Komik Indonesia Dinilai Masih Eksis

spirit

Mod
si-bujang-tokoh-komik-asal-tanah-minang-_150520165211-482.jpg

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempuran komik-komik dari negara asing terutama Jepang dan Korea tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi komik-komik Indonesia yang dibuktikan dengan minat masyarakat untuk mengikuti kompetisi membuat komik selalu tinggi.

Hal ini diungkapkan Praktisi Komik Indonesia sekaligus dosen IKJ Beng Rahadian di sela peluncuran komik "Cuma di Indonesia" dan program kompetisi sketsa bertema Selamatkan Hutanku, Lestari Negeriku di Jakarta, Kamis (11/6).

"Berkembangnya media sosial, ikut mengangkat dunia komik atau gambar ilustrasi di Indonesia. Pemain komik belia tidak sekadar berorientasi pada usaha penerbitan, tetapi membuat karya dengan seni artistik tinggi," kata Beng Rahadian.

Ia mengatakan seniman atau komikus Indonesia juga banyak berkarya untuk dunia internasional dan ide serta gambar-gambar mereka sudah dibeli oleh perusahaan animasi dunia.

"Karya-karya komik Indonesia masih soal fenomena sosial dan humor satir tetapi disajikan anak-anak muda dengan cerdas," katanya.

Beng mengatakan, banyak sekali komik atau ilustrasi yang disebar secara mandiri melalui jejaring media sosial. Misalnya ketika ada fenomena sosial seperti korupsi atau bencana alam banjir, besoknya langsung bertebaran komik yang menyoroti fenomena tersebut.

Menurut dia komikus di Indonesia secara alami juga membuat komunitas sendiri. Bahkan komunitasnya sangat kuat.

Banyak komikus yang nekat buka gerai di even pameran internasional, karena sudah yakin karyanya bakal laku. Even komik terkenal di Singapura misalnya, banyak diisi komikus Indonesia yang jualan karya secata mandiri.

Ia mengatakan saat ini sudah banyak kampus yang memfasilitasi mahasiswa dengan talenta membuat komik. "Contohnya di UI, sudah ada mata kuliah sendiri tentang membuat komik. Bahkan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), tempat Beng mengajar, ilmu komik menjadi mata kuliah pokok," katanya.

Terkait dengan potensi bisnis hingga mampu berpengaruh pada ekonomi bangsa, Beng mengatakan, komik masih kalah dengan film.

Tapi suatu saat, jika dunia komik diurusi dgan serius, akan menyamai bahkan menyalip posisi film. Dia mencontohkan di Amerika Serikat, banyak film-film laris yang justru diangkat dari komik. Seperti film Batman, Superman, dan sejenisnya.

.
 
Back
Top