?mujizat Kembali Terjadi Dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin Deka

insomnist

New member
KELOMPOK PELAYANAN KASIH DARI IBU YANG BAHAGIA
Sekretariat: Jl. Rengas Raya no 1, Bintaro-Jakarta 12330, Tlp 021-73887370


Kepada Yth.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia
Di seluruh Indonesia.

Salam Damai dalam Nama Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria,

Dalam surat kami yang terakhir tanggal 10 Mei 2005 telah kami sampaikan bahwa atas penugasan oleh Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria, Agnes Sawarno bersama 20 anggota Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia berangkat ke Fatima. Agnes Sawarno harus melanjutkan tugas yang belum diselesaikan oleh Suster Lucia sampai saat meninggalnya, yaitu ?Menyampaikan pesan yang diterima tahun 1917 dan masih belum dibuka, berkenaan dengan Pemurnian Dunia? sehingga Gereja Katolik dapat mempersiapkan anak-anak-Nya menghadapi masa pemurnian dunia yang akan memuncak pada Tiga Hari Kegelapan yang akan meliputi seluruh bumi. Pada surat yang sama kami juga melampirkan booklet dengan judul ?THE MIRACLE OF THE SUN IS PERFORMED AGAIN AND THE PURIFICATION IS NEAR? yang kami persiapkan dan diperbanyak untuk dibagikan di Fatima. Dalam booklet tersebut kami sampaikan apa yang menjadi tugas kami yaitu ?Untuk menjadi Utusan dan Saksi dalam menggemakan kembali Pesan Fatima 1917, bahwa masih ada pesan yang belum diumumkan kepada dunia dan harus segera dilaksanakan, demikian juga agar benua Eropa mendapatkan ?tanda? untuk pertobatan mereka menjelang pemurnian dunia. Bila Agnes dan ?kelompok? tidak ke sana bangsa Eropa tidak akan mendapat tanda peringatan untuk persiapan mereka, melainkan akan menerima langsung puncak pemurnian lewat ?tiga hari kegelapan?. Penugasan itu sudah kami laksanakan sesuai kemampuan dan apa adanya kami.

Bersama surat ini pula kami lampirkan juga Buku dengan judul ?MUJIZAT KEMBALI TERJADI DAN PUNCAK PEMURNIAN DUNIA SUDAH SEMAKIN DEKAT? adalah buku yang ke dua, yang mengungkapkan kesaksian dan pengalaman kami secara apa adanya dalam kesadaran bahwa perjalanan misi ini adalah suatu ziarah batin yang kami jalani dalam iman walaupun terkadang tidak sepenuhnya kami mengerti.
Dalam buku tersebut, kami ingin menyampaikan kepada Hirarki di Indomesia maupun dimana saja dan juga kepada seluruh umat katolik, masalah-masalah berikut: (1) Mukjizat Kembali Terjadi dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin Dekat; (2) Yesus Kristus satu-satunya Kebenaran dan Keselamatan; (3) Perayaan Ekaristi; (4) Semangat Pelayanan di kalangan para Imam dan Pejabat Gereja.


1.Mukjizat Kembali Terjadi dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin Dekat

Dalam buku tersebut dan juga dalam surat ini, Kami Bersaksi, bahwa sesungguhnya semua yang dialami Lucia, Fransesco dan Yacinta pada tahun 1917 dalam penampakan Ibu Maria telah diulangi kembali saat kami hadir di Fatima 13 Mei 2005. Ibu Maria menampakkan diri dan diiringi dengan tanda-tanda mujizat matahari, hujan, angin dingin, panas, gemuruh guntur bahkan pelangi ganda. Kami diberi pengertian bahwa tanda-tanda itu diulangi untuk menggemakan kembali pesan-pesan Ibu Maria kepada Lucia, khususnya mengenai pemurnian dunia yang tengah berlangsung dan akan memuncak dengan tiga hari kegelapan. Semua yang dijanjikan oleh Ibu Maria kepada kami telah dipenuhinya. Kami pun diminta bersaksi atas harapan surga agar anak-anak Allah kembali seutuhnya kepada Allah dan agar para imam bekerja sama dengan Ibu Maria untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang.
Pada tahun 1917, Ibu Maria mengatakan: ?Aku akan kembali ketempat ini untuk ke-7 kalinya? (Jujur kami sampaikan bahwa kami baru mengetahuinya, setelah kami kembali ke tanah air dari buku ?Fatima in Lucia?s own words, Secretariado Dos Pastorinhos, Fatima 2003 hal 175? yang baru kami beli di Fatima). Pada bulan Oktober 1917, Ibu Maria datang untuk ke-6 kalinya, setelah itu berhenti. Baru pada tanggal 13 Mei 2005 kata-kata itu terpenuhi (semula kami sendiri belum mengerti, apakah ini sekaligus merupakan pemenuhan janji Ibu Maria kepada Lucia atau tidak sebagaimana kami tulis dalam buku tersebut, tetapi pada saat rekoleksi di Ungaran, Jawa Tengah pada tanggal 28 Agustus 2005 (saat buku tersebut sedang dicetak), Ibu Maria menjelaskan bahwa tanggal 13 Mei 2005 di Fatima, Ibu Maria hadir kembali untuk ketujuh kalinya, memenuhi janjinya kepada Lucia (teks lengkap dapat dibaca pada website kami).
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia dapat menerima atau setidak-tidaknya meneliti kesaksian kami. Kami persembahkan kesaksian ini sepenuhnya kembali pada Yesus, Allah dan Tuhan kami serta Ibu Maria, Ibu yang bahagia yang menugaskan dan menyertai kami dalam perjalanan ini, menyatu sehati dan sejiwa. Untuk lebih jelasnya kesaksian kami, dapat dibaca secara lengkap dalam buku tersebut.


2.Yesus Kristus satu-satunya Kebenaran dan Keselamatan

Bagi umat Kristiani, Yesus Kristus adalah satu-satunya Kebenaran dan Keselamatan. Tentang diriNya Yesus berkata: ?Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku? (Yoh 14 : 6). Dan sesaat sebelum naik ke surga Ia berkata kepada para rasul: ?Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada seluruh mahluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum? (Mrk 16 : 16).
Tetapi akhir-akhir ini dikalangan para Imam dan Pejabat Gereja ada banyak yang berpendapat bahwa di luar Kristus juga ada Kebenaran dan Keselamatan. Sikap para Imam dan Pejabat Gereja yang demikian ini, bisa dan telah melemahkan iman umat Katolik. Kenyataan ini jelas tergambar pada begitu mudahnya orang Katolik berganti agama, meninggalkan agama Katolik yang berasal dari Tuhan dan berpindah ke agama lain. Dengan alasan dialog dan toleransi, para Imam dan Pejabat Gereja tidak berani mengemukakan kebenaran agamanya.
Pada tanggal 25 Juni 2005, Ibu Maria masih menyampaikan pesan singkat berikut ini: ?Baiklah, itulah yang menjadi pemikiran yang sangat dalam di Surga. Allah telah diabaikan karena dunia tampak besar bagi mata-mata mereka yang melemah imannya. Anak-anakku dan juga kamu para imam, sampaikanlah kepada mereka kelemahan-kelemahan ini selama ini, dimana mereka menjadikan suatu keputusan dan mengabaikan Allah sepenuhnya kepada manusia. Dan sampaikan kepada mereka supaya mereka merenungkan kembali apa yang telah mereka sampaikan, apa yang telah mereka putuskan menjadi suatu keputusan kepada anak-anakku di seluruh bumi ini.?
?Dan aku mengatakan, tidak ada keselamatan setelah Tuhan Allahmu kembali di Surga... Harus kau nyatakan kepada mereka supaya mereka merenungkan kembali apa yang menjadi keputusan mereka. Siapa yang tidak percaya, dia bagian dari dunia. Karena Allah tidak lagi menurunkan keselamatan yang lain setelah Dia kembali ke Surga. Inilah yang harus kamu selesaikan.?
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia dapat pula mengevaluasi kembali ?beberapa hal / dokumen? dalam peraturan gereja tentang Kebenaran dan Keselamatan, untuk kemudian dapat diusulkan kepada Tahta Suci untuk dapat dirumuskan kembali agar tidak terjadi multi tafsir dalam pelaksanaannya (hal tersebut merupakan permintaan oleh Tuhan Yesus untuk disampaikan kepada Bapa Paus). Untuk lebih jelas dan lengkapnya Pesan Tuhan Yesus pada tanggal 8 Mei 2005, saat rekoleksi sebelum keberangkatan ke Fatima dan Pesan penutup tanggal 21 Mei 2005 di Amsterdam, dapat dibaca pada buku terlampir.


