Jembatan Sungai Porong Ambles

pratama_adi2001

New member
Jembatan Sungai Porong Ambles
KRITIS: Kondisi plengsengan sisi utara jembatan Sungai Porong yang retak. Foto ini diambil kemarin.


SIDOARJO - Bencana lumpur Lapindo merusak satu per satu fasilitas infrastruktur di Sidoarjo. Setelah menenggelamkan ruas tol Porong-Gempol hingga jembatannya terpaksa dibongkar, kemarin giliran Jembatan Porong yang terancam rusak. Plengsengan sisi utara di bawah jembatan yang melintas di atas Sungai Porong itu ambles.

Setelah tol terputus di exit Porong, Jembatan Porong selama ini menjadi salah satu akses utama daerah timur dan selatan Jawa Timur seperti Pasuruan dan Malang dari dan ke Surabaya. Lokasi jembatan itu sekitar 2 kilometer sebelah selatan pusat semburan lumpur.

Menurut Warsito, warga Porong, plengsengan Jembatan Porong baru selesai dibangun tiga tahun lalu. Warsito mengungkapkan, dirinya tahun plengsengan itu ambles saat tidur di bawah jembatan tersebut seminggu lalu. "Saya kaget, tiba-tiba plengsengannya ambrol begitu saja," kata warga yang berasal dari Desa Gempol, Kecamatan Gempol, tersebut.

Di lapangan terlihat, plengsengan dengan panjang 20 meter dan lebar 5 meter itu ambles sekitar 2 meter. Di sisi plengsengan tersebut terdapat penahan dari besi baja. Besi baja itu menahan plengsengan yang terbuat dari beton tersebut hingga tak sampai terlepas dari tiang jembatan dan ambrol ke Sungai Porong.

Anggota tim pakar Timnas Penanggulangan Lumpur Sofyan Hadi mengatakan, amblesnya plengsengan Jembatan Porong bisa disebabkan oleh faktor subsidence (penurunan tanah) yang dipicu oleh semburan lumpur Lapindo. "Kami belum cek ke lapangan, jadi belum bisa memberi kepastian penyebabnya," ujarnya.

Sofyan menyebutkan, berdasar penghitungan dan pemantauan selama ini, kawasan dalam radius sekitar 1,5 kilometer memang rentan penurunan tanah. "Memang kondisinya tidak mutlak seperti itu karena kenyataan di lapangan juga terus berubah-ubah," jelasnya.

Menurut Sofyan, penetapan radius tersebut didasarkan pada penghitungan dari model matematika yang dipadukan dengan pantauan di lapangan. Pantauan di lapangan itu meliputi besaran semburan, jenis, dan jumlah lapisan batuan di dalam tanah.

"Dari modeling matematika dan pantauan lapangan, kami bisa perkirakan penurunan yang mungkin terjadi," jelas pakar geologi tersebut.

Berbeda dengan Sofyan Hadi, Juru Bicara Timnas Penanggulangan Lumpur Rudi Novrianto secara tegas membantah amblesnya plengsengan tersebut berkaitan dengan bencana lumpur. "Penyebabnya bukan penurunan tanah akibat lumpur," katanya.

Dia mengungkapkan, sejak luapan lumpur terjadi, timnas terus memantau dan meneliti beberapa jembatan di sekitar pusat semburan, termasuk Jembatan Porong tersebut. "Kami terus pantau tingkat keamanannya," jelas Rudi.

Dari hasil pantauan tersebut, tegas dia, Jembatan Porong masih aman untuk dilewati kendaraan. "Para pengendara tak perlu khawatir lewat Jembatan Porong karena kondisinya sangat berbeda dengan jembatan tol Porong yang kini sudah dibongkar. Hasil penelitian kami, tak ada indikasi ambles ataupun pergeseran yang ditemukan di jembatan tersebut," jelasnya.

Rudi menyebut, penyebab amblesnya plengsengan jembatan nasional itu bisa jadi adalah beban berat di atasnya. Kendaraan berat seperti truk, tronton, trailer, bus, dan sejenisnya yang kerap terjebak kemacetan di atas Jembatan Porong bisa menurunkan jembatan tersebut. "Paling tidak akan berpengaruh terhadap kekuatan jembatan," kata dia. Meski begitu, dia mengimbau para pengendara yang melintas di atasnya tetap ekstrahati-hati. (dyn)

 
Back
Top