Seperti Apa Pelecehan Verbal dan Non Verbal

d-net

Mod
stop-pelecehan-seksual-60c6c35fd541df25af078802.jpg

Pelecehan seksual kerap terjadi dimana-mana, di tempat umum, pusat perbelanjaan, kendaraan umum bahkan media sosial. klasterisasi aksi pelecehan didominasi dari mata dan telinga pelaku kepada korban. Bisa datang akibat “undangan, bisa juga datang tanpa undangan.

Kurangnya kewaspadaan dan mawas diri membuat ancaman pelecehan dapat menghampiri. Pelecehan dapat terjadi secara verbal, non verbal dan berakibat mengganggu kesehatan psikis seseorang. Terkadang individu tersebut tidak menyadari telah mengundang kedua kategori pelecehan tersebut.

Pelecehan sudah tentu merusak psikis manusia dan memberikan dampak negatif jangka panjang. Apa yang dimaksud pelecehan verbal dan non verbal?, mengapa kita mengundangnya dalam kehidupan lalu mengeluhkannya?, apa dampak dua kategori pelecehan tersebut dalam jangka panjang?. Berikut penjelasannya:

Pelecehan Verbal

Pelecehan verbal (sexual bullying) adalah pelecehan yang bersifat kata-kata yang dilontarkan dengan nada sindiran, menggoda dan mengarah kepada perilaku seksual seseorang di depan umum atau pribadi dengan tujuan mempermalukan dan menghina serta mengintimidasi.

pelecehan verbal cenderung tidak disadari, karena berbungkus candaan dan seolah menghidupkan suasana dalam suatu perkumpulan dan menitikberatkan topik tersebut kepada seseorang. Melecehkan kehidupan seksual seseorang di depan umum tentunya mempermalukan dan berefek kepada yang dibully. Membicarakan yang tidak semestinya dalam rangka merendahkan orang lain secara seksual.

Pelecehan jenis ini seringkali terjadi di media sosial, sebagian individu dengan sengaja “mengundang” orang lain untuk membahas dirinya dengan tampilan gambar-gambar pribadi yang mereka publikasi. Foto-foto yang menggoda tentunya mengundang banyak orang untuk mempermainkannya dalam kata-kata sekaligus melecehkannya. Komentar pelecehan tersebut membuat sebagian merasa senang dan ada pula yang mengeluhkannya.

Keluhan terjadi karena ia tidak menyadari bahwa perbuatan itu telah mengundang banyak asumsi dan persepsi kepada dirinya. Apalagi di zaman sekarang ini telah banyak aplikasi bermunculan yang memamerkan bentuk fisik dan wajah seseorang berseliweran di media sosial. Beberapa individu tidak menyadari bahwa dirinya telah menjadi objek dan konsumsi publik.

Pelecehan Non Verbal

Pelecehan non verbal ini berhubungan dengan sentuhan fisik. Melecehkan seseorang dengan kedua tangan dan matanya kepada orang lain. Dapat diakibatkan dari kesengajaan dan tidak disengaja oleh korbannya sendiri.

Mengapa anjuran menutup tubuh dengan pakaian yang layak itu penting. Tentunya agar tidak terjadi pelecehan kepada dirinya sendiri. Menutup diri dengan pakaian yang layak adalah cara diri menghargai diri sendiri, menghindari musibah dan pelecehan seksual dari orang lain.

Pelecehan non verbal sering terjadi di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, kendaraan umum dan jalan raya. Pelecehan jenis ini tentunya terjadi ketika fisik berdekatan, perlu adanya kewaspadaan yang tinggi untuk mengamati orang sekitarnya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak berjalan sendirian di tempat yang sepi dan tidak keluar malam bila tidak terlalu perlu.

Pelecehan ini juga dapat terjadi di lingkungan keluarga sendiri. Terutama kepada anak-anak yang tidak berdaya. Kejadian seperti ini berawal dari kurangnya kewaspadaan para orangtua terhadap beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dari orang sekitarnya, bahkan dapat terjadi pula dari orang yang sangat dipercaya untuk menjaga buah hatinya.

Menggunakan pakaian yang pantas bagi anak-anak dan tidak diperbolehkan untuk berdekatan dengan lawan jenisnya dalam waktu yang relatif lama. Selalu menempatkan anak dalam pengawasan orangtua merupakan tindakan yang baik untuk meminimalisir aksi para predator seksual. Tidak mengumbar foto seronok anak di media sosial dan tetap memantau pergaulan mereka.  

Menghentikan pelecehan verbal dan non verbal dimulai dari sendiri. Tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menikmati apa yang ada di diri sendiri dan seolah mempersilakan kegiatan tersebut terjadi. Ketika individu sudah mampu mengurangi aksi “mengundang” maka reaksi akan dapat diminimalisir.

Dampak Jangka Panjang

Pelecehan apapun tentu berdampak negatif bagi korban. Efek trauma dan kehilangan rasa percaya diri akibat bullying dan pelecehan membuat individu tersebut tidak ingin bersosialisasi dan berhenti untuk mengeksplor dirinya dalam hal yang positif. Efek trauma seperti malu, takut, sedih dan marah serta tidak percaya diri mengelilingi mereka selama hidupnya.

Melihat dampak negatif sexual bullying dan korban kekerasan seksual yang kerap terjadi dibelahan dunia  termasuk Indonesia, sudah seharusnya para individu dan orang tua harus lebih memperketat gerak gerik dan teman bergaul. Cerdas dalam menggunakan aplikasi dan media sosial. Aplikasi dan media sosial merupakan pintu masuk dan alat yang digunakan untuk bermain kekerasan ini.

Untuk mengantisipasi apapun dimulai dari pikiran negatif dan berakhir dengan kewaspadaan terhadap orang sekitar. Menganalisa perilaku pribadi dan tidak membiarkan pelecehan terjadi adalah cara agar tidak terjadi trauma dalam pelecehan seksual ini. Tidak terlalu membuka akses kepada orang lain dengan mawas diri dan cermat dalam banyak hal, siapa lagi yang dapat menjaga diri kalau bukan diri sendiri.

Luka batin yang didapatkan akibat dari ketidakwaspadaan ini dapat berlangsung lama dalam memori otak manusia. Sulit mengeluarkannya dengan begitu saja tanpa ada penanganan khusus dari ahlinya. Betapa hancurnya perasaan dan masa depan yang seolah jauh dari harapan, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Kompasiana.com
 
Back
Top