3.Perayaan Ekaristi

Menurut keyakinan Katolik, roti dan anggur sudah dikonsekrasi bukan lagi roti dan anggur, melainkan sudah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Terkahir Tuhan Yesus sendiri menyatakan itu kepada kami di Santarem, Portugal, tanggal 11 Mei 2005 seusai perayaan Ekaristi. Melalui Agnes Sawarno Tuhan Yesus berkata: ?Akulah roti yang turun dari Surga? (bdg Yoh 6). ?Aku ada dalam roti dan anggur. Itulah Tubuh dan Darahku, Kujadikan bagi kamu sampai Aku datang kembali menjadi Hakim bagi kamu yang percaya maupun tidak percaya?.
Waktu kami merayakan Ekaristi di Garabandal, sehabis pembacaan Injil tiba-tiba Agnes Sawarno yang dipakai Yesus berdiri dan berbicara kepada para Imam di altar. Tuhan Yesus seperti menguji kami para imam tentang Ekaristi. Salah satu pertanyaan adalah sebagai berikut: ? Apa yang ada diatas altar itu?? ?Roti dan anggur?, jawab seorang Iman kami. ?Untuk apa roti dan anggur itu ada di altar?? tanya Tuhan Yesus lagi. ?Untuk diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus?, jawab Imam kami. ?Siapa yang mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus?? tanya Tuhan Yesus lagi. ?Tuhan Yesus sendiri melalui kata-kata Imam?, jawab Imam kami lagi.
Dalam tradisi gereja Katolik, selain ada perayaan ekaristi, adalagi kegiatan lain, yaitu Adorasi Sakramen Maha Kudus, tetapi sayangnya, sudah jarang sekali umat Katolik mengadakan Adorasi Sakramen Maha Kudus.
Ketika singgah di Santiago de Compostella, rombongan kami sempat mengadakan Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus di Kapel Adorasi. Pada saat itu Tuhan Yesus menampakkan diri kepada Agnes Sawarno dalam Hosti Kudus yang ditakhtakan dalam Monstrans. Ia menampakkan diri dalam rupa Allah Bapa yang mahakuasa yang bertakhta di Surga, berpakaian mantol merah dengan tongkat Kemenangan di tanganNya (tongkat dengan bentuk salib diujungnya). Pesan pokok yang disampaikan adalah: ?Hosti Kudus bukan hanya lambang, melainkan kehadiran nyata Tuhan Yesus dalam rupa roti dan anggur dengan segenap kekuasaan dan kemuliaanNya yang Ia berikan menjadi santapan kudus bagi umatNya untuk bersatu denganNya. Dengan itu para Imam dan Pejabat Gereja diingatkan untuk mempersembahkan Ekaristi dengan hati yang siap dan layak, dan bersama umat selalu bersikap sembah sujud di hadapan Sakramen Maha Kudus?.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan agar Hirarki di Indonesia untuk menghidupkan kembali kebiasaan Adorasi yang di masa lampau sering diadakan, paling tidak seminggu sekali. Dalam pertemuan-pertemuan Doa Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia, bila ada penjamahan pribadi terhadap setiap hadirin Tuhan Yesus sering menutup sapaanNya dengan kata-kata: ?Sampai jumpa lagi. Aku menunggumu?. Tuhan Yesus menunggu kita setiap saat. Tempat paling istimewa Dia menunggu kita adalah dalam doa dan Sakramen Maha Kudus.


4.Semangat Pelayanan di kalangan para Imam dan Pejabat Gereja

Salah satu hal yang sangat menyedihkan hati Tuhan Yesus dan Ibu Maria adalah semangat duniawi yang ada di kalangan para Imam dan Pejabat Gereja. Dalam Pesan-pesan-Nya juga disinggung mengenai semangat duniawi dan kemiskinan yang dijalankan oleh para Imam dan Pejabat Gereja.
Untuk hal ini, dengan segala kerendahan hati, demi kejelasannya, kami mengharapkan untuk dapat membaca Buku terlampir pada bagian Pesan-pesan untuk Hirarki dan para Imam dan dapat kita gunakan sebagai bahan perenungan bersama.

Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu, Saudara dan saudari seiman sekalian di seluruh Indonesia, demikianlah hal-hal yang ingin kami sampaikan, masalah-masalah yang sangat ditekankan oleh Tuhan Yesus dan Ibu Maria, khususnya selama bulan-bulan terakhir ini. Isinya banyak mengandung ?kritik? dari Tuhan Yesus dan Ibu Maria, sedangkan kami hanya sekedar ?alat? untuk meneruskannya.

Semoga isi surat ini dan buku terlampir dapat menjadi bahan perenungan bagi kita semua dalam mempersiapkan diri kita serta seluruh Umat Katolik untuk menghadapi masa Pemurnian yang sudah/sedang berlangsung dan puncak masa Pemurnian (tiga hari kegelapan) yang segera akan turun, sehingga kita dapat menghadapinya dengan suka cita sebagaimana janji Ibu Maria kepada kita.

Sebagai informasi tambahan, apabila Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia ingin mengetahui lebih jelas lagi perihal Pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria, dapat dibaca dengan membuka website kami www.hatiibuyangbahagia.com (seluruh pesan dan isi hati Tuhan Jesus dan Ibu Maria dari tahun 1995 s/d sekarang dapat dibaca pada website tersebut).

Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu, Saudara dan saudari sekalian, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf. Atas perhatian, kerja sama dan bantuannya kami sampaikan banyak terima kasih.

Dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan Ibu Maria kita pasti siap menghadapi puncak masa pemurnian yang segera akan turun.


Jakarta, 12 September 2005

Hormat kami,


Atas nama
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia





R. Robianto Koestomo Florence Ola Wiranata

Pembimbing Rohani




Mgr. Isak Doera, Pr
 
Re: ?mujizat Kembali Terjadi Dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin

Yesus berfirman dalam injilnya Matius:
7:21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
 
Yesus menyampaikan pesan yang panjang dengan bencana besar di Aceh,

KELOMPOK PELAYANAN KASIH DARI IBU YANG BAHAGIA
Sekretariat: Jl. Rengas Raya no 1, Bintaro-Jakarta 12330, tlp 021-73887370


Kepada Yth.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia
Di seluruh Indonesia.

Salam Damai dalam Nama Tuhan Yesus Kristus,

Pada tanggal 24 Juli 2000 kami dari Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia pernah menulis surat yang ditujukan kepada Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster dan para Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia di seluruh Indonesia (terlampir). Isi surat itu adalah pesan-pesan Ibu Maria yang mengandung nubuat tentang kegoncangan-kegoncangan yang akan terus menerus terjadi di Indonesia dan di seluruh dunia. (Pesan Ibu Maria tgl. 6 Juni 2000).

Pada surat yang sama itu dicantumkan sederetan nama tempat yang pada kesempatan terpisah disampaikan oleh Rasul Yohanes kepada Ibu Agnes Sawarno, yaitu: Jakarta, Aceh, Padang, Palembang, Bali, Bandung, Madura, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain.

Setelah itu sering terjadi gempa bumi dan gunung meletus, tapi belum mengakibatkan bencana besar. Jakarta misalnya pernah mengalami gempa bumi, tetapi masih dalam skala kecil. Baru sejak tahun 2004 ada gunung meletus yang mengakibatkan ribuan orang harus mengungsi, seperti gunung Egon di Maumere, Flores, dan ada gempa bumi yang berskala besar. Gempa bumi di Nabire-Papua, di Alor, NTT, di Nabire lagi, kemudian di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, yang disusul gelombang tsunami besar dengan korban yang sangat besar, yang melanda Aceh, Nias, Malaysia, Thailand, Srilangka, India, Maladewa dan beberapa negara di Afrika Timur, setelah itu secara berturut-turut terjadi disekitar Jayapura, Situbondo, Sulawesi Utara, di Ujung Kulon (walaupun dalam skala yang tidak terlalu besar), di Donggala Palu dan terakhir di Padangsidempuan.

Pesan Ibu Maria pada saat Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia mengadakan doa pasrah di Gereja Katedral Kupang tanggal 15 Mei 2004, disampaikan ?Akan terjadi pergolakan yang cukup berat dan besar di negaramu ini, tetapi kalau kamu bersatu dalam doa masuk dalam kepasrahan, engkau terhindar dari segala apa yang terjadi, yang akan terjadi di negaramu ini?dan pada bagian lain dikatakan ?Anak-anakku yang aku kasihi, kelaparan, menangis, pembunuhan, pertumpahan darah, sakit, gempa, badai akan turun segera di seluruh bumi. Persiapkan dirimu dengan baik dan bertobatlah mulai malam ini dan kembalilah kepada Allah, supaya kamu selamat dengan peristiwa-peristiwa itu yang akan turun ke bumi ini. Engkau tidak perlu takut! Bersyukurlah engkau mempunyai Ibu di Surga bisa memberikan itu semua yang akan terjadi supaya kamu siap dengan hatimu, siap dengan segala-galanya?

Pesan Tuhan Yesus pada saat Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia mengadakan doa pasrah di Jakarta, tanggal 16 September 2004, disampaikan ?karena saatnya akan tiba engkau akan mengalami penderitaan dari mereka yang tidak mengenal Aku. Tetapi apabila itu terjadi di negaramu ini, salib-Ku pancangkanlah di depan rumahmu?

Pada tanggal 31 Desember 2004 Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia mengadakan doa pasrah di Cimahi. Pada saat itu Tuhan Yesus menyampaikan pesan yang panjang dan berkaitan dengan bencana besar yang baru terjadi di Aceh, akibat gempa bumi dan tsunami. Tuhan Yesus berkata antara lain: ?Aku datang pada malam ini untuk menyatakan dan menyampaikan kepada kamu semua yang ada di sini, siapa yang percaya, dia selamat dalam namaKu. Siapa yang tidak percaya atas kehadiranKu, dia akan Kuhukum bersama dunia. Lihat, Aku telah melakukannya. Bisakah mereka selamat bersama dunia? Tidak, anak-anakKu.?

Selanjutnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia masih akan menyediakan sedikit waktu bagi anak-anakNya supaya mereka siap dan berjaga-jaga dalam perjalanan hidupnya, karena Dia akan menurunkan KuasaNya untuk menyelesaikan dunia.

