Memaafkan

bla_bla_bla

New member
Memaafkan merupakan suatu mental dari seorang survivor. Karena memafkan kesalahan orang lain bukanlah hal yang mudah. Memaafkan berarti memutuskan hubungan dengan kesakitan masa lalu, memberikan pengampunan, tidak ada balas dendam.

Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya (Cullough, Worthington, Rachal, 1997).

Orang yang bisa memaafkan akan merasakan kebahagiaan, karena tidak selalu terbelenggu oleh kesakitan masa lalu, tidak ada bekas luka yang terpelihara di dalam hatinya dan orang yang mampu memaafkan cenderung untuk melakukan pengembangan diri yang lebih baik. Seseorang yang memaafkan adalah orang yang berani bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri. Sementara orang yang selalu menyalahkan orang lain dan tidak mau memaafkan, melemparkan tanggung jawab dengan akan menunjukkan betapa dirinya telah menderita akibat orang lain itu. Tentunya penentu kebahagiaan adalah diri kita sendiri.

Ketika kita susah tidur, tidak nafsu makan, bla bla... karena selalu memikirkan kesalahan orang lain itu, orang yang kita anggap bersalah belum tentu sama seperti yang kita alami. Di saat kita membelenggu diri kita dengan kesakitan, di saat itu orang yang kita anggap bersalah mungkin malah sedang mengembangkan dirinya menuju kebahagiaan. Tentunya membelenggu diri dengan kesakitan hanya akan merugikan diri sendiri dan tidak akan menyelesaikan masalah. Dan secara kesehatan juga hanya mendatangkan berbagai macam penyakit.

Doris Donnelley, seorang ahli psikologis pernah menyatakan bahwa proses forgiveness butuh beberapa langkah dan bukanlah kejadian sesaat, melainkan adalah sebuah proses. Mulai dari menerima dan menyadari dampak dari peristiwa yang menyakitkan, memutuskan untuk memaafkan, memaafkan diri sendiri, hingga mempertimbangkan hal-hal yang mungkin muncul jika kita belum ikhlas memaafkan.

Dan proses tambahan yaitu dengan mencoba untuk tetap berinteraksi lagi dengan orang yang telah kita anggap bersalah, menyakiti kita, dan mencoba untuk memberikan sesuatu yang berharga kepadanya. Entah doa atau memberikan kebahagiaan.

Memaafkan adalah sarana mewujudkan ketenangan dan kebahagiaan hidup. Jadi apakah kita masih mau menunda ketenangan dan kebahagiaan hidup kita dengan selalu mengingat kesakitan dan tidak mau memaafkan orang lain????
 
Back
Top