Meditasi Vipassana

singthung

New member
Meditasi Vipassana​




Sebagaimana diajarkan oleh S.N. Goenka dan asisten gurunya dalam tradisi dari Sayagyi U Ba Khin Semua orang mencari kedamaian dan keharmonisan, karena kondisi ini sulit untuk didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap saat, kita pernah merasakan kegelisahan, kejengkelan, ketidakharmonisan dan penderitaan. Pada saat seseorang gelisah, jengkel dan menderita, dia tidak akan menyimpan kondisi tersebut untuk dirinya sendiri, melainkan ia akan menyebarkan kepada orang di sekitarnya, agar mereka juga turut merasakan negativitas yang dirasakannya. Ini bukanlah merupakan cara hidup yang baik.

Setiap orang ingin merasakan kedamaian dalam dirinya sendiri maupun dalam hubungannya dengan yang lain. Bagaimana pun, manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat. Bagaimana caranya agar kita dapat merasakan kedamaian dan keharmonisan dalam diri kita sendiri dan juga dalam hubungannya dengan yang lain? Apabila seseorang sedang gelisah, maka untuk dapat mengatasi kegelisahannya, seseorang harus mengetahui asal sumber kegelisahan itu, yang menyebabkan penderitaan. Pada saat seseorang mengamati kegelisahan tersebut, maka akan jelas terlihat bahwa kegelisahan akan timbul pada saat seseorang mulai membangkitkan kekotoran batin. Batin yang kotor tidak dapat hadir bersamaan dengan kedamaian dan keharmonisan.

Bagaimana caranya seseorang memulai menghasilkan negativitas? Sekali lagi dengan cara mengamati. Akan terlihat jelas, seseorang mulai merasa tidak senang pada saat menemukan orang lain berkelakuan tidak seperti yang diharapkan atau apa yang diharapkan tidak terjadi. Hal yang tidak diinginkan terjadi atau hal yang diinginkan terjadi, kondisi ini akan membangkitkan ketegangan pada diri seseorang. Sepanjang hidup ini, hal yang tidak diharapkan seringkali tidak dapat direalisasikan, dan kadangkala hal yang diharapkan tidak terjadi. Proses atau reaksi yang timbul akibat hal di atas, akan mengikat seperti simpul-simpul =Gordianknots=, sehingga akan membuat seluruh struktur mental dan jasmani menjadi penuh dengan ketegangan, kenegatifan, sehingga membuat hidup menderita.

Adapun cara untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan mengatur hal yang tidak diharapkan tidak terjadi dan yang diharapkan terjadi sesuai dengan keinginan. Namun hal ini tidaklah mungkin, dan tidak ada seorang pun di dunia yang dapat mengatur agar keinginannya selalu dapat terpenuhi. Jadi bagaimana caranya agar seseorang tidak bereaksi buta pada saat menghadapi hal yang tidak disukai? Bagaimana caranya untuk tidak menimbulkan ketegangan? Bagaimana caranya untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan?

Di India dan juga di negara lainnya, para bijaksanawan telah mempelajari masalah-masalah ini penderitaan manusia dan menemukan solusinya: Apabila sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan seseorang mulai bereaksi dengan membangkitkan kemarahan, takut atau kenegatifan apa saja, secepatnya ia harus mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lain. Misalnya, dengan berdiri dan mengambil segelas air kemudian meminum air tersebut. Dan kemarahannya tidak akan lama sehingga ia akan keluar dari kemarahan. Atau dengan cara mulai menghitung satu, dua, tiga, empat. Atau dengan cara mengulang sebuah kata, kalimat atau mantra, sehingga pikiran dialihkan kepada kata, kalimat dan mantra tersebut, dan hasilnya seseorang akan keluar dari kenegatifan dalam batas tertentu.

Solusi ini cukup membantu. Dengan cara ini, batin akan terbebas dari kegelisahan. Akan tetapi sebenarnya, solusi di atas hanya bekerja pada lapisan kesadaran. Dengan mengalihkan perhatian, maka kenegatifan akan ditekan jauh ke dalam alam bawah sadar dan pada lapisan alam bawah sadar ini, kenegativan akan berlanjut dan membangkitkan serta menggandakan kekotoran batin yang sama. Memang pada permukaan batin akan terdapat lapisan ketenangan dan harmonis, akan tetapi pada kedalaman batin akan terdapat gunung berapi yang tertidur, yang cepat atau lambat akan meletus dengan hebat.

