Pemerintah Bayar Utang Dengan Utang

askom

New member
WAgc_s1600_pancasila__Istimewa-7794959565790033339_jpg.png

JAKARTA - Realisasi penerimaan negara yang mengalami penurunan membuat keseimbangan neraca pembayaran dalam APBN terganggu. Pasalnya, belanja negara saat ini masih ditutup dari utang.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan, keseimbangan primer merupakan indikator yang berasal dari penerimaan negara, dikurangi belanja negara dikurangi bunga utang negatif. Artinya, untuk membayar bunga utang sudah menggunakan pokok utang baru.
"Terlihat bahwa realisasi penerimaan negara yang tahun lalu (2011) 99 persen dari target. Pada 2012 penerimaan 96 persen dari target," kata Agus Marto di Le-Meridien Hotel, Jakarta, hari ini.

"Jadi penerimaan lebih rendah daripada target, dan ini kombinasi karena mulai ada dampak krisis dunia ke Indonesia, dan daya saing kita yang juga menurun dalam rangka kompetisi di luar negeri," ujar Agus.

Akan tetapi, di sisi belanja, pemerintah melihat belanja subsidi adalah satu belanja yang jumlahnya besar yang dapat menekan anggaran. Bahkan, belanja subsidi energi diperkirakan 50persen lebih tinggi daripada pagunya.

"Oleh karena itu, penerimaan ada dampak dan belanjanya ada tekanan yang lebih besar, walaupun penyerapannya lebih rendah, primary balance itu negatif," ujar Agus.

Agus mengatakan, masalah subsidi energi ini perlu disikapi dengan hati-hati, sehingga pada penyusunan anggaran 2014 akan sejalan dengan upaya menjaga fiskal yang sehat akan menjaga penerimaan negara yang optimal dan belanja negara yang berkualitas.
"Karena itu adalah satu bentuk respons dan ini akan diikuti penerimaan negara yang dioptimalkan dan belanja negara yang dikendalikan, dan primary balance itu akan kembali menjadi primary balance yang secara anggaran positif dan secara realisasi positif," tukas dia.

Sebelumnya, pengamat ekonomi yang juga mantan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyebutkan, utang pemerintah melonjak hampir dua kali lipat selama periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Utang menurut saya makin lama makin besar hampir meningkat 2 kali lipat sejak pemerintahan awal SBY, dari Rp 1.000 triliun ke Rp 2.000 triliun," ungkap Rizal.

Tercatat, utang pemerintah hingga akhir 2012 mencapai Rp 1.975,42 triliun. Angka ini naik Rp 166,47 triliun dari periode yang sama tahun 2011.

Menurutnya, meningkatnya utang negara yang mencapai hampir dua kali lipat sangat bertolak belakang dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia dan pengelolaan anggaran yang makin membaik.


KLIK -->selengkapnya
 
Back
Top