Heboh Keraton Agung Sejagat Purworejo, Klaim Miliki Kekuasaan Seluruh Dunia

spirit

Mod
heboh-keraton-agung-sejagat-purworejo-klaim-miliki-kekuasaan-seluruh-dunia-lFWmA71EdB.jpg

Jagat maya dihebohkan dengan keraton baru yang mendadak berdiri di Purworejo Jawa Tengah. Terlebih, kerajaan dengan nama Keraton Agung Sejagat itu mengklaim memiliki daerah kekuasaan seluruh negara di dunia.

Keraton yang berdiri di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo itu dipimpin oleh seorang raja bergelar Rangkai Mataram Agung. Sebagai pendamping adalah istrinya yang biasa dipanggil Kanjeng Ratu.

Santernya kabar keraton baru itu kemudian direspons oleh Sang Raja untuk mengumpulkan awak media. Dalam jumpa pers di ruang sidang keraton, tampak Sang Raja yang biasa dipanggil Sinuhun dan bernama asli Totok Santosa Hadiningrat. Ada pula istrinya Kanjeng Ratu yang memiliki nama asli Dyah Gitarja.

nd18vskmjckjhufxzvzr_14418.jpg

"Keberadaan kami ini untuk menunaikan janji 500 tahun sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit, yaitu pada 1518," jelas Totok kepada awak media.

Menurutnya, Keraton Agung Sejagat itu untuk menyambut kehadiran Sri Maharatu (Maharaja) Jawa kembali ke Tanah Jawa. Dia pun mengklaim memiliki wilayah kekuasaan seluruh negara di dunia.

Bahkan, dia menyebut United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan bagian dari kerajaannya. Selain itu, dia mengaku memiliki tugas mengubah semua sistem negara di dunia, baik dalam bidang keuangan, politik, pemerintahan, dan sebagainya.

1lbzisunsu61malywok8_13302.jpg

"Keraton Agung Sejagat (KAS) memiliki alat-alat kelengkapan yang dibangun dan dibentuk di Eropa. Memiliki parlemen dunia yaitu United Nation (UN). Keraton Agung Sejagat juga memiliki International Court of Justice dan Defense Council. Pentagon ini Dewan Keamanan KAS, bukan milik Amerika," tandasnya.

Keraton Agung Sejagat kini memiliki 425 pengikut setia. Mereka juga mengenakan pakaian kebesaran masing-masing berupa setelan warna hitam, lengkap dengan topi dan selempang kuning yang melilit dari pundak ke pinggang.



~okezone.com
 
Titah Nyeleneh 'Raja-Ratu' Keraton Agung Sejagat

1f60d186-dc9b-4231-882c-33bf76915dbb_169.jpeg

Toto Santoso dan Fanni Aminadia mendirikan kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo, Jawa Tengah. Selayaknya Raja dan Ratu, mereka mengeluarkan titah yang harus dipatuhi ratusan pengikutnya.

Awalnya, informasi soal kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo itu diunggah akun Twitter @aritsantoso. Tweet ini ramai dibahas di media sosial dan mendapat beragam reaksi dari netizen. Kerajaan yang dipimpin 'Raja' Toto dan Fanni sebagai permaisuri itu tepatnya berdiri di Desa Pogung Jurutengah, RT 03/RW 01, Kecamatan Bayan, Purworejo. Toto dinobatkan menjadi 'Raja' Keraton Agung Sejagat sejak Juli 2019. Lokasi pengukuhan di Dataran Tinggi Dieng pada saat turun embun es, ditandai dengan ritual dan doa bersama.

'Raja' Toto pun mengeluarkan titah yang harus dipatuhi ratusan pengikutnya. Titah itu mulai dari setoran hingga aturan kirab kuda. Bagi pengikut yang melanggar, raja dan ratu tidak segan-segan mencap pengikutnya sebagai teroris dan mengancam akan mendapatkan malapetaka.

a261399a-948b-42c3-a45d-7641de222a1f_169.jpeg

Seiiring waktu berjalan, keberadaan keraton itu rupanya menimbulkan keresahan dan kerawanan bagi warga sekitar. Selain itu, bangunan keraton juga disebut tidak memiliki izin.

Polisi dan pemerintah setempat kemudian turun tangan. Hingga akhirnya, Ditreskrimum Polda Jawa Tengah menangkap 'raja dan ratu'. "Kami amankan keduanya (Toto dan Fanni)," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna kepada detikcom, Selasa (14/1/2020).

Toto dan Fanni kini resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan penyebaran berita bohong yang memicu keonaran. Polisi juga menyita berbagai barang bukti mulai atribut seragam, tombak, trisula, bendera, lembar perjanjian dalam pigura, sejumlah buku tabungan, uang tunai Rp 16.101.000, softgun, kartu anggota, dan dokumen yang mereka buat sendiri.

