Twitter Malah Banjir Ujaran Kebencian Usai Dibeli Elon Musk

spirit

Mod
momen-elon-musk-angkut-wastafel-masuk-markas-twitter-3_169.jpeg

Twitter Dibanjiri Ujaran Kebencian Usai Dibeli Elon Musk Foto: AP/Godofredo A. Vásquez

Jakarta - Twitter mendadak dibanjiri ujaran kebencian setelah resmi dibeli oleh Elon Musk. Head of Safety and Integrity Twitter Yoel Roth mengatakan pihaknya sudah menindak 'upaya terorganisir' untuk menyebarkan ujaran kebencian di platform media sosial tersebut.

Menurut cuitan Roth, sejumlah kecil akun mengunggah cuitan yang berisi hinaan dan istilah merendahkan lainnya. Tujuan dari bombardir ujaran kebencian itu adalah untuk membuat pengguna Twitter berpikir bahwa kebijakan moderasi konten sudah berubah di bawah kepimpinan Musk.

Roth mengatakan dalam dua hari terakhir ada 50.000 lebih cuitan yang menggunakan kata hinaan tertentu yang dicuitkan oleh sekitar 300 akun. Hampir semua akun itu juga menunjukkan perilaku tidak autentik.

"Kebijakan Twitter belum berubah. Perilaku penuh kebencian tidak memiliki tempat di sini," kata Roth dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari The Verge, Senin (31/10/2022).

"Kami harus mengambil tindakan untuk mencekal pengguna yang terlibat dalam kampanye trolling ini -- dan akan terus bekerja untuk mengatasi hal ini dalam beberapa hari ke depan untuk membuat Twitter aman dan ramah bagi semua orang," sambungnya.

Musk sendiri sudah menekankan bahwa kebijakan moderasi konten di Twitter belum berubah. Tapi banyak pengguna yang mengira aturan moderasi konten di Twitter akan jadi lebih lunak di bawah nakhoda Musk sehingga membuat banyak pihak khawatir soal penyebaran ujaran kebencian dan misinformasi.

Orang terkaya di dunia itu mengatakan ia berencana mendirikan 'dewan moderasi konten' untuk menentukan apakah cuitan melanggar kebijakan dan patut dihapus atau tidak, serta menentukan apakah pengguna yang akunnya dicekal diizinkan kembali atau tidak.

Musk juga meyakinkan pengiklan yang khawatir bahwa Twitter tidak akan menjadi 'neraka free-for-all' di mana pengguna bisa mencuit sembarangan tanpa konsekuensi. Tapi pengiklan seperti General Motors sudah menghentikan sementara iklannya di Twitter untuk mengevaluasi arah platform berlogo burung tersebut.

 
Back
Top