Untuk mencari ketenangan batin, yang lain kemudian melanjutkan pencariannya dengan cara mengalami realita materi batin yang terdapat dalam dirinya. Kemudian ditemukan bahwa cara melalui pengalihan perhatian, hanyalah merupakan cara untuk menghindar dari masalah dan menghindar bukanlah merupakan solusi untuk terbebas dari kekotoran batin, melainkan seseorang harus menghadapinya. Pada saat kekotoran muncul dalam batin, kondisi tersebut harus dihadapi dan diamati. Dengan cara demikian, maka kekotoran mental akan segera berkurang, yang kemudian secara perlahan kekotoran akan menjadi lemah dan tercabut.

Ini kedengaran bagus, akan tetapi apakah cara ini benar-benar praktis? Pada umumnya, apakah mudah bagi seseorang untuk mengatasi kekotoran batin yang timbul? Pada saat kemarahan timbul, begitu cepat kemarahan sudah menguasai kita, sehingga tidak sempat bagi kita untuk menyadarinya. Pada saat dikuasai oleh kemarahan, kita akan bertindak secara jasmani atau mengucapkan sesuatu yang merugikan kita dan orang lain. Kemudian pada saat amarah telah berlalu, kita akan menyesal, dan memohon maaf pada yang telah disakiti dan itu atau meminta pengampunan. Semua penyesalan ini tidaklah membantu.

Kesulitannya adalah seseorang tidak akan menyadari pada saat kekotoran batin timbul. Dimulai dari dalam batin jauh di bawah alam sadar dan pada saat mencapai pikiran sadar, kekotoran batin tersebut telah menjadi sesuatu kekuatan yang begitu besar dan menguasai pikiran seseorang dan proses tersebut tidak disadarinya.

Orang yang telah mencapai kebenaran akhir menemukan solusi yang nyata. Pada saat kekotoran batin timbul, maka akan secara bersamaan dua hal terjadi pada tingkat fisik, nafas menjadi tidak teratur dan cepat. Kondisi ini mudah untuk diamati. Pada tingkat yang lebih halus, semacam reaksi biokimia berupa perasaan akan timbul pada tubuh. Ini adalah solusi yang praktis. Orang awam tidak dapat mengamati kekotoran batin, ketakutan, kemarahan atau emosi yang bersifat abstrak. Akan tetapi dengan latihan dan praktik yang tepat, yaitu melalui pengamatan pernafasan dan perasaan tubuh, di mana keduanya secara langsung berhubungan dengan kekotoran batin.

Fenomena materi-batin ini seperti mata uang dengan dua sisi. Pada satu sisi adalah pikiran apapun atau emosi yang timbul di dalam batin. Sisi lainnya adalah nafas dan perasaan pada tubuh. Setiap pikiran atau emosi, dan setiap kekotoran mental akan mewujudkan diri dalam bentuk nafas yang tidak teratur dan perasaan pada tubuh. Jadi dengan mengamati nafas atau perasaan, berarti mengamati kekotoran batin. Di mana seseorang akan menghadapi kenyataan sebagaimana adanya. Kemudian akan ditemukan bahwa kekotoran batin akan kehilangan kekuatannya yang pada akhirnya kekotoran akhirnya akan lenyap dan seseorang akan menjadi damai dan bahagia.

Ini dapat dilakukan oleh semua orang. Penderitaan adalah suatu penyakit universal yang memerlukan pengobatan universal, bukan merupakan suatu sekte. Apabila seseorang menderita karena kemarahan, maka kemarahan itu bukanlah merupakan milik Buddhis, Hindu, Islam ataupun Kristen. Kemarahan adalah suatu yang bersifat universal dan obatnya pun harus universal.

Vipassana adalah obatnya dan merupakan jalan yang universal. Dalam Bahasa India passana berarti melihat dengan mata terbuka dan dengan cara yang biasa, akan tetapi vipassana adalah mengobservasi segala sesuatu sebagaimana apa adanya, dan bukan sebagaimana apa yang diinginkan.

