Yolo - Ini Baru atau Bagaimana?

tribudhis

New member
Yolo – Ini Baru atau Bagaimana?

Seorang teman dari USU yang telah doktor dalam bidang ilmu bahasa
Mengoreksi teman facebook-nya yang menyatakan tentang satu kata,
Kata yang dimaksud ‘centar’, sebagai neologisme, ini bukan, katanya.
Kata ini hanyalah onomatope, bunyi cambuk yang dilecutkan ke udara.
Kemudian dari bunyi tersebut lahirlah ‘centar’, bukan kata baru katanya.
Neologisme sendiri dimaknai sebagai kata ‘baru’ yang dengan sengaja
Diluncurkan dan dikenalkan, walaupun istilah ‘baru’ tetap aneh rasanya
Karena kata ini punya sumber serta berasal dari kata yang sudah ada.
Kalau dalam bahasa Indonesia, bahasa sansekerta jadi sumber utama.
Ambil saja ‘dasawarsa’ sebagai contohnya … kata ini pernah labelnya
Disebut neologisme ketika untuk pertama kali dikenalkan di Indonesia.
Sumbernya tentu saja bahasa jawa kuno, sepuluh untuk makna ‘dasa’,
Dan tahun untuk makna ‘warsa’, jadinya sepuluh tahun itu dasawarsa.
Lalu bagaimana dengan ‘dekade’ yang jelas-jelas telah lebih dulu ada?
Apakah kata ini sebaiknya diganti karena aromanya bukan nusantara?
Memang tidak ada yang menyatakan seperti itu … tapi tampaknya ya.
Dasawarsa itu sama dengan dekade dan jauh lebih Indonesia rasanya.
Dan kemudian … masuklah ‘dasawarsa’ menjadi lema dan kosa kata.
Sekarang ‘dasawarsa’ jelas tidaklah lagi neologisme labelnya, karena
Memang sudah usai waktu mengenalkan sebagai anyarnya kosa kata.
Dasawarsa lazim dipakai sementara kata dekade juga tetap fungsinya.
Sepuluh tahun, satu dekade, satu dasawarsa, kata yang persis sama,
Dan ,,, tidak lagi ada yang layak sandang neologisme pada labelnya.

Dalam catatan berjudul ‘Benarkah Bahasa itu Kesepakatan Bersama’
Ada satu stanza yang mungkin sedang membincangkan neologisme.
Simak saja kutipan lengkap stanzanya yang ditulis sedikit tidak sama.

Simak kata ‘galu’, ‘luga’, ‘gual’, ‘algu’, ‘glua’, ‘glau’, yang rasanya pasti tidak ada
Dalam kosa kata yang lazim dipakai dalam kamus bahasa, dan juga lanjutannya,
Seperti ‘luag’, ‘laug’, ‘ulag’, dan seterusnya, sementara kata ‘lagu’, ‘gaul’, ‘gula’
Tidak masuk dalam daftar kata baru karena sudah ada dan dipakai sejak lama.
Sembilan kata baru ini tentu saja dapat diberi makna, maknanya bisa apa saja,
Suka-suka dan tergantung pada siapa saja yang berani menjadi pemrakarsa,
Dan kemudian supaya ada gunanya ya disosialisasikan melalu banyak media.
Berikutnya jika semakin banyak saja yang mau menerima dan juga mengguna,
Setelah tiba masanya kata-kata ini pasti berterima dan jadilah bagian kosa kata.
‘Galu’ untuk langit berwarna merah jingga ketika fajar akan menyingsing segera,
Sedangkan kata ‘luga’ dipakai untuk langit berwarna merah jingga di kala senja.
‘Gual’ akan diguna untuk menyebut suasana langit cerah yang berubah tiba-tiba
Menjadi gelap gulita, umpamanya, sedangkan ‘algu’ dipakai merujuk suasana
Yang benar-benar sebaliknya, langit gelap eh … tiba-tiba cerah bernyala-nyala.
Jadi jika dalam satu teks ada frasa ‘kala itu langit pagi berwarna merah jingga’
Maka penulis dapat menggantinya menjadi ‘kala itu galu’ dan kepala pembaca
Akan dengan serta merta membaca ‘kala itu galu’ sebagai frasa yang bermakna
‘Kala itu langit pagi berwarna merah jingga’ … ha … ha … ha … ayo bagaimana?
Tidak hanya semakin singkat dan ekpresif, tetapi semakin kaya akan rona makna.
Penulis mempunyai lebih banyak pilihan untuk ungkapan langit pagi warna jingga.
Dan ini semua menjadi niscaya jika semakin banyak yang tahu dan paham makna,
Bahwa ‘galu’ itu ya …langit pagi berwarna merah jingga, di samping makna lainnya.
Begitulah seterusnya dan seterusnya, asal pemrakarsanya tekun sebarkan ini data,
Peluang kata dan makna yang ini diterima menjadi amat besar hampir tak terhingga.

