Ekaristi

spirit

Mod
APA ITU SAKRAMEN EKARISTI ?

Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (LG 11). Sedangkan Sakramen-sakramen lain juga merupakan pelayanan Gerejani serta karya kerasulan yang berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarahkan kepada-nya. Sebab dalam Ekaristi tercakuplah seluruh kekayaan Gereja yakni Kristus sendiri (PO 5).

Berbagai Nama

Perayaan Ekaristi dikenal dengan berbagai nama dan masing-masing nama menekankan salah satu dari kekayaan Ekaristi itu sendiri, misalnya Perjamuan Tuhan (1Kor 11;20), Pemecahan Roti (Mat 26:26; Mat 14:19;15:36; Mrk 8:6.19), Perhimpunan Ekaristi (1Kor 11:17-34), Kurban Syukur (Ibr 13:15), Misa Kudus, dan sebagainya.

Di antara semua nama itu, ada dua nama yang paling sering digunakan, yaitu Ekaristi dan Misa.

1. Ekaristi
Ekaristi artinya adalah ucapan syukur. Kata ini berasal dari kata-kata Yesus sendiri dalam Perjamuan Terakhir ketika Ia mengucap syukur kepada Bapa sebelum membagi-bagikan cawan kepada para rasul (Mat 26:27).

2. Misa
Dalam Bahasa Latin, kata missa artinya dipersilakan keluar. Kalau kita melihat liturgi dalam Bahasa Latin maka kita akan mengetahui bahwa liturgi ini berakhir dengan perintah Ite missa est, yang artinya: “Pergilah, engkau diutus.” Makna yang terdalam dari perintah ini adalah bahwa setelah menerima Tubuh Kristus sendiri, kita diutus untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Kristus sendiri, atau melakukan yang dilakukan oleh Kristus sendiri, yaitu pergi ke dunia untuk mencintai dan melayani sesama.

Unsur-unsur Sakramen Ekaristi

Sakramen Ekaristi memiliki 4 unsur utama, yaitu sarana yang digunakan, rumusan doa yang diucapkan, pelaksana Sakramen, dan penerima Sakramen.

1. Sarana yang digunakan
Sarana yang digunakan dalam perayaan Sakramen Ekaristi adalah roti dan anggur. Penggunaan sarana ini bersumberkan pada tradisi, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang memiliki arti yang mendalam dalam penggunaan roti dan anggur untuk acara ibadat.

Tanda ini pada jaman Perjanjian Lama, dipakai oleh Melkisedek yang adalah raja dan imam. Dia membawa roti dan anggur sebagai tanda persembahannya sendiri (Kej 14:18). Selain itu dalam Perjanjian Lama, roti mengingatkan pada pembebasan bangsa Israel dari Mesir yaitu ketika Israel hidup dari roti Sabda Allah (Ul 8:3). Sedangkan pesta anggur dalam Perjanjian Lama, mempunyai arti eskatologis, yaitu penantian mesianis akan pembangunan kembali Yerusalem.
Dalam Perjanjian baru, bisa kita temukan adalah mukjizat pergandaan roti yang menunjukkan kelimpahan roti istimewa Ekaristi. Mukjizat di Kana juga menandakan penyempurnaan perjamuan nikah dalam Kerajaan Bapa yang membawa umat beriman untuk menikmati anggur baru.

2. Rumusan doa yang diucapkan
Rumusan doa yang diucapkan yaitu yang terdapat dalam doa konsekrasi dalam Perayaan Ekaristi: “Terimalah dan makanlah...” dan “Terimalah dan minumlah...” Pada waktu imam mengucapkan doa ini sambil mengangkat roti dan kemudian mengangkat piala yang berisikan anggur, saat itulah roti berubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur dalam cawan berubah menjadi Darah Kristus.

3. Pelaksana Sakramen
Pelaksana Sakramen disebut juga pelayan Sakramen. Mereka adalah para Uskup dan Imam, yaitu yang sudah menerima Sakramen Imamat.

4. Penerima Sakramen
Siapakah penerima Sakramen? Penerima Sakramen adalah semua orang Kristen Katolik yang sudah dibaptis.