Berikut titah nyeleneh 'raja dan ratu' Keraton Agung Sejagat:

Setor Uang

Selama menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat di Purworejo, para anggotanya dimintai sejumlah uang. Besarannya Rp 3 juta hingga Rp 30 juta.

Berdasarkan keterangan pihak Keraton Agung Sejagat, mereka memiliki pengikut mencapai sekitar 450 orang. Namun, dalam kirab budaya yang dilaksanakan oleh si raja, Toto Santoso dan permaisurinya Fanni Aminadia, hanya diikuti sekitar 200 orang. 'Raja' Keraton Agung Sejagat Toto Santoso diduga meyakinkan para korbannya dengan dokumen kartu-kartu United Nations palsu dan menceritakan wangsit yang dia terima, sehingga sejumlah orang percaya dan mau membayar iuran kepada Keraton Agung Sejagat itu.

"Mendaftar itu menyerahkan uang. Ada Rp 3 juta, Rp 20 juta, bahkan Rp 30 juta," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes (Pol) Iskandar Fitriana Sutisna, di Mapolda Semarang, Rabu (15/1/2020).

Salah seorang mantan pengikut Keraton Agung Sejagat, Setiyono Eko Pratolo (58), menceritakan dirinya dimintai iuran awal sebagai anggota Rp 2,3 juta. Eko bercerita uang itu disebut untuk membayar baju, konsumsi, dan buku panduan. "Disuruh bayar untuk baju, konsumsi, penggandaan buku panduan. Total Rp 2,3 juta," kata Eko.

Dilarang Bawa HP

Titah lainnya, pengikut Keraton Agung Sejagat dilarang membawa handphone selama berada di dalam keraton yang didirikan oleh Toto Santoso dan Fanni Aminadia itu.

"Bahkan kami pegang HP saja tidak boleh," ujar salah seorang pengikut Keraton Agung Sejagat, Eko Pratolo (58) saat berbincang dengan detikcom, Rabu (15/1/2020).

Selain di dalam keraton, mereka juga tak boleh membawa handphone saat melaksanakan kirab.

Pengikut Mbalelo Dicap Teroris

'Raja' dan 'Ratu' Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso (42) dan Fanni Aminadia (41), menjanjikan kehidupan yang lebih baik kepada para pengikutnya. Sebaliknya, ada ancaman malapetaka bagi para pengikut yang tak mau patuh alias mbalelo.

"Pengikutnya diwajibkan iuran, sampai puluhan juta rupiah, dengan berbekal janji menyebarkan jaminan, paham, apabila ikut dengan kerajaan ini akan terbebas dari malapetaka dan mendapatkan kehidupan lebih baik. Sebaliknya, jika tidak mengikuti atau tidak patuh dengan aturan kerajaan, akan menimbulkan bencana," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel saat jumpa pers di Mapolda Jateng, Semarang, Rabu (15/1/2020).

"Dalam sebaran press release dari pihak kerajaan menyatakan bahwa pengikut-pengikutnya yang tidak mau tunduk dan tidak mau patuh menjalankan semua perintah/kebijakandari Keraton Agung Sejagat dianggap sebagai pembangkang, teroris, dan mendapatkan malapetaka. Sebaliknya, yang mengikuti perintah dan membayar iuran akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik," jelasnya.

Aturan Kirab

Keraton Agung Sejagat pernah menggelar kirab budaya di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Selain 'Raja' dan 'Ratu', ada belasan punggawa yang ikut berkuda.

Salah seorang punggawa Keraton Agung Sejagat, Setiyono Eko Pratolo, menceritakan ada perlakuan khusus bagi yang memiliki pangkat dan diperkenankan naik kuda saat kirab.

"Kalau saya jalan, tapi untuk raja, permaisuri, dan yang bintang empat menunggang 15 kuda," kata Eko saat ditemui di Balai Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Rabu (15/1/2020).

Eko mengaku sudah memiliki tiga bintang di pundaknya. Namun dia tidak mengetahui detail soal pemberian bintang itu.

Sumarni, seorang warga sekitar menceritakan ada 15 ekor kuda yang digunakan oleh raja, permaisuri dan di belakangnya diiringi oleh pejabat-pejabat keraton yang lain. "15 ekor kuda yang digunakan tapi saya tidak tahu jenisnya," ujar Sumarni, saat ditemui detikcom, Rabu 15/1/2020).

Sepengetahuannya, kuda-kuda itu didapat dari menyewa. Namun dia tidak tahu berapa harga sewa kuda tersebut. "Itu sewa tapi saya tidak tahu berapa harga sewanya," ujarnya.



 
ada cabang nya nggak ya mod?kalau ada boleh ane daftar sebagai abdi dalem dan tidak diipunggut bayaran
 
Akhirnya! Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ngaku Halu

3757fa0e-b637-42cd-b22f-5c2117eec49b_43.jpeg

Foto: Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia (dok. IG @fanniadia_tbtd)​


Tersangka kasus penipuan berkedok Keraton Agung Sejagat akhirnya mengakui kalau dirinya berimajinasi atau kini ngetren disebut 'halu'. Meski demikian tim psikologi tetap akan didatangkan.

