10 Provinsi di RI dengan Kasus HIV Terbanyak

spirit

Mod
af36a81e-01d4-4331-849b-b1324d37e481_169.jpeg

10 Provinsi di RI dengan Kasus HIV Terbanyak, DKI Nyaris 100 Ribu

Jakarta - Kasus penularan HIV di Indonesia masih terus mengalami kenaikan. Baru-baru ini heboh kasus HIV di Bandung dengan kelompok usia produktif termasuk mahasiswa yang tertular penyakit tersebut.

Lantas, bagaimana situasi HIV secara nasional?

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang diterima detikcom, di tahun ini saja ada ratusan ribu kasus HIV yang tercatat sampai periode Juni 2022. Dari data tersebut, daerah Jawa Barat menempati posisi ketiga kasus HIV terbanyak dan DKI menjadi wilayah yang mencatat kasus tertinggi.

Berikut data kasus HIV di Indonesia per Juni 2022

  • DKI Jakarta: 90.958 kasus
  • Jawa Timur: 78.238 kasus
  • Jawa Barat: 57.426 kasus
  • Jawa Tengah: 47.417 kasus
  • Papua: 45.638 kasus
  • Bali: 28.376 kasus
  • Sumatera Utara: 27.850 kasus
  • Banten: 15.167 kasus
  • Sulawesi Selatan: 14.810 kasus
  • Kepulauan Riau: 12.943 kasus

Selain itu hubungan heteroseksual, homoseksual, dan penggunaan jarum Napza suntik masih menjadi penyebab terbesar penularan HIV di Indonesia. Hubungan heteroseksual menjadi penyebab 28,1 persen dari total kasus HIV di Indonesia disusul hubungan homoseksual sebanyak 18,7 persen.

Kasus HIV di Indonesia bak gunung es. Seringkali pengidap tidak mengetahui dirinya tertular sampai muncul gejala yang fatal.

Gejala awal HIV bisa terasa seperti kasus flu atau COVID-19 yang parah, namun biasanya terjadi beberapa minggu setelah infeksi. Pada banyak orang, tanda dan gejala awal HIV termasuk:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Ruam
  • Nyeri sendi atau otot
  • Sakit tenggorokan

Fase awal HIV akut ini adalah respons alami tubuh terhadap infeksi HIV. Gejala biasanya hilang dalam satu sampai empat minggu, oleh karena itu sering disalahartikan sebagai kasus flu.

Infeksi virus ini memang tak akan langsung merusak organ tubuh. Sebab, virus tersebut perlahan berkembang biak dan menyerang sistem kekebalan tubuh, hingga melemahkannya secara bertahap. Fase ini bisa disebut sebagai gejala latensi klinis. Seseorang yang terinfeksi HIV pada tahap ini mungkin merasa sehat dan terlihat baik-baik saja.

Apabila tidak ditangani dengan sejumlah perawatan yang tepat, HIV bisa berkembang menjadi kondisi kronis yang berpotensi mengancam nyawa, yaitu Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). AIDS sendiri merupakan perkembangan dari infeksi HIV stadium 3.

Adapun pengidapnya akan merasakan gejala, seperti:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare persisten
  • Kelelahan kronis
  • Penurunan berat badan yang cepat
  • Batuk
  • Sesak napas
  • Demam berulang, menggigil, dan berkeringat di malam hari
  • Ruam, luka, atau lesi di mulut atau hidung, pada alat kelamin, atau di bawah kulit
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau Leher
  • Kehilangan memori, kebingungan, atau gangguan neurologis

 
Back
Top