Keluarga Chamernik Menghadapi Penyakit Lou Gehrig yang Tak Tersembuhkan

pratama_adi2001

New member
Pilih Jujur kepada Si Kecil sambil Kuatkan Diri
Setelah 18 bulan bertanya-tanya, suami istri Jim dan Aimee Chamernik akhirnya mendapatkan penjelasan tentang gejala yang dialami Aimee. Diagnosis dokter, Aimee menderita Lou Gehrig?s Syndrome (ALS) yang tidak ada obatnya. Itu berarti, hidup Aimee tidak lama lagi. Problemnya, bagaimana menjelaskan kepada si kecil Nicholas?
---------

"Ada apa ayah?" tanya Nicholas saat melihat air mata mengalir di pipi sang ayah, dua tahun lalu. Hingga pagi itu, bocah berusia tahun tersebut tidak pernah melihat kesedihan di wajah orang tuanya. Tak aneh dia cemas melihat ayahnya menangis.

Jim, sang ayah, tersentak mendengar pertanyaan anak sulungnya itu. Dia sadar, lambat atau cepat Nicholas harus tahu apa yang sedang menimpa ibunya. Apa lagi, dampak penyakit Lou Gehrig yang belum ada obatnya itu kian tampak pada diri Aimee.

Problemnya, Jim tentu tidak bisa begitu saja memberi tahu Nicholas bahwa ibunya sedang sekarat dan sebentar lagi akan meninggal dunia. Jim memang memutuskan untuk mengungkapkan fakta tentang Aimee hari itu juga. Tapi, ia memilih "kejujuran yang lembut." Selain memberitahukan penyakit yang diderita Aimee dan dampaknya, Jim juga bertekad mempersiapkan si kecil menyambut masa-masa sulit yang pasti akan mereka lalui.

Beruntung, Aimee tergolong istri yang sangat kuat dan penuh pengertian. Melihat kekalutan di mata sang suami, Aimee memutuskan untuk mengambil alih tugas Jim. Perempuan berusia 37 tahun itu memanggil Nicholas dan mengajaknya duduk di ruang keluarga. Sambil menarik napas panjang, Aimee memeluk Nicholas dan memangkunya. "Kamu tahu otot-otot ibu bermasalah kan?" tanya Aimee, mengawali pembicaraan. Saat Nicholas mengangguk pelan, Aimee melanjutkan, "Nah, ayah sedih karena dokter bilang tidak bisa membantu menyembuhkan ibu."

Mendengar itu, Nicholas tertunduk diam. Dia tampak berusaha mencerna sepenggal penjelasan tersebut dengan caranya sendiri, cara seorang bocah tujuh tahun. Tapi, respon yang disampaikan Nicholas sungguh di luar dugaan. "Kau tahu Ibu, jika saya besar nanti, saya akan menjadi seorang paleontolog (ahli purbakala), seorang pemain bisbol di St. Louis Cardinals, seorang zoolog (ahli hewan), dan seorang ahli tanaman. Tapi, saya juga akan menjadi seorang dokter. Jadi, seandainya Ibu masih hidup, saya bisa membantu dokter mencari cara menyembuhkan Ibu," kata Nicholas.

Seandainya Ibu masih hidup. Empat kata itu terus terngiang di telinga Aimee. Meski sedih, Aimee dan Jim bersyukur putra mereka bisa menangkap penjelasan yang mereka sampaikan, termasuk memahami fakta yang 18 bulan terakhir mereka tutupi. Mereka lega Nicholas tahu ke mana penyakit LAS itu akan menyeret ibunya. Sejak hari bersejarah itu, keluarga Chamernik mulai mempersiapkan diri untuk sebuah perpisahan abadi, meski mereka tidak tahu sampai kapan persiapan itu harus mereka lakukan.

Dua tahun berlalu, dan hingga kini Aimee masih hidup meski kondisinya terus melemah. "Saya tidak berpikir dia akan hidup selama orang lain. Tapi, saya yakin dia masih punya cukup banyak waktu," kata Nicholas, yang sekarang berusia sembilan tahun. Menurut dokter Aimee, penderita LAS hanya bisa bertahan dua hingga lima tahun. Sejauh ini, belum ada yang melewati angka tiga tahun.

Sejauh ini, Aimee terus teringat pembicaraannya dengan Nicholas di ruang keluarga tersebut, juga kebiasaan Nicholas menelponnya dari sekolah pada jam makan siang, hanya untuk memastikan ibunya masih hidup. Tapi, seiring berjalannya waktu, kebiasaan itu hilang dengan sendirinya. "Saya harap, saya tidak memberikan pengertian yang salah kepadanya. Jika enam bulan lagi saya meninggal, saya sendiri juga akan sangat terkejut. Tapi, saya sadar itulah faktanya. Hanya Tuhan yang tahu batas umur seseorang," katanya. Kini, selama masih ada waktu, Aimee berjanji berusaha kuat, seperti janjinya kepada Nicholas. (ap/hep)
 
Back
Top