"Sudah mengaku bersalah dan yang dikatakan dapat wangsit itu hanya khayalan dia," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/1/2020).

Pemeriksaan terhadap 'Raja' Toto Santosa dan 'Ratu' Fanni Amiandia masih terus dilakukan sampai hari ini. Meski para tersangka sudah mengakui kerajaan mereka hanya khayalan, jadwal pemeriksaan psikolog hari ini tetap akan dilakukan.

"Ahli psikologi tetap akan dipanggil, akan dilihat kondisinya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Purworejo juga akan membuka posko pengaduan dan kesehatan untuk korban Keraton Agung Sejagat. Pos layanan kesehatan tersebut tersedia di seluruh Puskesmas di Purworejo.

"Ini (nomor pengaduan dan pos layanan kesehatan) sudah siap, ini masih proses juga," jelas Asisten III Setda Purworejo, Pram Prasetyo Achmad, saat dihubungi detikcom, Minggu (19/1).

Pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan Purworejo untuk menyukseskan program layanan kesehatan itu.


 
Akhirnya! Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ngaku Halu

3757fa0e-b637-42cd-b22f-5c2117eec49b_43.jpeg

Foto: Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia (dok. IG @fanniadia_tbtd)​


Tersangka kasus penipuan berkedok Keraton Agung Sejagat akhirnya mengakui kalau dirinya berimajinasi atau kini ngetren disebut 'halu'. Meski demikian tim psikologi tetap akan didatangkan.

"Sudah mengaku bersalah dan yang dikatakan dapat wangsit itu hanya khayalan dia," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/1/2020).

Pemeriksaan terhadap 'Raja' Toto Santosa dan 'Ratu' Fanni Amiandia masih terus dilakukan sampai hari ini. Meski para tersangka sudah mengakui kerajaan mereka hanya khayalan, jadwal pemeriksaan psikolog hari ini tetap akan dilakukan.

"Ahli psikologi tetap akan dipanggil, akan dilihat kondisinya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Purworejo juga akan membuka posko pengaduan dan kesehatan untuk korban Keraton Agung Sejagat. Pos layanan kesehatan tersebut tersedia di seluruh Puskesmas di Purworejo.

"Ini (nomor pengaduan dan pos layanan kesehatan) sudah siap, ini masih proses juga," jelas Asisten III Setda Purworejo, Pram Prasetyo Achmad, saat dihubungi detikcom, Minggu (19/1).

Pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Dinas Kesehatan Purworejo untuk menyukseskan program layanan kesehatan itu.


kalau halu 1 orang masih mungkin, masa halu nya 2 orang sekaligus :))

lalu Sunda Emperor mirip2 kah?
 
lalu Sunda Emperor mirip2 kah?

berbeda motivasi dan tujuannya.
kl kerajaan agung sejagat ini kan mengklaim diri sebagai raja sedunia. ini jelas ada motif penipuan. Sedangkan kl Sunda Emporer lebih kearah eksistensi raja-raja sunda diakui. Filosofinya: Jatidiri Bangsa dan Negara Sunda Archipelago sebagai Induk Bangsa Bangsa Kerajaan
 
Kalau menurut pengamat intelijen, ada kemungkinan juga kemunculan mereka yang dalam waktu bersamaan, adaah pengalihan isu, atau cipta kondisi
[ame="https://www.youtube.com/watch?v=YZssKQYljw0"]Munculnya Kerajaan Fiktif Pengalihan Isu? Ini Kata Pengamat Intelijen - YouTube[/ame]

Kalau benar, hal2 yang menyita perhatian sebelumnya
Kasus Novel
Asuransi Jiwasraya
Banjir

Ada lagi?
 
Kalau menurut pengamat intelijen, ada kemungkinan juga kemunculan mereka yang dalam waktu bersamaan, adaah pengalihan isu, atau cipta kondisi
Munculnya Kerajaan Fiktif Pengalihan Isu? Ini Kata Pengamat Intelijen - YouTube

Kalau benar, hal2 yang menyita perhatian sebelumnya
Kasus Novel
Asuransi Jiwasraya
Banjir

Ada lagi?

setidaknya ada dua faktor kenapa kasus novel tidak begitu di angkat ke permukaan

1. nilai jual kurang memadai. artinya kasus novel ini membosankan untuk dibahas sehingga secara ekonomi. para pegiat berita tidak mendapatkan keuntungan atas pemberitaannya. iklannya kurang banyak memberi kontribusi pemasukan

2. ada 80% atau lebih pemilik media yang tervalidasi adalah pro penguasa sehingga jika kasus novel di angkat akan merugikan partainya
 
Back
Top