Perkenalan Teknik Vipassana

Vipassana adalah salah satu teknik meditasi yang paling kuno dari India, yang ditemukan kembali oleh Buddha Gotama lebih dari 2500 tahun yang lalu. Perkataan "Vipassana" artinya "melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya". Vipassana adalah proses pemurnian diri melalui pengamatan diri sendiri. Seseorang dapat memulai dengan mengamati pernapasan alamiah untuk memusatkan pikiran. Dengan kesadaran yang dipertajam, ia melanjutkan dengan mengamati sifat jasmani dan batin yang senantiasa berubah dan mengalami kebenaran universal tentang ketidakkekalan, penderitaan dan tanpa ego/aku. Merealisasi kebenaran dengan pengalaman langsung ini adalah proses pemurnian. Seluruh ajaran ini adalah obat universal untuk mengatasi masalah-masalah universal dan tiada sangkut pautnya dengan sesuatu organisasi keagamaan atau sektarianisme, karena alasan inilah vipassana dapat dipraktikkan oleh setiap orang, pada waktu kapanpun, di tempat manapun, tanpa ada konflik dengan ras, suku/kelompok atau agama dan akan terbukti mempunyai manfaat yang sama untuk seluruh umat manusia. Teknik yang non-sektarian ini bertujuan untuk melarutkan kekotoran mental demi menghasilkan kebahagiaan tertinggi, yaitu pembebasan penuh. Yang tujuannya untuk mem-bebaskan manusia dari pen-deritaan.

Vipassana bukanlah:

1. Suatu tata-cara atau ritual yang didasari pada keyakinan yang membuta.
2. Hiburan intelektual ataupun filosofis.
3. Rekreasi, liburan atau kesempatan bersosialisasi.
4. Pelarian dari kesengsaraan kehidupan setiap hari.

Vipassana adalah:

1. Suatu teknik yang akan menghapus penderitaan.
2. Sebuah seni hidup yang dapat digunakan sebagai kontribusi positif bagi masyarakat.
3. Sebuah metode pemurnian pikiran yang dapat digunakan dalam menghadapi tekanan dan problema hidup melalui cara yang tenang,dan seimbang.

Vipassana adalah suatu cara untuk mengendalikan diri melalui pengamatan diri dengan memusat-kan perhatian secara mendalam akan hubungannya antara batin dan tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan perhatian pada perasaan yang timbul dari tubuh, dan yang membentuk kehidupan tubuh ini secara terus-menerus dan saling berhubungan dalam membentuk kehidupan batin. Dengan dasar pengamatan dan penjelajahan diri sendiri ini, akan membawa kepada akar batin dan tubuh, yang kemudian akan melarutkan kekotoran mental dan menghasilkan batin yang seimbang, penuh cinta kasih dan kasih sayang.

Hukum alamiah melalui pengamatan pikiran, perasaan dan perasaan pada tubuh adalah menjadi sangat jelas. Dengan pengamatan diri secara langsung, maka dapat dipahami dengan jelas mengenai bagaimana pikiran seseorang akan berkembang atau surut, bagaimana seseorang membuat penderitaan atau mem-bebaskan dirinya dari penderitaan. Semua ini akan menjadikan hidup dengan tingkat kesadaran tinggi, tanpa imajinasi, pengendalian diri yang baik, serta damai.

Tradisi

Mulai sejak jaman Sang Buddha, teknik vipassana telah diturunkan sampai dengan sekarang ini, oleh mata rantai para guru yang tak terputus. Meskipun berasal dari India, guru yang sekarang ini berada dalam mata rantai guru, S.N. Goenka, lahir dan berkembang di Myanmar. Selama di sana beliau mendapatkan keberuntungan untuk dapat belajar teknik vipassana dari gurunya, Sayagyi U Ba Khin yang pada waktu itu adalah pejabat tinggi pemerintahan. Setelah berlatih selama 14 tahun, S.N. Goenka tinggal di India dan mulai mengajar vipassana sejak tahun 1969. Sejak saat itu beliau telah mengajarkan kepada beribu-ribu orang dari segala suku dan agama, dari negara Timur maupun Barat. Pada tahun 1982, beliau mulai menunjuk asisten guru untuk membantunya dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat akan kursus vipassana.

