Patil Lele - Mengenang Masa Kecil, Masih Ingatkah Kalian dengan Permainan Ini?

spirit

Mod
44779-patillele1.jpg

main Kayu atau patil Lele

Seorang anak sedang bersiap melakukan pukulan patil lele, terkadang ketika kita melihat anak-anak kecil kita akan merasa senang dan membayangkan masa kecil kita yang indah. Hal itu memang tidak dapat dipungkiri karena masa kecil merupakan masa -masa yang penuh dengan canda tawa dan kebersamaan.

Saya sendiri juga terkadang merasa rindu dengan masa-masa dulu waktu saya kecil, karena waktu itu belum ada anak-anak yang memegang handphone disebabkan karena takut dimarahi orang tua, sehingga kita sering berinteraksi dengan teman nyata , tidak seperti sekarang yang selalu menyibukan diri berselancar di dunia maya dan menghiraukan teman yang berada di sekitar kita.

Banyak juga atau bahkan menjadi mayoritas orang yang menyatakan bahwa masa kecil merupakan masa yang tidak terlalu disibukan dengan berpikir keras, karena beban terberat hanyalah PR Matematika.

Tidak seperti sekarang banyak beban pikiran yang harus dihadapi, bagi para remaja mereka disibukkan dengan orang yang belum tentu menjadi jodoh mereka, bagi para orang tua mereka disibukkan dengan beban rumah tangga yang berat, dan bagi para anak-anak mereka sekarang disibukkan dengan bermain gadget.

Untuk bernostalgia dengan masa-masa kecil kita, disini saya mau menguraikan beberapa permainan tradisional yang hampir punah. Sebelumnya jika nanti saya ada kesalahan dalam pemaparan atau tulisan kurang rapih mohon dimaafkan. Berikut beberapa permainan masa kecil yang akan membuat kita bernostalgia :

Petak Umpet
Siapa sih yang tidak tahu dengan permainan ini. Permainan yang dulu sering dimainkan kapanpun dan dimanapun terlebih pada malam hari. Cara bermainnya sangat mudah, yaitu satu anak ditugaskan untuk menjaga tiang dan berhitung sampai teman yang lain sembunyi, kemudian sang penjaga harus mencari temannya yang sembunyi.

Singkongan dan Hong hongan
Mungkin semua agak bingung dengan permainan ini, yang memang biasanya di daerah karesidenan Banyumas (Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara) menyebutnya begitu, entah dari mana asal usulnya.

Permainan ini mungkin ada di daerah pembaca namun dengan nama yang berbeda. Singkongan dan Hong hongan adalah salah satu jenis permainan tradisional seperti petak umpet, bisa di anggap dua permainan ini adalah cabang dari permainan petak umpet.

Sedikit perbedaan permainan ini dengan petak umpet adalah dua permainan menggunakan alat untuk memainkannya. Cara bermain permainan ini sangatlah mudah, jika bermain singkongan sang penjaga harus menjaga susunan kayu dan mencari temannya, ketika sudah ketemu penjaga harus menggunakan kodenya dengan mengatakan "Singkong" di ikuti dengan nama pemain contohnya seperti "Singkong Adi".

Hong hongan pun sama hanya saja penjaga harus menyusun kulit kelapa dan jika mencari teman yang bersembunyi di ikuti kata hong. Satu hal lagi yang menarik dari permainan ini adalah anak yang sudah ketemu (korban) pasti mendambakan seorang penyelamat yang menghancurkan susunan kayu atau kulit kelapa tersebut sehingga korban tersebut bisa ngumpet kembali.

Saya sendiri memiliki kisah yang sangat menyedihkan dengan permainan ini. Karena ketika bermain ini saya sering menjadi penjaga, bahkan pernah bermain dari sehabis dzuhur sampai waktu ashr saya sering menjadi penjaga. Selain pernah mengalami kisah yang pahit, saya juga pernah mempunyai kisah manis karena saya selalu menjadi penyelamat teman.

Congklak atau Dakon
Congklak adalah sebuah permainan tradisional yang sejak lama sudah menjadi populer di Nusantara dan sudah menjadi salah satu permainan yang hampir punah, karena anak sekarang lebih suka bermain gadget. Jika di daerah Sunda atau Jawa Barat permainan ini disebut dengan congklak, di daerah Jawa permainan ini disebut dengan dakon.

Cara bermain permainan ini sangatlah mudah, dibutuhkan dua orang pemain yang saling berhadapan. Pertama kita harus memasukan butiran-butiran congklak ke dalam lubang yang sudah disediakan. Kemudian pemain secara serentak mengambil butiran biji serta memasukannya satu-satu searah jarum jam ke lubang biji congklak dan menuju kedalam lubang congklak besar yang berada di samping. Jika ada pemain yang berhenti pada lubang yang kosong atau tidak ada bijinya maka pemain tersebut dianggap mati

Dengklek atau Engklek
Permainan Dengklek adalah salah satu permainan tradisional yang hampir jarang dimainkan oleh anak zaman sekarang karena terkikisnya zaman. Permainan Engklek atau Dengklekan biasanya di identikan dengan permainan anak-anak perempuan, tetapi nyatanya yang bermain Dengklek bukanlah hanya perempuan saja tetapi juga anak laki-laki.

Permainan ini bisa dimainkan dengan banyak orang baik sendirian maupun berkelompok. Cara bermainnya cukuplah mudah, seorang pemain membuat lintasan dengklek berbentuk kotak kemudian melompat dengan satu kaki dengan catatan dilarang melompati kotak lintasan yang ada isinya baik milik sendiri maupun lawan

Loncat Tali
Loncat tali adalah salah satu permainan tradisional yang juga hampir jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Sesuai namanya yaitu Loncat Tali permainan dilakukan dengan melompati tali yang diputar oleh pemain lawan dengan catatan tali tersebut tidak boleh mengenai tubuh dan membuat tali berhenti. Bagi saya permainan ini dapat melatih kecermatan kita, karena kita bisa melihat peluang gagal dan tidaknya dalam permainan ini.

Layang- layang
Setiap musim panen atau musim kemarau pasti permainan ini selalu dimainkan baik oleh kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Permainan layang-layang memiliki hiburan tersendiri bagi para anak kecil, entah itu adu putus benang layangan, mengejar layangan putus dan lain sebagainya. Jujur saya sendiri dulu jarang bermain permainan ini.

Selain permainan tersebut sebenarnya masih banyak sekali permainan masa kecil yang hampir punah karena tergerusnya zaman dan banyaknya smartphone. Seperti permainan Egrang, Panggal (sejenis permainan gasing), Pencak Lele, Dos dosan, bola bekel, Gateng, Balap Karung, dan masih banyak lainnya. Bagi saya permainan tradisional sebenarnya lebih menyehatkan dibandingkan dengan permainan dari smartphone, karena permaiman tradisional mengharuskan kita untuk menggerakan seluruh tubuh, tidak hanya dengan memencet-mencet jari.


 
1362824836099.jpg

mainan ini disebut juga Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.

Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.


~wikipedia
 
Back
Top