<CERPEN> Hadiah Untuk Ayah

fa_jar

New member



Oleh Sri Widiastuti

Sebulan lagi Ayah utang tahun. Aku bingung hendak memberi hadiah apa. Uang yang berhasiL kukumpulkan hanya sedikit. Aku ingin memberi sesuatu, yang bisa digunakan Ayah setiap hari. Dua tahun lalu, aku memberi cangkir besar yang berhiaskan inisial nama Ayah. Ayah menggunakannya untuk menyeduh teh madu hangat kesukaannya, setiap hari. Setahun yang LaLu, aku memberi sapu tangan lebar. Yang bisa diikatkan untuk menutup hidung. Ayah memakainya untuk berangkat ke kantor setiap hari. Tahun ini, baiknya memberi apa, ya? Kubuka-buka majaLah Ibu untuk mencari ide.

Terdengar bunyi motor. Kukira tamu, ternyata Ayah. Ia pulang memakai motor temannya. Wajahnya tampak panik. Kunci motor Ayah hilang!? ujarnya sambiL bergegas mengambiL kunci cadangan. Ibu yang sedang menyuapi adik, geleng-geteng kepata. Ayah memang ceroboh. Beberapa bulan LaLu, kunci motor itu juga pernah hilang. Jatuh di pelataran parkir motor. Untung saja orang yang menemukannya Langsung menyerahkan kunci itu ke pak satpam.

?Mudah-mudahan kunci motor Ayah segera ketemu,? gumamku sambil memandangi kepergian Ayah. Ia kembali ke kantor untuk mengambiL motornya. Sudah ketemu kunci motornya, Yah?? tanyaku tiga hari kemudian.
Ayah menggeLeng. BeLum. Ayah sudah titip pesan ke semua satpam di kantor. Tapi belum ada yang mengembalikan.?

?Mudah-mudahan saja, orang yang menemukan kunci itu bukan orang jahat ya, Yah,? harapku.

?Lebih baik segera pasang aLarm, Mas. Untuk berjaga-jaga. Jangan sampai, orang yang menemukan kunci itu menggunakannya untuk mencuri motor Mas,? saran Paman Agus ketika datang ke rumahku sore harinya. Ayah segera membawa motornya ke bengkeL terdekat, untuk memasang aLarm. Alarm itu akan membuat klakson motor Ayah berbunyi nyaring, bila ada orang jahat memasukkan kunci motor. Meskipun kunci yang digunakan adalah kunci yang asli. Alarm baru akan berhenti berbunyi, setelah dihentikan oleh pemihik motor tersebut. Keesokan harinya, terjadi keributan di petataran parkir kantor Ayah.

Klakson motor ayah berbunyi nyaring tiada henti. Semua orang, termasuk pak satpam yang sedang berjaga, berpaling ke sumber suara. Ayah juga bergegas menghampiri dan mematikan alarm motornya. Seorang pemuda tertangkap basah, hendak mencuri motor Ayah. Kunci motor Ayah yang hihang ada di tangannya. Ayah bersyukur, teLah mengikuti saran Paman Agus untuk memasang alarm itu. Seandainya tidak, maka motor Ayah yang masih baru itu pasti sudah hilang. Pemuda yang hendak mencuri motor Ayah itu, LaLu dibawa ke pihak berwajib. Rupanya Ia menemukan kunci motor itu di hari pertama.

Ia tidak mengembalikan kunci itu karena Ia memang berniat untuk mencurinya. Pemuda itu sengaja menunggu hingga Lewat beberapa hari. Ia pikir, kalau sudah agak lama, pemilik motor itu pasti lengah, tidak mengawasi motornya Lagi. Ia tidak tahu, Ayah Lebih pintar. Ayah, Ayah. Makanya, motor Ayah itu diberi tali. Lalu diikatkan ke tangan Ayah. Pasti tidak pernah jatuh!? canda Ibu setetah mendengar cerita Ayah. Aku jadi dapat ide untuk hadiah ulang tahun Ayah.


Keesokan h?rinya sepulang sekolah, Tante mengantarku ke toko buku Dehima. Di sana ada penjual gantungan kunci yang modeLnya bisa kita rancang sendiri. Aku lalu menyusun manik-manik huruf ke bawah, menjadi tulisan ARIES. Itu zodiak kelahiran Ayah. Ayah, kan, lahir di bulan April. Di bawah tulisan itu, diikatkan dua tonceng mungil. Meski mungiL, tapi bunyinya nyaring. Aku membayangkan, beL itu akan berdenting setiap kaLi kunci motor Ayah digunakan. Pasti kunci motor Ayah tidak akan jatuh Lagi. KaLaupun jatuh, loncengnya yang berbunyi akan mengingatkan Ayah. Aku tersenyum. Ayah pasti suka dengan hadiah ulang tahun dariku.
 
re: <CERPEN> Hadiah Untuk Ayah

Menarik, sangat polos layaknya jiwa & pemikiran anak-anak. Kemasan cerita yang disertai alur & gambar ilustrasi yang tajam sangat menarik. Saya akan tunjukan ini pada adik kecil saya.
 
Back
Top