86 Gempa Besar Terjadi Saat Bulan Baru atau Purnama

gupy15

Mod
86 Gempa Besar Terjadi Saat Bulan Baru atau Purnama
KOMPAS/EDDY HASBY


Kamis, 8 Januari 2009 | 19:31 WIB

BANDUNG, KAMIS - Sebanyak 86 peristiwa dari 208 kejadian gempa bumi berkekuatan di atas 6 skala Ritcher (SR) di Indonesia antara tahun 2000-2009 mungkin dipengaruhi aktivitas astronomi. Gempa bumi yang dipengaruhi aktivitas atronomi ini biasanya terjadi antara tengah hari dan tengah malam atau pagi hari dan sore hari.

Menurut Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaludin, Kamis (8/1), penyebab utamanya adalah fenomena bulan baru dan purnama. Hal itu menyebabkan perbedaan dua arah gaya bumi, menuju dan menjauhi bulan atau matahari. Aktivitas itu rentan menganggu atau melepaskan energi dalam struktur lempeng bumi.

"Bila terjadi pada tengah hari atau tengah malam malam akan memicu pelepasan energi vertikal. Sedangkan pagi hari dan sore hari pelepasan energinya horizontal," katanya.

Ke depannya, Thomas mengatakan ada beberapa hal menarik yang bisa dikaji lebih lanjut. Pertama adalah analisis potensi gempa bagi beberapa daerah yang masih menyimpan energi untuk kemudian dilepaskan. Yang kedua, analisis gaya pasang dan surut pada aspek lainnya.

Sebelumnya Thomas telah memperlihatkan beberapa persitiwa gempa bumi yang dipengaruhi aktivitas astronomi. Di antaranya, Gempa Nabire pada 26 November 2004 terjadi menjelang purnama, 13 Syawal 1425, Gempa Aceh pada 26 Desember 2004 terjadi saat purnama, 14 Dzulqaidah 1425, Gempa Simeulue pada 26 Februari 2005 terjadi setelah purnama, 16 Muharram 1426, dan gempa Nias pada 28 Maret 2005 terjadi setelah purnama, 17 Safar 1426.
 
Back
Top