Kemudian Tuhan Yesus minta supaya Kelompok membawa anak-anakNya kembali. ?kalau mereka tidak mau, tinggalkan. Kebenaran tidak dipaksakan. Kebenaran ada ditawarkan dan diingatkan. Kalau tidak mau, tinggalkan. Dia akan berurusan dengan Aku. Ini perkataanKu yang benar. Tidak lagi kamu hidup berfoya-foya dengan menurut kehendakmu, kesukaanmu bersama dunia. Aku berkata kepadamu, sudah diambang pintu. Tunggu waktunya, nanti engkau akan mengingat kembali apa yang sudah Aku katakan ini kepadamu. Inilah yang Aku katakan kepadamu. Sekali lagi, siapa yang percaya, dia selamat dalam namaKu, siapa yang tidak percaya dia akan dihukum bersama dunia.?

Ibu Maria juga dalam pesan-pesannya mendorong anak-anaknya supaya jangan takut menghadapi kenyataan sekarang ini. Dia minta: ?Di seluruh tanah airmu ini, setiap Jumat kamu berpuasa, malam kamu berkumpul, kamu berdoa, doa kerinduan, doa kepasrahan dan kebaikan itu yang telah kuajarkan kepadamu?. Pada bagian lainnya dikatakan ?Anak-anakku yang aku kasihi, engkau telah melihat semua apa yang terjadi di negaramu ini. Itu sudah terjadi, dinyatakan oleh Allah, siapa yang percaya kepada Allah, dia diselamatkan oleh Allah, tetapi siapa percaya kepada dunia, dia akan celaka bersama dunia, karena Allah memurnikan dunia ini.?

Dan pada akhirnya Ibu Maria mengajak anak-anaknya mempersiapkan diri: ?Anak-anakku, persiapkan dirimu dengan baik, karena bencana ini akan segera turun, awal dari pemurnian nanti. Tapi kuatkan hatimu, engkau akan menang untuk mengalahkan dunia ini. Inilah yang Kukatakan kepadamu. Jangan ada lagi kekerasan, pertengkaran, tapi ada damai, ada sukacita dalam dirimu maupun dalam keluargamu, dalam persaudaraan dimanapun kamu berada?.

Pada Tanggal 4 Februari 2005 kembali Ibu Maria memberikan pesan-pesannya secara lebih lugas dan tegas pada saat Doa Kerinduan di Cimahi Bandung, akan datangnya kegoncangan yang dahsyat sebentar lagi dan bagaimana mengantisipasi serta berdamai dengan siapapun sebagai berikut : ?Anak-anakKu, sebentar lagi kamu akan mengalami kegoncangan. Kegoncangan yang dasyat..., yang akan turun ke bumi ini. Tapi jangan takut, apabila itu terjadi diamlah kamu di rumah dan berdoa apa yang telah Kuajarkan kepadamu. Jangan engkau lari kemana-mana. Percaya..! Kuasa Allah akan melindungi kamu sekalian dan kamu tidak celaka dengan peristiwa-peristiwa yang akan turun ke bumi ini karena bumi ini akan digoncangkan oleh Allah.

Lihat! Engkau sudah melihat, bukan saja di tanah airmu, di seluruh bumi mengalami. Tapi saatnya akan tiba, kamu akan mengalami tiga (3) hari kegelapan itu, maka saat-saat itulah Tuhan memurnikan dunia. Selama tiga (3) hari Tuhan memurnikan dunia. Mana yang benar akan Tuhan tunjukkan, mana yang salah akan Tuhan tunjukkan. Musnahlah semua yang tidak baik yang datang dari dunia, dan kamu semua selamat dari semua peristiwa itu.

Nanti sebentar lagi kamu mengalami, maka Aku minta berdamai anakKu. Tidak ada lagi didalam hatimu tidak suka, tidak suka...! Semua kamu suka, yang kamu tidak suka menjadi suka. Mungkin melalui sikap dan tingkah laku siapa saja yang disekitarmu yang kau tidak suka, mulai malam ini engkau suka, engkau mencintai, engkau mendoakan, engkau mengasihi mereka itu. Jangan menyimpan kesalahan siapapun didalam hatimu, itu duri bagimu. Duri itu sakit, menusuk dalam kehidupanmu. Engkau akan sakit dengan hambatan-hambatan yang tidak bisa kau selesaikan. Ini akan terbawa nanti di saat-saat kamu mengalami peristiwa-peristiwa itu semuanya. Anak-anakKu, jangan ingat kesalahan siapapun! Tapi bawalah mereka dalam doamu, dalam doa kerinduan yang telah Aku ajarkan kepadamu.
Anak-anakKu, inilah pesanKu kepadamu. Sebentar lagi kegoncangan-kegoncangan akan tiba di bumi ini tapi percayalah kalau engkau seutuhnya percaya kepada Allah imanmu yang menyelamatkan. Itulah tanda kasih Tuhan yang diberikan kepadamu karena engkau setia kepada DIA.?

Persiapan yang baik ialah mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Tuhan Yesus dan Ibu Maria, yaitu:
Puasa pada setiap hari Jumat kemudian diikuti dengan
Doa Pasrah dan Doa Kerinduan dalam kelompok terutama dalam keluarga,
Memasang Salib (tanda kemenangan) didepan pintu rumah kita (pada bagian luar pintu menghadap ke-jalan), apapun yang terjadi atau yang akan kita alami, kita diminta tetap setia pada Tuhan Jesus Kristus karena hanya Dia-lah Juru Selamat Kita,
Dan kalau bencana-bencana itu terjadi, kita diminta masuk ke dalam rumah dan berdoa doa yang telah diajarkan oleh Ibu Maria (Doa Kerinduan) bersama keluarga, maka Tuhan akan menyeelamatkan kita, hanya iman kita kepada Dia, yang dapat menyelamatkan kita.
Dimanapun selalu ada damai, apabila ada perselisihan terutama didalam keluarga, segera selesaikan, segeralah berdamai.

Sebagai informasi tambahan, apabila Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia ingin mengetahui lebih jelas lagi perihal Pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria, dapat dibaca dengan membuka website kami www.hatiibuyangbahagia.com (seluruh pesan dan isi hati Tuhan Jesus dan Ibu Maria dari tahun 1995 s/d sekarang dapat dibaca pada website tersebut).

Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan berkaitan dengan pesan dan isi hati Tuhan Yesus dan Ibu Maria pada tanggal 31 Desember 2004 dan 4 Februari 2005 menghadapi bencana yang baru saja terjadi di ujung barat negara kita dan yang akan terjadi lagi dalam waktu yang akan datang. Semoga hal-hal ini mendapat perhatian dari Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-saudari seiman, serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia di seluruh Indonesia, sehingga kita bersama seluruh umat, lebih siap menghadapinya dan ikut terselamatkan.

Atas bantuan dan kerjasama dalam melayani Umat kami haturkan berlimpah terima kasih.

Semoga Tuhan memberkati kita sekalian, dan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kita pasti menang.

Jakarta, 11 Februari 2005

Hormat kami,
Atas nama
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia

ttd ttd
R. Robianto Koestomo Florence Ola Wiranata


Pembimbing Rohani

ttd
Mgr. Isak Doera, Pr

Catatan :
Surat Asli tersebut ditambahkan lampiran transkrip, tetapi pada copy surat ini tidak kami lampirkan tetapi dapat anda buka pada Pesan-pesan dan Isi Hati Tuhan Jesus dan Ibu Maria, tgl 6 Juni 2000, 15 Mei 2004, 16 September 2004, 31 Desember 2004 dan 4 Februari2005.
 
Re: ?mujizat Kembali Terjadi Dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin

terima kasih
 
janganlah engkau menghitung-hitung waktu, tapi persiapkanlah dirimu...

KELOMPOK PELAYANAN KASIH DARI IBU YANG BAHAGIA
Sekretariat: Jl. Rengas Raya no 1, Bintaro-Jakarta 12330, tlp 021-73887370


Kepada Yth.
Bapa Kardinal, Bapa Uskup, Romo,
Frater, Bruder, Suster,
Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman,
Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia
Di seluruh Indonesia.

Salam Damai dalam Nama Tuhan Yesus Kristus,

Pada tanggal 24 Juli 2000 Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia pernah menulis surat untuk mengkomunikasikan beberapa hal penting yang disampaikan oleh Ibu Maria kepada anak-anaknya di Indonesia, yaitu tentang kegoncangan- kegoncangan yang akan turun secara beruntun di negara kita dan permintaannya agar anak-anaknya bertobat dan menjadi anak-anak yang baik, yang selalu dekat dengan Allah. Kalau anak-anaknya sungguh-sungguh bertobat dan kembali kepada Allah, mereka tidak akan terluka oleh kejadian itu.

Baru-baru ini, pada tanggal 11 Februari 2005, sekali lagi kami menulis surat untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria selanjutnya, khususnya pada tanggal 31 Desember 2004 dan 4 Februari 2005, di mana Tuhan Yesus menyinggung peristiwa gempa dan tsunami yang telah terjadi di Aceh, Sumut, berbagai negara Asia dan Afrika. Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa Dia masih menyediakan sedikit waktu bagi anak-anakNya, supaya mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik.

Bunda Maria juga menyampaikan pesan-pesan yang mendorong anak-anaknya supaya jangan takut menghadapi kenyataan sekarang ini, dan rasa takut itu dapat diatasi apabila mereka melaksanakan nasehat-nasehat Ibu Maria yang telah diberikan kepada mereka selama ini.

Hari ini tanggal 1 Mei 2005 Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia menulis satu surat lagi untuk menyampaikan pesan-pesan Ibu Maria selanjutnya berkenaan dengan Hari Pemurnian dan persiapan diri anak-anaknya menghadapi hari Pemurnian itu.

