Manfaat Ketamin untuk Mengobati Depresi

d-net

Mod
075239900_1638253089-Manfaat_Ketamin_untuk_Mengobati_Depresi.jpg

Ketamin belakangan dianggap bermanfaat sebagai terapi depresi. Khasiatnya disebut-sebut lebih cepat dibanding antidepresan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) yang membutuhkan waktu sekitar 4–6 minggu untuk bekerja.

Lantas, apakah itu artinya ketamin terbukti efektif untuk mengatasi depresi? Bagaimana dengan kemungkinan efek sampingnya?

Mengenal Ketamin Lebih Dekat

085505600_1638253089-Ketamin.jpg

Dalam catatan European Journal of Anaesthesiology, sejarah ketamin dimulai pada awal 1950-an ketika ahli kimia mengembangkan obat tersebut sebagai anestesi hewan.

Berdasarkan Drug Enforcement Administration (DEA), ketamin merupakan obat golongan 3. Artinya, obat ini memiliki penggunaan yang diterima secara medis, tetapi juga berpotensi untuk disalahgunakan

“Ketamin dapat digolongkan sebagai obat anestesi, yang bekerja sebagai antagonis reseptor NMDA,” jelas dr. Muhammad Iqbal Ramadhan.

Sifat anestesi dari ketamin dapat menyebabkan sensasi kebas atau mati rasa. Oleh karena itu, penggunanya mungkin tidak akan merasakan apa-apa sekalipun tubuhnya sedang terluka parah.

Ketamin juga bisa memicu munculnya perasaan bahagia atau euforia, yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam.

Pada penggunaan dosis tinggi, ketamin bisa memicu efek K-hole, yang mengacu pada pengalaman mendekati kematian karena penggunanya tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.

Penggunaan Ketamin untuk Depresi

Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui penggunaan ketamine, dengan nama esketamine atau Spravato untuk terapi depresi pada pasien yang resisten terhadap pengobatan.

"Penelitian terakhir ketamin pada dosis subanestesi disebut bisa meringankan gejala depresi secara cepat atau dalam hitungan jam,” ucap dr. M. Iqbal.

“Temuan tersebut membuat ketamin dikembangkan untuk penyembuhan depresi," sambungnya.

Walau begitu, tidak semua pengidap depresi dapat menerima pengobatan ketamin. Pasalnya, hingga saat ini para peneliti masih belum sepenuhnya mengetahui mekanisme ketamin dalam mengobati beberapa kasus depresi.

Karena itu, penggunaan ketamin mesti diawasi secara ketat oleh dokter. Apabila dikonsumsi sembarangan, beberapa efek samping yang dapat muncul adalah sebagai berikut:

  • Detak jantung cepat.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Suara vokal spontan.
  • Kebingungan.
  • Halusinasi.
  • Tremor otot.
  • Peningkatan tonus otot.
  • Kantuk.
  • Hilang ingatan.

Selain itu, konsumsi ketamin sembarangan juga berpotensi menimbulkan ketergantungan.

Efektivitas ketamin untuk mengobati depresi masih belum dapat dipastikan hingga saat ini. Oleh karena itu, penggunaannya masih bersifat sangat terbatas dan mesti dipantau langsung oleh dokter.


klikdokter.com
 
Back
Top