Rebo Bontong, Ritual Mandi Bersama Suku Sasak

spirit

Mod
5c1efba4-7788-416b-879b-a48132160924_169.jpeg

Festival Gili Trawangan 2019 resmi ditutup. Penutupan festival ini dirayakan dengan Rebo Bontong, ritual mandi bersama di pantai.

Ada ritual adat yang saban tahun dilaksanakan warga di Lombok Utara. Kegiatan itu dipusatkan di tiga gili.

Rebo Bontong atau Mandi Safar. Umumnya ritual adat ini juga dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak. Salah satunya warga di Desa Gili Indah, Kabupaten Lombok Utara.

Acara yang sudah diadakan setiap tahun sejak 2007 yang lalu ini merupakan acara tahunan masyarakat lokal gili. Setiap tahun masyarakat Gili Indah memilih tuan rumah, tempat penyelenggaraan di antara ketiga gili yang ada, Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

8d39ac4a-4f77-47fe-97b3-7137300607d1_169.jpeg

Foto: (Harianto Nukman/detikTravel)​


Rebo Bontong tahun ini merupakan acara penutup dari rangkaian acara Festival Gili Trawangan 2019 yang baru-baru ini digelar.

Rebo Bontong ini sebagai momentum untuk membersihkan diri dan menyambung silaturahmi.

Acara diawali dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama masyarakat Gili Trawangan. Kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu mandi bersama untuk membersihkan diri di laut. Beragam kesenian tradisional seperti musik gendang belek dan hadrah turut memeriahkan acara tersebut.

5b74d65e-9a25-4f06-8597-f4829fd0683a_169.jpeg

Foto: (Harianto Nukman/detikTravel)​

Semua warga bersukacita, bergembira penuh tawa mandi bersama di laut Gili Trawangan. Tak ketinggalan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Utara juga diajak melakukan prosesi Rabu Bontong ini secara langsung dengan dipanggul oleh warga untuk mandi di laut bersama ratusan peserta maupun wisatawan yang hadir di acara tersebut.

Dalam sambutannya yang sekaligus menutup acara Festival Gili Trawangan 2019, Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar, menyampaikan terimakasih untuk seluruh warga Lombok Utara.

ab2d31aa-13a3-486c-8f1f-1904c165cc00_169.jpeg

Foto: (Harianto Nukman/detikTravel)​


Najmul sangat mendukung untuk menjadikan Rebo Bontong ini sebagai event pariwisata tahunan dengan dukungan anggaran yang cukup besar agar lebih meriah lagi.

"Semoga kegiatan kita bersama ini membawa dampak yang signifikan bagi budaya dan pariwisata di Lombok Utara," ujarnya.



 
fa3c823324705ea89b3d6648dfcf516c.jpg

Desa Sade, Desa Tradisional Suku Sasak Asli Pulau Lombok

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri atas bermacam-macam suku. Dengan keanekaragaman suku ini, Indonesia memiliki keunikan budaya, adat-istiadat, kepercayaan, cerita sejarah, serta keindahan bentangan alam yang mampu membuat siapa pun berdecak kagum. Budaya Indonesia terdiri atas beragam kategori. Ada bahasa, baju adat, tarian, alat musik, makanan, rumah adat, upacara adat, senjata tradisional, dan sebagainya.

Salah satu kepulauan yang terdapat di Indonesia adalah Pulau Lombok. Pulau Lombok memiliki banyak kebudayaan tradisional. Salah satu dari budaya tradisional yang terdapat di Pulau Lombok ini adalah Desa Sade. Desa Sade adalah Desa Tradisional Sasak atau yang biasa disebut dengan suku asli Pulau Lombok. Desa Sade ini berada di Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sade dikenal sebagai desa yang masih mempertahankan adat suku Sasak.

c5ff884f5a86adc1d365208b86f8243b.jpg

Jadi di desa ini baik itu rumah adat, baju adat, bahasa, kebiasaan dan lain sebagainya semuanya masih seperti zaman dulu, masih kental dengan segala budaya dan tradisinya. Oleh karena itu, desa ini dikenal dengan Desa Tradisional Suku Sasak Asli atau Sasak tulen. Suku Sasak Sade terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok karena rumah adatnya yang unik. Rumah adat Desa Sade Lombok ini, berbeda dengan rumah lainnya. Rumah adat Desa Sade Lombok sangat sederhana dan dalam pembangunannya masih menggunakan bahan yang didapat oleh warganya dari alam. Dinding dan lantai rumah adat ini terbuat dari tanah liat atau gerabah. Sedangkan atapnya terbuat dari daun alang-alang yang sudah kering.

Tak hanya itu, ada keunikan lain yang mungkin belum kalian ketahui yaitu, penduduk desa setempat membersihkan lantai rumah adat Desa Sade menggunakan kotoran kerbau. Namun, anehnya kotoran kerbau ini tidak berbau karena kotoran kerbau yang masih baru tersebut dicampurkan dengan tanah liat lalu digosokkan ke lantai. Unik bukan? Biasanya warga setempat membersihkan lantainya dengan kotoran kerbau sebulan sekali. Hal ini yang membuat Desa Sade menjadi satu-satunya desa yang membersihkan lantainya dengan kotoran kerbau. Selain rumah adat, Desa Sade juga terkenal hingga mancanegara karena hasil kerajinan tangannya. Salah satu kerajinannya yaitu berbahan dasar kayu. Desa Sade Sasak Lombok ini membuat kerajinan kayu yang sangat unik dan indah Di pandang mata. Tidak hanya itu, di Desa ini penduduknya juga membuat kerajinan kain tenun. Kain tenun Desa Sade dibuat oleh kaum wanita yang berada dan bertempat tinggal di Desa Sade. Dalam pembuatannya, kain tenun ini masih menggunakan Cara dan alat tradisional dengan memanfaatkan kelincahan tangan si pembuat. Inilah yang membuat kain tenun Desa Sade sangat kuat dan tidak mudah robek seperti kain-kain lainnya. Ada beberapa kain tenun yang di buat di Desa Sade yaitu, kain tenun yang bernama sarung, endek, rang-rang hingga songket. Semua kain tenun ini terbuat dari warna yang alami, dengan benang yang kuat, serta kelincahan tangan para penenunnya.

Dengan segala keunikannya, desa ini pun menjadi tempat wisata favorit untuk mengenal lebih dalam Suku Sasak asli pulau Lombok. Jadi tunggu apalagi segera kunjungi Desa Sade Lombok yang kaya dengan keunikan dan Budaya yang masih terasa. Jangan lupa ajak keluarga, teman, sahabat, pacar kalian, di jamin seru dan menyenangkan. Selain liburan kalian juga bisa sambil belajar dan menambah wawasan tentang budaya di Desa Sade ini.


Instagram : @gek.sgt08

Sumber Gambar : @willycitajaya

https://osc.medcom.id/
 
Back
Top