Tentang kegoncangan-kegoncangan yang akan terjadi Ibu Maria masih menyampaikan pesan-pesan berikut ini:

Pada tanggal 18 Februari 2005, saat para anggota Kelompok Pelayanan Kasih di Bandung mendaras Doa Kerinduan di Cimahi Ibu Maria berkata: ?Saatnya akan tiba anakku, bumi ini akan digoncangkan oleh Allah, yang sangat dahsyat dan menyeluruh. Seluruh bumi mengalami hal yang sama. Jaga dirimu baik-baik. Jangan berbuat dosa lagi. Dekatkan dirimu kepada Allah seutuhnya?.

Seminggu kemudian, pada tanggal 25 Februari 2005, pada saat para anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia se-KA Jakarta mendaras Doa Kerinduan di Aula Paroki Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta, kembali Ibu Maria menyinggung tentang kegoncangan itu. Dia minta agar anak-anaknya tidak menghitung-hitung waktu, melainkan memusatkan perhatian pada persiapan diri dengan baik. Kata Ibu Maria: ?Anak-anakku yang Aku kasihi, janganlah engkau menghitung-hitung waktu, tapi persiapkanlah dirimu dengan baik. Waktu sangat singkat bagi Allah, karena waktu adalah milik Allah. Anakku, sebentar lagi engkau akan mengalami kegoncangan yang sangat dahsyat. Runtuhlah... runtuhlah itu semuanya. Tapi kamu yang setia, kamu tetap hidup. Engkau bahagia mengalami peristiwa-peristiwa yang turun ke bumi ini?.

Pada kesempatan itu Ibu Maria juga mengingatkan kembali para anggota Kelompok Pelayanan Kasih akan kegelapan pekat yang pernah terjadi di Cimahi pada tanggal 9 Juni 1995. Ia juga mengungkapkan tanda yang akan menghantar KTH, yaitu gumpalan-gumpalan dengan bau yang menyengat. Katanya: ?Saat-saat pemurnian akan datang anakku. Awal dari kehadiranku bersama Agnes, tanda itu telah diberikan kepada Agnes bersama anak-anakKu. Pada waktu itu terjadilah kegelapan, baru kecil terjadi. Allah menutup semuanya, sehingga engkau tidak mendengarkan apa-apa pada waktu itu. Itu tanda kecil anakku, tapi tanda besar akan segera turun anakku, Kegelapan selama Tiga Hari kamu akan mengalami, tetapi aku minta kepadamu, tanda itu akan diberikan kepadamu. Tandanya adalah apabila engkau melihat gumpalan-gumpalan turun dari atas dan baunya menyengat, menyesakkan kehidupanmu, masuklah anakku, tutuplah pintu, karena itu akan terjadi kuasa Allah. Engkau tidak akan sanggup melihat kuasa Allah yang begitu dahsyat untuk memurnikan dunia. Masuklah, dan berdoalah apa yang telah Kuajarkan itu kepadamu, teruskanlah, biarlah kuasa Allah melindungi kamu sekalian dan Aku Ibumu menyertai kamu sekalian. Aku akan memelukmu melalui kuasa Allah?.

Pada tanggal 4 Maret 2005, di Cimahi, Ibu Maria mengulangi tentang sudah dekatnya Hari Pemurnian. Katanya: ?Pemurnian sudah di ambang pintu bagi kamu sekalian. Engkau akan mengalami banyak peristiwa. Kalau kamu tidak menjaga dirimu dan dekat dengan Allah, kamu akan ketakutan karena peristiwa itu cukup berat bagi kamu. Tetapi jangan takut, kamu akan baik-baik saja, asalkan kamu tetap setia melaksanakan tugasmu dengan baik dan setia?.

Pada tanggal 30 Maret 2005, di Wonotawang-Sendangsono, Ibu Maria mengatakan: ?Hiduplah kamu dalam doa sampai Pemurnian itu tiba, jangan takut untuk menghadapi karena akan silih berganti di negaramu. Engkau mendengar terjadi kegoncangan gempa bumi di negaramu itu akan berlanjut lebih dalam lagi, lebih dahsyat lagi yang akan kamu terima menjelang hari Pemurnian ini. Jangan takut anakku kalau kamu hidup baik bersatu dengan Allah dalam keluargamu, kamu baik damai sejahtera di situ kamu diselamatkan. Apabila di tempat ini terjadi gempa kamu jangan kemana-mana, kamu masuk dalam rumah dan berdoa. Percaya! Allah akan menyelamatkan. Karena di tempatmu ini akan terjadi gempa, tapi jangan takut. Di pulaumu ini akan segera beruntun terjadi, tapi kamu selamat.

Terakhir pada tanggal 15 April 2005, di Cimahi, Ibu Maria masih mengulangi lagi tentang akan hancurnya pulau kita ini. ?Kotamu ini belum terselamatkan. Anak-anakKu masih belum sepenuhnya percaya tentang kebenaran, tentang keselamatan. Kotamu ini...! Ingat apa yang Aku katakan kepadamu: akan mengalami kegoncangan...! Apakah mereka sudah siap? Belum! Dan imam-imammu juga belum siap di kotamu ini. Mereka terlena dengan kehendak hati mereka sendiri. Lihatlah kotamu nanti, apa yang akan terjadi. Maka Aku minta kepadamu, pergilah kamu yang ada di sini, bekerjalah, dan sampaikanlah apa yang Aku katakan ini di negaramu ini. Kamu jangan takut dikucilkan oleh imam-imammu. Percaya, kalau kamu bergerak semua akan menjadi baik.

Apa peristiwa-peristiwa yang cukup berat itu?
Pada tanggal 1 April 2005, di Yogyakarta, Ibu Maria mengatakan: ?Lihatlah, waktunya kamu akan mengalami sangat menderita, itu kata dunia. Tapi kalau kamu bersatu dengan Allah, kamu bersukacita boleh mengalami segala peristiwa yang silih berganti yang akan turun ke negaramu ini. Lihat, sebentar lagi pulaumu ini akan hancur. Tapi kamu tidak akan hancur, karena kamu sungguh-sungguh setia kepada Allah dan bersatu dengan Allah dan berdoa dalam keluarga?.

Pada tanggal 2 April 2005, di Wates-Yogyakarta, Ibu Maria berkata lagi: ?Saat-saat terakhir ini bencana bumi akan terjadi bermacam-macam, silih berganti, sangat sedih dan menderita. Tetapi siapa yang setia kepada Allah, dia selamat semuanya?.

Pada tanggal 8 April 2005, di Cimahi, kembali Ibu Maria berkata: ?Anak-anakku, kegoncangan itu akan terus menerus turun ke negaramu ini dan di seluruh bumi. Kamu akan mengalami sebentar lagi, pulaumu ini akan digoncang oleh Allah, karena di pulaumu inilah banyak orang-orang tersesat dan menyesatkan di pulaumu ini, tapi kamu jangan takut, semua akan terjadi dengan baik dalam kehidupan keluargamu, kehidupanmu. Sampaikan itu kepada anak-anakku di seluruh tanah air ini. Waktunya sudah dekat untuk mengalami kegoncangan itu. Di pulaumu inilah kesesatan-kesesatan ada sepenuhnya dan jahat. Saatnya akan tiba Allah turun tangan menyelesaikan semua kepedihanmu dan juga kepedihan di seluruh bumi?.

Pada tanggal 15 April 2005 di Cimahi, Ibu Maria mengatakan: ?Dan kamu akan mengalami...., berangkat dari pulaumu ini anak-anakKu, kamu akan mengalami banyak peristiwa yang cukup berat. Apa kamu takut??

Para Imam yang hadir pada saat pelayanan di Jawa Tengah dan Yogyakarta yaitu Mgr. Kartosiswoyo dan Romo Isri diminta oleh Ibu Maria agar ikut mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi hari Pemurnian itu. Disamping itu Ibu Maria juga menyampaikan kesedihannya, karena banyak Imam masih mendua hatinya, sehingga tidak mungkin mereka bisa mempersiapkan rohani umat dengan baik.

Pada tanggal 1 April 2005 di Seturan Baru, Yogyakarta, Ibu Maria berkata: ?Aku sedih, banyak Imam masuk dalam mendua hati. Bagaimana mungkin dia bisa menyampaikan dan memberikan Tubuh dan Darah Tuhan untuk menjadikan santapan rohani yang akan diterima oleh anak-anakku? Mereka juga masih belum siap. Tetapi itu tidak terputus karena para Imam, Allah mengerjakan itu semua. Siapapun yang datang menyembah Allah di dalam gereja, Tuhan akan berkati. Tetapi Imam yang mendua hati, dia mempertanggungjawabkan semua berkat yang diberikan Allah dalam kehidupannya dan bertanggung jawab kepada anak-anakku yang menerima Tubuh dan Darah Tuhan yang kekal dan abadi?.

?Anak-anakku tidak berdosa menerima persembahan itu, tetapi ditanggung oleh para Imam karena hatinya mendua, dia tidak mendapatkan berkat dan tidak bisa membawa sepenuhnya, seutuhnya, semua peristiwa misteri itu diambil alih oleh Allah kembali. Aku berbicara kepadamu hai Imamku (Mgr. Kartosiswoyo) supaya kau berikan pengertian itu kepada mereka, supaya mereka mempersembahkan dirinya sepenuhnya, seutuhnya dalam tugasnya?.

