Hasil CT Scan Ungkap Penyebab Kematian Firaun Mesir Seqenenre Tao II 3600 tahun lalu

d-net

Mod
w1200

Sarkofagus kuno, ditemukan di sebuah pekuburan yang luas, dipamerkan di Saqqara, Giza, Mesir, Sabtu, 14 November 2020.​

Studi computed tomography (CT) terbaru, berhasil mengungkap penyebab tewasnya Firaun Mesir Seqenenre Tao II 3600 tahun lalu.

Dari hasil studi disebutkan, melihat luka-luka dan hasil rekonstruksi diduga Seqenenre Tao II tewas di medan perang, karena kewalahan oleh penyerang yang bersenjatakan belati, kapak, dan tombak.

Dilansir dari Live Science, Rabu (17/2/2021), Firaun Mesir itu memiliki bekas luka irisan besar di dahinya, luka di sekitar mata dan pipinya, dan luka tusukan di dasar tengkorak yang mungkin telah mencapai batang otak.

"Ini menunjukkan bahwa Seqenenre benar-benar berada di garis depan dengan tentaranya, mempertaruhkan nyawanya untuk membebaskan Mesir," kata penulis utama studi, seorang profesor radiologi di Universitas Kairo, Sahar Saleem dalam sebuah pernyataan, melansir Live Science.

Gara-gara kuda nil

Seqenenre Taa II atau dieja Seqenenre Tao II, merupakan penguasa Mesir Selatan sekitar tahun 1558 SM dan 1553 SM, selama pendudukan Mesir oleh Hyksos, sebuah dinasti asal Asia Barat yang telah mengambil alih Delta Nil.

Hyksos menguasai Mesir utara dan membutuhkan upeti dari bagian selatan kerajaan Mesir.

Menurut fragmen laporan papirus, Seqenenre Tao II memberontak setelah menerima keluhan dari Raja Hyksos.

Raja Hyksos mengeluhkan suara kuda nil di kolam suci di Thebes yang mengganggu tidurnya. Padahal Hyksos tinggal di ibu kota Avaris, 400 mil atau sekitar 644 kilometer jauhnya dari kolam suci.

Atas tuduhan yang dibuat-buat ini, raja Hyksos menuntut kolam suci dihancurkan. Hal ini dinilai menjadi penghinaan besar bagi Seqenenre Tao II.

Penghinaan ini diduga merupakan awal dari perang. Teks pada lempengan batu berukir yang ditemukan di Thebes menceritakan bahwa putra Seqenenre Tao II dan penerus langsungnya, Kamose, tewas dalam pertempuran melawan Hyksos.

Penemuan mumi

Sebelumnya tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Firaun Seqenenre Tao II, bahkan setelah muminya ditemukan pada tahun 1886.

Para arkeolog melihat luka di tengkorak dan berspekulasi bahwa dia telah terbunuh dalam pertempuran atau mungkin dibunuh dalam kudeta istana.

Sejumlah arkeolog abad ke-19 yang menemukan mumi itu melaporkan bau busuk ketika mereka membukanya. Ini membuat mereka curiga bahwa mumi itu dibalsem dengan tergesa-gesa di medan perang.

Studi terbaru, memanfaatkan sinar-X dari berbagai sudut berusaha menyusun gambar 3D mumi Firaun Seqenenre Tao II.

Jenazah tersebut berada dalam kondisi yang buruk, dengan tulang yang terkelupas dan kepala terlepas dari bagian tubuh lainnya.

Dugaan kematian

Temuan lain memperlihatkan luka di tengkorak menggambarkan kisah kematian yang brutal.

Mumi Firaun Seqenenre Tao II memiliki potongan sepanjang 2,75 inci (7 sentimeter) di dahinya, seperti dikeluarkan dari kapak atau pukulan pedang dari atas. Luka ini saja bisa berakibat fatal.

Potongan lain yang berpotensi fatal, ada di atas mata kanan. Terdapat potongan sepanjang 1,25 inci (3,2 cm) dan kemungkinan dibuat dengan kapak.

Selebihnya banyak luka di hidung, mata kanan dan pipi kanan yang kemungkinan arahnya dari atas, peneliti menduga akibat pegangan kapak atau tongkat tumpul.

Sementara itu, seseorang di depan raja mengayunkan pedang atau kapak ke pipi kiri firaun, meninggalkan potongan lebih dalam lagi.

Adapun dari kiri, sebuah senjata, yang kemungkinan adalah tombak, menembus dasar tengkoraknya, meninggalkan luka sepanjang 1,4 inci (3,5 cm).

Dieksekusi

Sebelumnya, arkeolog telah melaporkan luka yang banyak ini, tetapi Saleem dan koleganya, Egyptologist bernama Zahi Hawass, menemukan satu set baru terkait patah tulang tengkorak yang ditutupi oleh bahan pembalseman.

Pembalseman terkonsentrasi di sisi kanan tengkorak, kerusakan tampaknya disebabkan oleh belati dan benda tumpul yang berat, yang kemungkinan adalah pegangan kapak.

Selain itu tampak tangan mumi ditekuk dan dikepal, tetapi tidak ada cedera defensif di lengannya. Hal ini membuat para peneliti menduga bahwa mungkin tangan Seqenenre Tao II terikat ketika dia meninggal.

Mumi ini mungkin telah ditangkap di medan perang dan dieksekusi oleh banyak penyerang, kata Saleem dalam pernyataan itu.

Saleem menyatakan, meskipun para peneliti telah menemukan mumi firaun dengan luka kekerasan sebelumnya, tidak ada bukti kematian firaun di medan perang sampai sekarang.

Salah satunya mumi Ramses III. Ia dipotong lehernya dalam kudeta istana, katanya. Catatan sejarah menceritakan Ramses II dan Thutmose III mengambil bagian dalam pertempuran, tetapi tidak ada bukti cedera pada mumi mereka.

Sementara, para peneliti dari jurnal Frontiers di Medicineakta menyatakan bahwa fakta pembalsem untuk menambal luka tengkorak Seqenenre Taa II menunjukkan bahwa dia tidak dibalsem dengan tergesa-gesa.

Otak kering firaun juga menempel di sisi kiri tengkoraknya, menunjukkan bahwa seseorang membaringkannya setelah kematian, baik di tempat dia jatuh atau saat tubuhnya diangkut untuk dibalsem.

Nasib kerajaan

Seqenenre Tao II mungkin telah kehilangan nyawanya dalam pertempuran, tetapi penerusnya akhirnya memenangkan perang.

Setelah Kamose meninggal, permaisuri Seqenenre Tao II, Ahhotep I, kemungkinan besar bertindak sebagai bupati, melanjutkan pemberontakan melawan Hyskos.

Ketika Seqenenre Tao II dan putra Ahhotep I Ahmose I beranjak dewasa, mereka mewarisi takhta dan akhirnya mengusir penjajah asing.

Ahmose I akan menyatukan Mesir dan mengagas kerajaan baru, dengan periode kekuasaan puncak Mesir kuno antara abad 16 dan 11 SM.



kompas.com
 
Back
Top