Kenalilah juri hidupmu

gracedepth

New member
http://www.gracedepth.com/kenalilah-juri-hidupmu/

Add line atau instagram kami untuk mendapatkan notifikasi update renungan terbaru dari website kami.
Official Line: @pkx3578b
Instagram: @gracedepth
Instagram penulis: @revyhalim

Semoga renungan-renungan kami bisa menjadi berkat.God Bless! :D


Dua tahun yang lalu saya mengambil sebuah kelas engineering di Amerika. Pada kelas itu saya mendapatkan sebuah tugas untuk membuat sebuah esai berdasarkan research yang sudah saya lakukan. Setelah saya selesai membuat esai tersebut, saya mengirimkannya kepada teman saya yang juga sudah selesai mengerjakan esai miliknya, dan teman saya itu juga mengirimkan miliknya kepada saya. Kami hanya ingin melihat esai milik satu dengan yang lain untuk memastikan apa yang kami buat sudah bagus. Teman saya mengatakan bahwa dia sangat kaget ketika dia melihat esai milik saya; dia mengatakan bahwa esai saya sangatlah pendek. Saya hanya menulis esai kira-kira sepanjang 800 kata, sedangkan teman saya itu menulis esai kira-kira sepanjang 1500 kata. Teman saya mengatakan bahwa esai saya sangatlah pendek. Namun batas minimum yang sang professor telah berikan adalah 700 kata, jadi saya pikir tidak apa-apa, yang penting saya sudah melebihi batas yang sang professor berikan. Kita pun mengumpulkan esai kami masing-masing.

Setelah beberapa minggu, nilai pun keluar. Kami sangat terkejut! Teman saya yang menulis 1500 kata tersebut mendapatkan nilai 80, sedangkan saya yang menulis 800 kata mendapatkan nilai 95. Teman saya kaget dan mengatakan: “Kok bisa?” Saya juga kaget dan mengatakan: “Iya ya kok bisa?” Setelah itu sang professor menjelaskan bahwa yang dia inginkan bukanlah sebuah esai yang panjang, melainkan sebuah esai yang pendek tapi bermutu; dia juga tidak ingin sebuah esai yang membicarakan informasi-informasi yang tidak diperlukan, melainkan sebuah esai yang berfokus pada inti topik nya saja.

Menurut saya dan teman saya, esai teman saya ini sangat bagus; tetapi menurut professor saya, esai teman saya ini terlalu panjang dan hal-hal yang dibicarakannya terlalu luas, sehingga ia tidak menyukainya.

Teman-teman, kenalilah siapa juri-mu. Apa yang juri-mu sukai, dan apa yang juri-mu tidak sukai. Jika jurimu suka sebuah tulisan yang pendek, tulislah sesuatu yang pendek. Jika jurimu tidak suka sebuah tulisan yang pendek, tulislah sesuatu yang panjang. Jika kamu mengikuti sebuah kompetisi, tidak akan ada guna nya jika seluruh teman-temanmu menyukai performamu, tetapi sang juri tidak menyukainya—kamu tidak akan menang. Hanya penilaian juri yang menentukan kemenanganmu, bukanlah penilaian orang-orang yang lain.



Sama hal nya dengan hidup ini, Alkitab mengatakan, “Hanya ada satu Pembuat Hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan” (Yakobus 4:12). Tidak ada gunanya jika seluruh dunia mengatakan bahwa kamu adalah orang baik, tetapi kamu tidaklah baik di mata Tuhan. Pada akhir hidup kita, yang menentukan apakah kita selamat ke sorga atau binasa ke neraka bukanlah teman-teman kita atau keluarga kita, melainkan Tuhan sendiri. Tuhan yang menilai apakah kita sungguh merupakan anak-anak-Nya—apakah kita telah hidup untuk nama-Nya, ataukah kita telah hidup untuk perut kita sendiri selama di dunia ini.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! (Matius 7:22-23).

Tuhan mengatakan bahwa pada akhirnya, akan ada banyak orang yang menghadap Tuhan dan berpikir bahwa mereka seharusnya masuk Kerajaan Allah, tetapi pada hari itu Tuhan akan mengatakan kepada mereka bahwa mereka sesungguhnya tidaklah mengasihi-Nya, dan Tuhan tidak mengenal mereka. Menurut penilaian mereka, mereka seharusnya dapat masuk, tetapi itu semua berbeda dengan penilaian Tuhan, karena menurut Tuhan mereka tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan-Nya.

Maka hari ini saya ingin mengingatkan kita semua untuk mengenal siapa juri kita. Janganlah mencari pujian dari manusia, tetapi carilah pujian di mata Tuhan. Lakukanlah yang baik bukan sekedar ketika orang-orang lain melihat, tetapi bahkan ketika orang lain tidak melihat, karena Tuhan kita melihat segala yang kita perbuat, bahkan yang tersembunyi sekalipun.

Lebih baik seluruh dunia menolakmu tetapi Tuhan menerimamu, dibandingkan seluruh dunia menerimamu tetapi Tuhan menolakmu. Tidak usah takut ketika dunia menghakimimu, karena mereka bukanlah hakim yang sesungguhnya. Tetapi takutlah akan satu-satunya hakim yang adil dan benar, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.
 
Back
Top