Kepada para anggota Kelompok Ibu Maria minta apabila mereka melihat ada yang mendua hati, cepat menyelamatkannya: ?Jangan ditunda lagi, apa yang kamu lihat dan kamu dengar, segera sampaikan kepada Imam-Imammu untuk hal ini. Khususnya para Imam, sampaikan kepada mereka. Mereka bisa melakukan itu semuanya asalkan hatinya bersatu dengan Allah, dia sanggup melakukannya. Tapi kalau dia mendua hati, hancurlah dia walaupun dia seorang Imam, dia tidak mendapatkan apa-apa dalam kehidupannya?.

Mengapa banyak Imam mendua hatinya? Ibu Maria mengatakan: ?Kuasa kegelapan sudah masuk di dalam kehidupan membiara? (rohani). Tetapi, ?Anak-anakku percayalah..., Surga terus menerus bekerja. Siapa Imam-Imam yang melakukan tugasnya dengan baik, dia mendapatkannya dengan baik. Siapa Imam-Imam yang melaksanakan tugasnya dengan mendua hati dan menginginkan kepentingan dirinya sendiri, dia bagian dari dunia. Itu sudah terjadi di seluruh bumi. Tidak ada kesetiaan lagi sepenuhnya para Imam dalam panggilannya?.

Tapi agar anak-anaknya tidak berkecil hati, karena banyak Imam mendua hatinya, Ibu Maria berkata: ?Kamu harus setia. Tanpa mereka, kamu punya Allah. Setialah anakku, dekatkan dirimu kepada Allah, Sang Pencipta, supaya kamu selamat dari pencobaan yang datang dari dunia ini. Cukuplah pengertian ini Kuberikan kepadamu. Ini bukan untuk menjadikan suatu perdebatan, tetapi menjadikan suatu perenungan di dalam perjalananmu, apa yang harus kamu perbuat saat-saat terakhir seperti ini?.

Sekali lagi kami sampaikan persiapan yang baik ialah mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Tuhan Yesus dan Ibu Maria, yaitu:
Puasa pada setiap hari Jumat kemudian diikuti dengan
Doa Pasrah dan Doa Kerinduan dalam kelompok terutama dalam keluarga,
Memasang Salib (tanda kemenangan) didepan pintu rumah kita (pada bagian luar pintu menghadap ke-jalan), apapun yang terjadi atau yang akan kita alami, kita diminta tetap setia pada Tuhan Jesus Kristus karena hanya Dia-lah Juru Selamat kita, tidak ada Keselamatan lain diluar Tuhan Jesus,
Dan kalau bencana-bencana itu terjadi, kita diminta masuk ke dalam rumah dan berdoa doa yang telah diajarkan oleh Ibu Maria (Doa Kerinduan) bersama keluarga, maka Tuhan akan menyeelamatkan kita, hanya iman kita kepada Dia, yang dapat menyelamatkan kita.
Dimanapun selalu ada semangat sehati sejiwa yaitu kasih Allah sendiri, dimana kita saling mengasihi, mencintai, mengerti, memberi berkat dan mengampuni.

Sebagai informasi tambahan, apabila Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, Serta seluruh Anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia ingin mengetahui lebih jelas lagi perihal Pesan-pesan Tuhan Yesus dan Ibu Maria, dapat dibaca dengan membuka website kami www.hatiibuyangbahagia.com (seluruh pesan dan isi hati Tuhan Jesus dan Ibu Maria dari tahun 1995 s/d sekarang dapat dibaca pada website tersebut).

Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan berkaitan dengan pesan dan isi hati Ibu Maria yang disampaikan selama bulan Februari, Maret dan April 2005 dalam rangka mempersiapkan anak-anaknya menghadapi Hari Pemurnian yang sebentar lagi akan turun. Semoga hal-hal ini mendapat perhatian dari Bapa Kardinal, Bapa Uskup, para Romo, Frater, Bruder, Suster, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari seiman, serta seluruh anggota Kelompok Pelayanan Kasih dari Ibu Yang Bahagia di seluruh Indonesia, sehingga kita bersama seluruh umat siap memasuki hari-hari pemurnian yang segera akan tiba.

Atas bantuan dan kerjasama dalam melayani Umat kami haturkan berlimpah terima kasih.

Semoga Tuhan memberkati kita sekalian dan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus kita pasti menang.

Jakarta, 1 Mei 2005

Hormat kami,


Atas nama
Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia





R. Robianto Koestomo Florence Ola Wiranata


Pembimbing Rohani





Mgr. Isak Doera, Pr
 
Pesan Tuhan Yesus Cimahi, 11 Oktober 1995

PESAN TUHAN YESUS
CIMAHI, 11 OKTOBER 1995


AKU sudah lama tidak menyapamu tapi AKU tetap menyertaimu Agnes. Kini AKU datang padamu. AKU mengatakan sebenarnya bahwa kehidupan manusia adalah sementara di dunia ini. Agnes, katakan kepada mereka, apa yang mereka tunggu dan menunda tentang kebenaran yang KUberikan melalui Ibu yang KUberi nama Ratu Surga, jangan menolaknya. Siapa yang tidak percaya tentang kebenaran itu dia akan menjadi manusia rugi di dunia, maupun nanti setelah dia AKU panggil menghadap-KU. Agnes, sampaikan pada gembala-KU mereka mengeraskan hatinya seperti batu di kali, mereka percaya apa yang didapatkan dari peraturan manusia. Dia tidak sadar bahwa kuasa-KU penuh, kapan saja AKU mau tidak ada yang menolaknya. Inilah AKU Tuhan dan Allah-mu yang berkuasa karena kekuasaan-KU tidak dapat direnungkan oleh manusia di dunia ini.

Agnes, sampaikan pada mereka bahwa para gembala banyak menghindar, kenapa mereka berbuat demikian terhadap-KU bahwa mujizat tetap ada sampai AKU datang ke bumi ini, tidak akan berhenti sampai disitu saja. Agnes, sampaikan bahwa AKU memakaimu sekarang ini. Jangan takut pada mereka. AKU datang ke dunia ini untuk memberi tanda bahwa tanda banyak yang sudah terjadi di dunia ini, kenapa mereka masih tidak percaya. Agnes, AKU merenungkan kembali apa maunya manusia. Semuanya KUberikan pada mereka sehingga ROHKU pun KUberikan pada dunia ini tapi apa KUdapatkan dari mereka hanyalah kekecewaan belaka.

Sungguh Agnes, kapankah manusia dapat seutuhnya datang kepada-KU ? Sampaikan apa yang kau terima dari-KU, AKU yang menghadapi mereka yang tidak percaya tentang kebenaran ini. AKU banyak menulis melalui Vassula, agar perkataan-KU ini dapat diterima oleh anak-anakKU dimana-mana. Katakan pada mereka kau KUpakai untuk menuliskan isi hati-KU sebagai tanda kasih-KU pada mereka. Agnes, sampaikan pada mereka yang tidak percaya, anak-KU Vassula akan KUjadikan saksi bahwa AKU memakaimu untuk menulis, katakan pada mereka tentang hal ini. Hubungilah Vassula ! Dia akan mengatakan sebenarnya tentang hal ini, bahwa kebenaran ini datangnya dari AKU Tuhan dan Allahmu.

Agnes, kau harus berani menerima segala penderitaan yang setiap saat datang menghampirimu. AKU akan menjagamu dan melindungimu di saat kau melayani saudaramu yang membutuhkan pertolonganmu. Agnes, tulisan bukanlah sesuatu yang indah tapi AKU datang hanya menyapa manusia karena AKU sangat mencintainya. Agnes, AKU bisa berbuat apa saja, hanya tulisan menjadi persoalan untuk menerima kebenaran dari-KU. Yang penting bagi-KU hanyalah mau menyelamatkan ciptaan-KU. Agnes, AKU menuliskan suatu kalimat, AKU menempatkan dimana AKU berada karena semua yang ada di bumi ini adalah ciptaan-KU. Agnes, jangan persoalkan yang kelihatan, tapi terimalah AKU yang datang melalui kamu agar apa yang KUhendaki dapat terlaksana seperti AKU ada dalam kerajaan-KU.

Agnes, AKU datang ke negaramu ini karena AKU melihat manusia banyak menerima apa yang tidak pernah AKU ajarkan pada mereka. Sangat AKU sesali itu semua. Kau lihat ajaran sesat nabi palsu telah menutupi kebenaran walaupun mereka sepertinya orang suci yang paling suci atas ajarannya tapi mereka menghapuskan firman-KU yang sudah tertulis yang disampaikan oleh para Nabi dan para rasul-KU. Disini di negaramu banyak kemunafikan. Mereka berbuat bahwa itu semuanya datang dari-KU. Oh tidak, apa yang tertulis tetaplah tertulis karena perkataan-KU tidak akan lenyap sampai AKU datang kembali ke dunia ini.

Agnes, maka AKU datang kesini ingin mengatakan bahwa AKUlah dulu dan sekarang, kerajaan-KU tidak berkesudahan. Agnes, mereka sudah berbuat salah besar tentang ajaran baru seperti mereka anut sebagai agama yang paling besar dan suci tapi mereka tidak sadar, bahwa AKU yang mereka sembah dan minta pertolongan pada-KU. Tidak ada Tuhan selain AKU, karena AKU adalah AKU tidak ada yang lain, bahwa AKU adalah Allah yang disembah di seluruh bumi ini.

Agnes, mereka akan KUterima bukan karena hukum agama mereka tetapi tingkah laku mereka terhadap dunia ini karena mereka di luar hukum-KU karena hukum-KU adalah cinta kasih seperti AKU menyerahkan diri-KU bagi dunia ini.

