Kasat Reskrim Poltabes Solo terima penghargaan

andree_erlangga

New member
Nama Kompol Djoko Tjahyono SIK, tiba-tiba saja mencuat bersama 13 perwira lainnya di jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah.
Bersama belasan rekan sejawatnya itu, Djoko mendapat penghargaan dari Kapolda Jateng Irjen Pol Dody Sumantyawan HS karena dianggap berprestasi mengungkap jaringan pencurian dengan kekerasan (Curas) atau dalam istilah awam disebut perampokan.
Sekitar tiga pekan lalu, jaringan Reskrim dari beberapa daerah daerah di Jawa Tengah secara hampir bersamaan mengungkap jaringan kelompok perampok bersenjata api (Senpi) dan meringkus beberapa dari anggota kelompok itu.
Saat disinggung tentang penghargaan tersebut, Djoko Tjahyono SIK yang kini menjabat sebagai Kasat Reskrim Poltabes Solo berkomentar dengan nada merendah. ?Ah, itu bukan prestasi saya pribadi. Itu kerja bareng dari rekan-rekan di Sat Reskrim Solo. Jadi kalau ini dianggap keberhasilan, berarti prestasi seluruh tim,? ujarnya saat ditemui Espos, belum lama ini.
Djoko mengungkapkan, menjelang akhir tahun 2006 lalu pihaknya bekerja sama dengan jajaran Polda Jateng mengungkap dua kelompok perampok yang disinyalir kerap beraksi di wilayah Soloraya. Satu kelompok berjumlah lima orang adalah pelaku perampokan uang setoran Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) milik pengusaha asal Solo Ahmad Purnomo yang beraksi pada Februari 2004 silam. Sedangkan satu kelompok lagi adalah kawanan perampok bersenjata api (Senpi) yang beraksi di sejumlah tempat di sekitar Solo.
?Sekali lagi ini bukan prestasi pribadi seorang Djoko Tjahyono, tetapi prestasi Sat Reskrim Poltabes Solo. Penghargaan itu saya terima karena saya adalah komandan di Sat Reskrim, itu saja,? kilah suami dari Lilik Andri SE yang kini dianugerahi tiga anak itu.
Lebih lanjut, perwira menengah asal Ponorogo, Jawa Timur yang pernah mendapat penghargaan Dwi Jasishta dari Kapolda ini menambahkan, jajaran Sat Reskrim Poltabes Solo masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang cukup besar terkait kasus-kasus yang belum terselesaikan. Oleh karenanya, kata dia, bukan penghargaan yang sekarang ini semata-mata dibutuhkan oleh jajarannya, melainkan soliditas kerja untuk meningkatkan kinerja. ?Penghargaan tentu dibutuhkan karena itu bentuk apresiasi dari kinerja anggota. Tetapi itu bukan tujuan, jadi hendaknya penghargaan menjadi pelecut semangat bekerja dari rekan-rekan di Reskrim,? kata Djoko yang menjabat Kasat Reskrim di Solo sejak dua tahun silam itu.
Mengenai perjalanan karir, Djoko tercatat menjadi alumnus Akademi Kepolisian (Akmil) Semarang tahun 1995. Sejak lulus menjadi perwira, Djoko selalu masuk di jajaran reserse dan kriminal (Reskrim). Hal ini sesuai dengan background pendidikannya yang memang di Reskrim sejak berpangkat inspektur dua (Ipda) atau setingkat letnan dua (Letda) jika di militer. ?Saat ditarik ke Polda, saya ditugaskan sebagai instruktur bagi perwira-perwira muda yang sedang menjalani pendidikan,? tutup perwira yang kini berumur 34 tahun itu.
 
Back
Top