Perusahaan Sukanto Tanoto Berkontribusi Terhadap Pengadaan Listrik

aanbae

New member
Listrik merupakan sumber kebutuhan bagi kehidupan sekarang. Di jaman modern saat ini, manusia sangatlah bergantung padanya. Dengan adanya listrik, kita bisa melakukan apapun, misal yang sangat signifikan Namun akhir-akhir ini, penggunaan listrik diharapkan untuk dikurangi karena dengan mematikan listrik atau mengurangi pengunaan listrik tidak hanya dapat menghemat tagihan listrik, namun juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Penyebab utamanya karena tidak berimbangnya pasokan yang dimiliki dengan permintaan energi listrik oleh masyarakat. Dengan banyaknya konsumen baru yang bermunculan seperti pembukaan cafe-cafe dan warnet (tempat bermain game secara online) saat ini. Maka dari itu, Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pemadaman listrik bergilir. Namun pasti ada dampaknya untuk beberapa pihak sangat merugikan, khususnya untuk mereka yang sudah bergantung pada listrik, seperti warnet, tempat laundry, dan sebagainya.

Pemerintah mengajak perusahaan-perusahaan swasta seperti Sukanto Tanoto untuk mengurangi krisis yang terjadi belakangan ini dan hal tersebut ia ambil yaitu berkontribusi terhadap pengadaan listrik dan langkah tersebut terbilang unik. Hal tersebut disambut hangat oleh Sukanto Tanoto karena sudah sejak lama ia mengarahkan perusahaan-perusahaan yang ia kelola supaya bisa berkontribusi dan berguna untuk masyarakat dan negara. Selain itu juga, perusahaan pertama yang ia dirikan sejak tahun 1973, Royal Golden Eagle (RGE), mampu memproduksi sendiri setelah dengan jeli mampu memanfaatkan sejumlah limbah hasil produksinya. Langkah yang dimaksud adalah untuk membuat pembangkit tenaga listrik sendiri sebagai cara terbaik.

Asian Agri adalah Salah satu anak perusahaan Sukanto Tanoto yang melakukannya. Asian Agri sendiri adalah produsen kelapa sawit yang menggunakan limbah produksinya untuk produksi listrik, yang mana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). Tujuan dibangunnya fasilitas ini untuk memanfaatkan limbah cair proses pengolahan kelapa sawit yang dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent (POME), yang mana diolah menjadi biogas yang diubah menjadi listrik.

Dengan mendirikan PLTBg, dibutuhkan investasi besar dikucukan oleh Asian Agri. Yang mana setiap satu PLTBg membutuhkan dana 4,7 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 63,5 miliar rupiah). Namun per 2017, Asian Agri sudah berinisiatif membangun tujuh buah PLTBg. Dan Asian Agri juga berencana akan memiliki 20 PLTBg untuk mendukung operasi perusahaannya pada 2020 nanti. Langkah tersebut akhirnya memang berguna membuat Asian Agri mampu mandiri memenuhi kebutuhan energinya dan masyarakat juga bisa merasakan manfaatnya. Sebab, sisa energi yang diproduksi disalurkan oleh Asian Agri ke masyarakat sekitar. Selain itu juga, mereka bisa menyuplai sisa energi yang dimilikinya ke PLN.

Di Tanjung Jabung Barat di Provinsi Jambi untuk menyuplai listrik ke PLN, perusahaan Sukanto Tanoto berkontribusi terhadap pengadaan listrik ini sampai membangun instalasi listrik ke di area dalam radius sebelas km dari pabriknya di sana. Berkat langkahnya ini, PLN Tanjung Jabung Barat mampu meningkatkan suplai listriknya.

https://twitter.com/sukantotanototf
https://www.bloomberg.com/research/stocks/private/person.asp?personId=344552&privcapId=22103197
 
Back
Top