Agnes, katakan pada mereka bahwa yang mereka lihat itu bukan datangnya dari AKU tapi dari dunia ini. Berbahagialah mereka mempunyai telinga untuk mendengarkan kebenaran ini. Berbahagialah mereka, mempunyai mata untuk melihat kebenaran ini. Berbahagialah mereka membuka hati untuk menerima dan mengerjakan kebenaran ini sebab mereka yang menjalankannya dialah anak-KU yang KUkasihi.



- - -ooo0ooo - - -
 
Re: ?mujizat Kembali Terjadi Dan Puncak Pemurnian Dunia Sudah Semakin

THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS
ASAL-USUL PERAYAAN NATAL
By Herbert W. Armstrong.

HERBERT W. AMSTRONG (1892-1986)
Herbert W. Amstrong yang sangat dihormati di kalangan pejabat, pebisnis, industriawan dan ilmuwan di seluruh dunia ini adalah seorang Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dia juga sebagai kepala editor majalah Kristen “Plain Truth” yang bertiras sekitar 8 juta eksemplar tiap bulan. Majalah ini didirikan pada tahun 1934, dan beredar ke seluruh dunia. Pada tahun 1947, Amstrong mendirikan Ambassador College yang sekarang memiliki dua kampus besar di Pasadena California dan di Big Sandy Texas. Juga mendirikan dan sebagai kepala Ambassador International Cultural Foundation, yang bergerak di bidang kebudayaan, bantuan pada masyarakat miskin, dan gerakan kemanusiaan. Dia sudah mengunjungi sekitar 70 negara untuk memberitakan Injil sebagai Kerajaan Tuhan. Bahkan Amstrong THE PLAIN TRUTH ABOUT CHRISTMAS ASAL-USUL PERAYAAN NATAL ASAL-USUL PERAYAAN NATAL 2/21 E:\Koleksi Buku\Natal\Herbert W Armstrong.doc (65 Kb) mendapatkan kehormatan dari kepala negara yang memiliki perbedaan keyakinan dengannya seperti di Jepang, India, Afrika Selatan, China, Israel dan Mesir. Pada usianya yang sudah mencapai 90 tahun, Amstrong masih aktif menulis, ceramah di televisi dan di depan publik. Di antara buku hasil tulisannya adalah: The Wonderful World Tomorrow, What it Will be Like dan The United State and Britain in Prophecy.

KENANGAN NATAL DI MASA KECILKU
Ketika saya masih kecil, di saat malam Natal, saya biasa diajari dan disuruh menggantungkan kaos kaki di dinding dekat ruangan perapian. Esok harinya, kaos kaki tersebut penuh dengan hadiah-hadiah berupa mainan atau kotak makanan kesenangan saya. Selain hadiah tersebut, juga terdapat sebatang pohon Natal yang dihiasi bunga-bunga kertas berwarna perak dan emas. Di pohon ini pula, aneka rupa hadiah untuk anak-anak bergelantungan di dahannya dan berserakan di bawahnya. Menurut para orang tua, semua hadiah Natal itu dibawa oleh Sinterklas atau Santa Clause yang telah datang di malam hari, melalui cerobong asap perapian. Seperti anak-anak lainnya, semua cerita itu saya telah begitu saja dengan penuh keyakinan. Tentu anda pun demikian. Sebab kita dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan kehidupan yang penuh dengan adat kebiasaan yang harus kita terima, tanpa bertanya-tanya, yang dapat menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan.

MENGAPA KITA BERSIKAP DEMIKIAN ?
Instink hewanikah, sehingga kita ikut-ikutan dengan apa saja yang dilakukan oleh kebanyakan orang? Kambing memang akan tetap mengikuti kelompoknya, walaupun digiring untuk … dipotong sekalipun. Tetapi sebagai manusia, seharusnya bersikap kritis dengan menggunakan akal sehat. Sebagai orang Kristen yang baik, kita tidak pernah menyelidiki, mengapa kita melakukan semua itu dan mengapa semua orang percaya bahwa yang mereka kerjakan itu benar. Seharusnya, sebagai umat Kristen yang ingin melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, kita harus bertanya, apakah upacara natal itu benar-benar ajaran Kristen? Apakah cara-cara merayakan Natal itu tidak mengajarkan kebohongan kepada masyarakat, yang merupakan … larangan Tuhan? Adakah firman Tuhan yang Hidup maupun firman tertulisNya yang memerintahkan kita untuk melakukannya? Apakah Yesus dan para Rasul juga melakukan seperti apa yang kita meriahkan selama ini? Apakah kebiasaan tukar-menukar hadiah Natal dengan teman dan kerabat dekat, juga betul-betul mengikuti ajaran Tuhan di dalam Bibel? Dan seterusnya … dan seterusnya … Hampir semua orang berpendapat dan mengira bahwa semua upacara dan kebiasaan itu berasal dari ajaran Gereja. Tetapi betulkan semua pendapat dan perkiraan itu? Mudah-mudahan fakta yang saya tulis dalam buku ini dapat meluruskan semua pendapat yang dapat menyesatkan dan merusak ajaran Tuhan yang sebenar-benarnya. Mungkin tulisan saya yang berdasarkan pada kenyataan ini akan mengejutkan orang Kristen, termasuk anda sendiri.

SEJARAH NATAL
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass,diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal itu bukan ajaran Bible (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad ke empat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katolik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katolik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul “Christmas”, anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut:
“Christmas was not among the earliest festivals of Church … the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to christmas.” “Natal bukanlah diantara upacara-upacara awal Gereja … bukti awal menunjukkan bahwa pesta tersebut berasal dari Mesir. Perayaan ini
diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”
Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul “Natal Day,” Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:
“In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Paraoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world.” “Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.” Encyclopedia Britannica, yang terbit tahun 1946, menjelaskan sebagai berikut: “Christmas was not among the earliest festivals of the church… It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority. It
was picked up of afterward from paganism.” “Natal bukanlah upacar - upacara awal gereja. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”
Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan sebagai berikut:
“Christmas…It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…” (The “Communion,” which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “…A feast was established in memory of this event (Christ’s birth) in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.” “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut..” (“Perjamuan Suci” yang termaktub dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus.) “…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad keempat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari ”Kelahiran Dewa Matahari.” Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”
Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian – jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.

YESUS TIDAK LAHIR PADA 25 DESEMBER
Sungguh amat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin! (Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim salju dan hawanya sangat dingin) Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut:
“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, di kota Daud.”
Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, kita Kidung Agung 2: dan Ezra 10:9, 13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin pada gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari. Adam Clarke mengatakan:
“It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about the Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain.” (Adam Clarke Commentary, Vol.5, page 370, New York). “Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama).”
Adam Clarke melanjutkan:
“During the time they were out, the sepherds watch them night and day. As…the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometime in october), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these sepherds had not yet brought home their flocks, it is a presumptive argument that october had not yet commenced, and that, consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than September, as the flocks were still in the fields by night. On this very ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is a chronological fact…See the quotation from the Talmudists in Lightfoot.” “Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan November, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba-domba berkeliaran di padang terbuka di malam hari. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari berbagai bukti inilah, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan. Memberi makan ternak di malam hari, adalah fakta sejarah…sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud (kitab suci Yahudi) dalam bab “Ringan Kaki”.
Di ensiklopedi mana pun atau juga di kitab suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopedia sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini. Tidak seorang pun yang mengetahui, kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya. Jika kita meneliti dari bukti-bukti sejarah dan kitab suci Kristen sendiri, saya bias mengambil kesimpulan bahwa Yesus lahir pada awal musim gugur – yang diperkirakan jatuh pada bulan September – atau sekitar 6 bulan setelah hari Paskah. Jika Tuhan menghendaki kita untuk mengingat-ingat dan merayakan hari kelahiran Yesus, niscaya dia tidak akan menyembunyikan hari kelahirannya. Jadi pantaskah kita menganutnya ?

PROSES NATAL MASUK KE GEREJA
New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge dalam artikelnya yang berjudul “Christmas” menguraikan dengan jelas sebagai berikut:
“How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec.25) following the Saturnalia (Dec.17-24), and celebrating the shortest day of the year and the ‘new sun’… can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence…The pagan festival with its riot and merrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this
pagan festival.” “Sungguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan kafir Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat populer di masyarakat itu diambil Kristen…Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus Kristus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan kepada dewa Matahari.”
Perlu diingat! Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M. dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen. Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dan sangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama, New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun = Matahari, Day = Hari – dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu -- pen.) Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Yesus) identik dengan Matahari, yang kemudian pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan – Yesus). Demikianlah asal usul “Christmas – Natal” yang dilestarikan oleh dunia Barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-day, Son of God, Christmas dan Natal, pada hakikatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa Matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itudengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci. Marilah kita kembali membaca Encyclopaedia Britannica yang mengatakan sebagai berikut:
“Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th to December, which was then a Mithraic feas … or birthday of the unconquered SUN … The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of sun worship and idolatry, contending… that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…” “Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tak terkalahkan. Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marahmarah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus…”

