BWF Minta Maaf Kepada Indonesia

spirit

Mod
w1200

BADMINTON World Federation (BWF) akhirnya memberikan pernyataan resmi dan konfirmasi bahwa turnamen akan tetap berlangsung tanpa keikutsertaan kontingen Indonesia serta atlet Turki Neslihan Yigit yang juga satu pesawat dengan tim Indonesia.

“BWF dan Badminton England tidak dapat menjalankan protokol dan prosedur operasional di luar dari yang telah ditentukan oleh perintah pemerintah daerah otoritas kesehatan. Sangat menyesal bahwa Tim Indonesia dan Yigit tidak dapat berkompetisi saat ini ataupun dalam babak selanjutnya. Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Hari Kedua kejuaraan kali ini tetap berlanjut dengan dimulai pada jam 9am waktu setempat.,” demikian pernyataan BWF dalam situs resminya, Kamis malam (18/3).

Dengan pernyataan tersebut BWF memutuskan untuk terus melanjutkan turnamen tanpa menunggu masa isolasi mandiri dari para pemain Indonesia dan Turki selesai.

Dalam penjelasannya BWF akhirnya juga mengkonfirmasi bahwa pemain Turki Neslihan Yigit dinyatakan mundur dari turnamen tertua bulutangkis tersebut.

Yigit dikonfirmasi berada dalam penerbangan yang sama dengan kontingen Indonesia dari Turki menuju UK.

Badan Pemerintah UK bernama National Health Service (NHS) Test and Trace menyampaikan pemberitahuan tentang isolasi mandiri yang diperlukan kepada Yigit pada saat yang sama dengan Tim Indonesia. Meski begitu konfirmasi penerimaan pemberitahuan tersebut tidak diteruskan ke BWF dan Badminton England hingga Kamis pagi waktu setempat.

Dalam pernyataannya BWF juga mengklarifikasi bahwa keputusan untuk memerintahkan pelaksanaan isolasi mandiri bagi tim Indonesia dan Yigit selama 10 hari dibuat secara independen oleh NHS Test and Trace.

Dalam pernyataannya BWF dan Badminton England secara tidak langsung mengakui bahwa ketentuan dan aturan yang mereka berikan kepada para peserta turnamen tidak menyesuaikan dengan ketentuan dan perundangan dari negara tuan rumah turnamen.

“Keputusan ini sesuai dengan syarat dan protokol covid-19 dari pemerintah UK yang berlaku di perundang-undangan nasional, dan terpisah dari pedoman yang ditetapkan BWF dan prosedur standar operasional Badminton England untuk YONEX All England Open 2021,” bunyi pernyataan BWF.

Dengan alasan tersebut BWF dan Badminton England menyatakan pihaknya tidak memiliki pilihan lain kecuali harus mengikuti perintah NHS dan menarik para pemain tersebut dari turnamen. Pihak BWF dan Badminton England menyayangkan kejadian ini dan tidak mengharapkan adanya peristiwa yang menimpa tim Indonesia dan Yigit.

Dalam pembenarannya pihak BWF dan Badminton England mengaku telah berusaha keras mengupayakan berbagai cara agar para atlet dapat berpartisipasi dalam turnamen. Namun pemerintah UK telah berketetapan, mengutamakan dan mementingkan untuk menjaga rakyat Inggris terhadap wabah covid-19 dan keputusan ini sudah akhir dan tidak dapat diganggu-gugat.

Lebih lanjut BWF dan Badminton England melakukan kontak dengan para pemain yang terkena dampak keputusan ini dan dan berkomitmen untuk mendukung semua pemain dalam masa isolasi mandiri mereka.

“Kami juga merasakan frustrasi yang dirasakan oleh para pemain, juga pendukung Tim Indonesia di seluruh dunia. Kami sangat bersimpati atas apa yang terjadi dan memohon maaf atas ketidaknyamanan terhadap Tim Indonesia serta rombongannya, dan juga Yigit pemain dari Turki,”

BWF dan Badminton England meyakinkan bahwa akan melakukan upaya terbaik dalam kemampuannya untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi seluruh peserta Turnamen. (BWF/OL-4)


 
Duduk Perkara Dipaksa Mundurnya Indonesia dari All England 2021

w1200

Pebulu tangkis Indonesia, Jonatan Christie, bertanding melawan wakil Thailand, Kunlavut Vitidsarn, pada laga perdana All England 2021, Rabu (17/3/2021).​

KOMPAS.com - Indonesia mengalami kejadian tak menyenangkan saat bertanding di All England 2021 yang digelar di Utilita Arena Birmingham, 17-21 Maret.

