Mitologi penciptaan Jepang

shisio

New member

mitologia-japonesa-izanagi-izanami-300x196.jpg

Izanami dan Izanagi​

Kebudayaan Jepang mengenal banyak dewa-dewa yang disebut kami, bahkan menurut mitologi mereka, kepulauan Jepang sendiri lahir dari para dewa. Seperti banyak mitologi lainnya di dunia, sebelumnya terciptanya dunia, yang ada hanyalah “ketidakberaturan”. Mitologi Jepang percaya bahwa “ketidakberaturan” tersebut muncul surga/langit dan bumi. Dari surga terciptalah Ame no Minaka Nushi no Mikoto, kemudian Takami Musubi no Mikoto, diikuti oleh sosok ketuhanan ketiga yaitu Kammi Musubi no Mikoto. Ketiga Mikoto pertama disebut sebagai Pencipta (heavenly deties), bukan dewa. Dari ketiga Mikoto ini kemudia menciptakan sepasang dewa-dewi, Izanagi no Mikoto dan Izanami no Mikoto, yang kemudian diperintahkan untuk menciptakan Jepang. Dibekali dengan tombak sakti Amanonuhoko, keduanya diutus ke Amenoukihashi (floating bridge of heaven), sebuah jembatan yang memisakan antara bumi dan surga. Dari Amenounikihasi, mereka menurunkan tombak Amanonuhoko ke dalam laut. Ketika diangkat kembali tetesan air laut yang jatuh berubah menjadi pulau. Di pulau tersebut mereka mulai membentuk dunia baru. Izanagi dan Izanami melahirkan anak-anak pertama, Hiruko dan Awashima, namun tidak sempurna bentuknya dan tidak dianggap sebagai dewa sehingga keduanya dibuang ke laut.
Selanjutnya Izanami dan Izanagi melahirkan Ouyashima-kuni atau delapan pulau besar di Jepang, yaitu Awazi, Iyo (shikoku), Ogi, Tsukushi (Kyushu), Iki, Tsushima, Sado dan Yamato (Honshu). Pulau Hokkaido, CHisima dan Okinawa tidak termaksud dalam kepulauan Jepang dalam mitologi kuno. Izanami masih terus melahirkan banyak pulau dan dewa-dewi. Tetapi ketika melahirkan dewa api, Kagutsuchi, tubuhnya terbakar dan meninggalkan dunia menuju Yomi, dunia orang mati.
Izanagi sangat sedih dan tidak rela istrinya meninggal sampai-sampai rela mengejar Izanami ke dunia orang mati. Namun terlambat karena Izanami sudah memakan makanan untuk orang mati dan tubuhnya membusuk. Izanagi yang terkejut melihat keadaan tubuh istrinya, ketakutan dan berlari keluar dari Yomi. Izanami marah dan menyuruh setan-setan Shikome untuk mengejar Izanagi. Begitu berhasil keluar dari Yomi, Izanagi menyegel pintunya sehingga para Shikome dan Izanami tidak bisa lagi mengejarnya. Izanami bersumpah akan membunuh 1000 orang setiap harinya. Tapi Izanagi membalas bahwa ia akan menciptakan 1500 kehidupan baru sebagai gantinya. Dari sinilah awal kematian dan kehidupan, yang disebabkan oleh dendam Izanami terhadap istrinya.
Setelah keluar dari Yomi, Izanagi pergi menyucikan dirinya (misogi) di sebuah sungai. Dari tetesan air yang membasuh matanya, lahirnya Amaterasu, sang dewi matahari dari mata kiri Izanagi. Sedangkan dari mata kanannya lahir Tsukiyomi, dewa bulan. Dari hidung sang dewa, lahir pula Susanoo dewa angin dan badai. Izanami memerintahkan Tsukiyomi berkuasa atas siang dan malam, sedangkan Amaterasu memerintah Takamagahara (surga) dan memberinya hadiah berupa kalung suci miliknya. Susanoo yang diperintahkan Izanagi untuk berkuasa atas lautan menolak dan ingin bersama ibunya di Yomi. Sebelum pergi, Susanoo mendatangi Amaterasu dan berdalih ingin mengucapkan salam perpisahan. Amaterasu tahu maksud Susanoo sebenarnya adalah mengambil alih kerajaannya dan ia pun bersiap menghadapi saudaranya itu. Untuk membuktikan siapa yang terkuat, mereka bertanding siapa yang mampu menciptakan dewa. Amaterasu mematahkan pedang milik Susanoo menjadi 3 bagian, memakannya dan ketika dikeluarkan lagi muncul 3 dewi. Sedangkan Susanoo merebut kalung suci Amaterasu, memecahkannya dan dari sana muncul 5 dewa. Saat Susanoo menyatakan kemenangannya, Amaterasu mendebat karena dewa itu lahir dari kalung miliknya, maka seharusnya dia yang menang. Susanoo tidak terima dan membuat kekacauan. Amaterasu yang ketakutan melarikan diri dan bersembunyi di gua Amano Iwato, menyebabkan dunia diliputi kegelapan. Dewa-dewi lain berusaha membujuk Amaterasu keluar dari gua agar dunia menjadi terang kembali, tapi Amaterasu menolak. Ame no Uzume, dewi fajar dan keceriaan, mempunyai ide memancingnya keluar dengan menari sambil membawa cermin. Dewa-dewi lainnya bersorak menontonnya dan membuat Amaterasu keluar mengintip karena tertarik. Ketika melihat bayangannya di cermin, Amaterasu keluar untuk melihat lebih dekat dan mataharipun bersinar kembali.


Amaterasu2.jpg

Amaterasu ketika keluar dari gua​
 
Back
Top