bukansensasi
New member
Sutan Bhatoegana menyebut dirinya korban dari jargon Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Politikus Partai Demokrat itu mengklaim telah jujur namun tetapi dijerat menjadi pesakitan oleh lembaga antirasuah tersebut.
Hal itu disampaikan Sutan saat membacakan nota keberatan (eksepsi) terkait surat dakwaan Jaksa KPK, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (20/4/2015). Sutan sebelumnya didakwa oleh Jaksa KPK menerima hadiah atau janji dalam pembahasan RAPBN-P dengan Kementerian ESDM.
Sutan selain itu juga didakwa menerima sejumlah uang senilai USD140 ribu dari Sekjen ESDM Waryono Karno, menerima THR dari Rudi Rubiandini saat menjabat Kepala SKK Migas. Sutan juga disebut menerima hadiah berupa Toyota Alpard dan sebidang tanag dan bangunan di Medan Sumatera Utara.
Selogan yang dipakai oleh KPK yakni berani jujur hebat. Sementara Sutan mengklaim tidak pernah melakukan dugaan korupsi yang dituduhkan lembaga superbody tersebut.
"Jujur itu hebat, tapi saya jujur kok malah dijerat," ungkap Sutan.
Sutan mengklaim dirinya selama menjabat anggota DPR RI selalu memberikan dukungan penuh pada upaya pemberantasan korupsi. Diantaranya pada saat KPK dipimpin oleh Antasari Azhar. Dimana lembaga antikorupsi itu minta untuk dilibatkan dalam pembahasan anggaran di DPR. Permohonan itu pun disetujui.
"Komisi VII yang salah satu pimpinannya adalah saya, kami nyatakan bahwa Komisi VII mendukung 100% rencana pencegahan KPK tersebut tanpa izin sama sekali," ujar dia.
Sutan pun pamer 'prestasi' terkait upaya pemberantasan korupsi. Pada era Timur Pradopo menjadi Kapolri, klaim Sutan, dirinya pernah diminta untuk mengungkap kasus korupsi M Nazaruddin, selaku Bendahara Umum Partai Demokrat saat itu.
Dengan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan pencegahan tindak pidana korupsi, kata Sutan, dirinya heran dijerat menjadi pesakitan.
"KPK atau oknum-oknum KPK yang atas nama hukum telah berbuat sewenang-wenang," tandas Sutan.
Hal itu disampaikan Sutan saat membacakan nota keberatan (eksepsi) terkait surat dakwaan Jaksa KPK, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (20/4/2015). Sutan sebelumnya didakwa oleh Jaksa KPK menerima hadiah atau janji dalam pembahasan RAPBN-P dengan Kementerian ESDM.
Sutan selain itu juga didakwa menerima sejumlah uang senilai USD140 ribu dari Sekjen ESDM Waryono Karno, menerima THR dari Rudi Rubiandini saat menjabat Kepala SKK Migas. Sutan juga disebut menerima hadiah berupa Toyota Alpard dan sebidang tanag dan bangunan di Medan Sumatera Utara.
Selogan yang dipakai oleh KPK yakni berani jujur hebat. Sementara Sutan mengklaim tidak pernah melakukan dugaan korupsi yang dituduhkan lembaga superbody tersebut.
"Jujur itu hebat, tapi saya jujur kok malah dijerat," ungkap Sutan.
Sutan mengklaim dirinya selama menjabat anggota DPR RI selalu memberikan dukungan penuh pada upaya pemberantasan korupsi. Diantaranya pada saat KPK dipimpin oleh Antasari Azhar. Dimana lembaga antikorupsi itu minta untuk dilibatkan dalam pembahasan anggaran di DPR. Permohonan itu pun disetujui.
"Komisi VII yang salah satu pimpinannya adalah saya, kami nyatakan bahwa Komisi VII mendukung 100% rencana pencegahan KPK tersebut tanpa izin sama sekali," ujar dia.
Sutan pun pamer 'prestasi' terkait upaya pemberantasan korupsi. Pada era Timur Pradopo menjadi Kapolri, klaim Sutan, dirinya pernah diminta untuk mengungkap kasus korupsi M Nazaruddin, selaku Bendahara Umum Partai Demokrat saat itu.
Dengan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan pencegahan tindak pidana korupsi, kata Sutan, dirinya heran dijerat menjadi pesakitan.
"KPK atau oknum-oknum KPK yang atas nama hukum telah berbuat sewenang-wenang," tandas Sutan.
SUMBER BERITA
Wuidih, ngeri banget om Sutan nih..
Masih berani bilang jujur
Om..om.. udah ga punya alasan lain ya buat ngeles sampe ngomong kaya gitu ?
Wuidih, ngeri banget om Sutan nih..
Masih berani bilang jujur
Om..om.. udah ga punya alasan lain ya buat ngeles sampe ngomong kaya gitu ?