Ledakan di Lebanon

spirit

Mod
Presiden Lebanon Michel Aoun Ungkap Penyebab Ledakan Dahsyat di Beirut

057937900_1596617418-aoun.jpg

Presiden Lebanon Michel Aoun. (Dok: Kepresidenan Lebanon)​

Lebih dari 100 orang meninggal dunia dan 4 ribu lainnya terluka akibat ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Lebanon. Presiden Lebanon Michel Aoun mengaku telah mengetahui sumber penyebab ledakan.

Dalam akun Twitter Kepresidenan Lebanon, Aoun mengungkap penyebab ledakan di Beirut pada Selasa 4 Agustus waktu setempat itu adalah amonium nitrat.

Ia menyatakan, penimbunan 2.750 ton amonium nitrat di sebuah gudang tanpa langkah keamanan tidak dapat diterima.

Aoun menekankan, mereka yang bertanggung jawab atas tragedi ledakan di Beirut tersebut harus diganjar hukuman paling berat, seperti dikutip dari kantor berita Anadulo, Rabu (5/8/2020).

052932300_1596568134-20200805-Ledakan_Besar_Guncang_Kota_Beirut_Lebanon-8.jpg

Petugas memadamkan api setelah ledakan besar di Beirut, Lebanon, Selasa, (4/8/2020). Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, menghancurkan gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. (AFP/STR)​

Sementara itu, otoritas Lebanon menyatakan Beirut sebagai "daerah bencana" akibat peristiwa itu. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon menyatakan status darurat di Ibu Kota Beirut selama dua pekan ke depan.

Bersamaan dengan status darurat, alokasi pendanaan rumah sakit untuk menutupi biaya para korban luka, pembayaran kompensasi bagi keluarga korban meninggal dan pasokan gandum menyusul hancurnya tempat penyimpanan gandum akibat ledakan menjadi keputusan yang diambil oleh dewan tersebut.

Komite investigasi juga telah dibentuk guna menyiapkan laporan mengenai ledakan dalam lima hari ke depan.

018254300_1596566483-Lebanon_2.jpeg

Situasi pasca-ledakan di Beirut, Lebanon pada Selasa 4 Agustus 2020 (AP Photo/Hassan Ammar)​

Kebakaran di gudang yang berisi material peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan dahsyat, yang meratakan bangunan tiga lantai dan terdengar hingga ke seluruh kota dan pinggirannya.

Negara tetangga serta kawasan Timur Tengah, termasuk Turki menyampaikan belasungkawa dan menawarkan bantuan kepada Lebanon menyusul ledakan tersebut.

Presiden AS Donald Trump mengaku bahwa ledakan itu "tampak seperti serangan mengerikan", dengan menyebutnya sebagai pemboman ketimbang kecelakaan.



~liputan6.com​
 
Pemerintah Lebanon Akui Kemungkinan Serangan Rudal di Beirut

kondisi-terkini-setelah-ledakan-di-beirut-lebanon-ap_169.jpeg

CNBC Indonesia - Pemerintah Lebanon mengatakan kemungkinan ledakan di Beirut terjadi karena serangan rudal. Namun, otoritas menolak penyelidikan internasional dilakukan.

Sebagaimana ditulis AFP, hal ini diungkapkan Presiden Spanyol Michael Aoun. "Bisa jadi kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom," katanya dikutip Sabtu (8/8/2020).

Ini adalah pengakuan pertama yang resmi dikatakan pemerintah. Sebelumnya pada Selasa (4/8/2020), terjadi , menewaskan 150 orang dan 5.000 luka-luka.

Pihak berwenang awalnya mengatakan kebakaran dipicu berton-ton amonium nitrat. Amonium itu disimpan sejak 2014.

Meski begitu Aon menolak investigasi internasional. Ia mengatakan penyelidikan internasional bisa saja mengaburkan kebenaran.

Namun, ia berjanji akan mencari keadilan pada masalah tersebut. Termasuk tidak mengampuni pejabat atau siapapun yang terlibat.

Sementara itu, Hizbullah, membantah menyimpan senjata di pelabuhan itu. Sebelumnya sejumlah pihak menilai ada senjata yang turut meledak dalam kejadian itu.

"Kami tidak memiliki apa-apa di pelabuhan: tidak ada depot senjata atau depot rudal atau rudal atau senapan atau bom atau peluru atau (amonium) nitrat," kata Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi sebagaimana dikutip AFP.

Dia menyebut ledakan itu sebagai tragedi besar dan bencana kemanusiaan. Ia mengatakan membutuhkan semacam tanggapan luar biasa untuk menyikapi ledakan tersebut.