Kursus

Teknik ini diajarkan melalui kursus 10-hari. Selama sepuluh hari penuh, peserta harus mengikuti tata tertib disiplin yang berlaku dan belajar dasar teknik dan praktik yang cukup untuk dapat memberikan hasil yang bermanfaat.

Dalam mengikuti kursus ini diperlukan kerja keras dan keseriusan. Terdapat tiga tahap pelatihan: Tahap pertama adalah tidak boleh melakukan pembunuhan, pencurian, aktivitas seks, berbohong dan mabuk selama kursus. Aturan moral yang sederhana ini sangat berguna untuk ketenangan pikiran, yang apabila tidak diterapkan, akan membuat pikiran bergejolak dalam melakukan pengamatan diri.

Tahap kedua adalah mengem-bangkan penguasaan atas batin melalui pemusatan perhatian kepada realitas yang alami, dengan menyadari perasaan yang selalu berubah pada saat nafas masuk dan keluar melalui lubang hidung.

Pada hari ke-4, setelah batin menjadi lebih tenang dan terpusat, dan kondisi lebih baik untuk dapat melakukan latihan teknik vipassana: melalui cara pengamatan perasaan pada seluruh tubuh, dan mengerti dengan baik atas sifat alaminya dan belajar untuk tidak bereaksi dengan cara mengembangkan keseimbangan pikiran.

Tahap terakhir, pada hari terakhir, semua peserta akan berlatih meditasi cinta kasih atau niat baik terhadap semua makhluk. Di mana kemurnian pikiran yang berkembang selama kursus akan dibagikan kepada semua makhluk.

Sebenarnya secara keseluruhan teknik latihan ini adalah merupakan latihan mental. Seperti pada saat kita melakukan latihan fisik untuk menyehatkan tubuh. Vipassana dapat digunakan dalam mengembangkan batin yang sehat.

Karena teknik ini telah terbukti bermanfaat, maka disiplin yang ketat diterapkan dalam rangka untuk menjaga teknik ini untuk tetap sesuai dengan kondisi aslinya. Teknik ini tidak diajarkan secara komersial, akan tetapi diberikan secara cuma-cuma. Guru yang terlibat dalam pengajaran teknik ini tidak menerima imbalan materi dalam bentuk apapun. Tidak ada pungutan biaya apapun dalam kursus ini- baik biaya makan maupun biaya akomodasi. Semua biaya ditutup melalui sumbangan para siswa lama yang telah mendapatkan manfaat dari vipassana dan ingin memberi kesempatan yang sama kepada lainnya.

Tentu hasil akan didapatkan secara bertahap melalui latihan yang berkelanjutan. Adalah tidak realistis apabila mengharapkan semua masalah dapat terselesaikan dalam kursus sepuluh hari. Selama kurun waktu itu, dasar vipassana dapat dipelajari sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih sering teknik ini dipraktikkan, maka akan lebih banyak kebebasan dari penderitaan yang dicapai dan akhirnya menjadi lebih dekat kepada tujuan akhir yaitu pembebasan penuh. Kursus sepuluh hari ini dapat memberikan hasil yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap orang yang berminat dipersilahkan untuk mengikuti kursus vipassana melalui pengamatan diri sendiri sebagaimana teknik ini bekerja, dan kemudian mengukur manfaat luar biasa yang didapatnya. Bagi mereka yang berlatih, akan menyadari bahwa vipassana adalah alat yang berharga untuk mendapatkan kebahagian serta berbagi kebahagiaan kepada yang lain. Semoga semua menikmati kebahagiaan sejati, kedamaian sejati, keharmonisan sejati. (Red)

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kursus Meditasi Vipassana:
Yayasan Meditasi Vipassana Indonesia
Tanjung Duren Barat I No. 27A Lt. 4 - Jakarta
Email: info@java.dhamma.org;
Telp. : 62-21-7066-3290; Fax.: 62-21-4585-7618
Website : www.indonesian.dhamma.org; www.dhamma.org
 
Back
Top