Ini Dia Pesaing Grab-Gojek di Taksi Online, AirAsia!

spirit

Mod
XJt15KqNB9.jpg

Petaling Jaya: AirAsia Group Bhd meluncurkan layanan ride hailing-nya yang dijuluki sebagai Airasia ride, mengikuti jejak Grab dan Gojek. Ekspansi bisnis AirAsia ini karena industri penerbangan masih terus berjuang melawan pandemi covid-19, ditambah dengan larangan perjalanan.

Melansir The Star, Senin, 30 Agustus 2021, layanan tersebut tersedia di aplikasi Airasia.com yang sudah menawarkan layanan seperti pesan antar makanan dan sembako. CEO AirAsia Tan Sri Tony Fernandes mengatakan grup tersebut juga berencana untuk meluncurkan layanan ride hailing di negara lain termasuk Thailand dan Indonesia.

"Ada dua fase peluncuran, Malaysia sebagai yang pertama, diikuti peluncuran lainnya di ASEAN. Kami akan sangat kuat di bandara dan pasar pariwisata. Orang-orang yang menyukai ekosistem kami, akan mulai menggunakan kami," katanya kepada wartawan pada konferensi pers virtual.

Dia menggambarkan industri ride hailing sebagai "zero-sum game" dan sangat penting untuk memprioritaskan keselamatan pelanggan dan kesejahteraan pengemudi.

CEO Airasia Super App Amanda Woo menambahkan, Airasia tidak hanya fokus mengantar orang saja, tetapi juga membawa paket dan makanan.

"Ada juga potensi perjalanan Airasia untuk berintegrasi dengan Teleport, cabang logistik kami untuk melengkapi layanan logistik dan pengiriman, memanfaatkan kumpulan pengemudi yang sama untuk efisiensi maksimum dan penghematan biaya, selain bersinergi dengan vertikal e-commerce kami, melengkapi kemampuan pengiriman last-mile kami yang ada dengan kapasitas dan jangkauan yang lebih besar," jelasnya.

Saat ini, Airasia ride memiliki sekitar 1.500 pengemudi terdaftar dan diharapkan 5.000 lainnya akan bergabung dalam enam bulan ke depan.

Amanda mengatakan, dengan memanfaatkan data AirAsia yang dikumpulkan dalam 20 tahun terakhir, AirAsia mengubah permainan baru untuk industri e-hailing dan perjalanan.

"Perjalanan AirAsia tidak hanya membawa Anda dari titik A ke B, tetapi kami menawarkan pengalaman pengguna yang lengkap bagi penumpang kami, prapenerbangan, selama penerbangan dan pascapenerbangan," tambahnya.

November lalu, AirAsia masuk ke industri pesan antar makanan yang dijuluki sebagai makanan Airasia untuk mendiversifikasi pendapatannya setelah grup maskapai itu dilanda pandemi covid-19 yang ditandai dengan larangan bepergian dan pembatasan pergerakan.

Fernandes mengatakan, selama 12 bulan ke depan, AirAsia akan fokus memperkuat bisnis grup travel dan delivery. "Selanjutnya kami akan melihat kami menjelajah ke pengiriman ekspres, pengiriman drone, dan pengiriman uang Airasia," katanya.

AirAsia baru-baru ini mengakuisisi platform pengiriman makanan online Malaysia DeliverEat seharga USD9,8 juta atau setara 41,4 juta ringgit Malaysia untuk lebih memperkuat rencana digital grup dalam mencakup rantai logistik end-to-end dan adegan e-commerce.

Bulan lalu, perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi operasi Gojek di Thailand seharga USD50 juta atau setara 211,3 juta ringgit Malaysia.


 
whatsapp-image-2020-02-10-at-17.13.jpg

AirAsia Ride Bisa Ancam Eksistensi Gojek di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Peluang AirAsia Ride, layanan transportasi daring milik AirAsia, untuk hadir dan tumbuh di pasar Indonesia cukup besar. Berbekal sumber daya manusia di Tanah Air dan teknologi yang telah dikembangkan sejak lama, AirAsia diprediksi menjadi ancaman bagi bisnis transportasi daring khususnya milik Gojek.