Hizbullah yang dikaitkan dengan Iran, meminta pemerintah Lebanon mempercepat investigasi. Kelompok ini pun memandang positif bantuan internasional.

Hizbullah adalah satu-satunya kelompok yang tidak dilucuti setelah perang saudara Lebanon tahun 1975-1990. Kelompok ini memerangi pasukan Israel yang menduduki Lebanon selatan hingga tahun 2000.

Hizbullah juga menjadi sekutu utama Presiden Bashar al-Assad Suriah. Di mana ia berperang bersama pasukan rezim melawan Turki maupun Israel.



 
Kawah Hasil Ledakan di Beirut, Lebanon, Sedalam 43 Meter

5f2a7b17b6f10.jpg

KOMPAS.com - Ledakan hebat yang terjadi di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) dilaporkan menciptakan kawah sedalam 43 meter. Insiden yang bisa dirasakan hingga negara tetangga Siprus itu bahkan tercatat oleh sensor Badan Geofisika Amerika Serikat (USGS). Dalam paparan data USGS, ledakan di Beirut itu bisa mempunyai kekuatan seismik yang setara dengan gempa bumi bermagnitudo 3,3.

Ledakan tersebut dipicu oleh kebakaran di gudang tempat penyimpanan amonium nitrat, yang jumlahnya dilaporkan mencapai 2.750 ton. Bahan kimia yang bisa digunakan sebagai pupuk maupun peledak itu disebut tersimpan di dalam gudang selama enam tahun terakhir. Selain membunuh lebih dari 150 orang, insiden itu juga melukai 6.000 lainnya, dan membuat sekitar 300.000 orang kehilangan rumah. Pengungkatan fakta amonium nitrat itu sudah disimpan selama enam tahun menimbulkan kemarahan publik, karena dianggap kelalaian pemerintah. Dalam demonstrasi Minggu (9/8/2020), pengunjuk rasa menyerukan anti-pemerintah, dan sempat menduduki kantor pemerintah sebelum diusir penegak hukum.

Cara itu merupakan taktik baru bagi demonstran, yang sejak lama menginginkan pejabat yang terindikasi korup dibersihkan. "Ledakan yang terjadi di pelabuhan meninggalkan kawah sedalam 43 meter," jelas pejabat keamanan Lebanon seperti diberitakan AFP. Pejabat tersebut mendasarkan ucapannya pada hasil analisi dari pakar Perancis yang didatangkan untuk meninjau lokasi kejadian. Kawah itu dilaporkan lebih besar dari 2005, dalam insiden yang menewaskan Perdana Menteri Rafiq Hariri, dengan kedalaman sekitar dua meter.

Petugas penyelamat maupun polisi Perancis merupakan bagian dari tim internasional yang diterjunkan untuk meringankan beban otoritas lokal. Selain Negeri "Anggur", Qatar, Rusia, dan Jerman juga memberangkatkan tim penyelamat mereka untuk menangani ledakan di ibu kota Lebanon itu.




.
 
5f2ea0fd0ea28.jpg

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video ledakan dengan efek film negatif tersebut beredar di Twitter.

Dikatakan bahwa ledakan di Beirut adalah aksi teroris yang terencana dengan baik. Selain itu juga memanfaatkan layar asap untuk mengarahkan peluru kendali dan tidak terdeteksi.

Berikut ini narasi yang beredar:

"#BREAKING #ULTIMAHORA #Lebanon #Beirut
Crecen las sospechas de que #BeirutExplosion, fue un acto terrorista bien
planificado.
#EnVideo aprovechan cortina de humo para dirigir un misil y no ser detectado. COMPARTE
#SolidaridaLibano #Libano"



Penelusuran Kompas.com

Dilansir AP, Jumat (7/8/2020), video dengan efek negatif tersebut dimanipulasi atau diedit. Gambar rudal atau misil itu digabungkan dengan gambar asli.

AP melihat video tersebut frame demi frame dan mendapati misil terlihat bengkok di tengah dan memiliki tampilan seperti kartun.

Saat misil bergerak mendekati target, ukuran dan sudutnya tidak berubah. Sekitar 8 detik dalam video, misil menghilang sebelum mengenai apa pun.

Menurut profesor di University of California, Berkeley, yang berfokus pada forensik digital, Hany Farid, mengatakan gambar rudal itu jelas palsu.

"Selain itu, rudal tersebut terlihat terlalu besar untuk dapat diterima secara fisik dan tidak ada gerakan kabur pada rudal seperti yang diharapkan mengingat kecepatan yang akan dilalui rudal tersebut," kata Farid.


.
 
Back
Top