Mendikbudristek Nadiem Makarim Bicara Teknologi Pendidikan di Markas PBB

spirit

Mod
052315600_1661426251-WhatsApp_Image_2022-08-25_at_18.04.20.jpeg

Mendikbudristek, Nadiem Makarim, datang ke Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) melakukan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Satya Terra (ST) Bhinneka (Reza Efendi/Liputan6.com)​

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim didapuk berbicara mengenai teknologi dalam pendidikan pada rangkaian Transforming Education Summit yang dihelat di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kota New York, Amerika Serikat (AS).

"Menggunakan teknologi dalam pendidikan bukanlah suatu pilihan bagi Indonesia karena beragamnya sekolah, demografi, pemangku kepentingan, dan lain sebagainya. Teknologi dalam pendidikan sudah menjadi keniscayaan," kata Nadiem Makarim dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (18/9/2022) dilansir Antara.

Diketahui, pada April 2020, 96 persen sekolah di Indonesia tutup karena pandemi. Hal tersebut mengakibatkan krisis pembelajaran dan disparitas akses terhadap teknologi yang kian nyata.

"Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek secara cepat mengubah pendekatan akan teknologi. Sering kali teknologi dipikirkan hanya setelah suatu program diluncurkan dan mengesampingkan kemudahan bagi pemangku kepentingan untuk menggunakannya. Sekarang sebaliknya, teknologi dikembangkan secara serius bersamaan dengan direncanakannya suatu kebijakan, serta mengedepankan kebermanfaatan dan kemudahan akses bagi para penggunanya," jelas Nadiem.

Penjelasan Mendikbudristek tersebut dibuktikan dengan berbagai platform teknologi yang kini digunakan jutaan guru, sivitas akademika, mitra-mitra pendidikan, dan UMKM. Sebut saja platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Kampus Merdeka, Kedaireka, belajar.id, Arkas, TanyaBOS, dan SIPLah.

"Platform Merdeka Mengajar telah digunakan 1,6 juta guru sejak tujuh bulan diluncurkan. 55 ribu konten pembelajaran bagi guru tersedia pada platfom tersebut. 92 ribu guru pun telah mengunggah konten agar menginspirasi guru lainnya di berbagai pelosok Indonesia," jelas Nadiem.

2 Misi Khusus Nadiem Makarim ke AS

Lebih lanjut, Nadiem juga mengambil contoh dari platform Rapor Pendidikan yang telah dimanfaatkan lebih dari 141 ribu sekolah dan 505 pemerintah daerah.

"Untuk pertama kalinya di Indonesia, pemerintah daerah memiliki akses terhadap data lengkap yang dapat membantu mereka menentukan arah kebijakan dan anggaran untuk pendidikan secara tepat guna," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran Masa Depan dan Inovasi Bank Dunia, Jaime Saavedra mengatakan banyak negara yang tidak mampu bertransformasi seperti indonesia karena tidak ada kualitas kepemimpinan di kementerian pendidikannya atau tidak ada dukungan politik.

Untuk diketahui, Menteri Nadiem berbicara dalam diskusi panel yang terdiri dari Menteri Pendidikan dan Sains Mongolia, Engkh-Amgalan Luvsanteren; Direktur Global untuk Praktik Pendidikan Global Bank Dunia, Jaime Saavedra; Direktur Pembelajaran Masa Depan dan Inovasi UNESCO, Sobhi Tawil; dan Vice President bidang pendidikan global Microsoft, Rick Herrmann.

Plt Kepala BKHM Kemendikbudristek Anang Ristanto mengatakan, kunjungan Mendikbudristek ke AS ini memiliki dua misi khusus. Pertama, untuk menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam hal transformasi sistem pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar.

Selanjutnya, untuk mendorong kerja sama. Antara lain di bidang pendidikan tinggi dengan sejumlah universitas dan di bidang kebudayaan dengan institusi riset dan permuseuman top dunia yang berkedudukan di AS.

Selain berbicara di Markas Besar PBB, Nadiem juga memberikan kuliah tamu di New York University dan bertemu dengan mahasiswa Indonesia di New York.

Nadiem: Kami Libatkan Publik dalam Perencanaan RUU Sisdiknas


Di sisi lain, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa pemerintah terbuka, transparan, dan melibatkan publik dalam menyusun Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).

“Kami sangat transparan dan melakukan pelibatan publik dalam perencanaan RUU Sisdiknas. Bahkan lebih dari 90 lembaga dan organisasi pendidikan sudah kami temui dan akan terus kami gencarkan,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 9 September 2022.

Pihaknya akan terus meningkatkan komunikasi dan sosialisasinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan pelibatan pakar dan organisasi pendidikan serta akses kepada publik untuk mengunduh dan memberikan masukan atas naskah akademik dan naskah RUU Sisdiknas.

“Seluruh informasi mengenai RUU Sisdiknas secara detail per pasal serta penjelasannya ada di dalam laman kita. Mari bersama-sama kita berpartisipasi dalam penyusunan RUU Sisdiknas,” ajak dia yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Nadiem menjelaskan berbagai isu pendidikan yang menjadi masukan publik telah dituangkan dalam RUU Sisdiknas. Tanpa terkecuali mengenai Pendidikan Nonformal seperti kursus dan pelatihan.

.
 
Back
Top