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan prioritas utama yang mungkin dilakukan AirAsia saat masuk ke Indonesia adalah memberdayakan para pegawainya untuk menjadi mitra AirAsia Ride. Bisnis transportasi udara terpukul keras oleh pandemi Covid-19, untuk menghadapi kondisi tersebut, perusahaan penerbangan harus lincah.

Pemberdayaan ini, kata Tesar, berlaku sementara. Ketika industri penerbangan sudah pulih, para pegawai dapat memilih untuk bekerja di maskapai atau tetap bertahan sebagai mitra AirAsia Ride.

Dengan SDM yang dimiliki dan teknologi mumpuni, dia menduga tidak butuh waktu lama bagi AirAsia untuk masuk ke Indonesia. “Kalau Tony [CEO AirAsia Tan Sri Tony Fernandes] berniat, awal tahun 2022 AirAsia Ride bisa saja masuk ke Indonesia,” kata Tesar, Senin (30/8/2021).

Untuk diketahui, di Malaysia, AirAsia Ride telah memiliki 1.500 pengemudi. AirAsia menargetkan dalam 6 bulan ke depan, jumlah pengemudi mereka bertambah 5.000 pengemudi, sehingga totalnya sekitar 6.500 pengemudi. Jumlah pengemudi tersebut terbilang cukup banyak untuk wilayah Malaysia, memiliki geografis lebih ramping dari Indonesia.

Tesar berpandangan satu-satunya tantangan AirAsia untuk masuk ke bisnis ride hailing Indonesia adalah perihal perizinan. Setelah perizinan selesai, tidak butuh waktu lama bagi AirAsia untuk mengembangkan bisnis transportasi daring di Tanah Air. AirAsia, ujar Tesar, telah memiliki bekal pengetahuan tentang transportasi daring berkat aksi akuisisi yang mereka lakukan terhadap Gojek di Thailand.

Pada 7 juli 2021, AirAsia melalui AirAsia Digital mengakuisisi Gojek di Thailand dengan harga US$50 juta. Tesar mengatakan AirAsia mempelajari dengan baik sistem yang dimiliki Gojek dari aksi akuisisi itu. Layanan AirAsia Ride di Malaysia, ujar Tesar, juga bisa menjadi modal bagi AirAsia untuk merumuskan layanan yang lebih baik dibandingkan milik kompetitor.

AirAsia akan menguji dahulu layanannya di pasar Malaysia sebelum masuk ke pasar yang lebih besar. Tesar menuturkan AirAsia harus hadir dengan bisnis model baru ketika masuk ke pasar Indonesia, Bisnis model yang dijalankan oleh Gojek dan Grab, sudah jenuh. Keduanya tidak bisa menaikkan harga layanan karena tidak ada inovasi baru.

Di samping itu, dugaan Tesar, kehadiran AirAsia akan menggerus pelanggan Gojek. Perusahaan yang baru melebur dengan Tokopedia itu saat ini tengah berupaya untuk melantai di bursa (IPO), sehingga membutuhkan pembukuan kinerja yang apik. Kinerja bagus hanya dapat dikejar jika Gojek menaikkan tarif layanan. Pada saat itu AirAsia Ride masuk dengan menawarkan tarif murah dengan kebebasan pelanggan untuk memilih mitra pengemudi.

“Ketika Gojek harus untung dan AirAsia masuk dengan harga murah. Momentumnya di sana,” kata Tesar. Sekadar informasi, Pada 24 Agustus 2021, AirAsia meluncurkan AirAsia Ride di Malaysia. AirAsia Ride adalah layanan transportasi daring mirip seperti Gojek dan Grab.

.
 
Back
Top