Skuad Merah Putih yang terdiri dari 24 orang termasuk atlet dan ofisial dipaksa mundur dari turnamen level Super 1.000 tersebut.

Hal tersebut didasari karena tim Indonesia berada dalam satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19 saat penerbangan dari Istanbul menuju Birmingham pada Sabtu pekan lalu.

Hasil Swab PCR Tim Indonesia Negatif

Tim bulu tangkis Indonesia bertolak ke Birmingham menggunakan pesawat Turkish Airlines dengan nomor penerbangan TK57 pada Jumat (12/3/2021) pukul 21.40 WIB.

Sebelum keberangkatan, Anthony Sinisuka Ginting cs telah divaksin sebanyak dua kali dan dinyatakan negatif Covid-19 usai melakukan tes swab PCR.

Tim bulu tangkis Indonesia kembali menjalani tes swab PCR setibanya di Birmingham, Sabtu (13/3/2021) siang waktu setempat.

Dijelaskan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Rionny Mainaky, tim Indonesia diwajibkan melakukan karantina selama 12 jam di kamar hotel sambil menunggu hasil tes keluar.

Setelahnya, tim Indonesia dinyatakan negatif Covid-19 dan diizinkan latihan di pusat kebugaran yang ada di Hotel Crowne Plaza Birmingham City Centre pada Senin (15/3/2021).

Jadwal All England 2021 Diundur karena Penemuan Kasus Covid-19

Sehari menjelang bergulirnya All England pada Rabu (17/3/2021), ditemukan kasus positif Covid-19 di kubu India, Thailand, dan Denmark.

Situasi tersebut membuat pihak penyelenggara menunda All England 2021 dan melakukan tes ulang terhadap atlet maupun tim ofisial yang hasil tesnya diragukan.

Melalui hasilmanagers meeting, BWF menyatakan seluruh peserta aman setelah dites ulang dan siap bertanding. Babak pertama All England 2021 pun dimulai pada Rabu (17/3/2021) pukul 13.30 WIB atau 20.30 WIB.

Sebanyak tiga wakil Indonesia yang bertanding berhasil memastikan langkah ke babak 16 besar. Mereka adalah Jonatan Christie, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Satu wakil lainnya, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu, juga mengamankan tiket babak kedua setelah lawannya mengundurkan diri.

Temuan Kasus Positif Covid-19 pada Penumpang Pesawat dan E-mail dari NHS

Salah satu penumpang yang berada dalam pesawat yang sama dengan skuad Merah Putih dalam penerbangan menuju Birmingham dinyatakan positif Covid-19.

Kabar itu diterima tim Indonesia menjelang pertandingan 3 wakil lainnya, yakni Anthony Sinisuka Ginting, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Situasi tersebut praktis membuat ketiga wakil itu gagal bertanding dan status mereka berubah menjadi kalah WO.

Tim humas PBSI, Fellya Hartono mengungkapkan skuad Merah Putih mendapat e-mail dari otoritas kesehatan Inggris, NHS.

"Anda telah diidentifikasi kontak dengan seseorang yang baru-baru ini dites positif Covid-19. Jadi, Anda harus tinggal di rumah dan mengisolasi diri hingga 23 Maret. Anda harus melakukan ini, sekalipun jika tidak memiliki gejala atau menerima hasil negatif saat dites," demikian kutipan e-mail NHS.

Respons Tim Indonesia dan Pernyataan Ketua Umum PBSI

Melansir pernyataan manajer tim bulu tangkis Indonesia, Ricky Subagja, skuad Merah Putih harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari.

Hal itu sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris yang mengharuskan orang melakukan karantina jika berada dalam satu pesawat dengan penumpang lain yang positif Covid-19.

"Seluruh tim Indonesia terpaksa harus mundur dari turnamen Yonex All England 2021 dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Hal ini dikarenakan, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021), terdapat salah satu penumpang yang terkena Covid-19. Namun, kami tidak diberi tahu siapa, berapa orang, dan dari mana asal orang yang positif tersebut," kata Ricky Subagja.

