Suksesi Politik di Muktamar VI PPP

Status
Not open for further replies.

pratama_adi2001

New member
Suksesi Politik di Muktamar VI PPP

Siapa pun Ketum, Pemenangnya Saiful
Hari ini, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memulai muktamar. Inilah hajatan terbesar lima tahunan partai berlambang Kakbah tersebut untuk memilih pemimpin puncak. Tercatat 1.178 pemegang hak pilih bakal diperebutkan para kandidat ketua umum.
----------

MUKTAMAR VI PPP adalah forum suksesi parpol terakhir di antara tujuh partai besar di Indonesia. Dibandingkan parpol lain, regenerasi kepemimpinan PPP sebenarnya terlambat. Sebab, Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PKS telah lebih dulu berganti pucuk pimpinan.

Pelaksanaan muktamar PPP kali ini pun sebenarnya bentuk kompromi. Sebab, kalau mengikuti agenda formal, Hamzah Haz semestinya baru lengser pada 2008. Hamzah kembali terpilih jadi ketua umum PPP di Muktamar V pada April 2003 saat tokoh asal Kalbar itu menjabat wakil presiden.

Lalu, mengapa muktamar dipercepat setahun? Itu tak lepas dari strategi pemenangan Pemilu 2009. Jika muktamar sesuai jadwal, PPP dipastikan kedodoran menghadapi pemilu. Sebab, saat parpol lain sudah running jauh, PPP baru konsolidasi internal. Setahun terlalu pendek untuk menyiapkan "armada tempur" pemilu.

Percepatan muktamar juga tak lepas dari "kisruh" di tubuh partai. Tokoh utamanya adalah Menkop dan UKM Suryadharma Ali, Mensos Bachtiar Chamsyah, serta Usamah Hisjam (kini pindah ke Partai Demokrat).

Surya dkk mengadakan silaturahmi nasional (silatnas) PPP pada 25 Februari 2005. Gerakan tersebut minta agar Hamzah lengser pada muktamar yang diselenggarakan paling lambat akhir 2005. Kontan Hamzah bereaksi keras karena merasa dikudeta. Para penggagas silatnas pun diancam dipecat.

Perpecahan yang lebih parah tak terjadi. Lewat lobi dan kompromi, penggagas silatnas kembali ke DPP kubu Hamzah dengan catatan terjadi percepatan muktamar. Hamzah pun kompromi dengan mempercepat muktamar setahun.

Selama lima hari (30 Januari-3 Februari 2007), muktamar yang sudah ditunggu-tunggu itu pun dilaksanakan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara. Lima kandidat utama bersaing menggantikan Hamzah. Mereka adalah Alimarwan Hanan (wakil ketua umum), Arief Mudatsir (ketua), Endin A.J. Soefihara (ketua), Suryadharma Ali (ketua), dan M. Yunus Yosfiah (sekretaris umum).

Sebenarnya, ada nama lain seperti Eggy Sudjana (dewan pakar), Hadimulyo (ketua Lemdiklat PPP), dan Dimyati Natakusumah (bupati Pandeglang). Namun, gaungnya di peserta muktamar tidak sekuat lima kandidat utama itu. Gerakan konsolidasi ke daerah dari tiga nama itu kalah agresif dibandingkan lima "penantang" utama.

Lalu, siapa yang akan beruntung? Masing-masing kandidat punya probabilitas sama untuk menang. Apalagi, aturan pemilihan tidak mengharuskan 50 persen plus satu. Mekanisme pemilihan akan mengatur "pertarungan bebas". Siapa meraih suara terbanyak (tanpa batas minimal dukungan), dialah ketua umum.

Alimarwan Hanan (Palembang) dan Yunus Yosfiah (Makassar) diuntungkan karena sosoknya sebagai politikus senior. Keduanya dapat memainkan sentimen politik luar Jawa. Alimarwan di kawasan barat, sementara Yunus dari kawasan timur.

Dalam 20 tahun terakhir, bos PPP berasal dari luar Jawa. Almarhum Hasan Metareum dari Aceh (dua periode) dan Hamzah Haz (Kalbar) juga dua periode. Akankah tokoh luar Jawa kembali memimpin PPP?

Tiga kandidat yang bersaing keras kebetulan representasi Jawa. Arief, Endin, dan Surya merupakan kader andal PPP. Ketiganya lahir dan besar di lingkungan nahdliyin. Arief dikenal rajin turun ke bawah. Begitu juga Endin. Surya diuntungkan posisi politiknya sebagai menteri.

Lalu, siapa di antara tiga tokoh lapis generasi muda PPP itu yang menang? Di kalangan PPP berkembang anekdot, siapa pun jadi ketua umum, pemenangnya Syaifullah Yusuf. Sebab, tokoh muda NU itulah yang dua bulan terakhir jadi tema pembicaraan di PPP. Saiful pun cukup lihai. Dia dekat dengan semua kandidat. Dia bergandeng tangan dengan Surya menemui sejumlah kiai di Jatim. Lantas, mengadakan pertemuan khusus dengan Yunus Yosfiah. Juga hadir pada sejumlah acara Arief maupun Endin. Karena itu, dia diramal tetap masuk pengurus, siapa pun yang menang.

Keputusan Saiful hijrah dari PKB ke PPP menjadi magnitude tersendiri di arena muktamar. Sepak terjang Saiful jadi topik hangat, selain soal ketua umum.

Saiful hampir dipastikan tidak bisa menjabat ketua umum, begitu pula Sekjen. Sebab, ada aturan yang menyebutkan bahwa ketua umum dan Sekjen itu harus pernah menjadi pengurus harian partai selama lima tahun. (adb)
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top