Identifikasi roti dengan Tubuh-Nya dan anggur dengan Darah-Nya menunjukkan kehendak Yesus untuk hadir secara nyata dalam roti dan anggur. Oleh Konsili Trente, perubahan dalam perayaan Ekaristi ini dijelaskan dengan istilah transubstansiasi. Artinya dalam konsekrasi, substansi atau bahan roti diubah ke dalam substansi Tubuh Kristus dan substansi anggur diubah ke dalam substansi Darah-Nya. Perubahan ini terjadi karena kekuatan Sabda-Nya dan karena kekuatan Roh Kudus, yang tidak berubah adalah rupa, warna, berat, rasa, dan bentuk dari roti dan anggur itu.
Kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi ini dimulai dari saat konsekrasi dan berlangsung selama rupa Ekaristi itu ada. Setiap rupa, baik roti maupun anggur, dalam setiap bagiannya, tercakup seluruh Kristus, sehingga pemecahan roti tidak membagi Kristus. Barang siapa menerima roti atau anggur berarti menerima Kristus yang utuh.

Arti Perayaan Ekaristi

Ada 4 arti utama dari Perayaan Ekaristi:

1. Ekaristi menunjukkan cinta Allah yang tidak berkesudahan bagi kita
Dari semua Sakramen, Ekaristi melambangkan peristiwa cinta antara Allah dan umat-Nya secara paling dramatis. Melalui Sakramen Ekaristi, Putra-Nya Yesus Kristus diberikan kepada kita dalam rupa roti dan anggur yang dikonsakrir. Ekaristi mengingatkan kita terus menerus bahwa Allah mencintai kita, mempedulikan kita dan datang kepada kita secara intim. Ia menyatukan diri-Nya dengan kita supaya kita bisa menjalani kehidupan dalam kasih.

2. Ekaristi mengingat dan menghadirkan kembali kurban Kristus yang berpuncak di salib
Kurban Kristus dan kurban Ekaristi hanyalah satu kurban, yang dilakukan Kristus sekali untuk semuanya. Pengertian kurban ini tidak dibatasi pada sengsara dan wafat Yesus di salib, tetapi menyangkut seluruh proses hidup Yesus, yaitu penyerahan hidup-Nya kepada Bapa yang berpuncak di salib. Karena itu, kurban Kristus merupakan ungkapan kasih Allah. Dalam perayaan Ekaristi, Gereja atau seluruh umat, diundang untuk ikut serta dalam kurban Kristus, yaitu dengan mempersembahkan kurban rohani (LG 34). Oleh Karena itu, Ekaristi adalah juga kurban Gereja. Inilah salah satu bentuk partisipasi aktif umat yang diminta dalam perayaan Ekaristi. Dengan mempersatukan diri dengan kurban Kristus maka Gereja disucikan sebagai Tubuh-Nya.

3. Ekaristi menciptakan dan merayakan kesatuan di antara umat Katolik
Kita makan dari roti yang sama dan minum dari anggur yang sama pula. Karena kita ambil bagian dalam Tuhan yang sama maka kita disatukan sebagai satu jemaat. Ekaristi merupakan kesatuan itu dan Ekaristi dalam perayaan kesatuan itu.

4. Ekaristi mengingatkan kita akan perjanjian cinta kasih antara Allah dan manusia serta perintah-Nya untuk mencintai dan melayani sesama
Yesus memecahkan roti sebagai simbol kehidupan abadi yang akan Dia berikan kepada kita dan Ia menuangkan anggur sebagai simbol penyelamatan kita oleh Darah-Nya yang tercurah. Suatu perjanjian meminta tanggapan. Maka Ekaristi mengingatkan kita agar kita memecah-mecah diri kita dan mencurahkan hidup kita, artinya kita harus mengatasi egoisme kita dan melayani sesama sebagaimana Yesus melayani kita. Pada akhir Misa kita diutus sebagaimana Yesus diutus Bapa untuk mewartakan Kabar Gembira.

carmelia.net
 
Back
Top