber : Republika, wachidah handasah/Yusuf Assidiq