ASAL USUL NATAL
Kita mewarisi Natal berasal dari Gereja Katolik Roma, dan gereja itu mendapatkannya dari kepercayaan pagan (kafir) Politeisme, lalu dari manakah agama kafir itu mendapatkan ajaran itu? Dimana, kapan, dan bagaimana bentuk asli ajaran itu? Bila kita telusuri mulai dari ayat-ayat Bible (Alkitab) sampai pada sejarah kepercayaan bangsa Babilonia kuno, niscaya akan ditemukan bahwa ajaran itu berasal dari kepercayaan berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia di bawah raja Nimrod (Namrud – di masa inilah nabi Ibrahim lahir). Jelasnya, akar kepercayaan ini tumbuh setelah terjadi banjir besar di masa nabi Nuh. Nimrod, cucu Ham, anak nabi Nuh, adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia. Sejak itulah terdapat dasar-dasar pemerintahan dan negara, dan sistem ekonomi dengan cara bersaing untuk meraih keuntungan. Nimrod inilah mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Nineweh dan kota-kota lainnya. Dia pula yang pertama membangun kerajan di dunia. Nama “Nimrod” dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “Marad” yang artinya “dia membangkang atau murtad” (Karena bahasa Ibrani serumpun dengan bahasa Arab, silahkan anda membandingkan kata “Marad” dengan kata Arab “Ridda” atau “murtad”. Pen) Dari catatan-catatan kuno, kita mengetahui perjalanan Nimrod ini, yang mengawali pemurtadan terhadap Tuhan dan menjadi biang manusia pembangkang di dunia sampai saat ini. Jumlah kejahatannya amat banyak, diantaranya, dia mengawini ibu kandungnya sendiri yang bernama Semiramis. Setelah Nimrod meninggal dunia, ibu yang merangkap sebagai istri tersebut menyebarkan ajaran bahwa Roh Nimrod tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon Evergreen yang tumbuh dari sebatang kayu yang mati, yang ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod yang sudah mati. Untuk mengenang hari kelahirannya, Nimrod selalu hadir di pohon evergreen ini dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. 25 Desember itulah hari kelahiran Nimrod. Dan inilah asal usul pohon Natal. Melalui pengaruh dan pemujaannya kepada Nimrod, Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia. Dengan berbagai julukan, akhirnya Nimrod dipuja sebagai “Anak Suci dari Sorga”. Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari satu bangsa ke bangsa lainnya, penyembahan berhala versi Babilonia ini berubah menjadi Mesiah Palsu yang berupa dewa Baal, anak dewa Matahari. Dalam sistem kepercayaan Babilonia ini, “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali) menjadi obyek penyembahan. Ajaran penyembahan kepada ibu dan anak ini menyebar luas sampai di luar Babilonia dengan bentuk dan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa negara-negara yang ditempatinya. Di Mesir dewa-dewi itu bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan Yupiter. Bahkan di Yunani, China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna, jauh sebelum Yesus lahir…! Sampai pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi, ketika dunia pagan (penyembah banyak dewa) Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen,” dengan membawa adat dan kepercayaan pagan mereka yang lama. Akibatnya kepercayaan kepada Dewi Madonna, Ibu dan Anak juga menjadi populer, terutama di waktu hari Natal. Di setiap musim Natal kita selalu mendengar lagu-lagu atau hymne: “Silent Night” atau “Holy Night” yang sangat akrab dengan tema pemujaan terhadap Ibu dan Anak. Kita yang sejak lahir diwarnai oleh alam budaya Babilonia, telah diajarkan untuk mengagungkan dan memuliakan semua tradisi yang berasal dari jaman jahiliyah kuno itu. Kita tidak pernah bertanya untuk mengetahui dari manakah asal usul adat seperti itu – Apakah ia berasal dari ajaran Bible (Alkitab), ataukah ia berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang sesat? Kita terperangah seakan-akan tidak mau menerima kebenaran ini, karena seluruh dunia terlanjur telah melakukannya. Lebih aneh lagi, sebagian besar meremehkan dan mencemooh kebenaran ini. Namun Tuhan telah berfirman kepada para utusannya yang setia:
“Katakan dengan lantang, dan jangan menghiraukan penghinaan mereka! Kumandangkan suaramu seperti terompet! Dan tunjukkan di depan umatKu tentang kesesatan mereka!”
Memang kenyataan ini sungguh sangat mengejutkan bagi mereka, meskipun ini adalah fakta sejarah dan berdasarkan kebenaran dari Bibel (Alkitab). Natal adalah acara ritual yang berasal dari masa Babilonia kuno yang belum mengenal agama yang benar. Tradisi ini diwariskan puluhan abad yang lampau sampai kepada kita. Di Mesir, ia dipercayai bahwa Dewi Isis (Dewi Langit) melahirkan anaknya yang tunggal pada tanggal 25 Desember. Hampir semua orang-orang penyembah berhala (paganis) di dunia waktu itu, merayakan ulang tahun (Natal) anak dewi Isis ini jauh sebelum kelahiran Yesus. Dengan demikian, sudah jelas bagi kita bahwa 25 Desember itu bukanlah hari kelahiran Yesus Kristus. Para murid Yesus dan orang-orang Kristen abad pertama tidak pernah menyelenggarakan Natal, meskipun hanya sekali. Tidak ada ajaran atau pun perintah perayaan Natal di dalam Bibel. Sekali lagi, perayaan Natal atau Christmas itu adalah ulang tahun anak dewa yang dianut oleh para paganis, dan bukan dari ajaran Kristen. Percaya atau tidak, terserah anda! Upacara ini berasal dari cara-cara pemujaan yang dikenal dengan “Chaldean Mysteries” (Misteri Kaldea) berasal dari ajaran Semiramis, isteri Nimrod. Kemudian adat ini dilestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun hingga sekarang dengan wajah baru yang disebut Kristen.

ASAL MULA POHON NATAL
Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” yang dipakai pada saat perayaan musim panas, karena mereka harus memberikan persembahan suci kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon itu merupakan awal acara di malam hari, yang dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas-puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan kelahiran “Matahari Baru” di musim panas. Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan lilin yang terdapat dalam upayara Kristen hanyalah kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser menempati angkasa sebelah selatan. Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut:
“The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of pre-Christian times.” “Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.”
Sedangkan buku Answer to Question yang ditulis oleh Frederick J. Haskins menyebutkan bahwa:
“The use of Christmas wreath is believed by authorities to be traceable to the pagan customs of decorating buildings and places of worship at the feast which took place at the same time as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its origin date from a period long anterior to the Christian Era.” “Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”

SIAPA SANTA CLAUS/SINTERKLAS ITU?
Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:
“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an improverrished citizen… is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus…”
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyisembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…” Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anakanak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka? Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan: “Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!” Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anakanak? Padahal Tuhan sudah mengatakan:
“Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan.”
Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga merupakan Setan. Di dalam kitab suci telah dijelaskan sebagai berikut:
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II Korintus 11:14)
Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau.

KATA BIBEL TENTANG POHON NATAL
Bagaimana Bibel berbicara tentang Natal, atau mencatat pandangan para murid Yesus atau bapak-bapak geraja awal. Jawabannya sungguh sangat mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut:
“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan.”
“Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?
Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.”
Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon Natal. Kita dilarang mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat kelima dijelaskan bahwa:
“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.” “Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.”
Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada larangan untuk membuat pohon Natal. Tetapi jika telah membacanya, apa yang harus dikatakan?

HADIAH NATAL
Acara yang paling penting dari seluruh kegiatan Natal adalah “The Christmas Shopping Season – Musim Belanja Natal” yang dilakukan dengan cara membeli dan tukar menukar hadiah. Mungkin banyak orang yang mengecam kami sambil berkata:
“Bukankah Bibel (Alkitab) telah menceritakan kepada kita untuk ditiru? Lupakah kita kisah 3 orang dari timur yang datang ke Betelhem untuk memberikan hadiah ketika Yesus lahir?”
Memang, kami mengetahui cerita itu di dalam Alkitab. Tetapi, silahkan anda melihat keterangan kami yang mengejutkan ini. Marilah menengok sejarah asal usul tukar menukar hadiah itu, kemudian kita bandingkan dengan ayat Alkitab. Pada Bibliothica Sacra, volume 12, halaman 153-155, kita dapat membaca sebagai berikut:
“The interchange of presents between friends is alike characteristic of Christmas and the Saturnalia, and must have been adopted by Christians from the Pagan, as the admonition of Tertullian plainly shows.” “Tukar menukar hadiah antar teman di hari Natal serupa dengan adat agama Saturnalia. Kemungkinan besar, kebiasaan ini diadopsi oleh orang-orang Kristen dari agama Pagan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Tertulianus.”
Dari bukti yang jelas ini, ternyata kebiasaan pertukaran hadian sesama teman dan famili pada hari Natal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kisah dalam Alkitab tersebut. Acara Natal bukanlah merayakan ulang tahun Yesus Kristus, juga bukan untuk menghormatinya. Sebagai contoh, seorang teman yang sangat anda cintai sedang merayakan ulang tahunnya. Bila ingin membahagiakannya di hari kelahirannya itu, apakah anda membeli hadiah untuk teman yang lain? Membeli lagi dan tukar menukar hadiah dengan teman-teman dan kekasih anda, tetapi tidak memberi hadiah apa pun kepada teman yang anda cintai, yang sedang anda rayakan hari ulang tahunnya? Tidakkah disadari keganjilan seperti itu? Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri yang selalu dilakukan oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Mereka menghormati “sebuah hari” – yang sebenarnya bukan hari kelahiran Yesus Kristus – dengan berbelanja dan membeli hadiah sebanyak-banyaknya untuk ditukarkan kepada teman-teman dan kerabatnya. Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun, begitu pula pengalaman para pastur dan pendeta; Apabila bulan Desember tiba, hampir semua orang yang mengaku Kristen lupa memberi hadiah kepada Yesus Kristus yang mereka cintai. Desember adalah bulan yang paling sulit untuk menghidupkan ajaran Yesus. Sebab semua orang terlalu disibukkan untuk membeli dan menukar hadiah daripada mengingat Yesus dan menghidupkan ajarannya. Peristiwa melupakan Yesus ini terus berlangsung sampai bulan Januari bahkan Pebruari. Sebab mereka harus melunasi biaya pengeluaran yang dibelanjakan pada waktu Natal. Sehingga mereka sulit mengabdi kepada Yesus kembali sebelum bulan Maret. Sekarang, perhatikan apa kata Bibel tentang tiga orang dari timur yang memberikan hadiah kepada Yesus, yang berbunyi sebagai berikut:
“Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-bintang di timur dan kami datang untuk menyembah dia.” Ketika raja Herodes mendengar tentang hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yudea, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yudea, karena daripadamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel. Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majusi itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai anak itu dan segera sesudah kamu menemukan dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadanya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”

