Bls: Partikel Bhs Jepang
Partikel ‘ni’
Secara umum, partikel ‘ni’ memiliki kegunaan yang luas. Penggolongannya sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut ini:
(a) menyatakan situasi di suatu tempat
Sekilas, penggunaan partikel ‘ni’ di sini mirip dengan partikel ‘de’ . Meskipun begitu, ada perbedaan kecil yang harus diperhatikan:
Partikel ‘ni’ digunakan untuk menjelaskan situasi tempat. Sedangkan partikel ‘de’ berfungsi menjelaskan lokasi berlangsungnya kejadian.
Sehubungan dengan itu, penggunaan partikel ‘ni’ kurang lebih bisa dicontohkan seperti berikut.
[JAP] Daigaku ni, RABU ga aru
“daigaku” = “kampus”
“RABU” = “lab/laboratorium”
“aru” = “ada/terdapat”
[INA] Di kampus, terdapat laboratorium
Perlu diperhatikan bahwa di sini partikel ‘ni’ hanya menjelaskan situasi di suatu tempat. Jika Anda hendak menuliskan suatu kejadian dengan keterangan tempat, maka Anda harus mengunakan partikel ‘de’.
Contoh perbedaan:
[INA] Di sana, saya menunggu.
[JAP1] Asoko ni, watashi ga matteta
—> penggunaan yang SALAH
[JAP2] Asoko de, watashi ga matteta
—> penggunaan yang BENAR
Meskipun begitu, terkadang beberapa lirik lagu (yang kalimatnya terpenggal-penggal) mengesankan seolah kedua partikel ini bisa dipertukarkan. E.g.
[JAP1] Kokoro no naka ni…
[JAP1] Kokoro no naka de…
[INA] Di dalam hati…
Sebenarnya ini agak menipu. Penggunaan partikel di atas tidak menyertakan kalimat lanjutan, yang boleh jadi sifatnya menjelaskan kegiatan (harus menggunakan ‘de’) — atau sekadar menjelaskan situasi (harus menggunakan ‘ni’).
(b) menyatakan waktu
Partikel ‘ni’ juga bisa digunakan untuk menyatakan waktu berlangsungnya suatu peristiwa. Umumnya digunakan bersama dengan bilangan jam ataupun penunjuk waktu lainnya.
Contoh:
[JAP] Ichiji ni, watashi ga iku
-> “ichiji” = “jam satu” / “pukul satu”
-> “watashi” = “saya”
-> “iku” = “pergi”
[INA] Saat pukul satu, saya pergi
Contoh lain,
[JAP] Juunigatsu ni, yuki ga furu
-> “Juunigatsu” = “Desember” (literal: “bulan ke-12″)
-> “yuki” = “salju”
-> “furu” = “jatuh/turun” (e.g. untuk hujan, salju, dsb)
[INA] Saat Desember, salju turun
(c) menjelaskan keadaan subyek
Untuk penggunaan ini, partikel ‘ni’ tidak berdiri sendiri, melainkan ditemani oleh partikel ‘wa’. Dengan demikian, polanya akan menjadi “[subyek] ni wa…”
Contoh penerapannya:
[JAP] Watashi ni wa, sore de ii
-> “watashi” = “saya”
-> “sore” = “itu” / “hal itu”
-> “ii” = “baik” / “tidak masalah”
[INA] Kalau bagi saya, hal itu tidak masalah
Contoh yang lebih kompleks, bisa juga sebagai berikut:
[JAP] Yo no naka ni wa, mahou kishi ga aru
-> “yo no naka” = “dalam dunia ini”
-> “mahou kishi” = “ksatria sihir”
-> “aru” = “ada”/”terdapat”
[INA] Di dalam dunia ini, terdapat ksatria sihir
Pada dasarnya, partikel ‘ni’ yang disertai ‘wa’ ini berfungsi menjelaskan keadaan si subyek yang disebut sebelumnya. ^^
(d) menjelaskan perlakuan obyek pada subyek
Judul di atas agak terlalu teknis; jadi baiknya kita langsung jelaskan dengan contoh saja ^^;;
Misalnya Anda punya teman, yang mengalahkan Anda dalam bermain game. Maka, dalam bahasa Indonesia, hal itu bisa digambarkan sebagai berikut:
[INA] Saya kalah melawan dia
Nah, dalam bahasa Jepang, pernyataan ini bisa ditulis sebagai berikut:
[JAP] Watashi wa aitsu ni maketa
-> “watashi” = “saya”
-> “aitsu” = “orang itu” / “dia” (bentuk informal)
-> “maketa” = “kalah” (bentuk lampau, dari makeru)
[INA] Saya kalah dari dia
Pada dasarnya, penggunaan partikel ‘ni’ yang ini berfungsi menunjukkan apa yang dilakukan obyek (”dia”) kepada subyek (”saya”).
Contoh lain,
[JAP] Kira wa Shinn ni awadateru
-> “awadateru” = “memukul” / “menampar”
*) “Kira” dan “Shinn” adalah nama orang
[INA] Kira ditampar oleh Shinn