"Sesuai dengan regulasi Pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19, penumpang lain diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Sehingga, tim Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre."

Para pemain Indonesia pun langsung mengungkapkan kekecewaanya. Mereka kompak mengunggah logo BWF dengan menuliskan keterangan yang meminta induk bulu tangkis dunia itu bertanggung jawab atas masalah ini.

Pebulu tangkis ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, melancarkan kritik kepada BWF yang dinilai tidak dapat menangani persoalan tersebut dengan baik.

"Perlu diperhatikan bahwa BWF telah gagal mengatur masalah ini. Sebelum penerbangan, semua tim Indonesia telah dinyatakan negatif dan kami juga dites ulang saat tiba di hotel," tulis Marcus di akun Instagramnya.

Adapun, Praveen Jordan yang berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti di sektor ganda campuran juga meluapkan ketidakadilan yang dirasakannya kepada BWF.

Di akhir unggahannya, Praveen menulis bahwa hal-hal tersebut tidak akan terjadi apabila BWF menerapkan sistem bubble alias gelembung sebelum turnamen diselenggarakan.

Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, juga mengaku kecewa dengan keputusan ini. Namun, ia memberikan dukungan moral kepada tim Indonesia agar tidak terlalu berkecil hati.

"Kami menyampaikan kekecewaan yang besar. Kami tetap akan berjuang. Siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kita untuk melanjutkan pertandingan," kata Agung dalam konferensi pers di Kantor BPK RI, Kamis (18/3/2021) siang WIB, yang juga dihadiri KOMPAS.com.

"Namun, kalau tidak ada, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda Hal ini menjadi pelecut dan juga pemberi semangat. Kita tidak perlu kecewa terlalu dalam. Kita patuhi saja dan ikuti prosedurnya," tutur Agung Firman Sampurna.

Pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, meminta BWF berlaku adil terhadap tim Indonesia. Zainudin Amali sendiri telah melakukan koordinasi dengan KBRI di London dan PBSI untuk menangani masalah ini.

KBRI secara khusus berupaya untuk mengintervensi pemerintah dan otoritas kesehatan Inggris (NHS), serta BWF demi memperjelas apa yang sebenarnya terjadi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI di London tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kita paham prokes (protokol kesehatan) di setiap negara berbeda, tetapi tentu ini harus kita pertanyakan," kata Zainudin Amali saat jumpa pers virtual, Kamis (18/3/2021) siang WIB.

"Saya meminta kepada PBSI untuk mempertanyakan kepada BWF dan Badminton Asia, agar semuanya clear. Jangan sampai ada spekulasi yang muncul karena Indonesia begitu diperhitungkan dalam cabor bulu tangkis, kemudian ada cara-cara tidakfair yang telah dilakukan kepada kita," tuturnya menegaskan.

"Saya harap ini benar-benar soal aturan di sana dan harusnya panitia sudah mempelajari. Sehingga meski ada karantina, hal itu tidak merugikan negara-negara peserta."

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, telah melayangkan surat protes kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia atau Badminton World Federation (BWF).

Melalui surat tersebut, pemerintah setidaknya menyampaikan 3 hal. Pertama, kekecewaan yang mendalam atas penarikan tim Indonesia dalam turnamen All England 2021.

Kedua, menyampaikan fakta-fakta terkait tes PCR kepatuhan para atlet Tanah Air terhadap protokol kesehatan hingga vaksinasi. Ketiga, ketidakadikan terhadap para atlet Indonesia terkait tes PCR ulang.

Selain kepada kedua pihak tersebut, Desra Percaya juga meminta klarifikasi dari National Health Service (NHS), Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins, hingga anggota Parlemen Inggris.

Desra berharap, melalui upaya ini muncul transparansi dan kesamaan perlakuan terhadap para atlet Indonesia dalam ajang All England 2021.

Penulis: Farahdilla PuspaEditor: Sem Bagaskara

.
 
Last edited:
bwf tak salah,cuma terlalu dini,cofid-19 di indonesia top..top..ranks,hebaat indonesia,ntop juga kan wkwkwkwk
 
Back
Top