HADIAH UNTUK YESUS
Perhatikanlah dengan teliti. Ayat bibel tersebut menceritakan bahwa pada mulanya orang-orang Majus tersebut menanyakan tentang Bayi Yesus yang lahir sebagai Raja Yahudi. Lalu, mengapa mereka memberi hadiah kepadanya? Apakah karena hari kelahirannya? Jawabannya adalah “Tidak.” Sebab mereka memberi hadiah beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah hari kelahirannya. Bisakah peristiwa ini dipakai pedoman bagi kita untuk melakukan kebiasaan memberi atau saling menukar hadiah di antara kita? Jelas tidak bisa. Sebab orang-orang Majus tersebut tidak saling menukar hadiahnya, tetapi mereka memberi hadiah kepada Yesus. Bukan tukar menukar hadiah sesama teman atau kerabatnya. Mengapa? Silahkan anda membaca buku Adam Clarke Commentary, volume 5, halaman 46 yang berbunyi sebagai berikut:
“Verse 11. (They presented unto him gifts.) The people of the east never approach the presence of kings and great personages, without a present in their hands. The custom is often noticed in the Old Testament, and still prevails in the east, and in some of the newly discored South Sea Islands.” “Ayat 11. (Mereka memberi hadiah kepadanya.) Adalah kebiasaan orang-orang timur, apabila menghadap raja atau orangorang terkemuka, mereka selalu membawa hadiah. Kebiasaan seperti ini juga tercantum dalam kitab Perjanjian Lama, dan masih berlaku di timur, juga dapat ditemuka di South Sea Islands (Kepulauan Laut Selatan).”
Dari keterangan Adam Clarke ini, jelaslah bagi kita, bahwa peristiwa tersebut tidak bisa dipakai pedoman atau dikaitkan dengan kebiasaan Kristen baru dengan menukar hadiah kepada temannya untuk menghormati ulang tahun Yesus. Sebaliknya, mereka mengikuti adat orang-orang timur kuno yang memberi hadiah ketika mengharap raja. Mereka mendatangi Yesus, yang lahir sebagai Raja Yahudi. Sebagaimana ratu Sheba (Balqis) membawa hadiah kepada raja Salomo (Sulaiman). Bahkan seperti sekarang ini, para tamu negara pasti membawa hadiah atau cindera mata apabila datang ke White House (Gedung Putih) untuk menemui presiden. Jadi kebiasaan menukar hadiah ini bukanlah dari ajaran Kristen, melainkan hanya merupakan pelestarian tradisi lama yang dilakukan oleh orang-orang pagan (penyembah berhala). Di saat menjelang Natal atau Christmas yang katanya untuk menghormati Kristus dan menghidupkan ajarannya, justru orang-orang Kristen bertambah set back (jauh) dari ajaran Yesus.
NATAL MEMULIAKAN TUHAN?
Ada dua alasan yang dipakai dasar oleh orang-orang yang menyelenggarakan Natal, sebagai cara untuk menghormati Yesus Kristus, meskipun mereka mengetahui bahwa perayaan itu warisan kepercayaan Paganisme: 1. Banyak yang mengajukan alasan: “Walaupun kita tidak mengetahui secara tepat hari kelahiran Yesus, apa salahnya kita memilih hari untuk merayakan ulang tahunnya.” Kami akan menjawab dengan pasti “Tidak bisa”. Sebab dalam Catholic Encyclopedia (Eksiklopedi Katolik) telah dijelaskan:
“Sinners alone, not saints, celebrate their birthday = Hanya orang kafir, bukan orang-orang suci, yang merayakan hari ulang tahun mereka.” Perayaan ulang tahun bukan berasal dari agama Kristen, melainkan dari ajaran agama kafir.
2. Ada pula yang beralasan: “Walaupun Natal itu kebiasaan orang-orang kafir (pagan) yang menyembah dewa matahari, tetapi kita tidak menyembah dewa tersebut, melainkan untuk menghormati Yesus Kristus.” Tetapi sudahkah kita mendengarkan jawaban Tuhan melalui firmannya yang berbunyi sebagai berikut:
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: “Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada tuhan mereka? Aku pun mau berlaku begitu.” Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhanmu. Sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka bagi tuhan mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi tuhan mereka.”(Ulangan 12:30-31)
Tuhan berfirman dengan jelas dalam kitab suciNya, bahwa Dia tidak mau menerima dalam bentuk penyembahan yang menyerupai atau meniru cara penyembahan orang-orang kafir kepada tuhannya. Cara penyembahan seperti itu sangat menjijikkan bagi Tuhan. BagiNya, pemujaan yang demikian itu tidak layak untukNya, melainkan hanya pantas untuk memuja berhala. Sebagaimana yang sering kita dengar, Tuhan melarang kita menyembahNya hanya dengan “menurut kata hati kita sendiri.” Yesus telah bersabda:
“Allah itu Roh, dan barang siapa yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:24)
Dan apa yang dimaksud dengan kebenaran itu? Firman Tuhan atau Kitab suci Bibel itulah kebenaran. Sebagainya sabda Yesus yang berbunyi sebagai berikut:
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; FirmanMu adalah kebenaran.” (Yohanes 17:17)
Di Dalam Bibel sendiri, secara jelas Tuhan berfirman bahwa Dia tidak mau menerima penyembahan kepadaNya, dengan meniru cara penyembahan para penyembah berhala. Begitu pula cara yang dipakai untuk mengagungkan dan memuliakan Yesus Kristus. Ingatlah sekali lagi, peringatan Yesus yang berbunyi:
“Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan ajaran yang mereja ajarkan ialah perintah manusia.”
Natal atau Christmas adalah tradisi dan ajaran manusia, sedangkan ajaran Tuhan telah melarangnya. Selanjutnya Yesus bersabda lagi:
“Sungguh kamu telah menolak ajaran Tuhan, tetapi kamu mengikuti ajaran tradisimu sendiri.”
Alangkah tepat firman-firman Tuhan yang dilontarkan kepada berjuta-juta orang yang melakukan Natal itu. Mereka mengabaikan ajaran Tuhan. Tuhan melarang pemujaan yang meniru adat kaum kafir penyembah berhala, tetapi dengan senang hati kita melanggarnya. Tuhan berfirman:
“Janganlah kamu berbuat demikian terhadap Tuhanmu.”
Ternyata hampir semua orang menganggap ringan larangan itu. Atau karena tidak memiliki dasar agama yang kuat, akhirnya mereka mengikuti tradisi kebanyakan orang-orang untuk merayakan Natal. Jangan salah! Tuhan membiarkan anda untuk berbuat semaunya dan tidak mengikuti petunjukNya. Tuhan membiarkan kita tenggelam dalam keramaian dan mengikuti tradisi orang-orang. Bahkan Dia akan membiarkan kita berlumuran dosa. Tetapi, Tuhan juga telah memerintahkan kita tentang datangnya hari perhitungan atau pembalasan. Jika kamu menanam, niscaya kamu akan memetik hasilnya. Yesus adalah firman Tuhan yang hidup, sedangkan Bibel adalah firman Tuhan yang tertulis. Dan kita akan diadili sesuai dengan ketetapan yang telah digariskan dalam firman tersebut. Kita pun tidak bisa mengelak dan mengabaikannya.

TANPA DISADARI KITA KEMBALI KE MASA BABILONIA
Christmas atau Natal telah menjadi musim panen para pedagang. Ia menjadi sponsor yang terus dilestarikan oleh perusahaan advertising setiap tahun. Anda selalu melihat Santa Claus yang dipajang di setiap toko. Iklan-iklan menyambut dan mengajak kita untuk merayakan “Beautiful Christmas Spirit”. Koran yang selalu menjual iklan, ikut menyemarakkan musim kaum kafir tersebut di tajuk rencananya. Orang yang mudah terbius oleh tradisi ini, akan marah bila ditunjukkan kebenaran dari Tuhan. Padahal “Christmas Spirit =Semangat Natal” yang diselenggarakan setiap tahun itu, bukanlah untuk mengangungkan Kristus, melainkan hanya untuk promosi barang-barang dagangan. Sebagaimana rayuan setan lainnya, ia dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang” yang amat indah. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan begitu saja, sementara ajaran Yesus diterlantarkan. Itulah bagian dari sistem perekonomian Babilonia. Sebagaimana yang telah diramalkan oleh Bibel (Alkitab), kita merasa berada di negara Kristen, padahal kita di Babilonia, tetapi kita tidak menyadarinya. Ingatlah pesan Alkitab yang berbunyi sebagai berikut:
“Pergilah kamu hai umatKu, pergilah dari padanya, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4)
Oleh karena itu, di tahun ini, daripada jutaan uang tersebut dihambur-hamburkan begitu saja, lebih baik dibelanjakan untuk menolong orang lain.

By Herbert W. Armstrong.
 
Back
Top