Bagaimana, apa ada yang mau ikut serta mengabarkan ke antero dunia,
Neologisme itu dapat dicipta kapan saja, tidak perlu keberanian segala,
Yang penting ada yang ambil prakarsa lalu dikabarkan ke mana-mana,
Jika ada yang mau menerima dan mengguna … populerlah semuanya.
Segera diguna, berterima, berikutnya tanggallah label neologismenya.

Tahun 2012 kata ‘yolo’ telah dinobatkan sebagai kata baru nomer dua
Paling popular seantero dunia versi pengelola kamus Oxford Amerika.
Yang mengalahkan kata ini ternyata ‘gif’ yang biasa diguna manakala
Ingin secara jenaka memberi komentar beragam topik yang jadi berita.
Sebagai kata yang raih sukses menjadi ‘kata tahun ini’, ‘gif’ tentu saja
Punya banyak hal istimewa di samping popularitasnya di antero dunia.
Tetapi sang runner-up – sebenarnya ada dua - juga sangat istimewa.
Kata kedua sebagai yang nomer dua paling popular di seantero dunia
Ternyata berkait dengan bencana yang baru saja memporak-poranda
Pantai timur Amerika dan korbannya pasti tak sempat mengikuti berita
Bagaimana superbadai tak hanya amukannya yang dahsyat luar biasa
Tapi juga istilahnya sukses dinobatkan diurutan kedua paling mendunia.
Superstorm – badai super atau ‘superbadai’ – bersama ‘yolo’ berjaya.

Kata ‘yolo’ yang dari musik rap merambah masuk ke dunia para remaja
Dibawa seorang pemuda yang ketika remaja nyatanya gagal lulus SMA.
Dia yang dibesarkan di Toronto, Kanada, sukses mengguncang dunia.
Konon dia pernah berkata bahwa seorang pemuda yang tak lulus SMA
Tetap bisa membuat dunia terpesona, hanya saja sekarang diralatnya,
Karena faktanya eh … dia dengan gembira kabarkan bahwa akhirnya
Berhasil juga lulus sekolahnya … si Aubrey Drake Graham, atau biasa
Dipanggil ‘Drake’ saja, memang yang membuat ‘yolo’ rambah angkasa.
Pemuda yang telah dinominasikan 97 kali pada lomba ajang lagu dunia,
Empat puluh lima di antaranya berhasil dipeluk pialanya, jelas hebat dia.
Lalu ketika tiba masanya ‘yolo’ – ‘you only live once’ dalam lirik lagunya
Mendapat sambutan luar biasa walau idenya tidak terlalu jauh berbeda
Dengan ‘carpe diem’ yang telah lama ada, ‘yolo’ pun ikut mengangkasa.
Bahkan pengelola pusat data kamus Oxford Amerika harus mengakuinya
Inilah kata baru yang popularitasnya nomer dua dalam hal rambah dunia.
Pertanyaannya apa benar ini neologisme atau hanya singkatan kata saja?
Kata-katanya sudah lama ada tetapi tingkatan popularitasnya baru saja.
Akankah kata ini suatu ketika nanti masuk dan bergabung menjadi lema?
Inilah yang menjadi tanda tanya karena memang tidak ada jaminannya.
Jadi sebenarnya sang ‘yolo’ ini benar-benar kata baru atau bagaimana,
Jika untuk masuk bergabung menjadi lema ternyata masih tanda tanya?

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
 
Back
Top