Aktivitas Merapi Kembali Meningkat

gupy15

Mod
Terdengar Dentuman Lima Kali
Aktivitas Merapi Kembali Meningkat


Boyolali, CyberNews. Aktivitas Merapi kembali meningkat ditandai dengan suara gemuruh berkali kali. Peningkatan aktivitas gunung teraktif di dunia itu terjadi sejak malam 1 Sura lalu. Selain itu, dari puncaknya muncul kepulan asap berwarna kuning kehitam-hitaman.

''Kalau biasanya kepulan asap berwarna putih,'' ujar Widodo, Koordinator Paguyuban Sabuk Gunung Merapi (Pasag), Selasa (30/1).

Dijelaskan, warga yang berdiam di lereng dengan jelas bisa mendengar suara gemuruh. ''Suara gemuruh dan suara dentuman seperti meriam beberapa kali terdengar dari puncak Merapi. Sekitar pukul 05.30, Selasa (30/1) terdengar lima kali dentuman dan terdengar jelas dari Dukuh Tegalrejo, Desa Mriyan, Kecamatan Musuk. Sedangkan lava pijar terjadi setiap malam dengan jarak luncur kurang lebih 900 meter menuju Kali Gendol.''

Warga juga terus melakukan pemantauan visual secara bergiliran bekerjasama dengan SAR setempat. Bahkan koordinasi dilakukan juga dengan tim SAR di Kali Adem dan Balai Rante yang masuk wilayah Kabupaten Sleman. Bila terjadi bahaya akan segera diinformasikan kepada warga, khususnya yang tinggal disekitar lereng Merapi. ''Meski wilayah Kecamatan Musuk tidak ada penambang pasir, warga tetap diminta tetap waspada.''

Petugas Pos Pengamatan Merapi, Uga I, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Singat menjelaskan Merapi masih dalam kondisi waspada. Gunung tersebut masih mengeluarkan awan panas atau yang dikenal warga sebagai wedus gembel dan lava pijar. Lava pijar terus meluncur dari puncak ke arah hulu Kali Gendol. Namun jarak luncur menurun tinggal satu kilo meter dari sebelumnya sejauh dua kilometer.

Meski jarak luncur lava pijar menurun, pihaknya meminta warga di kawasan ring satu bahaya Merapi meningkatkan kewaspadaannya. Apalagi curah hujan beberapa hari terakhir di kawasan puncak kembali meningkat. Dikhawatirkan hujan memicu terjadinya banjir lahar dingin.

Material di puncak berupa batu dan pasir jumlahnya mencapai jutaan meter kubik. ''Bila hujan lebat di atas 80 mililiter per detik hingga 100 mililiter perdetik yang terjadi selama 3 jam akan memicu terjadinya banjir lahar dingin.''

Pihaknya juga mengingatkan kepada para pendaki agar waspada. Dikaui, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta tidak melakukan pelarangan bagi para pendaki gunung. Namun, menilik situasi saat ini, para pendaki dihimbau tidak naik sampai puncak Garuda dan kawah bentukan erupsi tahun 2006. ''Kondisinya masih labil apalagi hujan deras masih terjadi.''

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas), Boyolali, Drs Albert Gintaryo meminta pendaki menunda kegiatannya ke puncak Merapi. ''Tolong, rencana mendaki ditunda dulu karena dimusim penghujan rawan longsor. Jika terpaksa melakukan pendakian, harus koordinasi dengan aparat desa setempat. Ini semua semata untuk memudahkan penanganan jika terjadi hal yang tidak diinginkan,'' tegasnya.( Joko Murdowo/Cn08 )

merapi....merapi...
lagi batuk ya????
Mbah marijan mana sech?
 
Back
Top